Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia
bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang
khususnya Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol
diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Kondisi gizi
anak-anak Indonesia rata-rata lebih buruk dibanding gizi anak-anak dunia dan bahkan
juga dari anak-anak Afrika.
Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat
menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk
dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 persen. Keadaan ini
memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan
berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan laporan pemerintah dalam program Nasional bagi anak indonesia
2015 (PNBAI 2015),status nutrisi bayi yang menderita gizi kurang pada tahun 2005
sebanyak 26,01 %.
Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development
Goals (MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah (kabupaten/kota) pada tahun 2015,
yaitu terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6 persen atau
kekurangan 2 gizi pada anak balita menjadi 15,5 persen (Bappenas, 2010). Pencapaian
target MDGs belum maksimal dan belum merata di setiap provinsi. Walaupun pada
tingkat nasional prevalensi balita kurang gizi telah hampir mencapai target MDGs,
namun masih terjadi disparitas antar provinsi, antara perdesaan dan perkotaan, dan
antar kelompok sosial-ekonomi.

I.2 Rumusan Masalah


1|GiziBuruk

1. Bagaimana pandangan masyrakat / pandangan sosial budaya di Indonesia tentang


gizi buruk yang terjadi di Indonesia?
2. Bagaimana pandangan dari segi agama mengenai masalah gizi buruk yang terjadi
di Indonesia?
3. Bagaimana pandangan dari segi etika mengenai masalah gizi buruk yang terjadi di
Indonesia?
I.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pandangan masyrakat / pandangan sosial budaya di Indonesia tentang
gizi buruk yang terjadi di Indonesia
2. Bagaimana pandangan dari segi agama mengenai masalah gizi buruk yang terjadi
di Indonesia
3. Bagaimana pandangan dari segi etika mengenai masalah gizi buruk yang terjadi di
Indonesia

BAB II
LANDASAN TEORI
2|GiziBuruk

II.1. Tinjauan Pustaka


II.1.1. Definisi Gizi Buruk
Malnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis
yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan
dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau
kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi
(overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik
secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak
mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu
jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan
kelaparan, penyakit, dan infeksi.

II.1.2. Penyebab Gizi Buruk

Penyebab langsung
o Penyakit infeksi
Penyebab tidak langsung
o Kemiskinan keluarga
o Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah
o Sanitasi lingkungan yang buruk
o Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
o Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan
atau lebih
o Balita tidak mendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat makanan
o
o
o
o

selain ASI sebelum umur 6 bulan


MP-ASI kurang dan tidak bergizi
Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui
Balita menderita sakit dalam waktu lama,seperti diare,campak, TBC, batuk pilek
Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor.

II.1.3 Klasifikasi Gizi Buruk


Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasi MEP ditetapkan dengan
patokan perbandingan berat badan terhadap umur anak sebagai berikut:

3|GiziBuruk

Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)
Berat badan <60% : marasmus (MEP berat)
Berat badan <60% : marasmik kwashiorkor (MEP berat)

Keterangan

Gizi Baik(%)

Gizi Kurang(%)

Gizi Buruk(%)

BB/U
TB/U
BB/TB
LLA/U
LLA/TB

80-100
95-100
90-100
85-100
85-100

60-80
85-95
70-90
70-85
75-85

<60
<85
<70
<70
<75

II.1.4 Tipe Gizi Buruk


Marasmus
a. Definisi
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. Mempunyai Individu dengan marasmus
mempunyai penampilan yang sangat kurus dengan tubuh yang kecil dan tidak terlihatnya
lemak.(Dorland, 1998:649). Marasmus biasa menyerang siapa saja atau bias menyerang
semua usia.

b. Etiologi
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet
yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat atau karena kelainan metabolik dan
malformasi kongenital.
c. Tanda dan Gejala
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat
badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut
dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak
relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput, serta wajah
seperti orang tua. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat
4|GiziBuruk

hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, tekanan darah dan frekuensi napas
menurun, kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi
mucus dan sedikit.
d. Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan
pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa)
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh
untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama
puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.

e. Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
1. Mengukur TB dan BB
2. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB
(dalam meter)
3. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep)
ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur,
biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit
banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm
pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

5|GiziBuruk

4. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LILA untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak
berlemak).
Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.

