1 Latar Balakang Masalah
1 Latar Balakang Masalah
3.
4.
5.
6.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Definisi E-Filing
Dalam pelayanan dan pembayaran pajak dengan menggunakan sistem online atau
dalam jaringan, terdapat sebuah proses penting yang tidak dapat dilupakan. Proses
penting tersebut ialah proses e-Filing. Untuk menjawab dan menyikapi
meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar diseluruh Indonesia
akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya
pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses
lengkap.
Langkah Kedua : Registrasi
1) Wajib Pajak yang sudah mendapatkan Electronic Filing Identification Number
(eFIN) dari Kantor Pelayanan Pajak mendaftarkan diri melalui website
https://efiling.layananpajak.com/registrasiwp/
2) Setelah Wajib Pajak mendaftarkan diri, Layanan Pajak akan memberikan:
a. User ID dan Password
b. Aplikasi e-SPT beserta petunjuk penggunaan dan informasi lainnya, sesuai
dengan jenis-jenis pajak yang diperlukan
c. Sertifikat digital (digital certificate) yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pajak
berdasarkan Electronic Filing Identification Number (e-FIN) yang didaftarkan oleh
Wajib Pajak.
3) Sertifikat Digital (Digital Certificate) tersebut akan ter-install secara otomatis ke
dalam komputer yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan registrasi, yang
antara lain berfungsi untuk,
a. Keamanan dengan melakukan pengacakan data e-SPT (encryption).
b. Otentifikasi pengirim data e-SPT.
c. Menjamin integritas data e-SPT.
d. Mencegah penyangkalan (non-repudiation)
Langkah Ketiga : E-Filing
1) Wajib Pajak dapat mempersiapkan dan melakukan pengisian SPT secara off-line
melalui aplikasi e-SPT yang telah diberikan.
2) Setelah data terisi lengkap, penyampaian laporan (e-Filing) dilakukan secara online melalui https://efiling.layananpajak.com/registrasiwp/
Proses e-filing secara lengkap adalah sebagai berikut:
1) Direktorat Jenderal Pajak akan memberikan Bukti Penerimaan secara elektronik
yang dibubuhkan pada bagian bawah Induk Surat Pemberitahuan (e-SPT) yang telah
diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak secara benar dan lengkap.
2) Bukti penerimaan secara elektronik berisi informasi yang meliputi; Nomor Pokok
Wajib Pajak, Tanggal dan Jam, Nomor Transaksi Penyampaian Surat Pemberitahuan
(NTPS), dan Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA).
3) Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap
disampaikan tepat waktu.
4) Wajib Pajak mencetak, menandatangani, dan menyampaikan induk Surat
Pemberitahuan beserta Surat Setoran Pajak (apbila ada) dan dokumen lainnya yang
wajib dilampirkan ke kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar secara
langsung atau melalui pos secara tercatat, paling lambat;
a. 14 (empat belas) hari sejak batas terakhir palaporan Surat Pemberitahuan
disampaikan sebelum batas akhir penyampaian.
b. 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan secara
elektronik dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan setelah lewat batas akhir
penyampaian.
5) Apabila kewajiban menyampaikan induk Surat Pemberitahuan beserta Surat
Setoran Pajak (apabila ada) dan dokumen lainnya yang wajib dilampirkan,
disampaikan melalui pos secara tercatat, maka tanggal penerimaan induk Surat
Pemberitahuan beserta lampirannya adalah tanggal yang tercantum pada bukti
pengiriman surat.
6) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan induk Surat Pemberitahuan beserta
lampiran yang dipersyaratkan dalam janka waktu sebagaimana dimaksud di atas
maka Wajib Pajak dianggap tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
7) Layanan Pajak memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa Surat
Pemberitahuan beserta lampirannya yang disampaikna secara elektronik dijamin
kerahasiaannya, diterima di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap dan real time
serta diakui oleh Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak.
2.4 Manfaat E-Filing Bagi Wajib Pajak dan Pemerintah
Adapun manfaat dari e-filing bagi Wajib Pajak yaitu:
1) Pelaporan atau penyampaian SPT dapat dilakukan setiap saat tanpa mengenal
hari libur (24 jam dalam sehari, 7 hari seminggu).
2) Kesalahan input data dapat dengan mudah direvisi pada saat pengisian data
pada formulir e-SPT, tanpa harus menghapus atau mengganti kertas lembar SPT.
3) Mengurangi biaya cetak lembar isian SPT.
4) Penyederhanaan proses, dimana pelaporan SPT tidak perlu dilakukan dengan
mendatangi dan mengikuti antrian di Kantor Pelayanan Pajak.
5) Konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak atas penerimaan laporan pajak (SPT)
dapat diperoleh saat itu juga (real time), setelah data-data yang dikirim telah benar
dan lengkap.
6) Sentralisasi Penyampaian SPT PPN bagi Wajib Pajak Badan yang memiliki
beberapa kantor cabang dapat dilakukan sehingga dapat mempermudah konsilidasi
pelaporan pajak antar cabang.
Sedangkan manfaat e-filing bagi pemerintah adalah dapat dengan mudah
memprediksi penerimaan pajak yang dapat menjadi pemasukan bagi kas negara
secara cepat.
