Anda di halaman 1dari 78

Trauma Muskuloskeletal

dr Yuda Handaya SpB,FInaCS,FMAS

Trauma muskuloskeletal
Patah Tulang (fraktur)
Panjang (kortikal)
Metafisis
Diafisis

Pelvis, tlg. Belakang, Tarsalia, Karpalia

Dislokasi Sendi
Ruptur (robekan/putus)
Tendon
Ligamen
Saraf perifer

Dll

Fraktur
Putusnya kontinuitas tulang
Jelas kelihatan, jarang
mengancam jiwa, ABC
Fraktur selalu disertai
dengan kerusakan jaringan
lunak disekitarnya :
Otot, ligamen
Saraf
Pembulih darah

Bentuk patah tulang

Fraktur : tertutup vs
terbuka
Terbuka : ada hubungan dengan
dunia luar
Resiko infeksi meningkat
Klasifikasi Gustilo-Andersen : derajat
I, II, IIIa, IIIb, IIIc
Debridement : merubah luka
kontaminasi menjadi luka bersih
Golden period

DEFINISI
Fraktur
Putusnya kontinuitas tulang

Dislokasi
Fraktur dislokasi
Fraktur dan dislokasi

Fraktur & Dislokasi


Fraktur
Monteggia

Fraktur Clavicula
Mekanisme cedera :
jatuh dengan tangan
menyangga
Biasanya pada
sepertiga tengah
Klinis : bengkak,
ada benjolan

Fraktur Clavicula
Terapi : umumnya
konservatif
dengan sling
hingga nyeri
berkurang
Komplikasi :

Neurovaskuler
Nonunion
Malunion
Kekakuan sendi

Dislokasi Bahu
(Glenohumeral)
Dislokasi anterior > posterior (95 : 5)
Sendi yang paling sering mengalami
dislokasi

Dislokasi Bahu
Gambaran klinis :
nyeri yang sangat,
bagian lateral bahu
tampak kosong dan
tampak benjolan
dibawah clavicula
Terapi : pada kasus
akut, reposisi dan
sling (+ 2 minggu)

Terapi

1. Stimson maneuver
3. Kocher maneuver

2. Hippocratic maneuver

Komplikasi
Dini
Cedera saraf : n. axilaris
Cedera vaskuler : a. axilaris

Lanjut
Kekakuan sendi
Dislokasi rekuren
Unreduced dislocation

Fraktur Humerus
Fraktur humerus
proksimal
Fraktur shaft humerus
Fraktur of distal humerus

Fraktur humerus
proksimal
Biasanya terjadi pada usia
pertengahan atau tua
Terutama pada pasien osteoporosis,
post menopause
Seringkali tidak terlalu nyeri
Umumnya tanpa peranjakan posisi
yang berarti dan dapat diterapi
konservatif
Kadang memerlukan operasi

Fraktur Humerus
(shaft)
Gambaran klinis :
Nyeri, bengkak, gangguan fungsi
Drop hand, bila disertai lesi n.radialis

Terapi :
Konservatif : U slab, hanging cast dll
Operasi

Fraktur Humerus
(shaft)
A. Fraktur
transversal
B. Fraktur
oblique
(spiral)
C. Fraktur
comminutive

Fraktur Humerus
(shaft)
Tx konservatif

Tx operatif

Fraktur Humerus
(shaft)
Komplikasi dini :
Cedera saraf : n.radialis, umumnya
neuropraxia
Cedera vaskuler

Komplikasi lanjut :
Delayed union
Non union
Kaku sendi

Fraktur Humerus
(shaft)
Komplikasi :
Lesi n. radialis

Fraktur humerus distal


Fraktur supracondyler humeri
Fraktur intercondyler humeri
Seringkali memerlukan tindakan
operasi terutama pada fraktur intra
artikuler

Fraktur humerus distal

Fr. supracondyler

Fr. intercondyler

Cedera pada siku

Fraktur supracondyler
Sering dijumpai
pada anak-anak
Fragmen distal
dapat terletak di
posterior (extension
type) atau anterior
(flexion type)

Fraktur supracondylar
Diagnosis : klinis dan radiologis
Terapi :
Non displaced / minimally displaced fracture :
cukup sling/mitella
Displaced fracture : reposisi dengan GA atau
operasi

Komplikasi :
Cedera vaskuler atau saraf
Malunion (cubitus varus)

Dislokasi siku
Dislokasi posterior
paling sering
Mekanisme : jatuh
dengan lengan
menyangga lurus
Dislokasi anterior :
jarang
Kadang disertai fraktur
Dapat disertai
komplikasi
neurovaskuler

Dislokasi siku
Terapi :
Reposisi dengan GA
Imobilisasi dengan
sling dalam posisi
fleksi
Bila nyeri berkurang,
mulai latihan aktif

