PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia
bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang
khususnya Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol
diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Kondisi gizi
anak-anak Indonesia rata-rata lebih buruk dibanding gizi anak-anak dunia dan bahkan
juga dari anak-anak Afrika.
Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat
menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk
dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 persen. Keadaan ini
memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan
berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan laporan pemerintah dalam program Nasional bagi anak indonesia
2015 (PNBAI 2015),status nutrisi bayi yang menderita gizi kurang pada tahun 2005
sebanyak 26,01 %.
Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development
Goals (MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah (kabupaten/kota) pada tahun 2015,
yaitu terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6 persen atau
kekurangan 2 gizi pada anak balita menjadi 15,5 persen (Bappenas, 2010). Pencapaian
target MDGs belum maksimal dan belum merata di setiap provinsi. Walaupun pada
tingkat nasional prevalensi balita kurang gizi telah hampir mencapai target MDGs,
namun masih terjadi disparitas antar provinsi, antara perdesaan dan perkotaan, dan
antar kelompok sosial-ekonomi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2|GiziBuruk
Penyebab langsung
o Penyakit infeksi
Penyebab tidak langsung
o Kemiskinan keluarga
o Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah
o Sanitasi lingkungan yang buruk
o Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
o Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan
atau lebih
o Balita tidak mendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat makanan
o
o
o
o
3|GiziBuruk
Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)
Berat badan <60% : marasmus (MEP berat)
Berat badan <60% : marasmik kwashiorkor (MEP berat)
Keterangan
Gizi Baik(%)
Gizi Kurang(%)
Gizi Buruk(%)
BB/U
TB/U
BB/TB
LLA/U
LLA/TB
80-100
95-100
90-100
85-100
85-100
60-80
85-95
70-90
70-85
75-85
<60
<85
<70
<70
<75
b. Etiologi
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet
yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat atau karena kelainan metabolik dan
malformasi kongenital.
c. Tanda dan Gejala
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat
badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut
dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak
relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput, serta wajah
seperti orang tua. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat
4|GiziBuruk
hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, tekanan darah dan frekuensi napas
menurun, kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi
mucus dan sedikit.
d. Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan
pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa)
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh
untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama
puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
e. Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
1. Mengukur TB dan BB
2. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB
(dalam meter)
3. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep)
ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur,
biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit
banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm
pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
5|GiziBuruk
4. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LILA untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak
berlemak).
Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
Kwashiorkor
a. Definisi
Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ) yang merupakan
sindrom klinis yang diakibatkan defisiensi protein berat dan kalori yang tidak adekuat.
Walaupun sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan
yang dimakan kurang mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang
berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
b. Etiologi
6|GiziBuruk
Selain oleh pengaruh negatif faktor sosial ekonomi, budaya yang berperan terhadap
kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan
oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih ( sindrom nefrotik
), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.
c. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan
edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan
berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme.
Bila diet cukup mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan
sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan
kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan
kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema.
Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport
lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.
d. Gejala Kwashiorkor
-
tajam.
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.
Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah,
disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Pemerisaan Antropometri
Tabel Indeks BB/U
KATEGORI
Gizi lebih
Gizi baik
Z-SCORE
>+2SD
-2SD s/d +2SD
7|GiziBuruk
Gizi kurang
Gizi buruk
KATEGORI
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
f. Pemeriksaan Labolaturium
Hampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar albumin,
kolestrol dan glukosa dalam serum. Kemudian pada umumnya kadar imunoglobulin serum
normal, bahkan dapat meningkat. Meskipun kadar IgA sekretori merendah.Gangguan
imunitas seluler khususnya jumlah populasi sel T merupakan kelainan imunologik yang
paling sering dijumpai pada malnutrisi berat.
g. Penatalaksanaan
Fase inisial (resusitasi)
a. Hipoglikemia (gula darah < 54 mg/dL) : sukrosa/ glukosa 10% 50 ml per oral/
sonde lambung Berikan makan tiap 2 jam, min. 1 hari pertama . Jika tidak sadar,
glukosa iv/ glukosa 10% dengan sonde
b. Hipotermia (S < 35C aksila / <35,5C rektal): beri makan segera, selimuti
termasuk kepala, dekatkan pemanas atau lampu /tempatkan anak pada dada/perut
telanjang ibu selimuti.
