DIAJUKAN OLEH
GADIS PURI RAHAYU
NIM: 041013245
ii
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya tertuju kepada Allah SWT.
Semoga rahmat, salam, serta hidayah-Nya terlimpah kepada Nabi Muhammad
SAW, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir jaman. Bahwasannya atas
Ridho Allah SWT, dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Narsisme Bahasa Pada Pelaporan Kegiatan CSR Melalui
Pendekatan Semiotik Dalam Sustainability Report PT PLN (Persero).
Skripsi ini ditulis dalam upaya melengkapi syarat untuk mencapai derajat
Sarjana Strata-1 (S1), dan lebih dari itu, sesungguhnya penelitian ini merupakan
rangkuman dari proses pembelajaran yang telah ditempuh selama masa
perkuliahan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini, dapat membantu
memberi sumbangsih bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan para pembaca.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis, ayah
(Sumardji) dan ibu (Surayah), yang telah senantiasa memberikan doa, dukungan,
serta perhatian kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan
rintangan. Akan tetapi, berkat bantuan dari berbagai pihak, maka segala macam
hambatan dapat teratasi. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
iv
2. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak., CMA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
3. Prof. Drs. Tjiptohadi S., M.Ec., Ph.D., Ak., selaku dosen pembimbing
yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, nasihat, serta kritik yang membangun dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen, serta staf yang telah memberikan bimbingan
dan ilmu selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Airlangga.
5. Adikku tercinta, Arif Raharjo yang selalu memberikan semangat dan
menghibur disaat penulis merasa jenuh.
6. Keluarga besar penulisyang tidak berhenti memberikan semangat dan doa
untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
7. Sahabat sekaligus saudara seperjuangan yang senantiasa membantu secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini:
Siska Indah Kurniawati, Kak L, Melisa Anita Sari, Anggrainy Bouwita
Tekayadi, dan Shabrina Herawati.
8. Sahabat-sahabatku Eric, Dede, Yudha, Endah, Fani, Dewi, Taufik, Ella,
Panca, Vela, Fian, Dista, Ayu, Dwi, Reynaldi, dan Redy. Terima kasih
atas segala dukungan yang tak henti-hentinya kepada penulis dalam
pengerjaan skripsi, serta kebersamaan dan kekeluargaan yang kalian
berikan selama ini.
Sebagai manusia biasa, tentu penulis tidak luput dari kesalahan, termasuk
kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis sangat menyadari bahwa salam
pengungkapan, penyajian, pemilihan kata-kata, maupun pembahasan materi,
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penulis mengharapkan saran, kritik, dan segala bentuk pengarahan dari
berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini.
Seiring dengan ucapan terima ksih diatas, dan segala kekurangan yang
ada, penulis juga mengharapkan agar skripsi ini dapat nermanfaat bagi pihak yang
menggunakannya.
Surabaya, 20 Januari 2015
Penulis,
ABSTRACT
This study is intended to understand and analyze language narcissism in
sustainability report Perusahaan Listrik Negara, ltd. The purpose of this study is
to understand and analyze why and how corporate social responsibility reporting
practice used narcissism. In addition, this study was intended to understand and
analyze the ways and reasons used by Perusahaan Listik Negara, ltd (PLN) in
delivering and presenting information that is narrative in the sustainability
report.
This study uses semiotic analyses to analyze narrative teks on Perusahaan
Listrik Negara, ltd (PLN) sustainability report. The analyzed data is sustainability
report Perusahaan Listrik Negara, ltd (PLN) is obtained by downloading at
companys website, www.pln.co.id.
Result of this study indicate that Perusahaan Listrik Negara, ltd (PLN) use
language narcissism in sustainability reporting by way of designing such a way as
narrative text in the sustainability report. In addition, this research also showed
that there was language narcicism that can be classified as the comapnys efforts
in forming positive images, avoiding negative images and obtaining legitimation
from the stakeholders.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai fenomena narsisme bahasa
dalam pelaporan keberlanjutan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis mengapa dan bagaimana praktik pelaporan
tanggung jawab sosial perusahaan menggunakan narsisme. Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan untuk memahami dan menganalisis alasan yang digunakan oleh
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam menyampaikan dan menyajikan
informasi yang bersifat naratif dalam laporan keberlanjutan.
Penelitian ini menggunakan analisis semiotik atas teks naratif yang
terkandung di dalam laporan keberlanjutan PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero). Data yang dianalisis adalah laporan keberlanjutan PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) yang diperoleh dri situs resmi perusahaan, yaitu
www.pln.co.id.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam laporan keberlanjurtannya,
PT PLN (Persero) menggunakan narsisme bahasa dalam pelaporan keberlanjutan
dengan cara mendesain sedemikian rupa teks naratif pada laporan keberlanjutan.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat narsisme bahasa yang
dapat digolongkan sebagai upaya perusahaan dalam membentuk citra yang positif,
dan memperoleh legitimasi dari pemangku kepentingan.
