Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective
Ross L.Watssd and Jerold L. Zimmerman Teori akuntansi merupakan acuan atau payung yan digunakan sebagai dasar untuk mengambil atau menilai suatu tindakan akuntansi yang dilakukan dalam perbuatan akuntansi. Teori positif akuntansi pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktikpraktik akuntansi. Gagasan yang disampaikan oleh Watts dan Zimmerman merupakan gagasan teori yang sangat fenomenal, monumental sekaligus kontroversial. Banyak pujian muncul terhadapnya, dan akhirnya berujung dijadikannya teori akuntansi positif sebagai paradigma riset yang dominan, riset berbasis studi empiris-kuantitatif. Tidak kurang pula kritikan dialamatkan kepada mereka. Kritikan, baik yang lebih menekankan pada kritik metodologi, kritik asumsi dasar ekonomi (teoritis), sampai pada kritik asumsi filosofis-sains. Kritikan pedas misalnya disampaikan Sterling (1990), yang mengatakan bahwa teori akuntansi positif tidak memenuhi syarat sebagai Ilmu yang utuh. Tetapi hanya dianggap sebagai Cottage Industry di sisi Periphery Accounting Thought. Atau disebut Tinker et.al. (1982) sebagai Marginalism. Kritik yang dilakukan Christenson (1983) pada pertanyaanpertanyaan riset positif yang sebenarnya hanya berkaitan dengan sosiologi akuntansi bukannya bertujuan untuk membentuk teori akuntansi, karena hal tersebut berkaitan dengan deskripsi dan prediksi tentang perilaku para akuntan atau manajer, bukan perilaku entitas-entitas akuntansi. Dan yang paling penting lagi adalah seperti yang disebut Zimmerman (1980) yang mengutip pernyataan
Friedman (1953) untuk membedakan ekonomi positif dan ekonomi
normatif, bahwa kebijakan ekonomi yang benar tergantung pada kemajuan ekonomi normatif yang mendukung kemajuan ekonomi positif sehingga teori ekonomi dapat diterima. Friedman tidak menggunakan istilah teori positif, tapi dia mengatakan bahwa tujuan akhir dari ilmu pengetahuan positif adalah perkembangan teori atau hipotesis yang mampu memprediksi secara valid dan bermakna atas fenomena yang belum diamati. Friedman menunjukkan perbedaan antara sains positif dan normatif dengan menyatakan bahwa: sains positif dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan (knowledge) tersistem yang berkaitan dengan apa itu (what is); sedangkan sains normatif atau regulatif didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang berhubungan dengan kriteria tentang bagaimana seharusnya. Berkaitan dengan pencapaian aktual dan potensial teori akuntansi positif Watts dan Zimmerman (1986) memulai dengan asumsi bahwa semua orang bertindak untuk memaksimalkan utilitas mereka ketika menyeleksi metode akuntansi. Setelah 350 halaman dari buku teori akuntansi positif mereka menyimpulkan dari temuan empiris utama bahwa para manajer bertindak untuk memaksimalkan utilitas mereka ketika melakukan pemilihan metodemetode akuntansi. Kesimpulan empiris pemilik dan manajer memiliki kepentingan diri sendiri dengan memanipulasi angka akuntansi.
Ketika akuntansi sarat nilai, yaitu ketika akuntansi konvensional
masih didominasi world-view Barat, yang terjadi dalam karakter akuntansi pasti bernilai kapitalisme, sekuler, egois, anti-altruistik. Hameed (2000a) menggambarkan, bahwa tujuan akuntansi sebagai pengambilan keputusan untuk investor dan kreditor yang berorientasi pada pasar modal berasal dari world-view materialisme dan normanorma ekonomi kapitalisme.