By Iswanti
Page 2
Inspiring People
Page 3
Inspiring People
Page 4
Inspiring People
Page 5
Inspiring People
Membaca Buku
Page 6
Inspiring People
Page 7
Inspiring People
Page 8
Inspiring People
Page 9
Inspiring People
Page 10
Inspiring People
Page 11
Inspiring People
Page 12
Inspiring People
Page 13
Inspiring People
Page 14
Inspiring People
Page 15
Inspiring People
Page 16
Inspiring People
Page 17
Inspiring People
Page 18
Inspiring People
Page 19
Inspiring People
Page 20
Inspiring People
Akhirnya saya bisa kenal dekat dengan Ibu Karno dan Ibu
Maryam. Malah Ibu Karno meminta saya menyebut beliau
Eyang. Asiknya punya Eyang di Malang. Saya selalu diminta
kemping (menginap) di rumah beliau. Kalau saya menginap,
Eyang pasti menyiapkan makanan enak buat saya. Begitu
juga dengan Ibu Maryam. Sudah dua kali beliau
membawakan makanan buat saya dan teman-teman,
karena beliau ini pintar membuat kue.
Page 21
Inspiring People
Page 22
Inspiring People
Page 23
Inspiring People
Ada dua nama yang saya ingat kalau ingat Papua, yaitu Pipi
(Ibu Kartini kita karena kalau dia kerja pasti insinyur yang
perempuan hanya dirinya seorang di kantornya) dan satu
lagi adalah Tina. Temanku yang terakhir ini adalah asli orang
Sorong, kota yang ada di kepala burung pulau Papua.
Memang sangat menghina kalau ada orang yang bilang
kalau kita ke Papua pasti kita bakal yang paling kece di
sana. Buktinya Tina ini hitam manis, loh, padahal dia asli
dari Papua.
Saya kenal dengan Tina karena Tina adalah temannya
temanku. Mereka sama-sama tinggal di rumah Bu Anya,
dosen mereka berwajah bule Jerman, juga satu jurusan
sewaktu kuliah di IPB.
Yang saya kagum dari Tina, ternyata dia bisa sampai ke
pulau Jawa dan kuliah di IPB karena kemauannya yang
keras.
Dulu Tina pernah bercerita, banyak orang Papua yang ingin
sekolah di Jawa, termasuk dirinya. Tapi kehidupan ekonomi
rakyat Papua pas-pasan, jadi Tina yang sadar betul dengan
kondisinya ini berusaha menggapai mimpinya dengan
berternak babi.
Tiap hari dia mendatangi restoran-restoran meminta sisa
makanan untuk dijadikan makanan ternaknya itu. Lalu
setelah ternaknya besar dia jual, dan uangnya dipakai untuk
ongkos naik kapal. Di kapal yang memakan waktu berhari-
hari itu dia sendirian. Pertama kali ke Jawa dengan modal
nekat, sendirian, perempuan pula. Padahal dia anak
bungsu.
Page 24
Inspiring People
Page 25
Inspiring People
Page 26
Inspiring People
Page 27