Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


IUFD (Intra uterine fetal death) adalah janin yang mati dalam rahim dengan
berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan
20 minggu atau lebih (Sarwono, 2011). Menurut pendapat lain IUFD atau
kematian janin dalam kandungan adalah kematian hasil konsepsi sebelum
dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan.
Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya janin tidak
bernafas atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut jantung,
pulsasi tali pusat, atau kontraksi otot (Rachel, 2012).
Kehamilan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan sebagian
besar keluarga khususnya calon ibu. Selain merupakan anugerah kehamilan juga
merupakan suatu yang mencemaskan. Kecemasan terjadi karena adanya
perubahan identitas dan peran setiap anggota keluarga, meskipun demikian
kehamilan selalu member pengharapan agar anak yang ada dalam kandungan
dapat dilahirkan dengan selamat. Namun adakalanya harapan ini tidak dapat
terwujud ketika bayi lahir mati atau janin meninggal dalam kandungan (Jose,
2010)
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DEPKES RI (2003) mengenai semua
kegagalan yang terjadi selama kehamilan, didapatkan data tingkat mortalitas
perinatal di Indonesia yaitu 24 per 1.000 kehamilan. Risiko tingginya angka
kematian perinatal tersebut berkaitan dengan ibu yang melahirkan diatas usia 40

tahun dan ibu yang menjalani kehamilan dengan jarak 15 bulan sejak persalinan
terakhir, meskipun demikian kondisi kesehatan janin tetap berkontribusi lebih
besar yaitu 39% dibandingkan dengan komplikasi maternal yang hanya sebesar
5,1% dalam meningkatkan angka kematian perinatal.
Data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dilaporkan sekitar
81,6% kematian perinatal berasal dari ibu dengan risiko tinggi. Sedangkan jumlah
kasus ibu dengan kematian janin dalam kandungan atau Intra Uterine Fetal Death
(IUFD) di RSCM tercatat sebanyak 11 kasus dengan rata-rata jumlah kasus setiap
bulannya adalah 3-4 kasus (Bagian Rekam Medis RSCM, 2008).
Kejadian IUFD dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
ibu. Faktor ibu sangat berkaitan dengan kondisi dan kesehatan ibu. Usia ibu yang
terlalu muda atau tua, penyakit yang dialami ibu seperti preeklampsia, anemia,
hipertensi dan diabetes dapat mempengaruhi bahkan membahayakan kondisi janin
dalam kandungannya (Jose, 2010).
Kondisi dan kesehatan janin juga merupakan salah satu faktor yang
mencetuskan terjadinya IUFD. Janin yang berisiko mengalami IUFD pada
umumnya adalah janin yang memiliki kelainan kromosom, kecacatan dan Intra
Uterine Growth Restriction (IUGR) dikarenakan cairan ketuban terlalu sedikit
(oligohidroamnion), ketuban pecah sebelum waktunya, kelainan tali pusat dan
kelainan placenta. Plasenta yang mengalami infark dengan luas lebih dari 30%,
selain menyebabkan kematian janin juga dapat membahayakan bayi yang masih
sempat dilahirkan yaitu berupa asfiksia neonates dan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Sebuah kasus dilaporkan, IUFD dilahirkan oleh seorang ibu muda dan

dari hasil pemeriksaan histopatologi didapati adanya infark pada placenta disetai
malformasi tali pusat (Jose, 2010).
Oleh karena itu, selama masa kehamilan ibu diperlukan antenatal care (ANC)
yang cukup untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. Salah satu yang dilakukan
saat antenatal care adalah melakukan Ultrasonografi (USG) Doppler untuk
menangkap signal-signal didalam arus darah pembuluh janin, memberikan
peluang besar untuk menilai secara langsung keadaan sirkulasi janin maupun
rahimnya. Pengukuran secara kuantitaf arus darah masih menimbulkan banyak
penyimpangan, sehingga pengukuran berdasarkan analisa spektrum secara tidak
langsung memberikan keterangan yang cukup berharga. Pemeriksaan arus darah
dengan menggunakan USG Doppler merupakan pemeriksaan non invasive untuk
mengevaluasi hemodinamika pembuluh darah dan aliran darahnya. Dengan
dikembangkannya pemeriksaan USG Doppler berwarna maka visualilsasi uterus
dengan embrio pada awal kehamilan dapat diikuti dengan baik terutama
perkembangan hemodinamiknya (Harry, 2012).

Anda mungkin juga menyukai