1. Definisi katalis Menurut James. T. Richardson ?
Menurut James. T. Richardson dalam bukunya Principles of Catalyst
Development merupakan suatu substansi kimia yang dapat meningkatkan laju reaksi, sehingga suatu reaksi kimia dapat mencapai kesetimbangan tanpa terlibat di dalam reaksi secara permanen. Artinya pada akhir reaksi katalis tidak tergabung dengan senyawa produk reaksi. (Richardson, 1989) Adanya katalis dapat mempengaruhi faktor-faktor kinetika suatu reaksi seperti laju reaksi, energi aktivasi, sifat dasar keadaan transisi dan lain-lain. Karakteristik katalis adalah berinteraksi dengan reaktan tetapi tidak berubah pada akhir reaksi. Mempercepat kinetika reaksi dengan memberikan jalur molekul yang lebih rumit. (Richardson, 1989)
2. Mekanisme reaksi dengan katalis ?
Reaksi katalitik umumnya terjadi reaksi katalitik secara heterogen, karena katalis dan reaktan yang direaksikan berbeda fase. Katalis akan bekerja melalui proses fisisorpsi dan juga proses kemisorpsi. Interaksi antara katalis dengan reaktan dapat menghasilkan senyawa intermediet yang lebih aktif serta dapat meningkatkan kecepatan, ketepatan dan konsentrasi tumbukan akibat dari adanya lokalisasi reaktan. Sehingga akan menurunkan energi pengaktifan reaksi sampai titik minimum dan akan dapat menurunkan biaya produksi, karena produk akan lebih cepat terbentuk. Secara kinetika kimia energi pengaktifan dipengaruhi oleh adanya katalis. Umumnya katalis mempercepat laju rekasi ini diakibatkan adanya jalur reaksi baru yang diciptakan dengan energy aktivasi yang lebih rendah, sehingga katalis dapat befngsi mengarahkan reaksi ke arah reaksi yang diinginkan. Katalis tersebut dapat mengarahkan reaksi untuk mendapatkan poduk yang diinginkan dengan selektivitas yang lebih tinggi. Penjelasan ini mengutamaan reaksi penting secara industri, sinesis amoniak. N2 + 3H2 2NH3 (Richardson, 1989) Molekul-molekul hidrogen dan nitrogen bergabung secara homogen (Tanpa sebuah katalis) pada laju reaksi yang sangat lambat. Untuk memutus ikatan kimia yang ada (nitrogen dan hidrogen) untuk membentuk pecahan reaktif memerlukan energi dalam jumlah besar, untuk energi aktifasi sebesar 57 kcal mole -1. Kemungkinan menemukan pecahan bersama kecil. Secara spontan pembentukan amonia pada kondisi lunak sangat kecil. Katalis, bagaimanapun, membantu penguraian dari awal hingga akhir penyerapan kimia dan penggabungan ulang dengan rangkaian permukaan yang saling mempengaruhi H2 2Ha
1.2a
N2 Na + Ha NHa + Ha (NH2)a + Ha (NH3)a
2 Na NHa (NH2)a (NH3)a NH3
1.2b 1.2c 1.2d 1.2e 1.2f
Gambar 1 Reaksi kataslis untuk sintesis amoniak
Laju reaksi yang menentukan adalah langkah (1.2b), yaitu penyerapan nitrogen, yang hanya membutuhkan energi aktifasi sebesar 12 kcal mole -1. Laju rekasi menjadi lebih cepat 1013 kali pada 500C. Perlu diingat bahwa entalpi awal dan akhir tidak berubah, sehingga konversi kesetimbangan Xe sama. Kinerja dari suatu katalis memiliki daerah temperatur operasi antara 20C hingga 500C. Jika diberikan temperatur kurang dari temperatur batas bawah (20C) maka reaksi katalitik akan berjalan sangat lambat dan lebih mahal (tidak ekonomis) karena membutuhkan energi untuk meningkatkan probabilitas terjadinya tumbukan. Sebaliknya jika temperatur di atas 500C maka selektivitas produk reaksi relatif sangat sulit dicapai, kecuali jika produk yang dihasilkan sangat stabil. Pada rekasi pembuatan amonia, reaksinya adalah bolak-balik (reversible) pada rentang suhu tertentu (200-1200C). Pada reaksi eksotermis, jika suhu dinaikkan maka akan menurunkan konversi keseimbangan. Yield yang tinggi diperoleh pada suhu yang lebih rendah, tetapi laju reaksinya lambat. 3. Hubungan antara kesetimbangan kimia dengan reaksi katalis ?
Katalis mempercepat tercapainya kesetimbangan dan
tidak merubah letak
kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalis
mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.