Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

Samudera Indonesia

Dosen Pengampu :Zainal

Arifin

Disusun Oleh:

Karlina Ramadhani 14911091


Arie Krizna
14911093
Dyfan Dwitrinisat
14911094
Rozi Afrizal
14911102
Jasman
14911105
Ramlan Indra Jaya 14911107

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015

A. Latar belakang
Samudera Indonesia berdiri pada tahun 1964 sebagai hasil dari
penggabungan

beberapa

perusahaan

keagenan

pelayaran

dan

perusahaan bongkar muat di pelabuhan (stevedoring).Salah satu


perusahaan yang digabungkan tersebut telah berdiri sejak tahun 1953
dan Soedarpo Sastrosatomo tercatatat sebagai pendiri perusahaan ini.
Sejarah berdirinya Samudera Indonesia dimulai pada tahun 1952
pada bulan Oktober, ketika Soedarpo kembali ke Jakarta setelah tugas
sebagai staf perwakilan untuk Indonesia di New York selesai. Pada
periode waktu antara bulan Okktober 1952 sampai bulan Februari 1953,
Soedarpo terlibat dalam perundingan pengambilalihan saham. 1 Maret
1953, Soedarpo mengambil alih 75% saham dan menjadi direktur
Perusahaan yang dalam ingatannya adalah ISTA (International Shipping
and Transport Agency) yaitu usaha perkapalan pertama yang dimiliki
warga Indonesia. Dia melakukan transisi karyawan yang seluruhnya
berkewarganegaraan Indonesia dan mengirim mereka untuk belajar
lebih di luar negeri.
Tahun 1954, ISTA mengembangkan diri menjadi agen untuk Hapag
Lloyd(Perusahaan

pelayaran

Jerman)

dan

Tokyo

Senpaku

Kaisha

(Perusahaan Pelayaran Jepang). Di tahun yang sama Soedarpo bertolak


ke London selama tiga bulan untuk mempelajari bisnis penyewaan
kapal. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1964, ISTA dan sejumlah
perusahaan keagenan serta bongkar muat lainnya sepakat untuk
melakukan

merger

menjadi

satu

perusahaan,

Samudera

Indonesiamemulai bisnis baru pelayaran kapal (shipping) dengan fokus


pada

pelayaran

internasional

yang

telah

memiliki

lisensi

untuk

pelayaran internasional.
Perusahaan membeli 11 kapal untuk layanan kargo international
dan mencatatkan pendapatan cukup besar. Kemudian ia membeli
membeli 3 kapal pengangkut barang untuk pelayaran regional antar
pulau di Indonesia. Pembelian kapal tersebut diikuti pendirian anak

perusahaan

yaitu

mengandalkan

PT.

Panurjwan

pendekatan

dan

tradisional

PT

dan

Cumawis.Soedarpo

kadang

kala

dengan

pendekatan modern.
Perkembangan bisnis pelayaran mulai surut karena kurangnya
perhatian

pemerintah

Indonesia

membeli

dalam

kapal

permodalan dan

kontainer

dari

ekspansi.Samudera

Korea

untuk

melayani

pengangkutan barang yang lebih banyak.Kendala pun datang dengan


pembatasan pemerintah perihal perusahaan yang melayar ke dan dari
Singapura yang dikenal sebagai Surat Keagenan Umum (SKU).
Randy

adalah

lulusan

AIM

di

Manilla

dipercaya

untuk

ketidakberesan keuanganyang melanda kantor cabang di Eropa. Ia


mengatakan,

dalam

melakukan

ekspansi,

perlu

diketahui

bahwa

investasi membawa dua hal yaitu kewajiban dan kesempatan. Pada


tahun 1984, Randy menemukan keganjilan dalam laporan keuangan
dalam 2 tahun terakhir.Perusahaan membukukan kerugian besar pada
divisi pelayaran yang notabenya sebagai bisnis inti.PT Samudera
Indonesia memiliki tiga jenis bisnis utama (core business), yang tetap
dipertahankan

setidaknya

sampai

tahun

2003.Ketiganya

adalah

Pelayaran, Keagenan dan Terminal, serta Pengantaran dan Gudang.


1. Bisnis Pelayaran
Bisnis Pelayaran terdiri atas beberapa fokus bisnis, yakni
pengapalan kontainer regional, kontainer domestik, pelayaran lepas
pantai,

pengapalan

barang

khusus

cair

dan

kering,

tanker,

breakbulk, perantara barang kargo dan breakbulk, serta manajemen


pelayaran ke Eropa dan Jepang.Pendapatannya terus menurun
bahkan merugi karena tingginya persaingan dan teknologi kontainer
pesaing yang didukung struktur modal yang kuat.
2. Bisnis Keagenan dan Terminal
Bisnis Keagenan dan Terminal (Agency and Terminal) terdiri atas
keagenan umum, pengurusan cabang-cabang, dan bongkar muat di