2.5 Kelemahan E-Filing
Pada dasarnya e-filing hanyalah sebatas proses penyampaian SPT, menggantikan
proses manual yang selama ini dilakukan ke proses digital dengan media elektronik.
Proses penyusunan data, penghitungan, dan persiapan laporan SPT tetap dilakukan
seperti yang selama ini telah dijalankan oleh masing-masing Wajib Pajak. Hardware
maupun software e-filing tidak terkoneksi dengan perangkat back-office (sistem
akuntansi) yang dimiliki oleh Wajib Pajak.
2.6 Jaminan Keamanan E-Filing
Data e-SPT yang terkirim melalui jaringan internet dari Wajib Pajak mengalami
proses acak (encryption) sehingga sistem komputer Direktorat Jenderal Pajak yang
hanya dapat menerjemahkan data acak tersebut. Verifikasi juga dilakukan untuk
memastikan bahwa data yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak tidak
mengalami perubahan dari data asli yang dikirim oleh Wajib Pajak. Sebagai media
penyampaian e-SPT, Layanan Pajak tidak menyimpan data e-SPT yang dikirim oleh
Wajib Pajak sehingga kerahasiaan data terjamin.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami mengemukakan kesimpulan sebagai
berikut:
1. E-filing adalah penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk
elektronika (e-SPT) oleh wajib pajak ke Direktorat Jenderal Pajak melalui media
elektronik dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet, secara online real time.
2. E-filing diharapkan akan mampu menjawab dan menyikapi masalah mengenai
meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar diseluruh Indonesia
akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya
pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses
administrasi laporan pajak menggunakan kertas.
3. E-SPT ialah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
yang berbentuk formulir elektronik (CD) yang merupakan pengganti lembar manual
SPT.
4. E-SPT ini tersedia untuk berbagai jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dimana wajib pajak terdaftar atau dibeli melalui layanan
pajak.
5. Perangkat keras yang digunakan dalam e-filing adalah: Pentium III 500 Mhz, 128
Mb of Ram10 Mb Harddisk Space, VGA dengan minimal resolusi layar 1024 x 768,
Mouse, dan Keyboard.
6. Perangkat lunak yang digunakan dalam e-filing adalah sebagai berikut: Microsoft
Windows 2000 service pack3/Microsoft XP Profesional, Internet Browser
(direkomendasikan menggunakan Microsoft Internet Explorer 5.5 keatas, Net
Framework versi 1.1.432, Digital Certificate, Web Service Enhancement (WSE) 2.0.
7. Prosedur penggunaan e-filing terdapat tiga langkah yaitu: mengajukan
permohonan; registrasi, dan; e-filing.
8. Manfaat e-filing bagi Wajib Pajak yaitu: 1) Pelaporan atau penyampaian SPT dapat
dilakukan setiap saat tanpa mengenal hari libur (24 jam dalam sehari, 7 hari
seminggu); 2) Kesalahan input data dapat dengan mudah direvisi pada saat
pengisian data pada formulir e-SPT, tanpa harus menghapus atau mengganti kertas
lembar SPT; 3) Mengurangi biaya cetak lembar isian SPT; 4) Penyederhanaan
proses, dimana pelaporan SPT tidak perlu dilakukan dengan mendatangi dan
mengikuti antrian di Kantor Pelayanan Pajak; 5) Konfirmasi dari Direktorat Jenderal
Pajak atas penerimaan laporan pajak (SPT) dapat diperoleh saat itu juga (real time),
setelah data-data yang dikirim telah benar dan lengkap; 6) Sentralisasi
Penyampaian SPT PPN bagi Wajib Pajak Badan yang memiliki beberapa kantor
cabang dapat dilakukan sehingga dapat mempermudah konsilidasi pelaporan pajak
antar cabang.
9. Sedangkan manfaat e-filing bagi pemerintah adalah dapat dengan mudah
memprediksi penerimaan pajak yang dapat menjadi pemasukan bagi kas negara
secara cepat.
10. Kelemahan e-filing pada dasarnya e-filing hanyalah sebatas proses
penyampaian SPT, menggantikan proses manual yang selama ini dilakukan ke
proses digital dengan media elektronik. Proses penyusunan data, penghitungan,
dan persiapan laporan SPT tetap dilakukan seperti yang selama ini telah dijalankan
oleh masing-masing Wajib Pajak. Hardware maupun software e-filing tidak
terkoneksi dengan perangkat back-office (sistem akuntansi) yang dimiliki oleh Wajib
Pajak.
11. Jaminan keamanan e-filing fokus terhadap data e-SPT yang terkirim melalui
jaringan internet dari Wajib Pajak mengalami proses acak (encryption) sehingga
sistem komputer Direktorat Jenderal Pajak yang hanya dapat menerjemahkan data
acak tersebut. Verifikasi juga dilakukan untuk memastikan bahwa data yang
diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak tidak mengalami perubahan dari data asli
yang dikirim oleh Wajib Pajak. Sebagai media penyampaian e-SPT, Layanan Pajak
tidak menyimpan data e-SPT yang dikirim oleh Wajib Pajak sehingga kerahasiaan
data terjamin.