JALAN REL
KELOMPOK I:
AFRIAN FIRNANDA
(0907114120)
(0907114233)
RODO HUTAGALUNG
(0907136141)
FAHRURROZI YUSYAF
(1107120416)
MEIKI PRAYUDI
(1207112113)
SYAHRUL RAMADHANI
(1207112208)
1.
mobil di awal abad 20, memiliki monopoli transportasi di darat. Masa setelah
Perang dunia II, peningkatan dalam bidang mobil, jalan layang, dan pesawat
membuat transportasi menjadi lebih praktis. Di Eropa dan Jepang menekankan
pengembangan rel setelah masa perang. Di Amerika Serikat pengembangan
ditekankan ke jalan jalur cepat dan bandar udara.
Di Jepang dengan nama Shinkansen, pengembangannya dimulai pada
tahun 1956 dan jalur pertama dibuka pada 1 Oktober 1964 yang menghubungkan
Tokyo-Osaka bertepatan dengan Olimpiade Tokyo. Jalur ini juga menerima sukses
secara langsung, dalam waktu 3 tahun dia telah melayani 100 juta penumpang.
Di Eropa ada 2 negara yaitu Perancis dan Jerman. Di Perancis dengan
nama TGV, rencana awal telah dimulai sejak 1960an, namun menghadapi
tantangan sampai jalur pertama dibuka pada 27 September 1981 yang
menghubungkan Paris-Lyon. Sedangkan di Jerman dengan nama ICE,
pengembangan dimulai pada tahun 1982 dan jalur pertama dibuka tahun 1991
yang menghubungkan Hamburg-Frankfurt-Mnchen.
Kereta kecepatan tinggi dikembangkan untuk memenangkan kembali
pengguna rel yang telah menggunakan alat transportasi lain.
2.
dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam). Biasanya kereta kecepatan
tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam (150 mil/jam) sampai 300
km/jam (180 mil/jam). Meskipun rekor kecepatan dunia untuk kereta beroda
dipecahkan pada tahun 1990 oleh kereta Perancis TGV yang mencapai kecepatan
515 km/jam (320 mpj), sedangkan kereta maglev eksperimen Jepang telah
mencapai kecepatan 581 km/jam.
3.
ingin membangun Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Hal ini dinilai sebagai
upaya dalam modernisasi transportasi di Indonesia. Upaya ini mulai dibahas
secara teknis pada tahun 2014 dan tahun 2015 mulai dibahas tahapan-tahapan
yang terukur sebagai berikut: rencana pembangunan, kajian kelayakan ekonomi
dan rapat terbatas. Kemudian dibentuk konsorsium BUMN yang terdiri dari
WIKA, KAI, Jasa Marga, dan PTPN VIII yang bernama PT Pilar Sinergi BUMN
Indonesia (PSBI). Presiden mengeluarkan Perpres 107/2015 yang secara tegas
menyatakan bahwa pemerintah tidak menjamin proyek ini secara finansial.
Setelah itu PSBI dan China Railway menandatangani JV agreement dan
mendirikan KCIC.
Ada dua proposal untuk membangun kereta cepat yaitu dari proposal dari
JICA (Jepang) dan proposal dari Tiongkok. Berikut detail kedua tawaran proposal
nya:
3.1 Proposal JICA
koridor padat penduduk di pulau Jawa; dari ibu kota Jakarta menuju Surabaya
(sepanjang 730 km).
Kini pulau Jawa tengah mengalami masalah yang sama seperti yang
pernah dialami pulau Honshu sebelum dibangunnya jaringan kereta cepat; yaitu
kepadatan dan kemacetan akibat tingginya volume transportasi barang dan
penumpang. Gagasan pembangunan jaringan kereta berkecepatan tinggi telah
dicetuskan sejak beberapa tahun lalu. Belakangan muncul proposal baru yang
membagi proyek menjadi beberapa tahap; dengan tahap pertama menghubungkan
Jakarta dengan Bandung, menempuh jarak 150 kilometer dalam tempo kurang
lebih 35 menit. Hal ini memangkas waktu tempuh kereta konvensional dari 3 jam
menjadi kurang dari satu jam. Biaya ditaksir akan menghabiskan dana sebesar 50
triliun rupiah.
