Anda di halaman 1dari 5

Untuk dapat di kualifikasikan sebagai seorang feminis radikal seorang feminis harus yakin

bahwa system seks/gender adalah penyebab fundamental dari opresi terhadap perempuan.
Menurut Alison Jaggar dan Paula Rothenberg , klaim tersebut dapat dinterpretasikan
bermakna sebagai berikut :
1.

Bahwa perempuan adalah secara historis, kelompok teropresi yang pertama.

2.

Bahwa opresi terhadap perempuan adalah paling menyebar, dan ada di dalam hamper setiap
masyarakat yang diketahui.

3.

Bahwa opresi ini terhadap perempuan adalah yang terdalam, yang berarti bahwa operasi ini
merupakan bentuk opresi yang paling sulit dihapuskan dan tidak dapat dihilangkan dengan
perubahan social yang lain, misalnya dengan penghapusan masyarakat kelas.

4.

Bahwa opresi terhadap perempuan menyababkan penderitaan yang paling buruk bagi
korbannya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, meskipun penderitaan yang ditimbulkan
muncul dengan tidak disadari karena adanya prasangka seksis, baik dari pihak opresor
maupun dari pihak korban.

5.

Bahwa opresi terhadap perempuan memberikan model konseptual untuk memahami bentuk
operasi yang lain.

Feminis Radikal-Kultural dan Radikal Libertarian :


Memaknai Sistem Seks/Gender
Menganalisis Bnetuk Opresif Gender ( Maskulinitas dan Feminitas )
Agar dapat memahami pandangan feminis radikal-libertarian dan radikal-kultural,
adalah penting untuk pertama-tama mendefinisi siste, seks/gender. Menurut feminis radikalLibertarian Gayle rubin, system seks/gender adalah suatu rangkaian pengaturan, yang
digunakan oleh masyarakat untuk transformasi seksualitas biologis menjadi produk kegiatan
manusia jadi, misalnya masyarakat patriarchal menggunakan fakta tertentu mengenai
fisiologis perempuan dan laki-laki ( kromosom, anatomi, hormone ), sebagai dasar untuk
membangun serangkaian identitas dan perilaku maskulin dan feminism yang berlaku
memberdayakan laki-laki dan melemahkan prempuan. Dalam proses mencapai tugas ini,
masyarakat patriarchal berhasil meyakinkan dirinya sndiri bahwa konstruksi budayanya
adalah alamiah dank arena itu normalitas seorang bergantung pada kemampuannya,
untuk menunjukkan identitas dan perilaku gender yang secara cultural dihubungkan kepada
jenis kelamin seseorang.

Feminis Radikal-Libertarian dan Radikal-Kultural: Apakah Reproduksi Perempuan


Suatu Kutukan atau Anugrah?
Feminis radikal-libertarian meyakini bahwa perempuan harus menggantikan modus alamiah
reproduksi dengan modus artificial. Sedangkan feminis radikal-kultural percaya bahwa untuk
kepentingan perempuan sendiri ketika berprokreasi secara alamiah.
Reproduksi Alamiah sebagai Penyebab Opresi terhadap Perempuan
The Dialectic of Sex karya Firestone, ia mengklaim bahwa patriarki, subordinasi perempuan
yang sistematis, berakar pada ketidaksetaraan biologis dari kedua jenis kelamin. Refleksi
Firestone mengenai peran reproduksi perempuan membawanya kepada revisi feminis atas
dan Engels telah memfokuskan diri pada perjuangan kelas sebagai kekuatan pendorong
sejarah, keduanya hamper tidak memberi perhatian kepada apa yang diistilahkan Firestone
sebagai kelas jenis kelamin.
Dengan perkataan lain, bagi Firestone, reproduksi dan bukannya produksi, adalah kekuatan
yang mendorong di dalam sejarah. Pembedaan kelas yang mula mula berakar dari peran
reproduksi yang berbeda antar manusia, dan bahkan atas kelas, adalah berdasarkan perbedaan
rasial diantara manusia.
Berapapun banyaknya kesetaraan pendidikan, hukum, dan politik yang dapat dicapai oleh
perempuan dan berapapun banyaknya perempuan masuk dunia industry public, Forestone
bersikeras bahwa tidak akan ada perubahan fundamental bagi perempuan, selama reproduksi
alamiah tetap menjadi keharusan, sementara reproduksi buatan merupakan pengecualian.
Buku Engels yang berjudul Origin of the Family, Private Property, and the State adalah tidak
lengkap, bukan semata-mata karena ia gagal untuk menjelaskan secara memadai, mengapa
laki-laki menjadi produser dari nilai surplus, menurut Firestone, melainkan karena Engels
gagal menjelaskan secara memadai mengapa laki-laki begitu berharap untuk mewariskan hak
milik mereka kepada anak-anak biologis mereka.
Feminis Radikal-Libertarian dan Radikal-Kultural:
Apakah Mohthering merupakan kepentingan pereempuan atau Bukan?
Istilah mothering mengacu pada hubungan apa-pun yang di dalamnya satu individu
merawat dan menyayangi yang lain, maka seseorang tidak perlu menjadi ibu biologis untuk
menjaddi ibu sosial. Aliran feminis radikal-libertarian sebagaimana yang dikemukakan oleh

Ann Oakley bahwa motherhood biologis adalah mitos berdasarkan tiga lapis keyakinan
yakni:
1.

Semua perempuan perlu menjadi ibu


Kebutuhan perempuan untuk menjadi seorang ibu tidak ada hubunganya dengan
kepemilikan rahim, melainkan dengan cara perempuan dikondisikan secara sosial dan
kultural untuk menjadi ibu.

