Anda di halaman 1dari 4

PANTUN

Agama
Makan banyak memang bikin
begah
Makannya jangan nambah dua
Percuma saja kita beribadah
Kalau durhaka kepada orang tua
Siang bolong bikin gerah
Minum airlah bikin ceria
Percuma saja kita beribadah
Kalau kita berbuat ria
Nasihat
Jika kamu ingin membeli lukisan
Belilah di took pak Farhan
Jika kamu bermalas-malasan
Itulah awal dari kebodohan
Jika kamu menyapu teras
Menyapulah dengan pelan
Jika kamu berusaha dengan keras
Itulah awal dari keberhasilan
Jenaka
Jalan-jalan ke Ciamis
Jangan lupa membeli gorengan
Hey dirimu yang manis
Sedang apa kau gerangan
Jalan-jalan memakai batik
Bersama teman sekelas
Hey dirimu yang cantik
Aku sedang membuat pantun
berbalas
Cinta
Depan rumah ada penjual
Waktu terasa semakin berlalu
Nama siapa di hatimu
Yang akan kau kenang selalu
Ada uang di dalam saku

Akan ku pakai untuk makan nanti


Namamu lah di hatiku
Cinta sejati sehidup semati
Perpisahan
Ada motor sedang berlalu
Kena hujan badan pun basah
Tidak akan terasa waktu berlalu
Tiga tahun lagi kita akan berpisah
Jalan-jalan ke kota tua
Disana tidak ada siapa-siapa
Bila nanti kita sudah tua
Semoga kita masih bias berjumpa
by.Gilang & Hasna
Nasihat
Mabuk darat diperjalanan
Berhenti sejenak beli kelapa
Selagi muda sudah pacaran
Kelak besar mau jadi apa?
Pak tarmin buka toko usaha
Yang sekarang bangkrut
berantakan
Aku mau menjadi pengusaha
Ada hubungannya dengan
pacaran?

Agama
Panas terik minum es buah
Lebih nikmat makan rambutan
Buat apa kita ibadah
Jika larangan tetap dilakukan
Jalan-jalan ke Pangandaran
Bermain-main dengan si Najib
Tentu ibadah harus dijalankan
Karena itu hukumnya wajib
Cinta

Adik menangis bermain tanah


Tertusuk karang yang tak rata
Tiada hari yang paling indah
Selain hari jadi kita
Beli buah tahunya busuk
Bayar dengan uang recehan
Tiada hari yang paling buruk
Selain hari kita udahan
Jenaka
Hayati tenggelam di rawa-rawa
Hatiku kacau tak tertandingi
Cucu menangis nenek tertawa
Melihat kakek memakai hak tinggi
Ada kambing makan manggis
Muka kambingnya amat lucu
Lalu mengapa cucu menangis?
Apa itu hak tinggi sang cucu?
Teka-teki
Rajin membaca namanya kutu buku
Senang meminta disebut
gelandang
Coba jawab pertanyaanku
Buah apa yang bias terbang?
Anak kecil itu bernama vanya
Sedang menanam tanaman toga
Aku tahu jawabannya
Tentu saja buah naga

KARMIKA
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu preman sekarang ustadz
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nangka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Kelapa diparut enak rasanya
Biar perutnya gendut baik hatinya
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Parfum dicium harum baunya
Baca Al-Quran paham maknanya
Tiada umat sepandai Nabi
Turutlah ilmu sebelum mati
Siapkanlah bekal menjelang wafat
Dengan sebarkan ilmu yang bermanfaat
Kiri kanan berbatang sepat
Perut kenyang ajaran dapat
Limau purut di tepi rawa
Sakit perut sebab tertawa

Contoh Seloka:

Jangan digenggam bagai bara


terasa panas dilepaskan

Baik beristri perempuan sumbing


walaupun marah tertawa juga

Kerupuk berderuk-deruk
dimakan berdesau-desau
Berisitri perempuan gemuk

Baik berisitri perempuan janda

bagai memeluk punggung kerbau

anak tiri boleh disuruh

jangan digenggam bagai bara


terasa panas dilepaskan

Contoh Seloka dan


pantun yang ditulis dalam
bentuk peribahasa:

Baik beristri perempuan gemuk


nahhai memeluk punggung kerbau
Umumnya peribahasa yang dirubah dari seloka
menjadi kalimat majemuk dalam satu baris, hanya

Contoh seloka yang


dijadikan pantun:

teknik penulisannya saja.

Baik berisitri perempuan sumbing, walaupun mara


tertawa juga

Ikan serinding menyeriding


meski tulangnya enak juga
Elok beristri perempuan sumbing
meski marah tertawa juga

Asam kandis asam belimbing


ketiga dengan asam jawa

Baik berisitri perempuan janda, anak tiri boleh


disuruh

Jangan digenggam bagai bara, terasa panas


dilepaskan

Elok berbini perempuan sumbing


sedang marah tertawa juga

Baik berisitri perempuan gemuk, bagai memeluk


punggung kerbau

Anak Agam menjual sutera


jual di Rengat tengah pekan

Anda mungkin juga menyukai