Kata Kunci: narsisme, tanggung jawab sosial, analisis semiotik, teks naratif,
laporan keberlanjutan
viii
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teoritis .....................................................................
37
57
57
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Laporan keuangan tidak pernah lepas dari dunia akuntansi maupun
perusahaan
yang
digunakan
oleh
manajemen
untuk
laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keunagan neraca, laporan arus kas, serta
catatan atas laporan keuangan.
Dengan berkembangnya waktu, maka kebutuhan stakeholders akan
informasi kinerja perusahaan menjadi semakin beragam. Stakeholders tidak hanya
menginginkan informasi kuantitatif, tetapi juga informasi kualitatif (Sakinah,
Wahyu, dan Masud, 2014). Selain itu, stakeholders juga menginginkan
transparasi perusahaan yang lebih baik lagi sebagai wujud tata kelola perusahaan
yang baik atau biasa disebut dengan Good Corporate Governance (Kamayanti
dan Atmadja, 2011). Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi
yang transparan dan tata kelola perusahaan yang baik, semakin memaksa
perusahaan untuk melaporkan semua aktivitasnya (Mulyanita, 2009). Sehingga,
dalam beberapa dekade tahun terakhir laporan keuangan diwujudkan dalam
bentuk annual report (laporan tahunan).
Annual report merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban manajemen
kepada stakeholders. Annual report juga dibuat oleh perusahaan untuk
mengungkapkan tanggungjawab sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk
keterbukaan perusahaan kepada stakeholders. Tanggung jawab sosial perusahaan
atau biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR) diwujudkan
oleh perusahaan dengan ikut turut serta dalam kegiatan sosial, perbaikan
lingkungan, serta perbaikan pendidikan masyarakat banyak.
Corporate Social Responsibility (CSR) pada intinya merupakan sebuah
bentuk upaya perusahaan dalam mengimplementasikan kepeduliannya terhadap
masalah sosial, pendidikan, serta lingkungan ke dalam kegiatan usaha perusahaan
dalam annual report meliputi teks naratif, gambar/ foto, grafik, dan tabel. Salah
satu unsur kualitatif yang paling banyak, serta paling mendominasi dalam annual
report adalah teks naratif.
Teks naratif dalam annual report merupakan bagian yang memainkan
peranan penting bagi perusahaan dalam menyampaikan informasi perusahaan,
serta membentuk citra dan reputasi perusahaan tersebut. Hal tersebut di dukung
oleh pendapat (Courtis, 1998) yang mengatakan bahwa kejelasan teks naratif
dalam annual report merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai
keunggulan yang dimiliki. Oleh sebab itu, perilaku narsisme merupakan upaya
yang memiliki kecenderungan untuk menciptakan reputasi dan citra yang positif
atas dirinya, yang juga akan menimbulkan keyakinan serta optimisme yang kuat
atas hasil yang akan diperoleh nantinya.
Narsisme
kemungkinan
juga
dapat
terjadi
dalam
penyusunan
perusahaan.
Kenyataan
ini
mengindikasikan
adanya
upaya
Rumusan Masalah
Perusahaan cenderung senang sekali untuk menyombongkan dirinya serta
berharap stakeholders dan publik memberikan pujian dan penilaian yang tinggi
2.
3.
1.3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan mengetahui secara
Untuk
menganalisis
dan
mengetahui
bagaimana
perusahaan
3.
1.4.
1.
Manfaat Penelitian
Bagi akademisi, kiranya hasil dari penelitian ini memberikan wawasan
yang lebih luas, inspirasi, serta motivasi agar sebuah penelitian dalam
bidang akuntansi, khususnya analisa sustainability report tidak hanya
terbatas pada penelitian kuantitatif saja. Selain itu, juga dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya yang masih sangat jarang dengan
topik yang sama.
2.
10
3.
4.
1.5.
Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun menggunakan metode kualitatif dengan metode
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
Akuntansi merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan informasi
perusahaan (Belkaoui, 1993). Oleh karena itu akuntansi dianggap sebagai bahasa
bisnis. Dalam konteks akuntansi, berbagai simbol (tanda, gambar, warna, serta
huruf) digunakan perusahaan dengan maksud menyampaikan pesan kepada pihakpihak yang berkepentingan yaitu stakeholders (Chariri dan Nugroho, 2009).
Pada awal perkembangannya, pelaporan akuntansi hanya terbatas pada
laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
neraca, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan (David, 2002).
