TENTANG
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Menimbang
Mengingat
1. Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
1974
tentang
Pengairan
1
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
4. Undang-Undang
Nomor
Tahun
1990
tentang
Kepariwisataan
Nomor
23
Tahun
1997
tentang
Pengelolaan
Nomor
41
Tahun
1999
tentang
Kehutanan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
3840)
Nomor
10
Tahun
2002
tentang
Pembentukan
Nomor
10
Tahun
Perundang-Undangan
2004
tentang
(Lembaran
Pembentukan
Negara
Republik
2
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Lembaran Negara
(Lembaran Negara
1999
Nomor
31,
Tambahan
Lembaran
Negara
Negara Republik
Negara
Negara
3
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Parigi Moutong.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Parigi Moutong yang selanjutnya disebut
DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
5. Lingkungan Hidup adalah Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
6. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan, penataan, pemanfaatan, pengembagan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
7. Pelestarian
fungsi
lingkungan
hidup
adalah
rangkaian
upaya
untuk
memelihara
4
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
10. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelangaraan usaha dan/
atau kegiatan.
11. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
12. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan /
atau kegiatan.
13. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan.
14. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) adalah upaya penanganan dampak yang tidak
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan
akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
15. Upaya pemantauan Lingkungan (UPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan
yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang di
timbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
16. Dokumen Pengelolaan Lingkungan yang selanjutnya dapat disingkat DKL adalah dokumen
pengelolaan dampak lingkungan yang terjadi pada saat usaha dan/atau kegiatan sedang
berlangsung.
17. Dokumen Pemantauan Lingkungan yang selanjutnya dapat disingkat DPL adalah dokumen
pemantauan dampak lingkungan yang terjadi pada saat usaha atau kegiatan sedang
berlangsung.
18. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu Rencana
Usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
19. Instansi yang berwenang adalah Lembaga Teknis Daerah yang membidangi usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan dan berwenang menerbitkan izin usaha.
20. Instansi yang bertanggungjawab adalah Lembaga Teknis Daerah yang bertanggungjawab
dalam pengendalian dampak lingkungan.
21. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
malakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi peseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi yang sejenis, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya.
22. Baku Mutu Lingkungan adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi atau
komponen yang ada atau yang harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkunagn hidup.
23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data
dan/atau keterangan lainnya untuk kepatuhan pemenuhan kewajiban dan untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan.
5
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
24. Penyidikan Tindak Pidana adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong, yang
selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II
ASAS, TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
diselanggarakan
dengan
asas
tanggungjawab,
asas
Pasal 3
Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, bertujuan untuk
mewujudkan Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka
pembagunan manusia Indonesia seutuhnya.
Pasal 4
Sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah :
a. tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia pemanfaat
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
b. terjaminya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
c. terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
d. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan
tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
e. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
f.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
(1) Setiap orang atau Badan mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
(2) Setiap orang atau Badan mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan
dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.
(3) Setiap Orang atau Badan mempunyai hak yang sama
Pasal 6
(1) Setiap orang atau badan berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup,
serta mencegah dan menaggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
6
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
(2) Setiap orang atau badan yang melakukan usaha dan/atau kegitan berkewajiban
memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
(3) Setiap orang atau badan yang menjalankan suatu bidang usaha, wajib memelihara
kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang.
(4) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini dicantumkan dalam setiap izin
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
Pasal 7
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah Daerah wajib :
a. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
b. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan
tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
c.
memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan
hidup;
f.
mewujudkan,
menumbuhkan,
mengembangkan
dan
meningkatkan
kemitraan
antara
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian , daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup;
g.
h. mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preventif, represif dan proaktif
dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
i.
Pasal 8
(1) Dalam rangka mempertahankan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan
hidup, Pemerintah Daerah berwenang mengatur
lingkungan hidup yang berada dalam daerah hukum Kabupaten Parigi Moutong.
(2) Kewenangan
mengatur
pengelolaan
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
hidup
(3) Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu oleh semua Perangkat Daerah
sesuai dengan bidang tugas masing-masing dan masyarakat dengan tetap memperhatikan
keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan.
(4) Guna menjamin terwujudnya keterpaduan perencanaan, dan pelaksanaan, pengawasan
kebijakan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraannya Bupati membentuk
Perangkat Daerah yang berfungsi mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup.
7
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
BAB
IV
tentang rencana dan /atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup , sebagaimana dimaksud pada ayat (1), serta tata cara
penyusunan dan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
Pasal 10
Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup setiap usaha dan/atau kegiatan di
larang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup Daerah
Kabupaten Parigi Moutong .