Kwashiorkor
a. Definisi
Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ) yang merupakan
sindrom klinis yang diakibatkan defisiensi protein berat dan kalori yang tidak adekuat.
Walaupun sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan
yang dimakan kurang mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang
berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
b. Etiologi

6|GiziBuruk

Selain oleh pengaruh negatif faktor sosial ekonomi, budaya yang berperan terhadap
kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan
oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih ( sindrom nefrotik
), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.
c. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan
edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan
berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme.
Bila diet cukup mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan
sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan
kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan
kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema.
Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport
lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.
d. Gejala Kwashiorkor
-

Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat.


Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat.
Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna
Hilangnay massa otot
Dermatitis dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
Kulit kering dengan menunjukan garis garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi

persisikan dan hiperpigmentasi


Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin dan

tajam.
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.
Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah,
disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Pemerisaan Antropometri
Tabel Indeks BB/U
KATEGORI
Gizi lebih
Gizi baik

Z-SCORE
>+2SD
-2SD s/d +2SD
7|GiziBuruk

Gizi kurang
Gizi buruk

-3SD s/d <-2SD


<-3SD

2. Bisa juga dipetakan pd kurva NCHS berdasarkan BB dan Umur


BB< sentil ke 10
: deficit
BB> sentil ke 90
: kelebihan
3. Bisa juga dibandingkan acuan standar (%) (BB terukur saat itu/ BB standar
sesuai umur terukur) x 100%
a. >120%
: gizi lebih
b. 80-120%
: gizi baik
c. 60-80%
: tanpa edema gizi kurang, dengan edemagizi
buruk (kwashiorkor)
d. <60%
: gizi buruk ; tanpa edemamarasmus, dengan
edmemarasmus-kwasiorkor
4. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)
Tabel Pengukuran LiLA
LiLA
<12,5 cm
12,5 13,5 cm
>13,5 cm

KATEGORI
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik

f. Pemeriksaan Labolaturium
Hampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar albumin,
kolestrol dan glukosa dalam serum. Kemudian pada umumnya kadar imunoglobulin serum
normal, bahkan dapat meningkat. Meskipun kadar IgA sekretori merendah.Gangguan
imunitas seluler khususnya jumlah populasi sel T merupakan kelainan imunologik yang
paling sering dijumpai pada malnutrisi berat.
g. Penatalaksanaan
Fase inisial (resusitasi)
a. Hipoglikemia (gula darah < 54 mg/dL) : sukrosa/ glukosa 10% 50 ml per oral/
sonde lambung Berikan makan tiap 2 jam, min. 1 hari pertama . Jika tidak sadar,
glukosa iv/ glukosa 10% dengan sonde
b. Hipotermia (S < 35C aksila / <35,5C rektal): beri makan segera, selimuti
termasuk kepala, dekatkan pemanas atau lampu /tempatkan anak pada dada/perut
telanjang ibu selimuti.
c. Dehidrasi :dehidrasi R-S, CRO 70-100 ml/kg BB diberikan dlm 8-12 jam
8|GiziBuruk

d. Antibiotik
o Infeksi tidak nyata: kotrimoksazol (4 mg/kg/hr trimetropim dan 20 mg/kg/hr
sulfametoksazol, dibagi 2 dosis) selama 5 hari
o Infeksi nyata: ampisilin iv 100 mg/kgBB/hr, dibagi 4 dosis (2 hr), lanjut per
oral (ampisilin/amoksilin); dan gentamisin 7.6 mg/kgBB iv/im sekali sehari (7
hari)
e. Nutrisi
Energi 80-100 kkal/kg/hr, cairan 130 ml/kgBB/hr, F75 /2 jam/24 jam
Vitamin-mineral: vit. A hr 1 &2 200.000SI/oral atau 100.ooo SI/IM diulang

dosis yang sama hari ke-14


Asam folat 5 mg hr I, selanjutnya 1 mg/hr 2 minggu
MgSO4 40% 0,25 ml/kgBB/hr maks. 2 ml IM 10 hari
ZnSO4 2-4 mg/kgBB/hr 2 minggu
Tembaga (Cuprum): 0,3 mg/kgBB/hr 2 minggu