Namun, dalam perkembangannya ruang lingkup laporan akuntansi tidak hanya
mencangkup laporan keuangan yang telah diaudit tetapi juga mencangkup
pelaporan informasi kualitatif, seperti informasi mengenai penghargaan yang
diterima perusahaan, sambutan dewan direksi, serta informasi mengenai kegiatan
sosial yang telah dilakukan perusahaan (CSR).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan
menggunakan narsisme bahasa dalam pelaporan kegiatan CSR, yang nantinya
akan berdampak pada value perusahaan yaitu memperoleh pencitraan yang postif
dan legitimasi dari stakeholders. Maka dari itu, penelitian ini akan menggunakan
teori-teori
yang
dianggap
mendukung
12
penelitian
ini.
Teori-teori
yang
13
berhubungan dengan penelitian ini adalah teori komunikasi, teori legitimasi, teori
warna, dan teori stakeholders.
2.1.1. Teori Komunikasi
Teori komunikasi aksi merupakan teori yang memandang masyarakat
melalui paradigma komunikasi. Komunikasi juga merupakan suatu media
interaksi simbolik (Kernstock, 2009). Komunikasi dari sudut pandang ini
merupakan suatu proses multidimensi di mana setiap individu bebas
mengekspresikan argumennya dalam mencapai pemahaman antar individu. Untuk
memahami proses sosial, Habernas (1983a) menyatakan bahwa harus ada
perubahan paradigma dasar dari proses sosial.
Dalam teorinya, Habernas (1983a) hanya membahas mengenai dua
tindakan dasar manusia, yaitu tindakan rasional dan interaksi sosial. Tindakan
rasional adalah tindakan dasar dalam hubungan manusia dengan alam sebagai
objek manipulasi, sementara interaksi sosial merupakan tindakan dasar dalam
hubungan manusia dengan sesamanya sebagai subjek.
Kepentingan (interest) merupakan suatu orientasi dasar yang berakar pada
kemampuan manusia, untuk melestarikan keberadaannya, dan untuk menentukan
serta mengkreasikan dirinya sendiri. Habermas (1983b) mengatakan bahwa
kepentingan (Interes) hanya dipengaruhi oleh kedua hal, yaitu money dan power.
Adanya kepentingan yang dipengaruhi oleh money dan power tersebut mendorong
perusahaan untuk tetap berupaya menciptakan image positif dan menghindari
image negatif, yang dapat berujung pada pemerolehan legitimasi dari stakeholder.
14
15
16
17
mempengaruhi
dan
dipengaruhi
oleh
perusahaan,
tetapi
18
usulnya menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman,
arsitek, serta pendesain dalam berkarya (Nugraha, 2008)
Brewster (1831) mengemukakan teori tentang pengelompokkan warna.
Teori brewster membagi warna-warna yang ada dalam alam menjadi empat
kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan netral. Berikut
pembagian kelompok warna menurut teori Brewster:
a. Warna Primer Warna dasar yang tidak berasal dari campuran warna lain.
Warna primer tersusun atas merah, kuning, dan hijau (Nugraha, 2008).
b. Warna Sekunder Warna sekunder merupakan hasil campuran dua warna
primer dengan proporsi 1:1 (Prawira, 1989).
c. Warna Tersier Warna tersier merupakan campuran salah satu warna
primer dengan salah satu warna sekunder (Nugraha, 2008).
d. Warna Netral Warna netral merupakan hasil campuran ketiga dasar
dalam proporsi 1:1:1, seperti hitam, cokelat, dan abu-abu (Nugraha, 2008).
Dari penampilan warna-warna secara visual, ada beberapa warna yang
seolah-oleh mendekati mata dan ada warna yang menjauhi mata. Berikut di bawah
adalah psikologi warna menurut Brewster (1831):
a. Warna hangat: merah, kuning, coklat, dan jingga.
b. Warna sejuk: hijau dan ungu.
c. Warna tegas: biru, merah, kuning, putih, dan hitam.
d. Warna gelap (tua): warna-warna yang mendekati warna hitam.
e. Warna terang (muda): warna-warna yang mendekati putih.
f. Warna Tenggelam: semua warna yang diberi campuran warna abu-abu.
19
20
dibentuk
dari
simbol-simbol
(tanda-tanda)
yang
saling
berhubungan serta berkaitan antara satu dengan yang lain. Keberadaan simbol
memerlukan pemahaman yang jeas karena simbol bukan merupakan tanda yang
21
disusun secara acak, tetapi mengarah pada konsep tertentu. Simbol atau tanda
disusun menggunakan pola tertentu yang mengatur penggunaannya. Oleh karena
itu, pemahaman terhadap simbol atau tanda sangat bergantung pada makna yang
akan disampaikan dan diterima oleh pengirim dan penerima simbol (David, 2002).