BAB V
PERSYARATAN ATAS PENATAAN LINGKUNGAN HIDUP
Bagian Pertama
Penyusunan Dokumen AMDAL, UKL/UPL, DKL/DPL
Pasal 11
(1) Setiap orang atau Badan yang mengadakan usaha dan / atau kegiatan terhadap pemanfaatan
sumber daya alam yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup wajib menyusun dokumen AMDAL sedangkan yang tidak menimbulkan dampak besar
dan penting wajib menyusun Dokumen UKL dan UPL untuk memperoleh izin melakukan usaha
dan / atau kegiatan.
(2) Dalam izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dicantumkan persayaratan dan
kewajiban untuk melakukan upaya kelola lingkungan UKL dan UPL, sedangkan kegiatan wajib
AMDAL Harus melaksanakan rencana pengelolaan lingkungan atau RKL dan RPL.
(3) Persayaratan kriteria penyusun AMDAL, UKL/UPL , DKL/DPL ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.
(4) Penyusun DKL/DPL sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling lama 6 (enam)
bulan setelah Peraturan Daerah ini berlaku.
Bagian Kedua
Perizinan
Pasal 12
(1) Setiap orang atau badan yang akan melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
memanfaatkan sumber daya alam, wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati
dengan melampirkan Proposal usaha yang direncanakan.
(2) Proposal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus mencantumkan :
a. Rincian komponen kegiatan yang akan dilakukan dan biayanya ;
b. Rencana biaya penyusunan dokumen AMDAL, UKL/UPL; atau
c.
8
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Pasal 13
Dalam menerbitkan izin melakukan usaha dan / atau kegiatan wajib diperhatikan :
a. rencana masyarakat;
b. pendapat masyarakat;
c.
kegiatan tersebut;
d. setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan
hidup.
Pasal 14
(1) Dokumen AMDAL, UKL/UPL dan/atau DKL/DPL
kembali.
(2) Dokumen AMDAL, UKL/UPL dan/atau DKL/DPL
berlakunya dapat diperpanjang apabila tidak terjadi perubahan komponen kegiatan dan
dampak yang ditimbulkan masih dapat dikendalikan.
(3) Perpanjangan dokumen AMDAL serta izin kelayakan lingkungan hanya dapat dilakukan
apabila Komisi penilai AMDAL telah melakukan penilaian kembali.
(4) Perpanjangan Dokumen UKL/UPL dan atau DKL/UPL hanya dapat dilakukan oleh Dinas
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Instansi Terkait
Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 15
(1) Bupati
Pasal 17
(1) Semua rencana usaha dan/atau kegiatan yang telah memperoleh izin usaha dari instansi
yang berwenang, wajib dilakukan pengawasan dan pengelolaan lingkungan terhadap
penerapan RKL/RPL, UKL/UPL dan atau DKL/DPL yang telah disahkan.
9
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
(2) Pengawasan dan pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan sejak prakonstruksi, konstruksi, produksi dan pasca produksi.
Pasal 18
(1) Warga masyarakat yang berkepentingan wajib dilibatkan dalam proses pengawasan dan
pengelolaan lingkungan.
(2) Untuk meningkatkan efektifitas pengawasan dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat membentuk kelompok
sadar lingkungan pada setiap Desa atau Kelurahan.
(3) Untuk memperlancar arus informasi lingkungan masyarakat, Bupati dapat membentuk
pos pelayanan pengaduan masyarakat yang dipusatkan di Dinas Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Pasal 19
(1) Dalam rangka pengawasan dan pengelolaan lingkungan, pemrakarsa wajib menyampaikan
laporan triwulan pelaksanaan RKL/RPL, UKL/UPL kepada instansi yang berwenang dan
instansi yang bertanggungjawab dalam pengelolaan lingkungan hidup
(2) Instansi yang ditugasi mengendalikan dampak pengelolaan lingkungan wajib melakukan:
a. pengevaluasian terhadap penerapan peraturan Perundang-undangan dibidang AMDAL,
UKL/UPL dan;
b. pengujian laporan yang disampaikan oleh pemrakarsa;
c. penyampaian laporan hasil pengawasan dan pengevaluasian yang ditujukan kepada
Bupati dengan tembusan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Parigi
Moutong dan instansi yang tergolong dalam Komisi Amdal paling sedikit 2 (dua) kali
dalam setahun.