Diet untuk Anak dengan Berat Badan Kurang


Bahan makanan yang dianjurkan:
a. Semua sumber hidrat arang : bubur nasi tim, bubur roti, gandum, pasta, jagung,
kentang, sereal dan singkong
b. Sumber protein
a. Hewan : daging yang gemuk, ayam telur, ikan,kerang, udang , cumi,
dan sumber laut lainnya
b. Nabati : tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan
c. Semua jenis sayuran : yang berwarna hijau dan merah sebagai sumber vitamin A dan
Fe seperti kangkung, daun katuk, bayam, wortel,kembang kol, sawi, selada
d. Buah-buahan atau sari buah sumber vitamin A dan vitamin C seperti ; jeruk, apel,
papaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing.
e. Susu penuh full cream , yoghurt, susu kacang, keju, mayones
Bahan makanan yang dibuat :
a. Makanan yang digoreng seperti kerupuk, kripik, kacang, karena lemak
menyebabkan anak cepat kenyang sehingga susah untuk makan makanan utama
b. Minuman yang dingin seperti es dan makanan / minuman yang manis seperti
sirop, dodol, permen, coklat, disamping itu makanan yang manis menyebabkan
gigi cepat rusak sehingga anak menjadi susah makan/ sakit kalau makan dan anak
cepat kenyang.

9|GiziBuruk

Bahan makanan yang dihindari :


a. Makanan jajanan yang tidak bersih karena akan menyebabkan sakit perut
b. Minuman yang mengandung alcohol atau soda seperti : brem, soft drink, karena
akan menyebabkan anak cepat kenyang dan tidak mau makan makanan utama
Cara mengatur diet:
a. Makan dalam porsi yang kecil tapi sering dan bervariasi agar menarik minat anak
untuk makan
b. Diperlukan kesabaran untuk membujuk anak agar mau makan. Misalnya sambil
diajak bermain, anak tidak boleh dipaksa
c. Untuk anak dibawah 1 tahun , konsistensi makanan diberikan secara bertahap, dimulai
dari anak umur 6 bulan
d. Makanlah cukup sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin
dan mineral
e. Untuk balita dapat diberikan makanan formula seperti formula tempe , formula ikan
terutama pada anak yang menderita diare
f. Konsultasi kepada dokter untuk diperiksa kondisi kesehatannya serta mendapatkan
suplemen multi vitamin dan mineral bila diperlukan
Tabel kecukupan energi sehari untuk bayi dan anak menurut umur
Golongan Umur

Kecukupan Energi

Kecukupan Energi

( tahun )
0-1

Laki-laki ( kkal/kg BB )
110-120

Perempuan ( kkal/kg BB )
110-120

1-3

100

100

4-6

90

90

6-9

80-90

60-80

10-14

50-70

40-55

14-18

40-50

40

ALUR PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK

10 | G i z i B u r u k

BAB III
PEMBAHASAN

11 | G i z i B u r u k

III.1. MENURUT PANDANGAN SOSIAL DAN BUDAYA


Faktor utama penyebab gizi buruk di Indonesia adalah kemiskinan. Selama kemiskinan
masih akrab di Indonesia, maka kasus gizi buruk akan sangat sulit dihilangkan. Hal ini
disebabkan karena bagi masyarakat miskin, pola makanan mereka sangat tergantung pada
uang yang mereka miliki, tak jarang mereka tidak makan sama sekali, pada akhirnya anakanak merekalah yang menjadi korban karena tidak mendapat asupan gizi yang sangat penting
bagi kesehatan dan pertumbuhan mereka. Selain itu lingkungan mereka juga sangat
mempengaruhi. Bila seorang anak tinggal di lingkungan masyarakat miskin yang tidak
memperhatikan kebersihan lingkungan, bukan tidak mungkin kesehatan anak tersebut akan
terganggu. Bahkan kesehatan si Ibu juga dapat terganggu dan akhirnya mempengaruhi air
susu nya yang seharusnya menjadi makanan utama yang paling sehat bagi bayinya.
Kemiskinan memang menjadi suatu masalah sosial di Indonesia. Terutama karena
seiring perkembangan zaman, masyarakat sudah semakin memiliki ukuran untuk menentukan
apakah dirinya kaya atau miskin, sehingga masyarakat Indonesia telah menentukan
perbedaan kedudukan ekonomis secara tegas. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap
maraknya kasus gizi buruk di Indonesia. Ketika masyarakat sadar akan kedudukan
ekonominya dan merasa bahwa ia termasuk kelompok masyarakat miskin, ia menjadi tidak
terlalu peduli terhadap kesehatan makanan bagi keluarganya termasuk untuk anak-anaknya.
Yang terpenting bagi mereka adalah dengan uang yang mereka dapatkan, mereka masih dapat
makan walaupun makanan itu tidak memenuhi standar gizi. Banyaknya keluarga miskin yang
memiliki pola pikir seperti itu mengakibatkan semakin banyaknya kasus gizi buruk yang
menimpa anak-anak, terutama balita.
Sosial budaya keluarga juga penting dalam perilaku ibu dalam memberikan makanan
pada batita. Sosial budaya merupakan kebiasaan/tradisi yang berlaku di masyarakat dalam
pemberian makanan pada batita yang diikuti dan di yakini kebenarannya oleh ibu batita.
Keadaan gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan dalam
Perilaku terbagi dalam 3 domainnya yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengetahuan dan
pendidikan ibu penting dalam memberikan makanan bergizi dan seimbang untuk anaknya.
Perilaku ibu yang masih rendah dapat disebabkan karena kurangnya tingkat pengetahuan gizi
atau kurang kemampuan menerapkan gizi dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku berkaitan
dengan anggapan dan pandangan yang salah terhadap jenis makanan sehingga menyebabkan
ibu tidak mengkonsumsi atau ibu tidak memberikan makanan tersebut kepada anaknya. Ibu
12 | G i z i B u r u k