Fraktur condylus
lateralis humeri
Sering pada anak,
walaupun tidak
sesering fraktur
supracondyler
Fraktur intraartikuler
Fraktur melewati
growth plate
Perlu reposisi
anatomis

Fraktur condylus
lateralis
Terapi :
No / minimal displacement : konservatif
dengan backslab dengan siku fleksi 900
Displaced fracture : operasi
Komplikasi
Non union / malunion
Cubitus valgus & lesi n. ulnaris

Fraktur olecranon
Olecranon :
Ujung dari ulna
Tempat melekatnya
otot triceps
Bagian dari sendi siku
(intraartikuler)

Fraktur olecranon :
Cenderung untuk
tertarik oleh triceps
Perlu reposisi
anatomis

Fraktur olecranon
Gambaran klinis :
Bengkak pada siku bagian posterior
Gerakan terbatas

Terapi :
Undisplaced fracture : imobilisasi
dengan gips selama 2-3 minggu
Displaced fracture : operasi (tension
band wiring), segera mobilisasi

Fraktur olecranon

Tension band wiring

Komplikasi
Kekakuan sendi, dapat
dicegah dengan fiksasi
interna dan mobilisasi segera
Non union
Osteoarthritis

Fraktur intercondyler
humeri
Jarang pada anakanak
Bagian intraartikuler
memerlukan reposisi
anatomis
Seringkali
memerlukan
tindakan operasi

Fracture Radius &


Ulna

Fracture radius & ulna


Fracture radius
Fracture ulna
Fracture ulna + dislokasi radial
head (Monteggia fracture)
Fracture radius + dislokasi distal
radio-ulnar joint (Galeazzi
fracture)

Fracture radius & ulna


Sering terjadi
Gambaran klinis jelas
Perhatikan fungsi neurovaskuler

Fraktur radius ulna


Perhatikan letak
fraktur
Tarikan otot
Perbedaan lokasi
fraktur
menentukan posisi
gips ( tx
konservatif) dan
insisi (operatif)
proksimal

tengah

Fraktur radius & ulna


Terapi
Anak-anak : umumnya konservatif dengan
reposisi dan gips diatas siku
Dewasa : terapi konservatif sulit karena
tarikan otot, umumnya operasi
Komplikasi :
Dini :
Cedera neurovaskuler
Sindroma kompartemen

Lanjut :
Delayed atau non union
Malunion atau cross union

Terapi dan komplikasi

Fraktur Monteggia
Fraktur ulna proksimal + dislokasi
radial head
Gambaran klinis : fraktur ulna
biasanya tampak jelas, dislokasi
radial head seringkali tidak jelas
karena oedema

Fraktur Monteggia
Penatalaksanaan :
Kunci : reposisi ulna, biasanya caput
radius akan tereposisi secara
otomatis
Pada anak, kadang cukup dengan
reposisi tertutup & gips
Pada dewasa, umumnya
membutuhkan operasi (plate &
screw)

Fraktur Monteggia

Fraktur Galeazzi
Kebalikan dari fr.Monteggia
Fraktur radius distal + dislokasi
sendi radio-ulnar distal

Fraktur Galeazzi
Anak : seringkali dapat
ditangani dengan reposisi
dan gips
Dewasa : umumnya dengan
operasi (plate & screw pada
radius)

Fraktur Colles
Digambarkan oleh Abraham Colles
Fraktur radius distal, dimana
fragmen distalnya bergeser ke
posterior
Fraktur yang paling sering terjadi
pada orang tua
Gambaran klinis : dinner fork
deformity

Fraktur Colles
Terapi :
Umumnya dapat diterapi secara
konservatif dengan reposisi dan gips
Mobilisasi jari-jari dan bahu segera
Gips dipertahankan + 6 minggu

Fraktur Smith
(reversed Colles fr)
Kebalikan dari fr.Colles : fragmen
distal beranjak ke anterior
Lebih jarang
Terapi : reposisi dan gips dalam
posisi yang berlawanan
dibandingkan Colles

Fraktur
Pelvis

Fraktur Pelvis
Anatomi pelvis :
Berbentuk cincin, terdiri dari tulang
ilium, ischium, pubis dan sacrum
Di bagian anterior berartikulasi pada
simfisis pubis dan di posterior pada
sendi sakroiliac
Di rongga pelvis banyak terdapat
organ penting : saraf, pemb.darah,
buli-buli dll

Pelvis
Stabilitas pelvis tergantung dari integritas
ligamen dan tulang
Ligamen yang terpenting dan terkuat
adalah ligamen pada bagian posterior
yaitu lig. sacroiliac dan iliolumbar
Pada trauma pelvis yang tidak stabil
dapat terjadi kehilangan darah yang
sangat besar dan dapat terjadi komplikasi
pada organ viscera pada rongga pelvis