Pasal 20
(1) Apabila ditemukan petunjuk dan/atau diduga adanya penyimpangan dan/ atau pelanggaran
peraturan perundang-undangan yang berlaku, Bupati berwenang memerintahkan pemrakarsa
untuk melakukan audit lingkungan.
(2) Jika
pemrakarsa
sebagaimana
tidak
dimaksud
melaksanakan
pada
ayat
perintah
(1),
Bupati
untuk
dapat
melakukan
audit
menugaskan
lingkungan
instansi
yang
bertanggungjawab dalam pengelolaan lingkungan hidup atau pihak ketiga untuk melaksanakan
audit lingkungan atas beban biaya pemrakarsa yang bersangkutan.
(3) Hasil audit lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diumumkan oleh
Pemerintah Daerah melalui media massa.
(4) Apabila hasil audit lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diduga adanya
pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku, Bupati dapat memberikan teguran
tertulis paling banyak 3(tiga) kali berturut-turut.
(5) Tenggang waktu setiap pemberian teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan paling lama 14 ( Empat belas ) hari.
(6) Apabila pemrakarsa setelah diberikan teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetap tidak
melaksanakan audit lingkungan, Bupati dapat memberhentikan sementara usaha dan/atau
kegiatan yang sedang dilaksanakan.
10
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
(7) Pemberhentian sementara usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
tidak menunda pelaksanaan audit lingkungan.
Bagian Keempat
Sanksi Administrasi
Pasal 21
(1) Bupati berwenang menjatuhkan Sanksi Administrasi terhadap setiap orang atau badan
usaha yang melakukan usaha dan / atau kegaiatan terhadap pemanfaatan Sumber Daya
Alam yang tidak sesuai ketetuan perundang-undangan yang berlaku
(2) Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pencabutan izin usaha.
BAB VI
BIDANG DAN JENIS KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DOKUMEN
AMDAL, UKL DAN UPL
Bagian Pertama
Bidang Kegiatan
Pasal 22
Bidang kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Dokumen AMDAL, UKL / UPL dan /atau
DKL/DPL Meliputi :
a. bidang Pertanian dan Perternakan ;
b. bidang Perikanan dan Kelautan ;
c. bidang Kehutanan dan Perkebunan ;
d. bidang Kesehatan ;
e. bidang Perhubungan ;
f.
bidang Parawisata ;
j.
Bagian Kedua
Jenis-jenis Kegiatan
Paragraf 1
Kegiatan di Bidang Pertanian Dan Peternakan
Pasal 23
Jenis-jenis kegiatan dibidang Pertanian dan Peternakan yang wajib dilengkapi dokumen
AMDAL terdiri dari :
a. budidaya
tanaman
pangan
dan
hortikultura
semusim
11
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
dengan
atau
tanpa
b. budidaya
tanaman
pangan
dan
hortikultura
tahunan
dengan
atau
tanpa
unit
budidaya
tanaman
perkebunan
semusim
dan
tahunan
dengan
atau
tanpa
unit
pengolahannya diluar kawasan budidaya kehutanan, dengan besaran luas lebih dari 3.000
ha;
g. budidaya
tanaman
perkebunan
semusim
dan
tahunan
dengan
atau
tanpa
unit
Pasal 24
Jenis-jenis Kegiatan dibidang pertanian dan peternakan yang wajib dilengkapi dokumen
UKL/UPL dan/atau DKL/DPL, terdiri dari :
a. budidaya tanaman pangan dan hortikultura semusim dengan besaran luas 200 ha sampai
dengan 2.000 ha, dan tanaman tahunan dengan besaran luas 500 ha sampai dengan
5.000 ha;
b. usaha penangkaran dan/atau budidaya tanaman/hewan langka yang termasuk atau tidak
termasuk tanaman/hewan yang dilindungi dengan skala lebih dari 100 ekor atau
menggunakan lahan yang luasnya lebih dari 1 ha;
c. budidaya ternak unggas skala 5.000 ekor sampai dengan 10.000 ekor, ternak kambing dan
domba skala 1.000 ekor sampai dengan 5.000 ekor, ternak babi
dengan 100 ekor, ternak sapi, kerbau dan kuda dengan skala 200 ekor sampai dengan
3.000 ekor;
d. budidaya tanaman
perkebunan
semusim
dan tahunan
diluar kawasan
budidaya
Paragraf 2
Kegiatan di Bidang Perikanan
Pasal 25
Jenis-jenis Kegiatan dibidang perikanan yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL terdiri dari :
a. budidaya tambak dan kolam dengan atau tanpa unit pengolahannya, dengan besaran luas
lebih dari 50 ha;
b. budidaya perikanan terapung yang berupa jaring apung dan pen system di air tawar
dengan besaran
luas lebih dari 2,5 ha atau skala lebih dari 500 unit dan di air laut
dengan besaran luas lebih dari 5 ha atau skala lebih dari 1.000 unit;
c. Usaha penangkapan ikan pada perairan teluk relatif terkonsentrasi dengan menggunakan
alat bantu rumpon atau bagan tetap, dengan skala lebih dari 100 unit;
d. Usaha penangkapan ikan hidup dengan cara menyelam yang dilengkapi alat bius dan
sejenisnya dengan skala produksi lebih besar dari 300 kg/ hari;
12
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Pasal 26
Jenis-jenis kegiatan dibidang perikanan yang wajib dilengkapi dokumen UKL/UPL
dan/atau
b. budidaya perikanan terapung yang menggunakan jaring apung atau pen system di air tawar
dengan besaran luas 1 ha sampai dengan 2,5 ha atau skala 100 unit sampai dengan 500 unit
dan di air laut
c.
