Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ignatius Jonan
Bagaimana merancang transformasi? Apa model transformasi yang
dijalankan? Apa perlu bantuan konsultan untuk menyusunnya?
Bagaimana membentuk tiem? Bagaimana melibatkan karyawan?
Dari aneka masalah itu, harus ada prioritas. Masalah SDM dan juga masalah
terhadap
pelayanan.
Karena
yang
paling
disorot
masyarakat
adalah
memberikan
tingkat
kepercayaan
diri
seorang
Ka
Daop
supaya
mereka
maju.
ini
sudah
Ciptakan
maju.
sistem
yang
buka email itu susah minta ampun. Waktu pertama kali kita mengajari
buka email lewat Blackberry, tidak dibuka. Gaptek itu Ka Daop-nya. Tapi
sekarang, tanyakan saja mereka bisa atau tidak. Termasuk sekarang ini kami
terapkan
sistem
membangun
IT.
sistem
Yang
namanya
Pak
Kuncoro
untuk
sekarang SKIVA, SAP dan sebagainya. Dengan demikian, maka semua orang
akan berubah.
Jadi setelah remunerasi, lalu memberesi tiket?
Tiket kelihatannya mendapat porsi cukup besar dibanding lainnya. Ini karena
tiket yang paling disorot masyarakat. Misalnya, lebaran. Yang disorot adalah
tiket kereta api. Orang antre berhari-hari. Belum lagi calo. Kan saya tidak
bisa mengatasi calo. Saya mengatasi dengan menciptakan sistem. Makanya,
sekarang tiket kereta bisa dipesan 90 hari sebelum keberangkatan. Kalau
masih kalah juga dengan calo, ya silakan. Wong di mana-mana bisa beli, di
rumah juga internet ada, telpon ada.
Setelah tiket, kita kembangkan call center 121. Nomor itu selain melayani
penjualan tiket, juga menerima komplain. Karena dulu, mau komplain tuh
besar.
Dan
juga
di
kereta.
Jadi customer
service
on
tiket.
Tetapi
mereka
tidak
bisa
karena
Sementara itu, di pusat kota Wonogiri ada Indomart, Alfamart yang bisa
jualan tiket. Kan lucu, di stasiun malah tidak bisa jualan tiket.
Dengan adanya aneka inovasi tersebut, maka orang akan cepat berubah
karena harus mengikuti. Contohnya sistem ticketing itu tadi. Sekarang, di
antara moda transportrasi KAI yang paling kompetitif. Coba cari tiket bis atau
kapal. Kan susah. Kalau cari tiket kereta api, kayak beli permen. Di
minimarket ada. Alfamart, Indomaret bisa beli tiket kereta. Lewat call
center 121 juga bisa. Drive thru juga ada di gambir, internet. Apa saja bisa
beli tiket kereta.
Sistem ini kan lambat laun akan mengubah pola kerja. Misalnya, untuk agen
tiket, target penjualan per bulan hanya 50 tiket. Nah, melalui minimarket
sehari bisa jualan 3.000-4.000 tiket per hari.
Pendidikan dan pelatihan karyawan juga terus ditingkatkan. Misalnya, secara
berkala diajak ke luar negeri untuk melakukan studi banding. Belum lama ini,
ada 137 karyawan baru pulang dari Cina. Mereka dari level apa saja. Dari
mulai penjaga trowongan, penjaga pintu kereta, masinis, pokoknya banyak.
Tujuannya supaya mereka melihat, bahwa negera yang dulu tertinggal,
sekarang maju pesat. Ini tujuannya untuk membentuk mindset karyawan.
Ignatius Jonan
Sejauh mana komitmen dari CEO dan BOD?
Ya memang transformasi memerlukan CEO yang kuat. Saya hanya di
belakang
saja.
Yang
masak
dan
meramu.
Yang
memberi
umpan.
Yang smash kan CEO. Tetapi semua menjadi solid karena Dirutnya kuat.
Target apa pun yang diterapkan harus tercapai. Dan bisa berjalan cepat.
Kalau komitmen CEO kuat, maka semua yang dibawahnya akan mengikuti.
Butuh berapa lama untuk internalisasi kemauan CEO dan BOD?
Perlu waktu dua tahun.
Ada kaderisasi tidak? Apakah sudah ada calon pengganti direksi
dari orang dalam?
