Anda di halaman 1dari 2

Critical Review Teori Akuntansi (Maksi Auditing)

Nama: Fitrah Apriany


NIM : 0014.04.18.2014

Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective


Ross L.Watssd and Jerold L. Zimmerman
Teori akuntansi merupakan acuan atau payung yan digunakan
sebagai dasar untuk mengambil atau menilai suatu tindakan
akuntansi yang dilakukan dalam perbuatan akuntansi. Teori positif
akuntansi pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori
akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktikpraktik akuntansi.
Gagasan yang disampaikan oleh Watts dan Zimmerman
merupakan gagasan teori yang sangat fenomenal, monumental
sekaligus kontroversial. Banyak pujian muncul terhadapnya, dan
akhirnya berujung dijadikannya teori akuntansi positif sebagai
paradigma riset yang dominan, riset berbasis studi empiris-kuantitatif.
Tidak kurang pula kritikan dialamatkan kepada mereka. Kritikan, baik
yang lebih menekankan pada kritik metodologi, kritik asumsi dasar
ekonomi (teoritis), sampai pada kritik asumsi filosofis-sains. Kritikan
pedas misalnya disampaikan Sterling (1990), yang mengatakan
bahwa teori akuntansi positif tidak memenuhi syarat sebagai Ilmu
yang utuh. Tetapi hanya dianggap sebagai Cottage Industry di sisi
Periphery Accounting Thought. Atau disebut Tinker et.al. (1982)
sebagai Marginalism.
Kritik yang dilakukan Christenson (1983) pada pertanyaanpertanyaan riset positif yang sebenarnya hanya berkaitan dengan
sosiologi akuntansi bukannya bertujuan untuk membentuk teori
akuntansi, karena hal tersebut berkaitan dengan deskripsi dan
prediksi tentang perilaku para akuntan atau manajer, bukan perilaku
entitas-entitas akuntansi. Dan yang paling penting lagi adalah
seperti yang disebut Zimmerman (1980) yang mengutip pernyataan

Friedman (1953) untuk membedakan ekonomi positif dan ekonomi


normatif, bahwa kebijakan ekonomi yang benar tergantung pada
kemajuan ekonomi normatif yang mendukung kemajuan ekonomi
positif sehingga teori ekonomi dapat diterima. Friedman tidak
menggunakan istilah teori positif, tapi dia mengatakan bahwa
tujuan akhir dari ilmu pengetahuan positif adalah perkembangan
teori atau hipotesis yang mampu memprediksi secara valid dan
bermakna atas fenomena yang belum diamati. Friedman
menunjukkan perbedaan antara sains positif dan normatif dengan
menyatakan bahwa: sains positif dapat didefinisikan sebagai
seperangkat pengetahuan (knowledge) tersistem yang berkaitan
dengan apa itu (what is); sedangkan sains normatif atau regulatif
didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang berhubungan
dengan kriteria tentang bagaimana seharusnya.
Berkaitan dengan pencapaian aktual dan potensial teori akuntansi positif
Watts dan Zimmerman (1986) memulai dengan asumsi bahwa semua orang
bertindak untuk memaksimalkan utilitas mereka ketika menyeleksi metode
akuntansi. Setelah 350 halaman dari buku teori akuntansi positif mereka
menyimpulkan dari temuan empiris utama bahwa para manajer bertindak
untuk memaksimalkan utilitas mereka ketika melakukan pemilihan metodemetode akuntansi. Kesimpulan empiris pemilik dan manajer memiliki
kepentingan diri sendiri dengan memanipulasi angka akuntansi.

Ketika akuntansi sarat nilai, yaitu ketika akuntansi konvensional


masih didominasi world-view Barat, yang terjadi dalam karakter
akuntansi pasti bernilai kapitalisme, sekuler, egois, anti-altruistik.
Hameed (2000a) menggambarkan, bahwa tujuan akuntansi sebagai
pengambilan keputusan untuk investor dan kreditor yang berorientasi
pada pasar modal berasal dari world-view materialisme dan normanorma ekonomi kapitalisme.

Anda mungkin juga menyukai