Dalam konteks akuntansi, berbagai simbol (warna, tanda, gambar, huruf,
grafik, serta tabel) digunakan oleh perusahaan dengan maksud untuk
menyampaikan suatu pesan kepda pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi
menggunakan simbol-simbol tertentu yang dituangkan dalam bentuk elemen
laporan keuangan, foto/gambar, tabel, grafik, dan teks naratif tertentu.
Pemahaman
terhadap
simbol
yang
demikian
dapat
dilakukan
dengan
22
23
b. Masyarakat (People),
c. Lingkungan (Planet).
Dengan menjalankan kegiatan CSR, perusahaan diharapkan tidak hanya
fokus mengejar profit jangka pendek, tetapi juga turut aktif dalam berkontribusi
terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan. Kegiatan CSR
dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah
iklim bisnis yang makin berkembang. (Meutia, 2010).
Menurut Retno (2012) CSR dapat memberikan banyak keuntungan, antara
lain;
1. Meningkatkan profitabilitas dan kinera keuangan yang lebih baik bagi
perusahaan.
2. Menurunkan risiko konflik dengan masyarakat sekitar.
3. Mampu meningkatkan reputasi perusahaan yang juga merupakan bagian
dari pembangunan citra perusahaan.
Sedangkan menurut Susanto (2007) mengemukakan bahwa terdapat enam
manfaat yang diperoleh perusahaan dari kegiatan CSR, yaitu;
1. Mengurangi risiko dan perlakuan tidak pantas yang diterima perushaaan.
2. Membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan
dari suatu krisis.
3. Menumbuhkan rasa kebanggan karyawan, serta meningkatkan loyalitas
mereka.
4. Mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya.
5. Meningkatkan penjualan.
24
25
perusahaan
dengan
stakeholders
tentang
bagaimana
perusahaan
26
27
report
dapat
mengembangkan
dan
memfasilitasi
report
cenderung
mencerminkan
secara
langsung
saham
dengan
visi
jangka
panjang
dan
membantu
28
29
2.1.9.
Narsisme
Narsisme merupakan suatu hal yang berkaitan secara positif dengan harga
30
31
agar dapat disebut sebagai sebuah teks, maka harus memenuhi beberapa kriteria
tekstualitas sebagai berikut:
1. Di antara unsur-unsurnya terdapat kaitan semantik yang ditandai secara
formal (kohesi),
2. Segi isinya dapat berterima karena memenuhi logika tekstual (koherensi),
3. Teks diproduksi dengan maksud tertentu (intensionalitas),
4. Dapat diterima oleh pembaca/masyarakat pembaca (keberterimaan),
5. Mempunyai
kaitan
secara
semantik
dengan
teks
yang
lain
(intertekstualitas),
6. Mengandung informasi dan pesan tertentu (informativitas).
Sedangkan menurut Piliang (2003), semiotika mempelajari elemen-elemen
tanda di dalam sebuah sistem berdasarkan aturan main, serta memaknai peran
tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Salah satu cabang semiotika yang
cukup populer adalah semiotika teks, yaitu cabang semiotika yang secara khusus
mengkaji teks dalam berbagai bentuk dan tingkatan (Piliang, 2004).
Di dalam konteks semiotik, Hoed (2008) melihat teks sebagai suatu tanda
yang harus memiliki segi ekspresi dan isi. Dengan demikian, sebuah teks dapat
dilihat sebagai:
1. Suatu entitas yang mengandung unsur kebahasaan;
2. Suatu entitas yang untuk memahaminya harus bertumpu pada kaidahkaidah dalam bahasa teks tersebut;
3. Suatu bagian dari kebudayaan yang tidak dapat terlepas dari konteks
budaya penerima teks.
32
33
34
2.
3.
Menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah
aset perusahaan.
4.
5.
2.2.
Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang pengungkapan pelaporan kegiatan CSR melalui annual
35
36
37
2.3.
Kerangka Teoritis
Naratif teks pada annual report maupun sustainability report meliputi
sambutan yang diberikan dewan komisaris dan dewan direksi, serta analisis dan
pembahasan oleh manajemen.
Bersadarkan landasan teori yang telah di uraikan di atas, maka kerangka
teoritis pada penelitian adalah sebagai berikut:
Lingkungan
Bisnis/Akuntansi
Kegiatan Corporate
Sosial Responsibility
(CSR)
Annual Report/
Sustainability
Report
Semiotik teks
pada teks naratif
Legitimasi &
pencitraan positif dari
stakeholders
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis
Narsisme
38
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Pendekatan Penelitian
Perusahaan membuat laporan kegiatan sosialnya yang biasa dikenal
39
40
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
Rancangan Penelitian
Penelitian kualitatif memiliki paradigma, tujuan, metode, serta tujuan yang
berbeda, sehingga tidak ada pola baku tentang format desain penelitian kualitatif.
