Flu Burung
Flu Burung
TINJAUAN PUSTAKA
A. Flu Burung
1. Pengertian
Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza
yang menyerang burung/unggas/ayam. Salah satu tipe yang perlu di
waspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode
genetik H5N1 (H= Haemagglutinin, N= Neuramidase) yang selain dapat
menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke
manusia (Iwandarmansjah, 2007)
2. Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza
termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubahubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemic dan
pandemic. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan
Neuramidse (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode
subtype flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat
jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada
binatang H1-H5 dan N1-N9.
Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah
dari subtype A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4
hari pada suhu 22o C dan lebih dari 30 hari pada 0o C. Virus akan mati
pada pemanasan 60o C selama 30 menit atau 56o C selama 3 jam dan
dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang
mengandung iodine (Iwandarmansjah, 2007)
3. Gejala
Menurut Atmawinata (2006), gejala penyakit flu burung dapat dibedakan
menjadi dua yaitu gejala pada unggas dan gejala pada manusia.
a. Gejala pada unggas.
1) Pembengkakan pada kepala
2) Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata
3) Diare
4) Batuk, bersin, dan ngorok
5) Pendarahan dibawah kulit (sub kutan)
6) Pendarahan titik (ptechie) pada ayam
7) Jengger, dan kulit yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru
keunguan
8) Borok di kaki
9) Kematian mendadak
b. Gejala pada manusia.
1) Demam (suhu badan diatas 38o C)
2) Batuk, sesak napas, dan mengeluarkan lendir bening dari hidung
3) Sakit tenggorokan
4) Hilang nafsu makan
5) Diare dan muntah-muntah
10
11
12
13
14
15
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor
perilaku (behavior causes), dan faktor non perilaku (non behavior causes).
Perilaku itu sendiri juga dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
a) Faktor predisposisi (Predisposing factor)
Faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah
pengetahuan dan sikap atau masyarakat tersebut terhadap apa yang
dilakukan. Misalnya perilaku warga untuk mencegah penularan flu
burung akan lebih mudah apabila warga tersebut tahu apa manfaat dari
pencegahan tersebut. Disamping itu, kepercayaan, tradisi, sistem nilai
di masyarakat setempat juga sangat mempengaruhi terbentuknya
perilaku.
b) Faktor pemungkin ( Enabling factor)
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas,
sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Dari segi kesehatan
masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses
(terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Faktor penguat (Reinforcing factor)
16
17
sehubungan
dengan
pemulihan
kesehatan
(health
18
19
20
21
materi
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
serta,
22
dari
penggunaan
kata-kata:
dapat
menggambarkan,
menunjukkan
kepada
suatu
kemampuan
untuk
23
yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan (pengetahuan) seseorang, maka dia
akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih
mudah pula untuk menyelesaikan hal-hal baru tersebut.
b. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
memberikan pengetahuan yang jelas.
c. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang,
karena informasi-informasi baru akan disaring kira-kira sesuai atau
tidaknya dengan kebudayaan yang ada dan agama yang dianut.
d. Pengalaman
Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu,
maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan luas, sedang
umur semakin banyak (bertambah tua).
e. Sosial Ekonomi
Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan
dengan penghasilan yang ada. Sehingga menuntut pengetahuan yang
dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun dalam
mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan
dengan pendapatan keluarga.
24
D. Sikap
1. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2003) Sikap adalah merupakan reaksi atau
respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi adalah merupakan
predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi
terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap
obyek (Notoatmodjo, 2003).
2. Komponen-komponen sikap
Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
(tiga) komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
25
3. Ciri-ciri sikap
Ciri-ciri sikap menurut Purwanto (1999) :
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan
obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan
karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat
keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah
sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap obyek.
d. Obyek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat
juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.
Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam
sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat
kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai
obyek tertentu. Dalam kehidupan masyarakat, sikap ini penting sekali.
4. Tingkatan sikap
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
menurut Notoatmodjo (2003) yaitu :
26
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan.
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan
adalah indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu
benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah indikasi tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap oleh Azwar (2004)
adalah sebagai berikut :
a. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan
akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen
sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap
27
pengaruh
dalam
pembentukan
sikap
dikarenakan
28
29
30
C. Kerangka Teori
1.
2.
3.
4.
5.
Faktor Predisposisi :
Pengetahuan
Sikap
Keyakinan
Kepercayaan
Nilai-nilai
6. Faktor Pendukung :
Tersedianya fasilitas
sarana dan prasarana
kesehatan
7.
Faktor Penguat
1. Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
2. Dukungan orang lain
atau tokoh masyarakat
Positif
Perilaku
Negatif
31
D. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
masyarakat
tentang
pencegahan
flu
burung
Perilaku pencegahan
terjadinya flu burung
Sikap masyarakat tentang
pencegahan flu burung
32
F. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang flu burung dengan
perilaku pencegahan terjadinya flu burung di Desa Senggrong Kecamatan
Andong Kabupaten Boyolali.
2. Ada hubungan antara sikap masyarakat tentang flu burung dengan
perilaku pencegahan terjadinya flu burung di Desa Senggrong Kecamatan
Andong Kabupaten Boyolali.