c. Dehidrasi :dehidrasi R-S, CRO 70-100 ml/kg BB diberikan dlm 8-12 jam
8|GiziBuruk
d. Antibiotik
o Infeksi tidak nyata: kotrimoksazol (4 mg/kg/hr trimetropim dan 20 mg/kg/hr
sulfametoksazol, dibagi 2 dosis) selama 5 hari
o Infeksi nyata: ampisilin iv 100 mg/kgBB/hr, dibagi 4 dosis (2 hr), lanjut per
oral (ampisilin/amoksilin); dan gentamisin 7.6 mg/kgBB iv/im sekali sehari (7
hari)
e. Nutrisi
Energi 80-100 kkal/kg/hr, cairan 130 ml/kgBB/hr, F75 /2 jam/24 jam
Vitamin-mineral: vit. A hr 1 &2 200.000SI/oral atau 100.ooo SI/IM diulang
9|GiziBuruk
Kecukupan Energi
Kecukupan Energi
( tahun )
0-1
Laki-laki ( kkal/kg BB )
110-120
Perempuan ( kkal/kg BB )
110-120
1-3
100
100
4-6
90
90
6-9
80-90
60-80
10-14
50-70
40-55
14-18
40-50
40
10 | G i z i B u r u k
BAB III
PEMBAHASAN
11 | G i z i B u r u k
mempunyai peran yang sangat penting dalam memilih jenis makanan bergizi seimbang untuk
menunjang tumbuh kembang dan status gizi balita. Kesibukan orang tua dapat membiarkan
anaknya jajan di luar sehingga gizi yang masuk jadi tidak seimbang akibatnya anak jadi
kurang gizi.
hubungan
khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi
hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan
dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di
dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA). Seiring dengan
perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular, bukti-bukti medis
menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan
mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan
bahwa akar dari banyak penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh
berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal,
dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan
menangani stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini
dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas
dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan.
Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan
peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.
13 | G i z i B u r u k
Sebelum orang orang barat menemukan kalau nutrisi itu sangatlah penting bagi
kesehatan manusia didalam alquran sudah dijelaskan dalam surat al-baqarah, ayat:
-
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya
Dan allah juga berfirman didalam surat al-maidah mengenai makanan yang baik :
dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Pada ayat diatas disebutkan bahwa kita harus memakan makanan yang halal lagi baik.
Karena yang halal lagi baik itu sudah pasti makanan yang bergizi yang baik untuk kesehatan
tubuh. Dan yang haram merupakan makanan yang tidak (tidak baik untuk kesehatan).
Misalnya Babi, babi didalam alquran haram dimakan karena daginga babi mengandung
cacing pita yang memiliki segmen. Sehingga apabila dia pindah dari tubuh babi ke manusia
maka akan dapat berkembang biak.
Menurut al-Quran dan Hadis, jiwa manusia sebagaimana tubuh membutuhkan
makanan yang baik. Untuk itu, Allah Swt dalam al-Quran menegaskan urgensi gizi yang
bersih dan sehat bagi jiwa manusia. Al-Quran dalam surat Abasa ayat 24 berbunyi : Maka
hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Sepintas, ayat ini tampaknya kalimat sederhana. Padahal, jika dikaji lebih dalam
mengandung makna yang tinggi. Mengenai ayat diatas, Dr. Sayid Reza mengungkapkan
sekitar 20 poin penting dalam bukunya "Universitas Pertama dan Nabi Terakhir", salah
satunya sebagai berikut, "Seorang dokter Iran menuturkan bahwa manusia diharuskan
memperhatikan
makanan
yang
dikonsumsinya.
Dengan
demikian
manusia
harus
memperhatikan bahwa makanannya harus bersih, sehat, halal dan bisa dikonsumsi. Manusia
harus selalu mempertimbangkan apakah makanannya yang dikonsumsinya baik untuk
kesehatan ataukah tidak? Demikian pula, masalah makanan membawa kita merenungi peran
sistem penciptaan yang menghasilkan berbagai jenis makanan dan pengetahuan kitapun
semakin bertambah."
14 | G i z i B u r u k
Ayat ini menjelaskan jenis makanan yang baik bagi tubuh manusia. Selain itu, ayat
tersebut juga menyinggung tempat yang baik untuk membudidayakan hewan seperti kambing
dan sapi. Menariknya, sejak 14 abad lalu, Islam telah memperhatikan masalah ini, dan kini
menjadi masalah penting bagi para ahli medis dan gizi. Kini, mereka mengakui bahwa
seluruh jenis makanan ini bermanfat jenis makanan ini bermanfaat bagi kesehatan tubuh
manusia.
15 | G i z i B u r u k
16 | G i z i B u r u k
b. Menghargai hak sehat pasien (4) kita sebagai dokter harus mengupayakan
kesembuhan pasien gizi buruk karena sehat itu adalah hak warga Negara
Indonesia.
c. Menjaga kelompok yang rentan (7) pasien gizi buruk mudah terkena
komplikasi berbagai penyakit, karena itu kita sebagai dokter harus memantau
keadaan pasien gizi buruk agar tidak terjadi komplikasi sampai pasien sembuh
d. Member kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama (13)
pasien dengan keadaaan gizi buruk dengan status social yang rendah sebaiknya
tidak dibeda-bedakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan .
e. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan (15) pasien dengan keadaaan gizi buruk dengan status social yang
rendah sebaiknya tidak dibeda-bedakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan .
f. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social dll (16)
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Setelah mengkaji masalah gizi buruk di indonesia dari beberapa aspek maka kami dapat
menyimpulkan ;
1. Dari segi aspek sosial budaya
17 | G i z i B u r u k
DAFTAR PUSTAKA
19 | G i z i B u r u k