Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktikum Konseling Individu
Praktik Keterampilan Dasar Konseling merupakan mata kuliah wajib bagi
seluruh mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling. Mata kuliah Praktik
Keterampilan Dasar Konseling merupakan kegiatan pemberian pengalaman latihan
terstruktur kepada mahasiswa tentang cara memberikan layanan Konseling Individu
kepada konseli dengan menerapkan berbagai teknik komunikasi konseling yang ada,
guna membantu konseli menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dan
mencapai perkembangan yang optimal sehingga tumbuh menjadi individu yang
mandiri. Kegiatan praktikum dilakukan di ruang laboratorium program studi
Bimbingan dan Konseling.
B. Tujuan Praktikum Konseling Individu
Praktikum konseling ini mempunyai tujuan:
1. Tujuan Umum
Praktik Keterampilan Dasar konseling secara umum bertujuan memberikan dasar
kemampuan praktis melalui latihan terstruktur dilaboratorium program studi
Bimbingan dan Konseling dalam melakukan layanan konseling individual.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus Praktek Keterampilan Dasar Konseling bertujuan untuk:
a) Memberikan pengalaman praktik kepada mahasiswa dalam melakukan
konseling individu dengan menerapkan berbagai teknik komunikasi konseling.
b) Memberikan pengalaman praktik kepada mahasiswa dalam menyusun verbatim
berdasarkan pada kegiatan konseling yang telah dilakukan.
C. Manfaat Praktikum Konseling Individu
Ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari praktikum konseling ini, antar lain:
1. Mampu melatih mahasiswa dalam menghadapi klien yang unik dan masalahnya
sehingga dapat memberikan bantuan secara cepat dan tepat, dengan tidak
menghilangkan kemampuan yang ada didalam diri individu itu sendiri.
2. Dapat membantu mahasiswa untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam
konseling.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan melaksanakan bagaimana proses konseling
secara baik dan benar.

4. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana melakukan pendekatan yang tepat bagi


masalah-masalah klien, serta menerapkan ketrampilan konselingnya.

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Identitas Konseli
Nama
Tempat dan Tanggal Lahir
Pendidikan
Program Studi
Fakultas
Alamat

: I.A (Inisial Konseli)


: Ponorogo, 17 Maret 1995
: IKIP PGRI MADIUN
: Bimbingan dan Konseling
:Fakultas Ilmu Pendidikan
: Jln. Singajaya no. 169, Jenangan, Ponorogo

B. Deskripsi Permasalahan
1. Konseling Sesi Pertama
I.A. adalah seorang mahasiswa IKIP PGRI MADIUN yang mengalami
masalah dengan sahabatnya, dia merasa dikucilkan dan dihindarisahabatnya tanpa
alasan yang jelas, kemudian I.A memutuskan untuk mengadukan masalahnya
kepada konselor. Dalam melakukan proses konseling ternyata ditemukan akar
permasalahan I.A yang dihindarisahabatnya itu yaitu karena I.A. mengikuti sebuah
organisasi kampus tepatnya HMFIP. HMFIP adalah sebuah organisasi dibawah
naungan Fakultas Ilmu Pendidikan. Kegiatan I.A. di HMFIP sangatlah padat,
meliputi rapat dan program-program kerja yang harus dilaksanakan sekitaran dua
bulan sekali, kegiatan tersebut menyita waktu I.A sehingga I.A jarang berkumpul
dengan temannya. I.A. akhirnya menyadari keadaan yang sebenarnya dialami
olehnya kemudian setelah sesi konseling pertama berakhir I.A. mendapatkan solusi
masalahnya yaitu melakukan komunikasi dan interaksi yang lebih sering kepada
sahabatnya juga kepada keluarga sendiri walaupun I.A sesibuk apapun harus ada
komunikasi agar dapat menyatukan silaturohmi dengan sahabatnya caranya bisa
dengan datang ke rumahnya.
2. Konseling Sesi Kedua
Sesi kedua proses konseling kembali diadakan dan I.A. menceritakan
perkembangan dari masalahnya, I.A. sangat senang karena masalahnya dapat
terselesaikan, setelah I.A. menjelaskan kepada sahabatnya tentang kegiatannya di
organisasi HMFIP dan jabatan yang didapat I.A sebagai koordinator Humas, yang
tugasnya mencari sponsor-sponsor setiap ada acara, akhirnya setelah dijelaskan
sahabatnyaI.A. ini bisa memahami dan memaafkan I.A. Dalam proses konseling
yang kedua I.A. bercerita bahwa dia ingin mengajak sahabatnya jalan-jalan pada
sabtu malam.