usaha penangkapan ikan yang terkonsentrasi dengan menggunakan alat bantu rumpon atau
bagan tetap, dengan skala 30 unit sampai dengan 100 unit, bagan apung yang menggunakan
lampu listrik dengan daya lebih dari 500 watt atau unit dengan skala lebih dari 15 unit;
Paragraf 3
Kegiatan di Bidang Kehutanan
Pasal 27
Jenis-jenis kegiatan dibidang kehutanan yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL, terdiri dari:
a. usaha pemanfaatan hasil hutan kayu untuk semua besaran luas;
b. usaha hutan tanaman dengan besaran luas lebih dari 5.000 ha.
Pasal 28
Jenis jenis kegiatan di bidang kehutanan yang wajib dilengkapi dokumen UKL/UPL dan/
atau DKL/DPL adalah usaha hutan tanaman dengan besaran luas 100 ha sampai dengan
5.000 ha.
Paragraf 4
Kegiatan di Bidang Kesehatan
Pasal 29
Jenis kegiatan
pembangunan rumah sakit tipe A dan tipe B atau yang setara dan berpotensi menimbulkan
dampak besar dan penting bagi lingkungan hidup.
Pasal 30
Jenis Kegiatan dibidang kesehatan yang wajib dilengkapi dokumen UKL/UPL dan/atau DKL/DPL,
adalah pembangunan rumah sakit tipe C atau tipe D atau yang setara, misalnya klinik bersalin
dan laboratorium untuk semua besaran.
13
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Paragraf 5
Kegiatan Dibidang Perhubungan
Pasal 31
Jenis-jenis kegiatan dibidang perhubungan yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL, terdiri
dari:
a. pembangunan pelabuhan laut dengan salah satu fasilitasnya berupa dermaga konstruksi
massif dengan panjang lebih dari 200 m2 atau seluas 6.000 m2, penahan gelombang
dengan panjang lebih
besaran.
Pasal 32
Jenis jenis kegiatan dibidang perhubungan yang wajib dilengkapi dokumen UKL/UPL dan/
atau DKL/DPL terdiri dari:
a. pembangunan pelabuhan dengan salah satu fasilitasnya berupa dermaga konstruksi
massif atau kayu dengan panjang 10 m sampai dengan 200 m atau seluas 500 m2 sampai
dengan 6.000 m2, penahan gelombang dengan panjang sekitar 50 m sampai dengan 200 m
serta fasilitas lainnya seperti terminal, gudang, petikemas yang luasnya 1 ha sampai
dengan 5 ha;
b. pengerukan pelabuhan dengan capital dredging volume sekitar 5.000 m2 sampai dengan
250.000 m3 dan maintenance dredging volume 10.000 m2 sampai dengan 500.000 m2.
c. reklamasi pantai dengan besaran luas 1 ha sampai dengan 25 ha atau volume timbunan
500.000 m3 sampai dengan 5.000.000 m3.
d. Penempatan hasil kerukan atau dumping di darat dengan skala volume 50.000 m3 sampai
dengan 250.000 m3 atau menggunakan areal seluas 1 ha sampai dengan 5 ha;
e. pembangunan terminal roda empat untuk semua besaran.
Paragraf 6
Kegiatan di Bidang Perindustrian
Pasal 33
Jenis jenis kegiatan dibidang perindustrian yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah
kawasan industri termasuk kawasan industri yang teritegrasi, untuk semua besaran.