mempunyai peran yang sangat penting dalam memilih jenis makanan bergizi seimbang untuk
menunjang tumbuh kembang dan status gizi balita. Kesibukan orang tua dapat membiarkan
anaknya jajan di luar sehingga gizi yang masuk jadi tidak seimbang akibatnya anak jadi
kurang gizi.

III.2. MENURUT PANDANGAN AGAMA


Hadis Nabi Muhammad SAW berikut, agaknya, mewakili kesempurnaan Islam
sehingga mengatur pemeluknya di bidang nutrisi. "Tidak ada sesuatu yang dipenuhkan lebih
buruk dari perut, kalaupun terpaksa dipenuhkan, maka biarlah sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernafasan". Pesan tersebut mengisyaratkan
kita untuk makan sesuai dengan kebutuhan tubuh dalam arti tidak kurang dan tidak berlebih.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Penelitian di bidang nutrisi
mempelajari

hubungan

antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit,

khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi
hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan
dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di
dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA). Seiring dengan
perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular, bukti-bukti medis
menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan
mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan
bahwa akar dari banyak penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh
berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal,
dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan
menangani stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini
dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas
dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan.
Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan
peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.

13 | G i z i B u r u k

Sebelum orang orang barat menemukan kalau nutrisi itu sangatlah penting bagi
kesehatan manusia didalam alquran sudah dijelaskan dalam surat al-baqarah, ayat:
-

168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya

syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.


172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepadaNya kamu menyembah.

Dan allah juga berfirman didalam surat al-maidah mengenai makanan yang baik :
dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Pada ayat diatas disebutkan bahwa kita harus memakan makanan yang halal lagi baik.
Karena yang halal lagi baik itu sudah pasti makanan yang bergizi yang baik untuk kesehatan
tubuh. Dan yang haram merupakan makanan yang tidak (tidak baik untuk kesehatan).
Misalnya Babi, babi didalam alquran haram dimakan karena daginga babi mengandung
cacing pita yang memiliki segmen. Sehingga apabila dia pindah dari tubuh babi ke manusia
maka akan dapat berkembang biak.
Menurut al-Quran dan Hadis, jiwa manusia sebagaimana tubuh membutuhkan
makanan yang baik. Untuk itu, Allah Swt dalam al-Quran menegaskan urgensi gizi yang
bersih dan sehat bagi jiwa manusia. Al-Quran dalam surat Abasa ayat 24 berbunyi : Maka
hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Sepintas, ayat ini tampaknya kalimat sederhana. Padahal, jika dikaji lebih dalam
mengandung makna yang tinggi. Mengenai ayat diatas, Dr. Sayid Reza mengungkapkan
sekitar 20 poin penting dalam bukunya "Universitas Pertama dan Nabi Terakhir", salah
satunya sebagai berikut, "Seorang dokter Iran menuturkan bahwa manusia diharuskan
memperhatikan

makanan

yang

dikonsumsinya.

