Anda di halaman 1dari 8

.

1 Latar Balakang Masalah


Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh wajib pajak bagi seluruh
warga Indonesia baik yang ada di dalam maupun diluar negeri, apabila dirinya telah
menjadi wajib pajak. Pajak adalah iuran yang sifatnya memaksa, harus dibayar tidak
boleh tidak baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri
bagi seluruh warga negara Indonesia dan warga negara asing yang tinggal di
Indonesia lebih dari 180 hari.
Organisasi memerlukan manajemen pajak, agar pembayaran pajak sesuai dengan
ketentuan perpajakan. Namun mereka pun tetap mempertahankan keinginannya
untuk meraih laba dan likuiditas yang diharapkan sehingga tetap memaksimalkan
kemakmuran para pemiliknya. Perkembangan implementasi teknologi informasi ke
dalam sistem informasi organisasi telah sedemikian pervasif sehingga hampir
semua kegiatan organisasi, termasuk catatan perpajakan, terekam ke dalam system
informasi yang dikelolanya. Dalam praktek bisnis, umumnya pengusaha
mengidentifikasikan pembayaran pajak sebagai suatu beban. Sehingga akan
berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. Jika
perusahaan tidak mengintegrasikan pemenuhan kewajiban perpajakan ini ke dalam
sistem informasi manajemen yang berbasis pada teknologi informasi yang
digunakan dalam organisasi perusahaan, maka departemen fungsi pajak suatu
perusahaan cenderung akan menggunakan cara pemrosesan kewajiban perpajakan
secara manual. Hal ini dapat menyebabkan : 1) fungsi pajak akan menghabiskan
waktu yang terlalu banyak hanya untuk pelaporan pajak; 2) kegagalan untuk
mengakses informasi perpajakan, dan; 3) meningkatnya biaya pajak. Salah satu
pengintegrasian dari sistem informasi manajemen dalam sebuah sistem informasi
perusahaan yaitu penggunaan sistem on-line dalam kegiatan perpajakan. Salah
satu aplikasi penggunaan sistem pajak on-line adalah dengan menggunakan
electronic filling (e-filing). E-filing adalah penyampain Surat Pemberitahuan Pajak
(SPT) dalam bentuk elektronik (e-SPT) oleh Wajib Pajak ke Direktorat Jenderal Pajak
melalui media elektronik dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara
online real time. E-filing diharapkan akan mampu menjawab dan menyikapi masalah
mengenai meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar diseluruh
Indonesia akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya
pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses
administrasi laporan pajak menggunakan kertas.
Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka kami tertarik untuk menyajikan sebuah
makalah yang berjudul APLIKASI PAJAK ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM
ELECTRONIC FILING (E-FILING).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diulas di atas, didapatkan empat
hal yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini. Keempat pokok
permasalahan tersebut adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan e-filing?
2. Perangkat keras dan perangkat lunak apa yang digunakan dalam e-filing?

3.
4.
5.
6.

Bagaimana prosedur penggunaan e-filing sebagai aplikasi pajak online?


Apa manfaat e-filing bagi wajib pajak dan pemerintah?
Apa yang menjadi kelemahan dalam e-filing?
Bagaimana jaminan keamanan penggunaan e-filing?

1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah


Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Definisi e-filing;
2. Perangkat keras dan perangkat lunak dalam penggunaan e-filing;
3. Prosedur penggunaan e-filing sebagai aplikasi pajak online;
4. Manfaat e-filing bagi wajib pajak dan pemerintah;
5. Kelemahan dalam e-filing;
6. Jaminan keamanan penggunaan e-filing.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tambahan mengenai aplikasi sistem pajak online
kepada peserta diskusi yang dalam hal ini adalah mahasiswa FKIP Ekonomi
Akuntansi Universitas Pasundan.
2. Mendorong wajib pajak maupun calon wajib pajak untuk sadar akan pentingnya
dunia perpajakan dalam melancarkan proses usaha (bagi pengusaha) maupun wajib
pajak non pengusaha yang memiliki potensi dalam meningkatkan perekonomian
nasional.
3. Memotivasi warga negara Indonesia untuk lebih paham dan taat dalam
menjalankan kewajibannya membayar pajak untuk kelangsungan pembangunan
dan belanja negara yang semua itu diperuntukkan bagi kesejahteraan warga negara
Indonesia itu sendiri.
4. Meningkatkan pengetahuan mengenai perkembangan teknologi informasi dalam
era globalisasi yang semakin sengit. Dimana teknologi informasi tersebut
diterapkan pada sistem pembayaran maupun pelayanan perpajakan dengan tujuan
untuk meningkatkan keefektifan keefisienan proses pembayaran dan pelayanan
pajak, sehingga penerimaan negara di sektor pajak akan semakin meningkat.

BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Definisi E-Filing
Dalam pelayanan dan pembayaran pajak dengan menggunakan sistem online atau
dalam jaringan, terdapat sebuah proses penting yang tidak dapat dilupakan. Proses
penting tersebut ialah proses e-Filing. Untuk menjawab dan menyikapi
meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar diseluruh Indonesia
akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya
pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses

administrasi laporan pajak menggunakan kertas, Direktorat Jenderal Pajak telah


mengeluarkan sebuah Surat Keputusan No. 88 mengenai pelaporan SPT secara
elektronik (e-filing) pada bulan Mei 2004. Tujuan utama layanan pelaporan pajak ini
adalah untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (melalui media
komunikasi internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat
melakukannya dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan
dapat melakukannya dari lokasi kantor atau usahanya. Jalan keluar ini akan dapat
membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk
mempersiapkan, memproses dan melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan
tepat waktu. Dan juga dukungan kepada Kantor Pajak dalam hal percepatan
penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan (juga
akurasi data), distribusi dan pengarsipan laporan SPT.
E-filing adalah penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk elektronika
(e-SPT) oleh wajib pajak ke Direktorat Jenderal Pajak melalui media elektronik
dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet, secara online real time.
Adapun pengertian dari online adalah keadaan saat seseorang terhubung ke dalam
suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar yaitu internet. Dalam dunia
telekomunikasi, istilah online memiliki arti lebih spesifik. Suatu alat yang
diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan online bila berada
dalam kontrol langsung dari sistem tersebut, dalam arti ia tersedia saat akan
digunakan oleh sistem (on demand) tanpa membutuhkan intervensi manusia
namun tidak bisa beroperasi secara mandiri di luar sistem tersebut. E-SPT ialah
Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang
berbentuk formulir elektronik (CD) yang merupakan pengganti lembar manual SPT.
E-SPT ini tersedia untuk berbagai jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dimana wajib pajak terdaftar atau dibeli melalui layanan
pajak.
2.2 Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Dalam Penggunaan E-Filing
Perangkat keras yang dibutuhkan (hardware) yang diperlukan untuk melakukan eFiling hanyalah sebuah komputer (PC) yang terhubung ke internet. Wajib pajak
dapat memanfaatkan komputer yang telah ada karena tidak diperlukan komputer
khusus untuk melakukan e-Filing. Namun ada pula spesifikasi minimal dari hardware
dan software yang disarankan untuk dipergunakan dalam proses ini. Spesifikasi
minimal tersebut antara lain ialah:
Hardware Requirements :
1) Pentium III 500 Mhz
2) 128 Mb of Ram10 Mb Harddisk Space
3) VGA dengan minimal resolusi layar 1024 x 768
4) Mouse
5) Keyboard
Software Requirements:
1) Microsoft Windows 2000 service pack3/Microsoft XP Profesional