Studi kelayakan JICA secara rinci telah rampung pada 2014, setelah
menindaklanjuti studi awal pada tahun 2012. Pada tahun 2013 Indonesia
mengalami kebangkitan dan perkembangan pembangunan infrastruktur kereta api,
di mana dalam beberapa tahun terakhir jaringan rel diperbaiki, ditambah, dan
ditingkatkan. Ide pembangunan koridor kereta api berkecepatan tinggi telah
diusulkan, namun ditunda dengan alasan pembiayaannya terlalu mahal.
Jepang yang dengan reputasinya sebagai produsen kereta api unggul kelas
dunia sepertinya dipastikan akan dengan mudah memenangi kontrak kereta cepat
di Indonesia. Akan tetapi, semua itu berubah pada April 2015, ketika Tiongkok
turut serta bersaing dengan memberikan penawaran balasan.
3.2 Proposal Tiongkok
yang meliputi
BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau badan hukum Indonesia
(Pasal 2 ayat (2)). Badan usaha yang dimaksud mestilah badan usaha yang
dibentuk khusus untuk menyelenggarakan prasarana perkeretaapian umum. Tiga
jenis izin yang ditentukan wajib dimiliki oleh badan usaha prasarana
perkeretaapian yaitu izin usaha, izin pembangunan, dan izin operasi (Pasal 2
ayat (1)).
Adapun proses perizinan penyelenggaraan prasarana
perkeretaapianmeliputi 6 (enam) tahapan yaitu:
a. Penetapan trase jalur kereta api
Pengajuan permohonan penetapan trase jalur kereta api disampaikan oleh
badan usaha kepada pemerintah. Pengertian Pemerintah di sini tergantung pada
apakah trase tersebut bersifat hanya dalam satu kota, antar kota, atau antar
provinsi. Jika trase berada dalam satu wilayah kabupaten/kota saja, maka
pengajuan permohonan disampaikan kepada Bupati/Walikota yang bersangkutan.
Jika trase berada pada dua wilayah kabupaten/kota atau lebih, maka pengajuan
permohonan disampaikan kepada Gubernur wilayah yang bersangkutan. Jika trase
berada pada dua wilayah provinsi atau lebih, maka pengajuan permohonan
disampaikan kepada Menteri yang membidangi transportasi.
b. Penetapan badan usaha sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian
Mengenai penetapan atas badan usaha yang menyelenggarakan prasarana
perkeretaapian oleh pemerintah, prosesnya merujuk kepada peraturan perundangundangan lain. Dalam hal ini, salah satunya adalah Peraturan Presiden No. 38
Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur (Perpres KPBU). Penetapan badan usaha dilakukan
melalui penunjukan langsung atukah melalui seleksi/lelang tergantung kepada
situasi implementasi pengadaan badan usaha. Apabila disandingkan tahapan
penetapan trase tadidengan proses penetapan badan usaha dalam Perpres KPBU di
atas, sebetulnya proses penetapan badan usaha tidak jelas berada pada tahapan
yang mana apakah sebelum, setelah, ataukah bersamaan denganpenetapan
trase tadi.
lulus uji kelaikan; (2) memiliki sistem prosedur pengoperasian; (3) ketersediaan
petugas atau tenaga perawatan, pemeriksaan, dan pengoperasian prasarana
perkeretaapian yang memiliki sertifikat kecapakan; dan (4) memiliki/menguasai
peralatan untuk perawatan prasarana perkeretaapian.
5.
6.
10
tenaga kerja dan bahan local asli Indonesia. Hal ini diimplementasikan melalui
Perpres 107/2015 pasal 6, Perpres 3/2016 pasal 24 dan Permenperin 16/2011 pasal
1.
c. Tejadi pengembangan kota baru walini untuk menciptakan sentra ekonomi baru
dan mendorong pengembangan kawasan hunian baru yang akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi regional koridor Jakarta Bandung.
d. Mengurangi kemacetan lalu lintas dan mempercepat waktu tempuh (hanya
sekitar 37 menit)
e. Meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak yaitu kontribusi PPN saat
masa konstruksi proyek senilai USD 451 juta selama tiga tahun dan kontribusi
PPN saat konstruksi pengembangan kawasan stasiun senilai Rp. 7 triliun selama
15 tahun.
f. Menciptkan sentra-sentra ekonomi baru sehingga menumbuhkan bisnis-bisnis
terutama dari sector usah kecil menengah (UMKM).
7.
11
12
berinvestasi di bidang ini. Terkesan ini hanya menjadi citra diri negara saja namun
tidak memikirkan dampak negatifnya.
13