Dengan

demikian

manusia

harus

memperhatikan bahwa makanannya harus bersih, sehat, halal dan bisa dikonsumsi. Manusia
harus selalu mempertimbangkan apakah makanannya yang dikonsumsinya baik untuk
kesehatan ataukah tidak? Demikian pula, masalah makanan membawa kita merenungi peran
sistem penciptaan yang menghasilkan berbagai jenis makanan dan pengetahuan kitapun
semakin bertambah."
14 | G i z i B u r u k

Ayat ini menjelaskan jenis makanan yang baik bagi tubuh manusia. Selain itu, ayat
tersebut juga menyinggung tempat yang baik untuk membudidayakan hewan seperti kambing
dan sapi. Menariknya, sejak 14 abad lalu, Islam telah memperhatikan masalah ini, dan kini
menjadi masalah penting bagi para ahli medis dan gizi. Kini, mereka mengakui bahwa
seluruh jenis makanan ini bermanfat jenis makanan ini bermanfaat bagi kesehatan tubuh
manusia.

Al-Quran menyebutkan sekitar 49 kali jenis makanan yang menjadi sumber


tumbuhan, dan 16 kali menyinggung produk olahan hewan dan daging sebagai sumber gizi
bagi manusia. Menariknya, al-Quran menyebutkan bahan makanan olahan nabati tiga kali
lebih banyak dari hewani. Kini pakar medis menyebut sumber penyakit berbahaya
disebabkan konsumsi melebih batas terhadap daging dan lemak, serta sedikitnya
mengkonsumsi buah dan sayuran. Mengenai konsumsi daging melebihi batas, Imam Sadiq
berkata, "Makanlah daging sekali saja selama sepekan, dan jangalah berlebihan dalam
mengkonsumsi daging."
Terkait konsumsi daging yang berlebihan, ilmu gizi menjelaskan bahwa konsumsi
daging dan penumpukan protein meningkatkan pembakaran energi. Kemudian badan
memproduksi asam urat yang meningkatkan kerja ginjal. Peningkatan kadar asam urat
menyebabkan rasa nyeri pada persendian. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar purin
dalam tubuh yang selanjutnya mengalami penumpukan di persendian. Untuk itu ilmu gizi
menyarankan variasi konsumsi makanan sebagaimana disarankan Rasulullah. Beliau
bersabda, "Orang yang sehat senantiasa mewaspadai jenis makanan tertentu dan
meninggalkan sebagian jenis makanan lainnya."
Pembahasan mengenai makanan yang halal dan haram memiliki kedudukan khusus
dalam ajaran Islam. Agama ilahi ini menekankan agar setiap makanan dan minuman yang
dikonsumsi termasuk halal. Karena makanan yang halal menjadi sumber energi yang bersih
bagi tubuh untuk melakukan aktivitas dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. Namun
sebaliknya, makanan yang haram dan tidak bersih menjadi sumber kehancuran dan kerusakan
yang memicu kerusakan moral, mental dan sosial. Imam Ridha as berkata, "Islam
mengharamkan maupun memakruhkan segala sesuatu yang membahayakan tubuh manusia.
Namun sebaliknya, membolehkan apa saja yang baik bagi jasmani dan ruhani manusia."

15 | G i z i B u r u k

III.3. MENURUT PANDANGAN ETIKA


Penanganan kasus gizi buruk lebih baik mengacu pada Kaidah Dasar Bioetika, yaitu :
1. Beneficence
a. Mengutamakan altruism yaitu menolong pasien tanpa pamrih, rela berkorban
untuk orang lain (1) kita sebagai dokter harus berperan aktif mendatangi
masyarakat dalam membantu mengurangi kejadian gizi buruk tanpa pamrih,
seperti memberikan penyuluhan.
b. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak bila dibandingkan dengan
keburukannya (4) memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar pasien
bisa mendapatkan derajat kesehatan setingi-tinginya.
c. Meminimalisasi akibat buruk (9) sebagai dokter kita harus menggunakan
seluruh kemampuan kita dalam membantu keadaan pasien agar kondisi pasien
tidak jatuh ke status yang lebih buruk ataupun komplikasi.
2. Nonmaleficence
a. Tidak menghina/mencaci/memanfaatkan pasien (4) sebagai seorang dokter
seharusnya kita fokus pada penyakit dan penyembuhan pasien apapun latar
belakang ataupun kondisi pasien.
b. Mengobati secara proporsional (6) segagai dokter, kita harus secara maksimal
memberikan pelayanan/pengobatan untuk mencapai kesehatan pasien yang
setinggi-tingginya
c. Memberikan semangat hidup (10) kita sebagai dokter harus memberikan
semangat/motivasi kepada pasien agar pasien memiliki keinginan untuk sembuh.
3. Autonomi
a. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri (8)
kita sebagai dokter memberikan pasien pilihan untuk mengambil keputusan,
contohnya untuk terapi seperti pada kasus ini, pasien underweight biasanya
berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga kita harus memberikan
pengobatan yang sesuai dengan keadaan pasien.
4. Justice
a. Memperlakukan segala sesuatu secara universal (1) kita seharusnya tidak
memandang pasien dari status sosialnya