Pasal 34
Jenis jenis kegiatan dibidang perindustrian yang wajib dilengkapi dokumen
dan/atau DKL/DPL, terdiri dari :
a. Industri pemotongan hewan sapi dan /atau kerbau, untuk semua besaran;
14
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
UKL/UPL
b. Industri pengolahan daging sapi dan/atau kerbau, dengan skala produksi lebih dari 50
Kg/hari
c. Industri pengolahan ikan dan biota perairan lainnya, dengan skala produksi lebih dari 50
Kg/ Hari.
d. Industri pengalengan buah-buahan dan sayuran, dengan skala produksi lebih dari 50 Kg /
Hari;
e. Industri minyak goreng dengan skala produksi 250 sampai dengan 1000 kg/hari;
f.
Industri tepung terigu dan tapioka, dengan skala produksi 250 sampai dengan 1000
kg/hari;
g. Industri tahu, dengan skala produksi 100 sampai dengan 500 kg/hari;
h. Industri penggergajian kayu dengan skala produksi lebih dari 50 m3/ hari;
i.
Industri pengolahan atau pengawetan rotan dengan skala produksi lebih dari 50 kg/hari;
j.
k. Industri penggorengan dan/atau pencampuran aspal yang menggunakan areal lebih dari 1
ha;
l.
m. Bengkel mobil dan/atau bengkel las yang potensial menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan;
n. Home Industri/koperasi dengan skala produksi sampai dengan 1000 kg/hari tidak wajib
dilengkapi dokumen UKL/UPL dan/atau DKL/DPL.
Paragraf 7
Kegiatan di Bidang Prasarana Wilayah
Pasal 35
Jenis-jenis kegiatan dibidang Prasarana wilayah yang dilaksanakan oleh pribadi atau badan
wajib dilengkapi dokumen AMDAL, terdiri dari:
a. pembangunan irigasi baru untuk areal pengairan lebih dari 2.000 ha atau penambahan
atau peningkatan areal pengairan lebih dari 1.000 ha dan/atau percetakan sawah seluas
lebih dari 500 ha;
b. reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi dengan besaran luas lebih dari 1.000 ha;
c. pembangunan pengamanan pantai dan/atau perbaikan muara sungai dengan jarak lebih
dari 500 m ;
d. normalisasi sungai dan/atau pembuatan kanal banjir dengan panjang lebih dari 10 km
atau volume penggerukan lebih dari 500.000 m3;
e. pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran diluar daerah milik jalan
atau bantaran jalan dalam ibukota Kabupaten Parigi Moutong, dengan skala panjang lebih
dari 10 km atau luas lebih dari 30 ha;
f.
15
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
h. pembangunan transfer station dengan kapasitas lebih dari 1.000 ton/hari dan/atau
tempat penampung akhir atau TPA di daerah pasang surut dengan luas landfill lebih dari
5 ha atau kapasitas total lebih dari 5.000 ton atau TPA dengan sistem open dumping
untuk semua besaran;
i.
j.
pembangunan saluran atau drainase di daerah permukiman dengan besaran panjang lebih
dari 10 km;
k. pengambilan air dari danau, sungai, mata air atau sumber air permukaan lainnya dengan
debit lebih dari 250 liter/detik;
l.
pembangunan pusat perkantoran, pendidikan, olah raga, kesenian, tempat ibadah atau
pusat perdagangan/ perbelanjaan relatif terkonsentrasi dengan besaran luas lahan lebih
dari 5 ha atau bangunan seluas 10.000 m2;
Pasal 36
Jenis jenis kegiatan dibidang prasarana wilayah yang wajib dilengkapi dokumen UKL/UPL
dan/atau DKL/DPL, terdiri dari :
a. pembangunan irigasi baru untuk areal pengairan 100 ha sampai dengan 2.000 ha atau
penambahan atau peningkatan areal pengairan seluas 100 ha sampai dengan 1.000 ha dan/
atau percetakan sawah seluas 100 ha sampai dengan 500 ha;
b. reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi dengan besaran luas 100 ha sampai dengan 1.000
ha;
c.
normalisasi sungai dan /atau pembuatan kanal banjir dengan panjang 1 km sampai dengan 10
km atau volume pengerukan 50.000 m3 sampai dengan 500.000 m3;
d. pembangunan dan/ atau peningkatan jalan dengan pelebaran di luar daerah milik jalan
dalamibukota Kabupaten Parigi Moutong dengan panjang sekitar 1 km sampai dengan 10 km
atau luas 1 ha sampai dengan 10 ha;
e.