pelabuhan.Bisnis keagenan dan Terminal justru mendatangkan


keuntungan yang cukup baik.Fokus dari bisnis ini dalah menjadi
agen dari empat perusahaan main line operators (MLO). Keempat
perusahaan MLO yang tercatat pada tahun 1998 adalah:
a. Tokyo Senpaku Kaisha (TSK) untuk lini Jepang sejak tahun 1953
b. Happag Lloyd untuk Eropa dan Amerika Utara sejak tahun 1953
c. United Arab Shipping Company untuk Timur Tengah sejak tahun
1980
d. American President Lines (APL) untuk Amerika Utara sejak tahun
1975
Dengan menjadi agen, perusahaan menjadi perwakilan dalam hal
pemesanan ruang

muatan

dan pengurusan

kapal,

mengurus

pemesanan kargo ekspor dan impor untuk jalur internasional, serta


mengurus

penerimaan

uang

tambang

(freight)

dan

transfer.Samudera Indonesia juga memiliki keagenan di pelabuhanpelabuhan utama di Asia.


3. Bisnis Pengantaran dan Gudang
Bisnis Pengantaran dan Gudang (Forwarding and Warehousing)
merupakan jasa pengurusan angkutan pintu ke pintu yang meliputi
pengurusan

dokumen

pengepakan

dan

pengangkutan

barang

melalui darat, laut dan udara.Bisnis Pengantaran dan Gudang


meliputi pengataran umum dan khusus seperti mesin-mesin pabrik,
perawatan

dan

penyimpanan

kontainer,

pelayanan

gudang,

transportasi darat, pusat distribusi dan pengantaran lanjutan


melalui udara. Bisnis ini menghasilkan pendapatan yang kecil.
Dengan keadaan tersebut, perusahaan membuat keputusan
divestasi untuk dua bisnis dengan mengurangi secara drastis bisnis
kargo breakbulk international dan jasa pengantaran dan gudang
yang dikurangi sedikit demi sedikit. Keputusan tersebut didasari
filosofi keberanian dalam mengakui kesalahan dan tidak sampai
meninggalkan sama sekali kedua bisnis tersebut.

Dilema

pun

perlahan

timbul,

perusahaan

tidak

mungkin

mengandalkan pendapatan dari bisnis keagenan dalam jangka


panjang.Kekhawatiran juga muncul jika para principal suatu saat
membuka kantor cabang sendiri di Indonesia, terlebih mereka
memiliki modal yang cukup besar. Kemampuan Samudera Indonesia
untuk melakukan ekspansi terkendala oleh kondisi alami dari
keagenan

bisnis.Karena

itulah

perusahaan

berencana

terus

melakukan divestasi dan fokus pada diversifikasi usaha.


Terdapat kecenderungan bahwa perusahaan perkapalan asing
hanya mau berkonsentrasi pada jasa pelayanan dari pelabuhan
besar ke pelabuhan besar lainnya tanpa bersinggungan dengan
penyimpanan

kargo,

pengangkutan

sampai

ke

pintu

kantor

pelanggan, serta jasa lain sekitar hal tersebut. Principal asing


memiliki klien regular baik kecil maupun besar untuk jasa pelayaran.
Sementara itu, di dalam negeri muncul keputusan deregulasi yang
mempengaruhi perkembangan industri pelayaran.
Sejak jasa pelayaran terbuka bebas, diberlakukan izin untuk
layanan

jasa

pelayaran

pendek

ke

Singapura

dari

berbagai

pelabuhan.Izin tersebut sangat sulit diperoleh dan hanya dua


perusahaan yang memiliki lisensi tersebut. Pada waktu yang sama,
terjadi

lonjakan

ekspor

nonmigas

yang

mengakibatkan

meningkatnya permintaan jasa pengangkut kargo. Permintaan


pengapalan barang pun melonjak untuk kegiatan ekspor ke benua
lain.
Kapal kontainer yang difungsikan sebagai pengangkut barangbarang ekspor menjadi semakin besar dan mengakibatkan kapal
tidak bisa singgah di semua pelabuhan lokal.Dan yang hanya bisa
menampung kapal raksasa antar benua tersebut adalah pelabuhan
singapura sebagai satu-satunya hub di Asia Tenggara.
B. Rumusan masalah

Perusahaan sudah merugi selama dua bulan berturut-turut dan


telah melakukan divestasi pada dua bisnis inti. Di lain sisi, perusahaan
hanya

mengandalkan

pendapatan

dari

keagenan

yang

sedang

terancam konsistensinya, apa keputusan yang harus diambil, ekspansi


atau fokus pada bisnis inti?
C. Pembahasan
Sebelum mengambil keputusan apakah melakukan ekpansi atau
fokus pada bisnis yang telah ada, perusahaan perlu melakukan analisis
SWOT sebagai berikut:
1. Peluang
Terdapat kecenderungan bahwa perusahaan perkapalan asing
hanya mau berkonsentrasi pada jasa pelayanan dari pelabuhan
besar ke pelabuhan besar lainnya tanpa bersinggungan dengan
penyimpanan kargo, pengangkutan sampai ke pintu kantor

pelanggan, serta jasa lain sekitar hal tersebut.