Coba saja. (Wimbo menghela napas) Jadi, kami menciptakan sistem yang
berkelanjutan. Sistem yang kita akan tinggalkan. Dari segi sarana-pr sarana,
IT keuangan, dan lain sebagainya sudah siap. Misalnya kita berikan sarana
yang menunjang dengan memberikan lokomotif, memperbaiki kinerja
peralatan. Dulu lokomotif mogok bisa sampai 1.500 setahun. Sekarang
sudah berkurang setengahnya.
Bagaimana dengan orang yang tidak produktif lagi?
Kami sudah tawarkan pensiun dini secara terbuka. Tetapi jarang ada yang
mau mengambil. Paling mereka ya diberi tugas administratif atau apa gitu.
Untuk optimalkan mereka bagaimana?
tingkatkan
produktivitasnya
saja.
Dengan
orang
yang
sama,
pendapatan digenjot.
Soal optimalisasi aset?
Stasiun di maksimalkan. Misalnya sewa lahan parkir di stasiun Gambir. Dulu
Rp 1,5 miliar/tahun. Sekarang sudah Rp 3 miliar/tahun. Stasiun Semarang
dari Rp 60 juta menjadi Rp 300-an juta. Pokoknya semuanya naik. Selain
parkir ada juga tempat untuk restoran dan lain sebagainya. Kami sewakan ke
pihak ketiga.
Di dalam kereta api juga. Misalnya, dulu ada tuslah untuk makan. Tetapi
kualitas makanannya jelek, dan potensi terjadi untuk KKN. Makanya kita
hilangkan. Sekarang restorasi dikelola oleh anak perusahaan sendiri, yakni
PT RMU (Reska Multi Usaha) maupun rekanannya (pihak ketiga). Jadi, kalau
mereka jualan bagus ya laku, kalau tidak bagus ya tidak laku. Ini tentu saja
menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan.
Pengawasan pihak ketiga seperti apa?
Kami ada penilai indepneden. Tidak ada dari orang dalam KAI. Misalnya dari
Garuda dan HI untuk memilih pengelola restorasi. Sekarang tidak mudah
memilih pihak ketiga pengelola restorasi. Kontrak pihak ketiga juga menjadi
3 tahun sekali kontrak. Dulunya 1 tahun diperpanjang.
http://swa.co.id/business-strategy/management/transformasi-pt-kaimengurai-benang-kusut
relasi
ini
merupakan
wujud
komitmen
perusahaan
untuk
didasari
oleh
pertimbangan
serta
analisa
bisnis
yang
mencakup peluang dan potensi pasar Ekspor Impor yang dapat dioptimalkan
baik di Gedebage maupun di Pasoso. Tersedianya dry port di stasiun Pasoso
yang terhubung dengan Pelabuhan Tanjung Priok semakin meningkatkan nilai
komersial untuk menjawab kebutuhan pelaku bisnis ekspor impor dengan
kemudahan akses serta ketersediaan lahan yang dapat mendukung aktivitas
expor-Impor yang sebelumnya tidak dapat terpenuhi oleh dua stasiun relasi
angkutan kontainer yang saat ini tersedia yaitu Sungai Lagoa (SAO) dan Jakarta
Gudang (JAKG)
Lebih lanjut Subakir mengatakan, Ke depan, stasiun Pasoso akan dialihkan ke
Stasiun Sungai Lagoa yang saat ini tengah dipersiapkan dan ditargetkan akan
rampung pada pertengahan 2015. (EVA)
http://swa.co.id/corporate/corporate-action/pt-kereta-api-logistik-perkuatbisnis-angkutan-kereta-api-kontainer
optimistis
pendapatan
perusahaan
akan
meningkat
secara
berkelanjutan dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2,5 triliun selama kurun 2015-2019,
atau meningkat 1,6 kali atau 2,4 kali dari realisasi 2014 dan tumbuh dengan
stabil 12% pertahun.
Pada periode yang sama, aset PT KAI diharapkan juga membesar dari Rp 20
triliun menjadi Rp 40 triliun, meningkat 1,6 kali dan tumbuh stabil 13%
pertahun. Laba bersih diproyeksi menjadi Rp 4,1 miliar pada 2019, tumbuh 29%
pertahun, atau 4,4 kali dari realisasi laba tahun 2014. (Reportase: Aulia Dhetira)
http://swa.co.id/business-strategy/management/wow-pt-kai-bidik-laba-rp-15triliun