Trauma muskuloskeletal
Patah Tulang (fraktur)
Panjang (kortikal)
Metafisis
Diafisis
Dislokasi Sendi
Ruptur (robekan/putus)
Tendon
Ligamen
Saraf perifer
Dll
Fraktur
Putusnya kontinuitas tulang
Jelas kelihatan, jarang
mengancam jiwa, ABC
Fraktur selalu disertai
dengan kerusakan jaringan
lunak disekitarnya :
Otot, ligamen
Saraf
Pembulih darah
Fraktur : tertutup vs
terbuka
Terbuka : ada hubungan dengan
dunia luar
Resiko infeksi meningkat
Klasifikasi Gustilo-Andersen : derajat
I, II, IIIa, IIIb, IIIc
Debridement : merubah luka
kontaminasi menjadi luka bersih
Golden period
DEFINISI
Fraktur
Putusnya kontinuitas tulang
Dislokasi
Fraktur dislokasi
Fraktur dan dislokasi
Fraktur Clavicula
Mekanisme cedera :
jatuh dengan tangan
menyangga
Biasanya pada
sepertiga tengah
Klinis : bengkak,
ada benjolan
Fraktur Clavicula
Terapi : umumnya
konservatif
dengan sling
hingga nyeri
berkurang
Komplikasi :
Neurovaskuler
Nonunion
Malunion
Kekakuan sendi
Dislokasi Bahu
(Glenohumeral)
Dislokasi anterior > posterior (95 : 5)
Sendi yang paling sering mengalami
dislokasi
Dislokasi Bahu
Gambaran klinis :
nyeri yang sangat,
bagian lateral bahu
tampak kosong dan
tampak benjolan
dibawah clavicula
Terapi : pada kasus
akut, reposisi dan
sling (+ 2 minggu)
Terapi
1. Stimson maneuver
3. Kocher maneuver
2. Hippocratic maneuver
Komplikasi
Dini
Cedera saraf : n. axilaris
Cedera vaskuler : a. axilaris
Lanjut
Kekakuan sendi
Dislokasi rekuren
Unreduced dislocation
Fraktur Humerus
Fraktur humerus
proksimal
Fraktur shaft humerus
Fraktur of distal humerus
Fraktur humerus
proksimal
Biasanya terjadi pada usia
pertengahan atau tua
Terutama pada pasien osteoporosis,
post menopause
Seringkali tidak terlalu nyeri
Umumnya tanpa peranjakan posisi
yang berarti dan dapat diterapi
konservatif
Kadang memerlukan operasi
Fraktur Humerus
(shaft)
Gambaran klinis :
Nyeri, bengkak, gangguan fungsi
Drop hand, bila disertai lesi n.radialis
Terapi :
Konservatif : U slab, hanging cast dll
Operasi
Fraktur Humerus
(shaft)
A. Fraktur
transversal
B. Fraktur
oblique
(spiral)
C. Fraktur
comminutive
Fraktur Humerus
(shaft)
Tx konservatif
Tx operatif
Fraktur Humerus
(shaft)
Komplikasi dini :
Cedera saraf : n.radialis, umumnya
neuropraxia
Cedera vaskuler
Komplikasi lanjut :
Delayed union
Non union
Kaku sendi
Fraktur Humerus
(shaft)
Komplikasi :
Lesi n. radialis
Fr. supracondyler
Fr. intercondyler
Fraktur supracondyler
Sering dijumpai
pada anak-anak
Fragmen distal
dapat terletak di
posterior (extension
type) atau anterior
(flexion type)
Fraktur supracondylar
Diagnosis : klinis dan radiologis
Terapi :
Non displaced / minimally displaced fracture :
cukup sling/mitella
Displaced fracture : reposisi dengan GA atau
operasi
Komplikasi :
Cedera vaskuler atau saraf
Malunion (cubitus varus)
Dislokasi siku
Dislokasi posterior
paling sering
Mekanisme : jatuh
dengan lengan
menyangga lurus
Dislokasi anterior :
jarang
Kadang disertai fraktur
Dapat disertai
komplikasi
neurovaskuler
Dislokasi siku
Terapi :
Reposisi dengan GA
Imobilisasi dengan
sling dalam posisi
fleksi
Bila nyeri berkurang,
mulai latihan aktif
Fraktur condylus
lateralis humeri
Sering pada anak,
walaupun tidak
sesering fraktur
supracondyler
Fraktur intraartikuler
Fraktur melewati
growth plate
Perlu reposisi
anatomis
Fraktur condylus
lateralis
Terapi :
No / minimal displacement : konservatif
dengan backslab dengan siku fleksi 900
Displaced fracture : operasi
Komplikasi
Non union / malunion
Cubitus valgus & lesi n. ulnaris
Fraktur olecranon
Olecranon :
Ujung dari ulna
Tempat melekatnya
otot triceps
Bagian dari sendi siku
(intraartikuler)
Fraktur olecranon :
Cenderung untuk
tertarik oleh triceps
Perlu reposisi
anatomis
Fraktur olecranon
Gambaran klinis :
Bengkak pada siku bagian posterior
Gerakan terbatas
Terapi :
Undisplaced fracture : imobilisasi
dengan gips selama 2-3 minggu
Displaced fracture : operasi (tension
band wiring), segera mobilisasi
Fraktur olecranon
Komplikasi
Kekakuan sendi, dapat
dicegah dengan fiksasi
interna dan mobilisasi segera
Non union
Osteoarthritis
Fraktur intercondyler
humeri
Jarang pada anakanak
Bagian intraartikuler
memerlukan reposisi
anatomis
Seringkali
memerlukan
tindakan operasi
tengah
Lanjut :
Delayed atau non union
Malunion atau cross union
Fraktur Monteggia
Fraktur ulna proksimal + dislokasi
radial head
Gambaran klinis : fraktur ulna