Terjadi lonjakan ekspor nonmigas yang

mengakibatkan

meningkatnya permintaan jasa pengangkut kargo umum ke


Singapura. Permintaan pengapalan barang pun melonjak untuk

kegiatan ekspor ke benua lain.


Hanya terdapat dua perusahaan Indonesia yangmendapat lisensi
melayani

jasa

pelayaran

Indonesia ke Singapura.
Hanya Singapura yang

pendek
memiliki

dari

berbagai

pelabuhan

pelabuhan

yang

dapat

menampung kapal kontainer antar benua di Asia Tenggara.


2. Tantangan
Ekspansi dibatasi oleh kondisi alami dari bisnis keagenan itu
sendiri, sulit menambah jumlah principal tanpa kehilangan salah

satu principal yang telah diageni.


Kekhawatiran juga muncul jika para principal suatu saat membuka
kantor cabang sendiri di Indonesia, terlebih mereka memiliki

modal yang cukup besar.


Kepemilikan izin berupa Surat Keagenan Umum (SKU) yang
diberlakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sangat sulit

didapatkan.
3. Kekuatan

Memiliki pengalaman dalam bisnis pelayaran dan pangantar dan

pergudangan.
Menjadi agen dari empat perusahaan main line operators (MLO).
4. Kelemahan
Struktur modal sebagai penggerak operasional kurang kuat.
D. Keputusan Diversifikasi
Melihat peluang yang bagus, menurut kami, perusahaan perlu
melakukan

ekspansi

dengan

melakukan

diversivikasi

investasi.Diversifikasi memberikan perusahaan kemampuan untuk


mengimbangi perubahan atas permintaan dan penawaran di salah satu
segmen bisnis, wilayah, industri atau profil pelanggan. Permintaan
ekspor dan impor yang meningkat tentunya memberikan peluang
besar bagi Samudera Indonesia untuk melakukan perluasan bisnis
berupa diversifikasi geografis, yang bertujuan:
1. Mengurangi gejolak pendapatan akibat dari perubahan siklus dan
struktural permintaan regional.
2. Menyeimbangkan pendapatan antar jalur perdagangan.
3. Memungkinkan realokasi kapal untuk pemanfaatan yang maksimal.
4. Meringankan dampak perubahan peraturan di daerah atau negara
tertentu dan,
5. Mengurangi risiko geopolitik.
E. Alternatif Pembiayaan
Berangkat dari keinginan Samudera Indonesia untuk melakukan
diversifikasi di bisnis feeder shipping, di luar bisnis operator lintas
utama, maka perusahaan perlu penambahan dana. saat itu, mereka
memproyeksikan sebesar $32 juta dirasa cukup tanpa membebani
keuangan internal. Terdapat alternative pendanaan cepat dengan
jumlah $ 30 juta dengan mengeluarkan obligasi konversi (convertible
bond).

Di

lain

menghubungi
(Commonwealth

sisi,

direktur

(International
Development

dan wakil
Finance

direktur utama

Corporation)

Corporation)untuk

dan

telah
CDC

mendapatkan

pinjaman dan ekuitas yang akan digunakan untuk pembelian sejumlah


kapal guna menunjang bisnis feeder.
1. Obligasi konversi

Menjadi solusi pendanaan yang cepat untuk mengeksploitasi


peluang pesatnya pertumbuhan pasar feeder. Jika ditunda atau
menunggu waktu yang lebih lama, akan memberikan ruang lebih
longgar bagi pesaing.
Obligasi konversi adalah suatu jenis obligasi yang dapat
dikonversikan menjadi sahamoleh penerbit obligasi dan biasanya
pada

rasio

pertukaran

yang

sudah

ditentukan

terlebih

dahulu.Biasanya obligasi konversi memiliki tingkat suku Bungan


yang rendah dimana pemegang obligasi menerima kompensasi
berupa kesempatan untuk mengkonversi ke saham dengan harga
yang lebih murah dari harga saham di pasaran.Keuntungan dari
penerbitan obligasi ini yaitu bunga yang relatif rendah.
2. International Finance CorporationdanCommonwealth Development
Corporation
Bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman berkisar 2,75%
di atas LIBOR per tahun untuk IFC dan 6,5% untuk CDC. Keduanya
membutuhkan tenggang waktu setidaknya sekitar enam sampai
delapan bulan sebelum dicairkan.
Berikut rasio keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan
per 31 desember 1991:
Rasio
Likuidit
as
2.24

Rasio
Solvabili
tas
1.16

Rasio
Profitabilit
as
0.051

Perusahaan saat ini membutuhkan tambahan pendanaan yang


cukup besar dengan jangka waktu panjang.Dalam prinsip keuangan,
waktu adalah opportunity atau investasi.Terlebih di saat yang
bersamaan terdapat peluang yang besar untuk menghasilkan
pendapatan maksimal. Oleh sebab itu, sumber pendanaan yang
akan digunakan untuk ekspansi adalah obligasi konversi. Obligasi ini
memiliki beban bunga yang lebih ringan meskipun akan mengurangi
pendapatan dari penjualan saham.

Anda mungkin juga menyukai