Fraktur Pelvis

Pelvic ring

Cedera vaskuler
Cedera pada urethra

Fraktur pelvis
Fraktur pelvis menyebabkan terbukanya
cincin pelvis dan dapat mengakibatkan
ketidakstabilan
Derajat ketidakstabilan tergantung dari
cincin bagian mana yang terputus
Ketidakstabilan secara mekanik dapat
mengakibatkan ketidakstabilan
hemodinamik bila disertai dengan
kerusakan vaskuler dalam rongga pelvis
syok

Klasifikasi fraktur
pelvis
Klasifikasi Tile

Tipe A
Stable

Tipe B
Rotationally unstable
Vertically stable
(open book type)

Tipe C
Rotationally and
Vertically Unstable

Tipe C sering disertai kehilangan darah yang banyak

Pemeriksaan klinis
Pada setiap trauma abdomen bawah dan
tungkai harus selalu dipikirkan adanya
trauma pelvis
Perhatikan mekanisme cedera
Selalu ingat ABC
Pemeriksaan :

Abdomen, lihat tanda-tanda klinis


Stabilitas pelvis
Rectal examination
Ada/tidaknya darah pada meatus urethra externus
Radiologi

Fraktur pelvis dengan


perdarahan masif
Life threatening injury
Biasanya mengenai bagian posterior
Perdarahan terjadi dengan cepat
diagnosis harus segera
Unexplained hypotension
Luka terbuka, darah pada meatus,
prostat letak tinggi
Pelvis tidak stabil pada palpasi
Resusitasi segera, kontrol perdarahan

Pemeriksaan
radiologis
Bila keadaan pasien
memungkinkan segera
dilakukan pemeriksaan foto
pelvis AP
CT scan
3 dimensional CT

Pemeriksaan
radiologis

Foto polos

3D CT

Penatalaksanaan
Tipe A (stable)
Fraktur pelvis yang stabil dan dengan
displacement minimal cukup diterapi dengan
tirah baring
Tipe B (rotationally unstable, vertically stable,
open book type)
Bila gap kecil, cukup tirah baring
Bila gap > 2,5 cm close the book, dengan sling
atau fiksasi interna/externa
Pada wanita muda mempengaruhi jalan lahir

Fraktur Pelvis,
terapi konservatif

Pelvic sling

Penatalaksanaan
Tipe C (rotationally and vertically
unstable)
Resusitasi cairan/darah bila terjadi
perdarahan
Kontrol perdarahan umumnya
dengan stabilisasi fraktur (fiksasi
eksterna, sling, traksi)

Fraktur pelvis,
penatalaksanaan

Dislokasi panggul

Posterior > anterior


Emergency
Mekanisme cedera
Reposisi segera (dengan GA)
Komplikasi :
Segera : lesi neurovaskuler
Lanjut : avaskular nekrosis,
osteoarthritis dll

Hip Dislocation

Mekanisme trauma

Shenton line

Fraktur femur
Proksimal : fraktur
collum femur, fraktur
trochanter,
subtrochanter
Tengah : fraktur
diafisis femur
Distal : fraktur
supracondyler dan
intercondyler femur

Fraktur femur
Diagnosis :
Deformitas, false movement,
krepitasi
X-ray

Fraktur shaft femur


Tarikan otot
sangat kuat
Bidai yang efektif :
traksi
Tujuan traksi :
Imobilisasi
Reposisi
Mengurangi nyeri

Fraktur shaft femur,


terapi
Dewasa :
Hampir selalu operatif
(ORIF)
Anak-anak :
Hampir selalu
konservatif
Skin traksi hingga
clinical union,
dilanjutkan hemispica
hingga radiological
union

Fraktur collum femur

Sering pada orang tua


Vaskularisasi collum femur
Avascular necrosis
Internal fixation vs prosthesis

Fraktur tibia
Paling sering
mengalami
patah tulang
terbuka
Gambaran klinis
jelas
Terapi : operatif
atau konservatif

PEMBIDAIAN
dr Yuda Handaya SpB,FInaCS,FMAS

Initial Management
Immobilization of fracture
Bleeding control
Pain relief
Avoid further complication

Splint early, avoid delay in


resuscitation

Fracture treatments
4R
R ecognition J
R eduction
J
R etention
J
R ehabilitation

Diagnose
Put it there
Keep it there
Await fx healing

Goals of fracture treatment


Restore the patient to optimal
functional state
Prevent fracture and soft tissue
complications
Get the fracture to heal, and in
position which will produce optimal
functional recovery
Rehabilitate the patients as early as
possible

Retention
Non surgical

Sling
Cast (POP or fibre cast) / brace
Traction

Surgical

K-wire
Plate and screw
Intramedullary device
External fixator
Prosthetic replacement

Fracture treatment
Traction

Cast
Sling

Joint replacement

K-wire

DHS

IM nail

External Fixator

Patient factors

Skin
traction
Locking
plate
Elastic
nail
Hemispica

IM nail

Femoral shaft fractures

Skin
traction

IM nail
Elastic
nail

MIPO

Anda mungkin juga menyukai