Hal ini dikarenakan instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri,
41
2.
3.
4.
3.4.
Jenis Data
Fitriani (2009) melakukan penelitian tentang retorika dalam annual report
perusahaan yang mengalami kerugian. Jenis data yang digunakan berupa lima
annual report perusahaan yang mengalami kerugian. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan pendekatan semiotik berdasarkan kaidah
retorika.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Sedangkan, sumber data yang digunakan merupakan data sekunder yang meliputi:
1) Laporan tahunan (annual report),
2) Laporan keberlanjutan (sustainability report),
3) Berita pers tentang kegiatan CSR perusahaan,
4) Buku-buku terkait yang digunakan untuk melakukan telaah teori,
5) Jurnal dan artikel ilmiah.
42
cara, yaitu metode dokumentasi dan metode penelusuran data online. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas penelitian.
3.5.1. Dokumentasi
Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data
historis, metode dokumenter ini menarik untuk digunakan dalam berbagai ilmu
sosial karena sejumlah besar data sosial dan fakta tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumetasi (Bungin, 2009).
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa sustainability
report perusahaan periode 2011-2013 yang dipublikasikan dalam situs resmi
perusahaan. Selain sustainability report perusahaan, penelitian ini juga
menggunakan data sekunder lain berupa berita pers perusahaan serta artikel
mengenai kegiatan Corporate Social Responsibility perusahaan.
Data-data
sekunder
tersebut
kemudian
dikumpulkan
dan
43
fasilitas
online,
sehingga
memungkinkan
peneliti
untuk
memanfaatkan informasi online yang berupa data, secepat dan semudah mungkin,
serta dapat di pertanggung jawabkan secara akademis (Bungin, 2008).
Salah satu bentuk penelusuran online yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah mengakses situs resmi perusahaan PT. Perusahaan Listrik
Negara yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu www.pln.co.id untuk
mendapatkan data dokumeter berupa sustainability report perusahaan serta berita
pers yang dirilis oleh perusahaan di situs resmi milik perusahaan.
Langkah-langkah
mendapatkan
data
berupa
sustainability
report
2.
Kemudian klik link Produk dan Layanan yang terdapat pada website resmi
perusahaan.
3.
4.
5.
44
2.
Setelah muncul tampilan awal dari Google, masukkan kata kunci yang
akan dicari, misal kegiatan CSR PLN;
3.
3.6.
Analisis Data
Haniffa dan Hudaib (2007) melakukan analisis ethical identity pada
45
b.
c.
d.
e.
case study. Sedangkan untuk analisis data, penelitain ini menggunakan content
46
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
48
selain annual report, yang digunakan sebagai bukti bahwa perusahaan sudah
melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal tersebut dapat
dilihat dari penyajian sustainability report PT PLN (Persero) yang memuat
penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan CSR perusahaan, baik dalam bentuk
teks naratif, foto, tabel, maupun grafik.
Penyajian sustainability report seperti yang telah dilakukan oleh PT PLN
(Persero) ini, sejalan dengan pendapat David (2002) yang menyatakan bahwa
praktik pelaporan perusahaan tidak hanya memuat informasi kuantitatif, tetapi
juga memuat informasi kualitatif berupa teks naratif, foto, tabel, serta grafik.
Laporan sustainability report di buat oleh PT PLN (persero), pertama
kalinya pada tahun 2008, tetapi pada tahun 2009 PT PLN (Persero) tidak
membuat sustainability report secara terpisah, melainkan digabung dalam annual
report PT PLN (Persero) 2009. Demikian hal ini terlihat dari bagian Tentang
Laporan Keberlanjutan PT. PLN (Persero) tahun 2013 (hal 27).
49
Sebagian materi pada laporan ini telah disajikan dalam Laporan Tahunan
PT PLN (Persero) Tahun 2013. Sebelumnya, laporan ini juga pernah
dibuat terpisah pada tahun 2008, 2010, 2011 dan 2012, pada tahun 2009
digabung dalam buku Laporan Tahunan PT PLN (Persero).
Pada sustainability report tahun 2012, manajemen PT PLN (Persero)
menyebutkan bahwa sustainability report pada tahun 2012 adalah laporan keempat sejak pertama kali terbit pada tahun 2008. Hal tersebut disebutkan pada
bagian Tentang Keberlanjtan PT PLN (Persero) tahun 2012 (hal 7).
Laporan ini merupakan laporan tahun ke-empat sejak laporan pertama
disampaikan pada tahun 2008.
