bahwa system seks/gender adalah penyebab fundamental dari opresi terhadap perempuan.
Menurut Alison Jaggar dan Paula Rothenberg , klaim tersebut dapat dinterpretasikan
bermakna sebagai berikut :
1.
2.
Bahwa opresi terhadap perempuan adalah paling menyebar, dan ada di dalam hamper setiap
masyarakat yang diketahui.
3.
Bahwa opresi ini terhadap perempuan adalah yang terdalam, yang berarti bahwa operasi ini
merupakan bentuk opresi yang paling sulit dihapuskan dan tidak dapat dihilangkan dengan
perubahan social yang lain, misalnya dengan penghapusan masyarakat kelas.
4.
Bahwa opresi terhadap perempuan menyababkan penderitaan yang paling buruk bagi
korbannya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, meskipun penderitaan yang ditimbulkan
muncul dengan tidak disadari karena adanya prasangka seksis, baik dari pihak opresor
maupun dari pihak korban.
5.
Bahwa opresi terhadap perempuan memberikan model konseptual untuk memahami bentuk
operasi yang lain.
Ann Oakley bahwa motherhood biologis adalah mitos berdasarkan tiga lapis keyakinan
yakni:
1.
2.
3.
Kebutuhan seorang anak akan ibu paling baik jika dipenuhi oleh ibu biologisnya
Anak terutama anak kecil membutuhkan perawatan penuh dari ibu biologisnya
Anak-anak membutuhkan satu pengasuh untuk merawatnya (lebih disukai jika ibu
biologisnya)
Kesimpulanya bahwa motherhood biologis adalah merupakan konstruksi budaya, yaitu suatu
mitos dengan tujuan-tujuan yang opresif.
Shulamith Firestone juga mengutarakan bahwa hasrat untuk mengandung dan
membesarkan anak bukan akibat dari kesukaan autentik terhadap anak-anak melainkan lebih
merupakan penggantian dari kebutuhan pengembangan diri.
Kritik terhadap Feminisme Radikal Libertarian dan Radikal Kultural
Feminisme radikal libertarian memiliki pandangan bahwa dalam masyarakat patrialkal,
sebenarnya perempuan memiliki kemampuan untuk memilih adalah titik yang dipertanyakan.
Feminisme radikal cultural memiliki pandangan bahwa laki-laki dan perempuan pada
dasarnya adalah berbeda baik dalam hal alamiah atau dalam hal pengasuhannya ( disebut
esensialisme )
Menurut jean elshtain feminis radikal cultural adalah salah dalm mengimplikasikan bahwa
laki-laki dan perempuan adalah baik pada tingkat biologis maupun ontologism karena
biologo dan ontology serinkali mengabaikan individualitas dan sejarah dari laki-laki dan
perempuan yang nyata.
Elshtain mendesak feminis radikal cultural untuk melepaskan kategori yang menjebak
perempuan dan laki-laki dalam peran yang kaku.
Peran, menurut Elshtain, adalah definisi yang simplistic, yang menjadikan setiap laki-laki
sebagai pengeksploitasi dan opresor yang sadar dan menjadikan perempuan sebagai korban
yang di eksploitasi dan di opresi. Kenyataannya adalah tidak setiap perempuan adalah korban
dan tidak setiap laki-laki adalah penjahat hal ini dapat dilihat pada peran aktif wanita dalam
sejarah social dengan laki-laki sebagai pendukung perempuan dalam perjuangan untuk
meraih kebebasannya.
Menurut Elshtain, esensialisme dalam bentuk apapun tidak akan mempunyai tempat di dalam
dunia manapun.
Elshtain menentang pendapat Mary Daly yang mengimplikasikan bahwa kapanpun dan
dimanapun patriatkarl akan muncul yang merupakan manifestasi dari kebencian laki-laki
terhadap perempuan, seperti suttee dalam agama hindhu, pengkerdilan kaki di Cina, sunat
pada perempuan afrika, dan ginekolog barat.
Aliran penganut feminism radikal-kulturakl memiliki pertahanan untuk melindungi diri
mereka, pertahanan ini menurut elshtain membawa feminis radikal cultural kepadab visi
utopia yang menganggap bahwa laki laki mengandung semua keburukan, perempuan
mengandung semua kebaikan , dunia yang berisi perempuan saja akan hangat, merawat, dan
penuh dengan kreatifitas, esensi perempuan adalah kembali kepada rahim, dan hanya lakilaki yabg menghambat perempuan.
Menurut Elshtain perempuan sebagaimana laki-laki adalah manusia, keburukan dan kebaikan
tanpa terhindarkan akan muncul di dalamkomunitas yang berisi perempuan semua, sehingga
adanya konsep saya menderita, karena itu saya mempunyai kemurnian moral yang
menempatkan perempuan dalam posisi yang tinggi perlu dipertimbangkan kembali.
Pendikotomian : Balok Penghambat Yang Mengkerdilkan Pengenbangan pemikiran Feminis
Radikal
Menurut Ferguson feminis radikal cultural bukan hanya menekankan bahaya heteroseksual,
melainkan juga mengimplikasikan bahwa tidak ad heteroseksualitas yang konsensual dan
stara antara laki laki dan perempuan.
Ferguson menyalahkan pendapat feminism radikal cultural yang menganggap suatu
seksualitas perempuan yang esensial dengan hanya tujuan praktis akan menghasilkan bentuk
seksualitas lesbian tertentu, menurutnya seksualitas adalah energy ragawi yang objek.
Komentar :
Pandangan feminisme radikal adalah pandangan yang sama sekali tidak cocok dengan
hakikat perempuan sebagai manusia yang memegang prinsip kesopanan dan keramahan.
Seksualitas pada kaum perempuan pada pandangan ini sangat dieksploitasi dan itu sangat
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan ini perempuan hanyalah
objek yang dieksploitasi dari sisi seksual, sedangkan semestinya perempuan tetap
diperlakukan dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan, tidak boleh berlebihan dan tidak
boleh berkekurangan. Secara pribadi sebagai manusia yang masih memiliki akal sehat, hidup
bukan hanya masalah seksualitas yang dipandang dari aspek birahi, tapi seksualitas adalah
suatu hal yang sakral dan memiliki tujuan akhir supaya manusia dapat berkembangbiak
dengan cara yang lazim.