2.

Semua ibu memerlukan anak-anaknya


Berdasarkan keyakinan bahwa kecuali jika insting keibuan seorang perempuan
dipenuhi, seorang perempuan akan akan mengalami peningkatan perasaan frustasi.

3.

Semua anak memerlukan ibunya

Kebutuhan seorang anak akan ibu paling baik jika dipenuhi oleh ibu biologisnya
Anak terutama anak kecil membutuhkan perawatan penuh dari ibu biologisnya
Anak-anak membutuhkan satu pengasuh untuk merawatnya (lebih disukai jika ibu
biologisnya)
Kesimpulanya bahwa motherhood biologis adalah merupakan konstruksi budaya, yaitu suatu
mitos dengan tujuan-tujuan yang opresif.
Shulamith Firestone juga mengutarakan bahwa hasrat untuk mengandung dan
membesarkan anak bukan akibat dari kesukaan autentik terhadap anak-anak melainkan lebih
merupakan penggantian dari kebutuhan pengembangan diri.
Kritik terhadap Feminisme Radikal Libertarian dan Radikal Kultural
Feminisme radikal libertarian memiliki pandangan bahwa dalam masyarakat patrialkal,
sebenarnya perempuan memiliki kemampuan untuk memilih adalah titik yang dipertanyakan.
Feminisme radikal cultural memiliki pandangan bahwa laki-laki dan perempuan pada
dasarnya adalah berbeda baik dalam hal alamiah atau dalam hal pengasuhannya ( disebut
esensialisme )
Menurut jean elshtain feminis radikal cultural adalah salah dalm mengimplikasikan bahwa
laki-laki dan perempuan adalah baik pada tingkat biologis maupun ontologism karena
biologo dan ontology serinkali mengabaikan individualitas dan sejarah dari laki-laki dan
perempuan yang nyata.
Elshtain mendesak feminis radikal cultural untuk melepaskan kategori yang menjebak
perempuan dan laki-laki dalam peran yang kaku.

Peran, menurut Elshtain, adalah definisi yang simplistic, yang menjadikan setiap laki-laki
sebagai pengeksploitasi dan opresor yang sadar dan menjadikan perempuan sebagai korban
yang di eksploitasi dan di opresi. Kenyataannya adalah tidak setiap perempuan adalah korban
dan tidak setiap laki-laki adalah penjahat hal ini dapat dilihat pada peran aktif wanita dalam
sejarah social dengan laki-laki sebagai pendukung perempuan dalam perjuangan untuk
meraih kebebasannya.
Menurut Elshtain, esensialisme dalam bentuk apapun tidak akan mempunyai tempat di dalam
dunia manapun.
Elshtain menentang pendapat Mary Daly yang mengimplikasikan bahwa kapanpun dan
dimanapun patriatkarl akan muncul yang merupakan manifestasi dari kebencian laki-laki
terhadap perempuan, seperti suttee dalam agama hindhu, pengkerdilan kaki di Cina, sunat
pada perempuan afrika, dan ginekolog barat.
Aliran penganut feminism radikal-kulturakl memiliki pertahanan untuk melindungi diri
mereka, pertahanan ini menurut elshtain membawa feminis radikal cultural kepadab visi
utopia yang menganggap bahwa laki laki mengandung semua keburukan, perempuan
mengandung semua kebaikan , dunia yang berisi perempuan saja akan hangat, merawat, dan
penuh dengan kreatifitas, esensi perempuan adalah kembali kepada rahim, dan hanya lakilaki yabg menghambat perempuan.
Menurut Elshtain perempuan sebagaimana laki-laki adalah manusia, keburukan dan kebaikan
tanpa terhindarkan akan muncul di dalamkomunitas yang berisi perempuan semua, sehingga
adanya konsep saya menderita, karena itu saya mempunyai kemurnian moral yang
menempatkan perempuan dalam posisi yang tinggi perlu dipertimbangkan kembali.
Pendikotomian : Balok Penghambat Yang Mengkerdilkan Pengenbangan pemikiran Feminis
Radikal
Menurut Ferguson feminis radikal cultural bukan hanya menekankan bahaya heteroseksual,
melainkan juga mengimplikasikan bahwa tidak ad heteroseksualitas yang konsensual dan
stara antara laki laki dan perempuan.
Ferguson menyalahkan pendapat feminism radikal cultural yang menganggap suatu
seksualitas perempuan yang esensial dengan hanya tujuan praktis akan menghasilkan bentuk
seksualitas lesbian tertentu, menurutnya seksualitas adalah energy ragawi yang objek.

Komentar :
Pandangan feminisme radikal adalah pandangan yang sama sekali tidak cocok dengan
hakikat perempuan sebagai manusia yang memegang prinsip kesopanan dan keramahan.
Seksualitas pada kaum perempuan pada pandangan ini sangat dieksploitasi dan itu sangat
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan ini perempuan hanyalah
objek yang dieksploitasi dari sisi seksual, sedangkan semestinya perempuan tetap
diperlakukan dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan, tidak boleh berlebihan dan tidak
boleh berkekurangan. Secara pribadi sebagai manusia yang masih memiliki akal sehat, hidup
bukan hanya masalah seksualitas yang dipandang dari aspek birahi, tapi seksualitas adalah
suatu hal yang sakral dan memiliki tujuan akhir supaya manusia dapat berkembangbiak
dengan cara yang lazim.

Anda mungkin juga menyukai