Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dapat tetap aktif selama 34 jam. (Nelson, 1992 : 198). Virus ini sangat sensitif
terhadap panas dan dingin, dan dapat diinaktifkan pada suhu 30oC dan -20oC,
sinar matahari, eter, tripsin, dan beta propiolakton. Sedang formalin dapat
memusnahkan
daya
infeksinya
tetapi
tidak
mengganggu
aktivitas
Secara
klinis,
gambaran
penyakit
menyerupai
Virus Morbili
Droplet/konta
k
Sekret nasofaring
dan darah
Proliferasi sel
mononukleus
Eksudat
serous
Peningkatan
polimorfoneuklues di
sekitar kapiler
Stadium kataris
(prodromal) 4-5
hari
Stadium erupsi
Panas
Ruam selaput
lender
Lemah
Batuk meningkat
Bercak komplik
Batuk
Konjungtivitis
Ruam selaput
lender
Bercak komplik
Komplikasi
Otitis media akut
Kelainan
neurologis
Bronkhopneumon
ia
Stadium
konvalensi
(penyembuhan)
Erupsi berkurang
PATHWAY MORBILI/CAMPAK
Paramyxoviridae morbili
virus
Masuk saluran napas
Kulit
Ditangkap oleh
makrofag
Menyebar ke kelenjar
limfe regional
Mengalami replikasi
Virus dilepas ke dalam
aliran darah (viremia
primer)
Poliferasi sel
endotel
kapiler dalam
korium
Eksudasi
serum/eritrosi
t dalam
epidermus
Ruam
Saluran
cerna
Mengendap
pada organ
Gangguan
Integritas
Kulit
Histamin
Epitel
saluran
napas
Hiperplasi
jaringan
limpoid
Penurunan
fungsi silia
Peningkatan
sekret
Iritasi
mukosa
usus
Sekresi
meningkat
Refleks
batuk
Peristaltik
meningkat
Ketidakefekt
ifan
Bersihan
Jalan Napas
Diare
Dehidrasi
Ketidakseimba
ngan cairan
dan elektrolit
Reaksi radang
Pengeluaran mediator
kimia
Gatal
Set point
meningkat
Nyeri
Peningkatan
suhu tubuh
Mempengaruhi
termostat dalam
hipotalamus
Nafsu makan
menurun
Intake makanan
menurun
Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
E. Komplikasi
Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga
dapat terjadi anergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi
negatif). Keadaan ini memudahkan terjadinya komplikasi sekunder seperti
otitis media akut, ensefalitis, bronkopneumonia. Bronkopneumonia dapat
disebabkan oleh virus morbili atau oleh pneumococcus, streptococcus ,
staphylococcus yang menybabkan kematian bayi yang amsih muda, anak
dengan malnutrisi energi protein (KKP), pasien yang berpenyakit menahun
(misalnya tuberkulosis), leukimia dan lainnya. Komplikasi neurologis pada
morbili dapat berupa hemiplegia, paraplegia, afasia, gangguan mental,
neuritis optika dan ensefalitis. Ensefalitis morbili dapa terjadi sebagai
komplikasi pada anak yang sedang menderita morbili atau dalam 1 bulan
setelah mendapat imunisasi dengan vaksin virus morbili hidup (ensefalitis
morbili akut), pada pasien yang sedang mendapat pengobatan imunopresif
(immunosupresive meales encephalophaty dan sebagai subacute sclerosing
panencephalitis (SSPE).
F. Penatalaksanaan Medis
Sedatif, antipirektik untuk demam tinggi, antibiotik untuk mencegah
infeksi bakteri sekunder pada anak berisiko tinggi. Tirah baring selama
periode demam, dan masukan cairan yang cukup dapat terindikasi.
Kelembapan ruangan mungkin perlu pada laringtis atau batuk yang
mengiritasi secara berlebihan, dan paling baik mempertahankan ruangan
hangat daripada dingin. Penderita harus dilindungi dari terpancarnya pada
cahaya yang kuat selama masa fotofobia. Komplikasi otitits media dan
pneumonia memerlukan terapi antimikroba yang kuat. Pengobatan bersifat
suportif, terdiri dari :
1) Pemberian cairan yang cukup
2) Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat
kesadaran dan adanya komplikasi
3) Suplemen nutrisi
4) Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
8
Hindari penularan
bila
diperlukan
sesuai
dengan
PDT
ensefalitis
sehingga
mudah
sekali
mendapat
komplikasi
terutama
12