Pernyataan tersebut berbeda dengan pernyataan PT PLN (Persero) pada
tahun 2013. PT PLN (Persero) menyebutkan bahwa sustainability report pada
tahun 2013 merupakan laporan ke-enam sejak pertama kali terbit, seperti
tercantum dalam pernyataan manajemen PT PLN (Persero) dalam sustainability
report tahun 2013 (hal 27).
Laporan ini merupakan laporan tahun ke-enam sejak laporan pertama
disampaikan pada tahun 2008 ...
Perbedaaan pernyataan pendapat manajemen dikarenakan pada tahun 2009
PT PLN (Persero) tidak menerbitkan sustainability report, melainkan hanya
menerbitkan annual report. Pada tahun 2013, PT PLN (Persero) menghitung
penerbitan sustainability report pada tahun 2009, padahal seharusnya tahun 2009
tidak di ikutsertakan, dikarenakan PT PLN hanya menerbitkan annual report saja
pada tahun 2009.
50
51
Secara
keseluruhan
warna
ini
melambangkan
serta
gambar
dalam
sustainability
report
tahun
2013
52
Gambar 4.1
Gambar 4.2
53
54
Utilities Sector Supplement (GRI G3.1-EUSS) Final Version. Hal ini disebutkan
pada sustainability report PT PLN (Persero) tahun 2012 (hal 7).
Dalam menyusun Laporan ini, kami menggunakan kerangka pelaporan
keberlanjutan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI)
lengkap dengan suplemen industri kelistrikan yang telah diakui dan
diterima luas secara internasional. Kerangka pelaporan ini lebih dikenal
dengan sebutan Pedoman Penyusunan Laporan Keberlanjutan GRI versi
3.1 & Electric Utilities Sector Supplement (GRI G3.1-EUSS) Final
Version. Pada tahun sebelumnya, kami menggunakan kerangka GRI
G3.0-EUSS Final Version.
Hal tersebut juga disebutkan dalam sustainability report tahun 2013 PT
PLN (Persero) Tahun 2013 (hal 27).
Dalam menyusun Laporan Keberlanjutan PT PLN (Persero) Tahun 2013,
kami menggunakan kerangka pelaporan keberlanjutan yang dikeluarkan
oleh Global Reporting Initiative (GRI) lengkap dengan suplemen
industri kelistrikan yang telah diakui dan diterima luas secara
internasional. Kerangka pelaporan dikenal dengan sebutan Pedoman
Penyusunan Laporan Keberlanjutan GRI versi 3.1 & Electric Utilities
Sector Supplement (GRI G3.1-EUSS) Final Version.
55
56
Hal serupa, yaitu berusaha membentuk image yang positif juga dinyatakan
oleh direktur utama PT PLN pada sustainability report tahun 2012 (hal 15).
Pada aspek lingkungan, PLN berpartisipasi pada upaya mengurangi
dampak lingkungan dari kegiatan usahanya melalui dua pendekatan, yaitu
(i) melalui perbaikan operasional yang menjadi sumber dampak
lingkungan; (ii) melalui upaya non-operasional yang memberi dampak
positif terhadap perbaikan kualitas lingkungan.
perusahaan
terhadap
keadaaan
masyarakat
sekitar.
Melalui
57
serta sertifikasi
58
teks naratif, tabel, serta sedikit gambar. Gambar yang tercantum pada
sustainability report tahun 2013 ini hanya peta indonesia yang menjelaskan
wilayah-wilayah operasional perusahaan.
Dengan demikian, PT PLN (Persero) berupaya mengungkapkan
dan
59
60
61
62
63
terhadap
masyarakat
sekitar.
Berikut
pernyataannya
dalam
64
65
hal yang berkaitan dengan kinerja keuangan, sosial, serta lingkungan perusahaan
selama satu periode berjalan (Wibisono, 2007).
4.3.
perusahaan berusaha
untuk
66
67
68
69
70
71
72
Untuk saat ini, PLN masih mengandalkan sumber energi tak terbarukan,
seperti batubara dan minyak bumi, dalam pembangunan pembangkit
listrik. Namun demikian, PLN terus berupaya dengan maksimal
memanfaatkan bahan bakar terbarukan seperti panas bumi, matahari, dan
air.
stakeholders.
Dilihat dari susunan kalimatnya, perusahaan secara sadar menggunakan
narsisme bahasa untuk menarik simpati stakeholders. hal ini sesuai dengan
pernyataan purba (2011) bahwa penggambaran unik tentang kondisi perusahaan
meruapakan bagian dari ciri-ciri narsisme bahasa (Sakinah dkk, 2014).