2) Internet Browser (direkomendasikan menggunakan Microsoft Internet Explorer


5.5 keatas.
3) Net Framework versi 1.1.432
4) Digital Certificate
5) Web Service Enhancement (WSE) 2.0
Besarnya bandwith yang digunakan minimum 64 Mb dan bilamana data yang
dikirimkan melalui e-Filling besar, direkomendasikan bandwith yang digunakan
harus lebih besar 64 Mb. Digital Certificate dapat diinstal keberbagai komputer
hanya saja dalam satu nomor NPWP, dengan konsekwensi komputer yang telah
menginstal digital certificate akan tidak bisa melakukan e-Filling melainkan
komputer terhakir yang mendapatkan digital certificate yang bisa melakukan eFilling. Bilamana PC Wajib Pajak yang didalamnya telah terdapat e-Filling mengalami
kerusakan maka, diharuskan melapor ke KPP dan akan di proses ulang. Bilamana
Wjib Pajak ingin mengganti PC maka tidak perlu bingung, karena CD e-Filling dapat
digunakan beberapa kali tanpa ada batasan waktu dan masalah digital certificate
dapat di export ke PC baru yang telah dimiliki oleh Wajib Pajak. e-SPT tidak terdapat
pada situs Layanan Pajak, dikarenakan e-SPT merupakan milik dari Dirjen Pajak,
sehingga Wajib Pajak disarankan mendownload dari situs Dirjen Pajak.
2.3 Prosedur Penggunaan E-Filing Sebagai Aplikasi Pajak Online
Adapun langkah-langkah (prosedur) yang harus dilakukan oleh wajib pajak untuk
melakukan e-Filing:
Langkah Pertama : Mengajukan Permohonan
1) Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar sesuai dengan contoh surat permohonan,
dengan melampirkan :
a. Fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak atau Surat Keterangan Terdaftar
b. Dalam dalam hal Pengusaha Kena Pajak disertai dengan fotokopi Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
2) Permohonan sebagaimana dimaksud diatas dapat disetujui apabila,
a. Alamat yang tercantum pada permohonan sama dengan alamat dalam database
(master file) Wajib Pajak di Direktorat Jenderal Pajak.
b. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai kewajiban menyampaikan Surat
Pemberitahuan, telah menyampaikan,
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi atau Badan untuk
Tahun Pajak terakhir.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Tahun Pajak
terakhir
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk 6 (enam) Masa Pajak
terakhir
3) Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan
yang diajukan oleh Wajib Pajak untuk memperoleh Electronic Filing Identification
Number (e-FIN) paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima secara

lengkap.
Langkah Kedua : Registrasi
1) Wajib Pajak yang sudah mendapatkan Electronic Filing Identification Number
(eFIN) dari Kantor Pelayanan Pajak mendaftarkan diri melalui website
https://efiling.layananpajak.com/registrasiwp/
2) Setelah Wajib Pajak mendaftarkan diri, Layanan Pajak akan memberikan:
a. User ID dan Password
b. Aplikasi e-SPT beserta petunjuk penggunaan dan informasi lainnya, sesuai
dengan jenis-jenis pajak yang diperlukan
c. Sertifikat digital (digital certificate) yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pajak
berdasarkan Electronic Filing Identification Number (e-FIN) yang didaftarkan oleh
Wajib Pajak.
3) Sertifikat Digital (Digital Certificate) tersebut akan ter-install secara otomatis ke
dalam komputer yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan registrasi, yang
antara lain berfungsi untuk,
a. Keamanan dengan melakukan pengacakan data e-SPT (encryption).
b. Otentifikasi pengirim data e-SPT.
c. Menjamin integritas data e-SPT.
d. Mencegah penyangkalan (non-repudiation)
Langkah Ketiga : E-Filing
1) Wajib Pajak dapat mempersiapkan dan melakukan pengisian SPT secara off-line
melalui aplikasi e-SPT yang telah diberikan.
2) Setelah data terisi lengkap, penyampaian laporan (e-Filing) dilakukan secara online melalui https://efiling.layananpajak.com/registrasiwp/
Proses e-filing secara lengkap adalah sebagai berikut:
1) Direktorat Jenderal Pajak akan memberikan Bukti Penerimaan secara elektronik
yang dibubuhkan pada bagian bawah Induk Surat Pemberitahuan (e-SPT) yang telah
diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak secara benar dan lengkap.
2) Bukti penerimaan secara elektronik berisi informasi yang meliputi; Nomor Pokok
Wajib Pajak, Tanggal dan Jam, Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan
(NTPS), dan Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA).
3) Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap
disampaikan tepat waktu.
4) Wajib Pajak mencetak, menandatangani, dan menyampaikan induk Surat
Pemberitahuan beserta Surat Setoran Pajak (apbila ada) dan dokumen lainnya yang
wajib dilampirkan ke kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar secara
langsung atau melalui pos secara tercatat, paling lambat;
a. 14 (empat belas) hari sejak batas terakhir palaporan Surat Pemberitahuan
disampaikan sebelum batas akhir penyampaian.
b. 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan secara
elektronik dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan setelah lewat batas akhir