pembangunan dan/atau peningkatan jalan dipedesaan dengan pelebaran di luar daerah milik
jalan dengan panjang 1 km sampai dengan 30 km atau luas 1 ha sampai dengan 30 ha;
f.
pembangunan jembatan dalam Ibukota Kabupaten dan di pedesaan dengan panjang 10 sampai
dengan 50 m ;
g.
pembuangan sampah dengan sistem control landfill/sanitary landfill diluar bahan beracun
berbahaya dengan besaran luas 1 ha sampai dengan 5 ha atau kapasitas total sebesar 500 ton
sampai dengan 5.000 ton;
h. pembangunan transfer station dengan kapasitas 100 ton sampai dengan 1.000 ton / hari dan
atau
TPA di daerah pasang surut dengan luas landfill 1 ha sampai dengan 5 ha atau
16
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
j.
pengambilan air dari danau, sungai, mata air atau sumber air dipermukaan tanah dengan debit
25 liter/detik sampai dengan 250 liter/detik;
k. pembangunan pusat perkantoran, pendidikan, olah raga, kesenian, tempat ibadah atau pusat
perdagangan/perbelanjaan relatif terkonsentrasi dengan pusat perdagangan/ perbelanjaan
relatif terkonsentrasi dengan besaran luas 1 ha sampai dengan 5 ha atau luas bangunan 1.000
m2 sampai dengan 10.000 m2;
l.
Pembangunan pasar yang menggunakan luas lahan 1 ha sampai dengan 5 ha atau luas
bangunan 1.000 m2 sampai dengan 10.000m2.
Paragraf 8
Kegiatan Dibidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Pasal 37
Jenis-jenis kegiatan dibidang Energi dan Sumber Daya Mineral yang wajib dilengkapi
dokumen AMDAL, terdiri dari:
a. pengelolaan pertambagan umum dengan luas perizinan atau Kuasa Pertambangan lebih
dari 200 ha atau luas daerah terbuka untuk pertambangan lebih dari 50 ha;
b. eksploitasi bahan galian golongan C dengan kapasitas produksi lebih dari 150.000 m3
pertahun;
c. eksploitasi tambang yang dilakukan di laut untuk semua jenis dan semua besaran;
d. pembangunan jaringan transmisi listrik dengan kapasitas daya lebih dari 150 KV
dan/atau pembangunan PLTS/PLTU/PLTGU dengan kapasitas daya lebih dari 100 MW;
e. pembangunan pusat listrik tenaga surya, angin, biomasa dan gambut dengan kapasitas
daya lebih dari 10 MW; dan pengambilan air bawah tanah (sumur dangkal, sumur dalam
dan mata air dengan kapasitas lebih dari 50 liter/detik (dari 1 sumur atau 5 sumur dalam
areal kurang dari 10 ha).
Pasal 38
Jenis-jenis kegiatan dibidang Energi dan Sumber Daya Mineral
17
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Paragraf 9
Kegiatan Dibidang Pariwisata
Pasal 39
Jenis-jenis kegiatan dibidang pariwisata yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL, terdiri dari:
a. pembangunan taman rekreasi dengan besaran luas lebih dari 50 ha dan pembangunan
kawasan
b. pembangunan hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 unit atau luas bangunan lebih
dari 5 ha;
c. pembangunan lapangan golf tidak termasuk driving range untuk semua besaran.
Pasal 40
Jenis jenis kegiatan dibidang pariwisata yang wajib dilengkapi dokumen UKL/UPL dan/atau
DKL/DPL terdiri dari :
a. pembangunan taman rekreasi dengan besaran luas 10 ha sampai dengan 50 ha;
b. pembangunan penginapan, wisma dan/atau hotel dengan jumlah kamar 20 unit sampai
dengan 100 unit;
c. pembangunan warung atau caf atau rumah makan dengan atau tidak dilengkapi hiburan,
atau diskotik dengan luas bangunan lebih dari 500 m2.
Paragraf 10
Kegiatan di Bidang Rekayasa Genetika
Pasal 41
(1) Jenis kegiatan di bidang rekayasa genetika yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL, adalah
introduksi jenis-jenis hewan, tanaman dan jasad renik produk bioteknologi hasil rekayasa
genetika untuk semua besaran dan budidaya produk bioteknologi hasil rekayasa genetika
untuk semua besaran.