C. Proses Konseling
1. Konseling Sesi Pertama
Konselor datang ke tempat proses konseling dengan sukarela, konseli datang
ke tempat konseling sendirian tanpa ditemani satu orangpun. Awal pembicaraan
konseli mulai bisa beradaptasi dengan konselor dan juga tempat konselingan
disitu konselor berusaha membuka proses konseling dengan wajah yang ceria,
disitu konselor berusaha menjelaskan tentang konseling dan memberikan batasanbatasan peran dan waktu proses konseling. Selain itu konselor juga memberikan
batasan masalah dan menjaga kerahasian masalah konseli, agar konseli tidak
merasa cemas dan khawatir. Konselor mulai dengen memberikan bahasanbahasan topik-topik yang mudah seperti memberikan pertanyaan tentang alamat
dan sebagainya. Melihat konseli sudah siap dalam pembicaraan konselor mulai
mengalihkan topic-topik netral ke masalah yang dihadapi konseli. Disini konseli
sangan aktif dalam menyampaikan masalah-masalah yang dia hadapi secara
detail, sampai pada inti permasalahan konseli konselor berusaha memberikan
saran-saran yang mungkin bisa dilakukan konseli untuk ke depannya. Konseli
mulai tahu permasalahan yang dihadapinya harus diselesaikan dengan cara
bermusyawarah. Menginjak waktu yang disepakati sudah habis, konselor mulai
menyimpulkan dan memberi saran untuk konseli sekaligus konseli mulai
meninggalkan tempat proses konseling.
2. Konseling Sesi Kedua
Setelah konseli sudah melakukan cara yang disarankan oleh konselor
kemarin, kini konseli datang lagi ke konseli untuk sharinglagi tentang masalah
dan cara yang sudah dilakukannya tadi. Konseli mulai memasuki tempat
konseling dan konselor menyambutnya dengan penuh keramahan dan penuh
kehangatan. Konseli langsung nyaman dengan suasana yang ditunjukan oleh
konselor. Disitu konseli mulai sharing tentang cara yang dilakukan kemarin
berhasil dan sekarang temannya sudah tidak menjahui lagi. Konseling ini terus
berlanjutan dari menceritakan keberhasilan caranya tadi juga cerita banyak hal
dari mulai organisasi sampai yang lainnya. Karena waktu dan konseli juga harus
melanjutkan proses belajarnya lagi jadi proses konseling ini berakhir dan konseli
berpamitan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada konselor atas saran dan
informasi yang sudah diberikan.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Permasalahan
I.A. mengalami masalah dengan sahabatnya. I.A. merasa dijahui temannya
tanpa alasan yang jelas, setelah melakukan sesi konseling yang pertama I.A.
akhirnya tahu jika penyebab I.A. dijahui sahabatnya karena I.A. sibuk organisasi
lalu dalam proses konseling I.A. berinisiatif untuk kerumah temannya dan
menjelaskan tentang kesibukannya. Kemudian diadakan proses sesi konseling yang
ke dua, I.A. menceritakan perkembangan masalahnya dengan temannya, dan I.A.
terlihat senang sekali karena usaha yang dicobanya berhasil karena temannya mau
mengerti dan memaafkan I.A.
2. Proses Konseling
Proses konseling berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan yang sangat
berat, karena konseli sendiri datang dengan sukarela dan konseli datang juga
dengan penuh semangat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Konselor
juga menyambut konseli dengan ramah, konseli juga sangat aktif dalam
penyampaian masalah yang dihadapinya.
B. SARAN
1. Praktik konseling
Praktik berjalan sangat baik tetapi konselor harus lebih bisa mengarahkan
konseli yang aktif seperti ini agar dalam proses konseling berjalan sesuai alur
konseling. Konselor juga harus bisa membatasi konseli agar tidak terlalu jauh dari
bahasan yang sedang dibahas.
2. Konseli
Saran yang diberikan konselor kepada konseli adalah agar si konseli mau
mengkomunikasikan lagi kepada temannya dan memberi pengertian tentang
kegiatan konseli. Kemudian konseli juga diharapkan mampu mengatur waktunya
agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Harus banyak-banyak interaksi dan
komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anggriana, Tyas M. Diktat Kuliah Praktik Ketrampilan Dasar Konseling. Madiun : IKIP
PGRI MADIUN.

Anda mungkin juga menyukai