biasanya tampak jelas, dislokasi
radial head seringkali tidak jelas
karena oedema
Fraktur Monteggia
Penatalaksanaan :
Kunci : reposisi ulna, biasanya caput
radius akan tereposisi secara
otomatis
Pada anak, kadang cukup dengan
reposisi tertutup & gips
Pada dewasa, umumnya
membutuhkan operasi (plate &
screw)
Fraktur Monteggia
Fraktur Galeazzi
Kebalikan dari fr.Monteggia
Fraktur radius distal + dislokasi
sendi radio-ulnar distal
Fraktur Galeazzi
Anak : seringkali dapat
ditangani dengan reposisi
dan gips
Dewasa : umumnya dengan
operasi (plate & screw pada
radius)
Fraktur Colles
Digambarkan oleh Abraham Colles
Fraktur radius distal, dimana
fragmen distalnya bergeser ke
posterior
Fraktur yang paling sering terjadi
pada orang tua
Gambaran klinis : dinner fork
deformity
Fraktur Colles
Terapi :
Umumnya dapat diterapi secara
konservatif dengan reposisi dan gips
Mobilisasi jari-jari dan bahu segera
Gips dipertahankan + 6 minggu
Fraktur Smith
(reversed Colles fr)
Kebalikan dari fr.Colles : fragmen
distal beranjak ke anterior
Lebih jarang
Terapi : reposisi dan gips dalam
posisi yang berlawanan
dibandingkan Colles
Fraktur
Pelvis
Fraktur Pelvis
Anatomi pelvis :
Berbentuk cincin, terdiri dari tulang
ilium, ischium, pubis dan sacrum
Di bagian anterior berartikulasi pada
simfisis pubis dan di posterior pada
sendi sakroiliac
Di rongga pelvis banyak terdapat
organ penting : saraf, pemb.darah,
buli-buli dll
Pelvis
Stabilitas pelvis tergantung dari integritas
ligamen dan tulang
Ligamen yang terpenting dan terkuat
adalah ligamen pada bagian posterior
yaitu lig. sacroiliac dan iliolumbar
Pada trauma pelvis yang tidak stabil
dapat terjadi kehilangan darah yang
sangat besar dan dapat terjadi komplikasi
pada organ viscera pada rongga pelvis
Fraktur Pelvis
Pelvic ring
Cedera vaskuler
Cedera pada urethra
Fraktur pelvis
Fraktur pelvis menyebabkan terbukanya
cincin pelvis dan dapat mengakibatkan
ketidakstabilan
Derajat ketidakstabilan tergantung dari
cincin bagian mana yang terputus
Ketidakstabilan secara mekanik dapat
mengakibatkan ketidakstabilan
hemodinamik bila disertai dengan
kerusakan vaskuler dalam rongga pelvis
syok
Klasifikasi fraktur
pelvis
Klasifikasi Tile
Tipe A
Stable
Tipe B
Rotationally unstable
Vertically stable
(open book type)
Tipe C
Rotationally and
Vertically Unstable
Pemeriksaan klinis
Pada setiap trauma abdomen bawah dan
tungkai harus selalu dipikirkan adanya
trauma pelvis
Perhatikan mekanisme cedera
Selalu ingat ABC
Pemeriksaan :
Pemeriksaan
radiologis
Bila keadaan pasien
memungkinkan segera
dilakukan pemeriksaan foto
pelvis AP
CT scan
3 dimensional CT
Pemeriksaan
radiologis
Foto polos
3D CT
Penatalaksanaan
Tipe A (stable)
Fraktur pelvis yang stabil dan dengan
displacement minimal cukup diterapi dengan
tirah baring
Tipe B (rotationally unstable, vertically stable,
open book type)
Bila gap kecil, cukup tirah baring
Bila gap > 2,5 cm close the book, dengan sling
atau fiksasi interna/externa
Pada wanita muda mempengaruhi jalan lahir
Fraktur Pelvis,
terapi konservatif
Pelvic sling
Penatalaksanaan
Tipe C (rotationally and vertically
unstable)
Resusitasi cairan/darah bila terjadi
perdarahan
Kontrol perdarahan umumnya
dengan stabilisasi fraktur (fiksasi
eksterna, sling, traksi)
Fraktur pelvis,
penatalaksanaan
Dislokasi panggul
Hip Dislocation
Mekanisme trauma
Shenton line
Fraktur femur
Proksimal : fraktur
collum femur, fraktur
trochanter,
subtrochanter
Tengah : fraktur
diafisis femur
Distal : fraktur
supracondyler dan
intercondyler femur
Fraktur femur
Diagnosis :
Deformitas, false movement,
krepitasi
X-ray
Fraktur tibia
Paling sering
mengalami
patah tulang
terbuka
Gambaran klinis
jelas
Terapi : operatif
atau konservatif
PEMBIDAIAN
dr Yuda Handaya SpB,FInaCS,FMAS
Initial Management
Immobilization of fracture
Bleeding control
Pain relief
Avoid further complication
Fracture treatments
4R
R ecognition J
R eduction
J
R etention
J
R ehabilitation
Diagnose
Put it there
Keep it there
Await fx healing
Retention
Non surgical
Sling
Cast (POP or fibre cast) / brace
Traction
Surgical
K-wire
Plate and screw
Intramedullary device
External fixator
Prosthetic replacement
Fracture treatment
Traction
Cast
Sling
Joint replacement
K-wire
DHS
IM nail
External Fixator
Patient factors
Skin
traction
Locking
plate
Elastic
nail
Hemispica
IM nail
Skin
traction
IM nail
Elastic
nail
MIPO