(2) Dikecualikan dari wajib AMDAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah jenis kegiatan
dibidang rekayasa genetika untuk kepentingan atau keperluan kegiatan penelitian.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pasal 42
(1) Dinas
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
mengendalikan
dampak
lingkungan
hidup,
18
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
(2) Instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan melakukan pembinaan teknis atas
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari
izin wajib dikoordinasikan dengan Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pasal 43
(1) Pendidikan
AMDAL
dilakukan
melalui
kerjasama dengan
stakeholder
dibidang
lingkungan
hidup
dikoordinasikan
dengan
Dinas
komponen
lingkungan
sebagai
akibat
dari
kegiatan
usaha
masyarakat,
Pasal 46
(1) Pemulihan komponen lingkungan yang dilakukan oleh pemrakarsa, instansi yang berwenang
dan/atau lembaga swadaya masyarakat atau kelompok masyarakat pemerhati lingkungan
perlu dikoordinasikan dan/atau diawasi oleh Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup.
(2) Pemulihan komponen lingkungan perlu dilakukan pada kesempatan
pertama setelah
terjadinya kerusakan.
Pasal 47
(1) Guna mempertahankan keragaman hayati spesies lokal (flora dan fauna), Pemerintah
Daerah wajib melestarikan spesies endemik khas daerah.
19
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
(2) Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati menugaskan
instansi
yang
bertanggungjawab
untuk
berkoordinasi
dengan
Dinas
Pengelolaan
Lingkungan Hidup dalam membina dan mengembangkan budaya lokal yang berkaitan
dengan pelestarian lingkungan hidup
BAB IX
PENYIDIKAN
Pasal 48
(1)
Pejabat Pegawai Negri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang
khusus
sebagai
Penyidik
untuk
melakukan
penyidikan
tindak
pidana
terhadap
Peraturan
Daerah
ini
menurut
hukum
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan dimulainya penyidikan
dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undangundang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
20
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 49
(1)
Setiap orang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000
(lima ratus juta rupiah).
(2)
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Hal-hal sepanjang mengenai teknis pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini akan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 51
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Parigi
Pada tanggal 25 Juli 2005
Diundangkan di Parigi
Pada tanggal 25 Juli 2005
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
21
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
NOMOR 18 TAHUN 2005
TENTANG
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
I.
UMUM
Kabupaten Parigi Moutong memiliki potensi Sumber Daya Alam yang cukup besar yang
selama ini menjadi modal dasar pembangunan daerah. Pembangunan merupakan proses
pengolahan
sumber
daya
alam
dan
pendayagunaan
sumber
daya
manusia
dengan
atas sumberdaya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam.
dan
mutu
hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan diperhadapkan dengan berbagai tantangan.
Salah satu upaya pencegahan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, WTO (World Trade
Organization) menyepakati untuk mengintegrasikan faktor pelestarian lingkungan ke
dalam
proses perdagangan melalui penerapan standar mutu internasional yang dikenal dengan ISO
9000 (International Organization For Standardization). Berdasarkan kebijakan tersebut
beberapa negara Uni Eropa telah mempersyaratkan pemasangan ekolabel pada produk-roduk
yang dipasarkan
ke
dalam
maupun
keluar
negerinya.
Dengan
pemasangan
ekolabel
negara-negara
anggota
WTO
termasuk
Indonesia
pada
umumnya
yang
22
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
g. Peningkatan
peran
serta
masyarakat,
kelembagaan
dan
ketenangan
dalam
supremasi
hukum
lingkungan
dalam
yang
merupakan
kepentingan
masyarakat.
Oleh
karena
itu,
sejak
awal
perencanaan usaha dan atau kegiatan sudah harus diperkirakan perubahan rona lingkungan
sebagai
akibat
dari
pembentukan
suatu
kondisi
lingkungan
yang
baru
baik
yang
II.
23
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Yang dapat menimbulkan dapak besar adalah :
a. perubahan bentuk lahan dan bentang alam;
b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak
terbaharui;
c. proses dan kegiatan secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup serta pemerosotan sumber
daya alam dalam pemanfaatannya;
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan social dan budaya;
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan, konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. introduksi jenis-jenis tumbuhan, jenis hewan, dan jasad remik;
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;
h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup;
i. kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhgi pertahanan
Negara.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Pada setiap Daerah umumnya banyak terdapat lembaga atau badan usaha yang
dapat menyusun AMDAL dan/atau dokumen UKL/UPL dan/atau DKL/DPL
guna menjamin kwalitas dokumen yang akan disusun maka perlu dilakukan
kwalifikasi penyusun Amdal Daerah.
