Bab 1 Radiologi
Bab 1 Radiologi
PENDAHULUAN
tahun dan ibu yang menjalani kehamilan dengan jarak 15 bulan sejak persalinan
terakhir, meskipun demikian kondisi kesehatan janin tetap berkontribusi lebih
besar yaitu 39% dibandingkan dengan komplikasi maternal yang hanya sebesar
5,1% dalam meningkatkan angka kematian perinatal.
Data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dilaporkan sekitar
81,6% kematian perinatal berasal dari ibu dengan risiko tinggi. Sedangkan jumlah
kasus ibu dengan kematian janin dalam kandungan atau Intra Uterine Fetal Death
(IUFD) di RSCM tercatat sebanyak 11 kasus dengan rata-rata jumlah kasus setiap
bulannya adalah 3-4 kasus (Bagian Rekam Medis RSCM, 2008).
Kejadian IUFD dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
ibu. Faktor ibu sangat berkaitan dengan kondisi dan kesehatan ibu. Usia ibu yang
terlalu muda atau tua, penyakit yang dialami ibu seperti preeklampsia, anemia,
hipertensi dan diabetes dapat mempengaruhi bahkan membahayakan kondisi janin
dalam kandungannya (Jose, 2010).
Kondisi dan kesehatan janin juga merupakan salah satu faktor yang
mencetuskan terjadinya IUFD. Janin yang berisiko mengalami IUFD pada
umumnya adalah janin yang memiliki kelainan kromosom, kecacatan dan Intra
Uterine Growth Restriction (IUGR) dikarenakan cairan ketuban terlalu sedikit
(oligohidroamnion), ketuban pecah sebelum waktunya, kelainan tali pusat dan
kelainan placenta. Plasenta yang mengalami infark dengan luas lebih dari 30%,
selain menyebabkan kematian janin juga dapat membahayakan bayi yang masih
sempat dilahirkan yaitu berupa asfiksia neonates dan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Sebuah kasus dilaporkan, IUFD dilahirkan oleh seorang ibu muda dan
dari hasil pemeriksaan histopatologi didapati adanya infark pada placenta disetai
malformasi tali pusat (Jose, 2010).
Oleh karena itu, selama masa kehamilan ibu diperlukan antenatal care (ANC)
yang cukup untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. Salah satu yang dilakukan
saat antenatal care adalah melakukan Ultrasonografi (USG) Doppler untuk
menangkap signal-signal didalam arus darah pembuluh janin, memberikan
peluang besar untuk menilai secara langsung keadaan sirkulasi janin maupun
rahimnya. Pengukuran secara kuantitaf arus darah masih menimbulkan banyak
penyimpangan, sehingga pengukuran berdasarkan analisa spektrum secara tidak
langsung memberikan keterangan yang cukup berharga. Pemeriksaan arus darah
dengan menggunakan USG Doppler merupakan pemeriksaan non invasive untuk
mengevaluasi hemodinamika pembuluh darah dan aliran darahnya. Dengan
dikembangkannya pemeriksaan USG Doppler berwarna maka visualilsasi uterus
dengan embrio pada awal kehamilan dapat diikuti dengan baik terutama
perkembangan hemodinamiknya (Harry, 2012).