16 | G i z i B u r u k

b. Menghargai hak sehat pasien (4) kita sebagai dokter harus mengupayakan
kesembuhan pasien gizi buruk karena sehat itu adalah hak warga Negara
Indonesia.
c. Menjaga kelompok yang rentan (7) pasien gizi buruk mudah terkena
komplikasi berbagai penyakit, karena itu kita sebagai dokter harus memantau
keadaan pasien gizi buruk agar tidak terjadi komplikasi sampai pasien sembuh
d. Member kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama (13)
pasien dengan keadaaan gizi buruk dengan status social yang rendah sebaiknya
tidak dibeda-bedakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan .
e. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan (15) pasien dengan keadaaan gizi buruk dengan status social yang
rendah sebaiknya tidak dibeda-bedakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan .
f. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social dll (16)

BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Setelah mengkaji masalah gizi buruk di indonesia dari beberapa aspek maka kami dapat
menyimpulkan ;
1. Dari segi aspek sosial budaya
17 | G i z i B u r u k

Faktor penyebab utama gizi buruk di Indonesia adalah kemiskinan. Bagi


masyarakat miskin, pola makanan mereka sangat tergantung pada penghasilan yang
mereka dapatkan, tak jarang mereka tidak makan sama sekali, pada akhirnya anakanak merekalah yang menjadi korban karena tidak mendapat asupan gizi yang sangat
penting bagi kesehatan dan pertumbuhan mereka. Bagi mereka yang terpenting adalah
mereka dapat makan dengan penghasilan yang mereka dapatkan, walaupun makanan
itu tidak memenuhi standar gizi.
Keadaan gizi anak juga dipengaruhi oleh perilaku yang terbagi dalam 3
domainnya yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengetahuan dan pendidikan ibu
penting dalam memberikan makanan bergizi dan seimbang untuk anaknya. Perilaku
ibu yang masih rendah dapat disebabkan karena kurangnya tingkt pengetahuan gizi
atau kurang kemampuan menerapkan gizi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
ke-3 hal tersebut mengakibatkan anak tidak terpenuhi gizinya sehingga dapat
menghabat pertumbuhan, perkembangannya serta bagi kesehatannya.
2. Dari segi aspek agama
a. Dari aspek agama lebih membahas tentang bagaimana mencegah agar tidak
terjadi gizi buruk
b. Dalam agama islam salah satunya mengajarkan untuk memakan makanan
yang halal dan tidak berlebihan agar tidak menjadikan anak ataupun orang
tersebut mengalami gizi berlebih ataupun gizi kurang
3. Dari segi aspek etika
Setiap dokter harus bersikap dan berperilaku sesuai dengan kaidah dasar bioetik
kedokteran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Diakses dari :http://www.scribd.com/doc/53718914/Aspek-Sosial-Budaya-YangMempengaruhi-Status-Gizi


2. Diakses dari : http://repository.unand.ac.id/18042/1/HUBUNGAN
%20PERILAKU%20PENGASUHAN%20DAN%20SOSIAL%20BUDAYA
%20DALAM%20PEMBERIAN%20MAKANAN%20DENGAN%20STATUS
%20GIZI.pdf
3. Diakses dari : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17943-Chapter199086.pdf
18 | G i z i B u r u k

4. Diakses dari : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122811-S09035fk-Status


%20gizi-Pendahuluan.pdf
5. Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar. Ed. Baru.(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm. 310

19 | G i z i B u r u k

Anda mungkin juga menyukai