Isi teks naratif pada sustainability report PT PLN (Persero) kebanyakan
bercerita tentang keuanggulan serta kemampuan perusahaan yang condong untuk
membentuk image positif. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan menggunakan
73
74
Nur Pamudji selaku direktur utama PT PLN (Persero) pada sustainability report
tahun 2012 (hal 13).
Melalui kinerja ekonomi yang baik, kami mampu mendistribusikan
perolehan nilai ekonomi kepada seluruh pemangku kepentingan, terutama
kepada pemasok, kontraktor, penyandang dana, karyawan dan pemerintah.
Melalui teks naratif diatas, PT PLN (Persero) memberikan informasi
kepada
stakeholders
terkait
kinerja
ekonomi,
bahwa
perusahan
sudah
lewat
sustainability
report
bahwa
perusahaan
berusaha
75
meningkatkan
kualitas
tata
kelola
untuk
mendapatkan
legitimasi
dari
stakeholders.
PT PLN (Persero) juga berusaha memperoleh legitimasi dari stakeholders
melalui pernyataannya dalam sustainability report 2013 (hal 164).
Keberhasilan pengelolaan aspek K3 yang ditunjukkan dengan tidak adanya
kejadian kecelakaan (zero accident) membuat tidak ada jam kerja dan hari
kerja yang hilang, sehingga kegiatan perusahaan berjalan dengan semakin
efisien, meningkatkan produktivitas kerja dan lebih terjaminnya
keberlangsungan usaha.
76
naratif
sustainability report
juga
77
Harapan akan adanya feedback dari stakeholders ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Deegan (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan
berusaha memastikan bahwa kegiatan yang mereka lakukan, akan mendapatakan
legitimasi dari stakeholders serta pihak luar. Hal tersebut diperkuat dengan
kenyataan bahwa eksistensi suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh legitimasi
itu sendiri, sehingga perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk
mendapatkan legitimasi tersebut (Sakinah dkk, 2014).
Teks naratif diatas menjelaskan bahwa PT PLN (Persero) menggunakan
berbagai macam strategi dan cara untuk meyakinkan stakeholders melalui
informasi kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan, sehingga mampu
mengubah pandangan stakeholders.
Penjelasan-penjelas diatas mengisyaratkan bahwa penyampaian informasi
yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) juga termasuk salah satu upaya
membentuk image perusahaan dengan tujuan memperoleh legitimasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Estetika (2012) yang menyatakan bahwa legitimasi akan
meningkatkan reputasi perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
nilai perusahaan tersebut.
4.4.
78
bagian pada proses membangun institusi, membentuk norma yang diterima dan
legitimasi praktik CSR (Achmad, 2007). Demikian pula dengan PT PLN
(Persero), selain melalui pelaporan perusahaan yaitu annual report dan
sustainability report, perusahaan juga melakukan pengungkapan kegiatan
Corporate Social Responsibility melalui media massa. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan PT PLN (Persero) dalam sustainability report tahun 2013 (hal 59).
Untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada publik dan pada
seluruh pemangku kepentingan, PLN melakukan berbagai program jumpa
pers atau media gathering untuk menjaga kepercayaan dan hubungan
dengan media. Selain melakukan hubungan dengan media, PLN aktif
mengelola beberapa media internal untuk mengkomunikasikan berbagai
rencana perusahaan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi agar
mendapatkan umpan balik yang positif.
Setelah muncul tampilan awal dari Google, masukkan kata kunci yang
akan dicari, yaitu CSR PLN 2012 dan CSR PLN 2013.
79
3.
4.
Mengklik tampilan pada salah judul yang bergaris bawah untuk mengakses
Berikut hasil yang diperoleh melalui penelusuran CSR PLN 2012 dan
80
81
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
Berdasarkan fokus penelitian serta hasil analisis yang diuraikan pada bab
pesan
melalui
informasi
yang
disajikan
dalam
sustainability report.
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa perusahaan dalam hal ini
PT PLN (Persero) mengungkapkan informasi dalam sustainability report
mengacu pada sistem pelaporan berstandar Internasional, yaitu GRI
Sustainability Reporting Guideliness versi 3.1 (GRI G3.1) serta Electric
Utilities Sector Supplement (GRI G3.1-EUSS) Final Version. Meskipun
mengacu pada peraturan yang sama, namun struktur penyusunan
sustainability report antara tahun 2012 dan tahun 2013 disajikan dalam
format penyusunan yang berbeda. Hal tersebut terlihat dari bagaimana cara
perusahaan menampilkan item profil perusahaan pada sustainability report.
Pada tahun 2012, profil perusahaan diletakkan setelah sambutan direktur
utama. Akan tetapi, pada sustainability report perusahaan tahun 2013,
bagian profil terletak pada akhir laporan, yaitu setelah pelaporan tanggung
jawab sosial. Selain itu, perusahaan juga menempatkan penghargaan serta
sertifikasi yang diperoleh pada bagian awal pelaporan. Hal ini berbeda dari
82
83
84
5.2.