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Pentingnya proposal usaha dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui secara
detail komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga dapat diperkirakan
akan
24
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
UKL/
UPL
dan/atau
DKL/DPL
yang
disiapkan
sehingga
tidak
terjadi
kembali
bahwa pada umumnya sumber daya alam yang dikelola secara terus menerus
selama kurang waktu 3 (tiga ) tahun akan menampakkan wujud yang sangat
jauh dengan keadaan sebelum adanya kegiatan pengelolaan.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Pelibatan
masyarakat
dalam
pengawasan
dimaksudkan
sebagai
upaya
25
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Pasal 23
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan
kualitas air, persebaran hama, penyakit dan gulma serta perubahan kesehatan tanah
akibat penggunaan pestisida / herbisida.
Dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya ternak berupa bau dan bising bagi
usaha ternak intensif. Bagi usaha ternak yang
kandang) akan mengganggu tanaman dan lalu lintas sehingga potensial menimbulkan
konflik sosial.
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tambak dan kolam
ikan, udang dan pembangunan pelabuhan perikanan adalah perubahan ekosistem
perairan dan pantai, hidrologi dan bentang alam.
Pasal 26
Operasionalisasi usaha budidaya kolam membutuhkan jumlah air yang banyak
sehingga akan menimbulkan konflik kepentingan dengan persawahan. Pembukaan
hutan mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada dikawasan tersebut. Usaha budidaya
perikanan terapung dan pemasangan rumpon/bagang tetap akan mengganggu
jalur pelayaran dan estetika perairan.
Pasal 27
Dampak penting yang ditimbulkan oleh usaha kehutanan umumnya berupa
gangguan terhadap ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama
penyakit, erosi, bentang alam dan potensi konflik sosial.
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Dampak penting yang akan ditimbulkan oleh rumah sakit adalah limbah B3/
Radioaktif dan potensi penularan penyakit.
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Dampak penting yang ditimbulkan oleh jenis-jenis kegiatan di bidang perhubungan
antara
lain
berupa
26
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Pengembangan irigasi dan normalisasi sungai umumnya menimbulkan dampak
perubahan pola iklim dan ekosistem kawasan. Mobilisasi alat dan tenaga kerja
berpotensi menimbulkan dampak kebisingan, debu dan dapat menimbulkan konflik
sosial. Pembangunan pengaman pantai
dan
pelebaran
jalan
akan
menimbulkan
bangkitan
lalu
lintas,
kepentingan lain.
tempat parkir.
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Pengelolaan pertambangan umum berpotensi menimbulkan dampak berupa perubahan
bentang
serta limbah
cair
yang
dihasilkan.
Pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik dan jaringan transmisi umumnya
menimbulkan dampak terhadap terhadap aspek fisik-kimia, biologi sosial
ekonomi,
budaya, dan kesehatan masyarakat. Pembangunan pompa bahan bakar atau tempat
menyimpan bahan bakar berpotensi menimbulkan dampak berupa limbah cair dan
bahaya
kebakaran
sehingga
akan
timbul
dampak
lanjutan
berupa
keresahan
masyarakat.
Pengambilan air bawah tanah berpotensi menimbulkan dampak berupa gangguan
sistem geohidrologi intrusi air laut.
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Pembangunan obyek wisata dan sarana prasarana pendukungnya umumnya berpotensi
menimbulkan dampak berupa pelebaran lahan, limbah padat dan
limbah cair,
ketersediaan air, gangguan lalu lintas, keamanan serta dampak sosial dan budaya.
27
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Ayat (1)
Usaha atau kegiatan-kegiatan yang menggunakan hasil rekayasa genetika berpotensi
menimbulkan dampak berupa gangguan kesehatan dan keseimbangan ekologi.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Ayat (1)
Di Daerah Sulawesi Tengah pada umumnya dan Kabupaten Parigi Moutong pada
khususnya, banyak terdapat flora dan fauna endemik yang perlu dilestarikan
seperti Anoa, Babi Rusa, Maleo, Nuri, Kelelawar, Pohon Ebony, Pohon Donggala,
Pohon Balaroa, Pohon Mangrove dan sebagainnya.
Disamping itu terdapat pula budaya lokal yang memiliki akses pada pelestarian
lingkungan hidup seperti penerapan sanksi adat terhadap penebangan pohon di
kawasan hutan lindung. Budaya seperti ini sudah mulai memudar sehingga perlu
digali kembali dan kembangkan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
28
G:\Perda211\Baru\Kab. Parigi Moutong\2005\Pengelolaan Lingkungan Hidup.doc