penyampaian.
5) Apabila kewajiban menyampaikan induk Surat Pemberitahuan beserta Surat
Setoran Pajak (apabila ada) dan dokumen lainnya yang wajib dilampirkan,
disampaikan melalui pos secara tercatat, maka tanggal penerimaan induk Surat
Pemberitahuan beserta lampirannya adalah tanggal yang tercantum pada bukti
pengiriman surat.
6) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan induk Surat Pemberitahuan beserta
lampiran yang dipersyaratkan dalam janka waktu sebagaimana dimaksud di atas
maka Wajib Pajak dianggap tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
7) Layanan Pajak memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa Surat
Pemberitahuan beserta lampirannya yang disampaikna secara elektronik dijamin
kerahasiaannya, diterima di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap dan real time
serta diakui oleh Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak.
2.4 Manfaat E-Filing Bagi Wajib Pajak dan Pemerintah
Adapun manfaat dari e-filing bagi Wajib Pajak yaitu:
1) Pelaporan atau penyampaian SPT dapat dilakukan setiap saat tanpa mengenal
hari libur (24 jam dalam sehari, 7 hari seminggu).
2) Kesalahan input data dapat dengan mudah direvisi pada saat pengisian data
pada formulir e-SPT, tanpa harus menghapus atau mengganti kertas lembar SPT.
3) Mengurangi biaya cetak lembar isian SPT.
4) Penyederhanaan proses, dimana pelaporan SPT tidak perlu dilakukan dengan
mendatangi dan mengikuti antrian di Kantor Pelayanan Pajak.
5) Konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak atas penerimaan laporan pajak (SPT)
dapat diperoleh saat itu juga (real time), setelah data-data yang dikirim telah benar
dan lengkap.
6) Sentralisasi Penyampaian SPT PPN bagi Wajib Pajak Badan yang memiliki
beberapa kantor cabang dapat dilakukan sehingga dapat mempermudah konsilidasi
pelaporan pajak antar cabang.
Sedangkan manfaat e-filing bagi pemerintah adalah dapat dengan mudah
memprediksi penerimaan pajak yang dapat menjadi pemasukan bagi kas negara
secara cepat.
2.5 Kelemahan E-Filing
Pada dasarnya e-filing hanyalah sebatas proses penyampaian SPT, menggantikan
proses manual yang selama ini dilakukan ke proses digital dengan media elektronik.
Proses penyusunan data, penghitungan, dan persiapan laporan SPT tetap dilakukan
seperti yang selama ini telah dijalankan oleh masing-masing Wajib Pajak. Hardware
maupun software e-filing tidak terkoneksi dengan perangkat back-office (sistem
akuntansi) yang dimiliki oleh Wajib Pajak.
2.6 Jaminan Keamanan E-Filing
Data e-SPT yang terkirim melalui jaringan internet dari Wajib Pajak mengalami
proses acak (encryption) sehingga sistem komputer Direktorat Jenderal Pajak yang

hanya dapat menerjemahkan data acak tersebut. Verifikasi juga dilakukan untuk
memastikan bahwa data yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak tidak
mengalami perubahan dari data asli yang dikirim oleh Wajib Pajak. Sebagai media
penyampaian e-SPT, Layanan Pajak tidak menyimpan data e-SPT yang dikirim oleh
Wajib Pajak sehingga kerahasiaan data terjamin.

BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami mengemukakan kesimpulan sebagai
berikut:
1. E-filing adalah penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk
elektronika (e-SPT) oleh wajib pajak ke Direktorat Jenderal Pajak melalui media
elektronik dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet, secara online real time.
2. E-filing diharapkan akan mampu menjawab dan menyikapi masalah mengenai
meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar diseluruh Indonesia
akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya
pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses
administrasi laporan pajak menggunakan kertas.
3. E-SPT ialah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
yang berbentuk formulir elektronik (CD) yang merupakan pengganti lembar manual
SPT.
4. E-SPT ini tersedia untuk berbagai jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dimana wajib pajak terdaftar atau dibeli melalui layanan
pajak.
5. Perangkat keras yang digunakan dalam e-filing adalah: Pentium III 500 Mhz, 128
Mb of Ram10 Mb Harddisk Space, VGA dengan minimal resolusi layar 1024 x 768,
Mouse, dan Keyboard.
6. Perangkat lunak yang digunakan dalam e-filing adalah sebagai berikut: Microsoft
Windows 2000 service pack3/Microsoft XP Profesional, Internet Browser
(direkomendasikan menggunakan Microsoft Internet Explorer 5.5 keatas, Net
Framework versi 1.1.432, Digital Certificate, Web Service Enhancement (WSE) 2.0.
7. Prosedur penggunaan e-filing terdapat tiga langkah yaitu: mengajukan
permohonan; registrasi, dan; e-filing.
8. Manfaat e-filing bagi Wajib Pajak yaitu: 1) Pelaporan atau penyampaian SPT dapat
dilakukan setiap saat tanpa mengenal hari libur (24 jam dalam sehari, 7 hari
seminggu); 2) Kesalahan input data dapat dengan mudah direvisi pada saat
pengisian data pada formulir e-SPT, tanpa harus menghapus atau mengganti kertas
lembar SPT; 3) Mengurangi biaya cetak lembar isian SPT; 4) Penyederhanaan
proses, dimana pelaporan SPT tidak perlu dilakukan dengan mendatangi dan
mengikuti antrian di Kantor Pelayanan Pajak; 5) Konfirmasi dari Direktorat Jenderal
Pajak atas penerimaan laporan pajak (SPT) dapat diperoleh saat itu juga (real time),
setelah data-data yang dikirim telah benar dan lengkap; 6) Sentralisasi

Penyampaian SPT PPN bagi Wajib Pajak Badan yang memiliki beberapa kantor
cabang dapat dilakukan sehingga dapat mempermudah konsilidasi pelaporan pajak
antar cabang.
9. Sedangkan manfaat e-filing bagi pemerintah adalah dapat dengan mudah
memprediksi penerimaan pajak yang dapat menjadi pemasukan bagi kas negara
secara cepat.
10. Kelemahan e-filing pada dasarnya e-filing hanyalah sebatas proses
penyampaian SPT, menggantikan proses manual yang selama ini dilakukan ke
proses digital dengan media elektronik. Proses penyusunan data, penghitungan,
dan persiapan laporan SPT tetap dilakukan seperti yang selama ini telah dijalankan
oleh masing-masing Wajib Pajak. Hardware maupun software e-filing tidak
terkoneksi dengan perangkat back-office (sistem akuntansi) yang dimiliki oleh Wajib
Pajak.
11. Jaminan keamanan e-filing fokus terhadap data e-SPT yang terkirim melalui
jaringan internet dari Wajib Pajak mengalami proses acak (encryption) sehingga
sistem komputer Direktorat Jenderal Pajak yang hanya dapat menerjemahkan data
acak tersebut. Verifikasi juga dilakukan untuk memastikan bahwa data yang
diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak tidak mengalami perubahan dari data asli
yang dikirim oleh Wajib Pajak. Sebagai media penyampaian e-SPT, Layanan Pajak
tidak menyimpan data e-SPT yang dikirim oleh Wajib Pajak sehingga kerahasiaan
data terjamin.

Anda mungkin juga menyukai