Saran
Penelitian ini hanya menggunakan data dokumenter (data sekunder)
85
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Zaenuddin. 2007. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Praktek
Pengungkapan Sosial dan Lingkungan Pada Perusahaan manufaktur Go
Publik. Tesis tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Almilia, Luciana Spica, dkk. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Keuangan dan Ukuran Perusahaan. Fokus Ekonomi, Vol. 10 No. 1, 50-68.
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ashforth, B. E. and B. W. Gibbs. 1990. The Double-Edge of Organizational
Legitimation. Organization Science, 1, pp.177-194.
Belkaoui, A. Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Terjemahan oleh Drs. Erwan Dukat.
Jakarta: Salemba Empat.
Budiani, Rizka Julia. 2011. Narsisme Dalam Pelaporan Keuangan: Analisis
Semiotik Atas Laporan Keuangan Perusahaan Yang Mengalami Kerugian.
Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Pranada Media
Group.
-----------. 2009. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Media Group..
Campbell, W. K dkk. 2004. Narcissism, confidence, and risk attitude.Journal of
Behavioral Decision Making, 17: 297311.
Chariri, Anis. 2009. Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif.
Semarang: Laporan Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Chariri, Anis dan Firman Nugroho. 2009. Retorika Dalam Pelaporan Corporate
Social Responsibility: Analisis Semiotik atas Sustainability reporting PT.
Aneka Tambang Tbk.. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang, 46 November 2009.
Chatterjee, A and D.C. Hambrick. 2006. It s All About Me: Narcissistic CEOs
and Their Effects on Company Strategy and Performance. The
Pennsylvania State University.
86
Laporan
Keberlanjutan.
87
88
89
Sakinah, Diajeng Ade dkk. 2014. Narsisme Dalam Pelaporan Corporate Social
Responsibility: Analisis Semiotik Atas Sustainability Reporting PT.
Kalitim Prima Coal dan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero). eJournal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, Volume 1 (1): 32-42. Jember.
Sanyoto, Abdi S. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta: Arti
Bumi Intaran.
Sayekti dan Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning
Response Coefficient. Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial. Solo: Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Suaryana, Agung. 2009. Implementasi Akuntansi Sosial dan Lingkungan Di
Indonesia. Journal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Volume 6 No.1, Januari
2011. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana Bali.
Suchman, M.C. 1995. Managing Legitimacy: Strategic and Insitutional
Approaches. Academy Management Review 1995, Vol. 20 No. 3, 571610
Sugiono, Prof. Dr. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Suharto, Edi. 2008. Corporate Social Responsibility: What is and Benefit for
Corporate. Corporate Social Responsibility: Strategy, Management and
Leadership. Jakarta: Hotel Aryaduta Jakarta
Susanto. 2007. A Strategic Management Approach Corporate
Responsibility. Jakarta: The Jakarta Consulting Group.
Social
90
Dokumen
Annual Report. 2011. PT. Perusahaan Listrik Negara Tbk., (online).
(www.pln.co.id, diakses 29 September 2014).
Annual Report. 2012. PT. Perusahaan Listrik Negara Tbk., (online).
(www.pln.co.id, diakses 29 September 2014).
Annual Report. 2013. PT. Perusahaan Listrik Negara Tbk., (online).
(www.pln.co.id, diakses 29 September 2014).
Sustainability Report. 2011. PT. Perusahaan Listrik Negara Tbk., (online).
(www.pln.co.id, diakses 4 Desember 2014).
Sustainability Report. 2012. PT. Perusahaan Listrik Negara Tbk., (online).
(www.pln.co.id, diakses 4 Desember 2014).
Sustainability Report. 2013. PT. Perusahaan Listrik Negara Tbk., (online).
(www.pln.co.id, diakses 4 Desember 2014).
Situs
Brewster (1831). Definisi tentang warna. Retrieved 21 Desember, 2014, from
http://senibudayasenirupa.blogspot.com
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/21/15255738/Bos.PLN.Akui.Ada
.Praktik.Tidak.Sehat (diakses 22 November 2014)
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/02/19/20251213/CSR.Tidak.Bisa.D
pukul.Rata (diakses 22 November 2014)
http://foto.liputan6.com/show/1/30804/0/pln-serahkan-bantuan-csr-kepadadompet-dhuafa (diakses 22 November 2014)
http://regional.kompas.com/read/2014/10/21/17304401/Dituding.Cemari.Laut.PL
TU.Nii.Tanasa.Disegel.Warga (diakses 5 november 2014)
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=CSR+PLN+2012 (diakses 12 Januari
2015)
91
(diakses
12