Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Praktikum Magnetic Particle Inspection (MPI) adalah salah satu syarat


kurikulum yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Ini dimaksudkan agar mahasiswa
dapat mengenal serta mencoba mempraktekkan ilmu yang telah didapat dari
bangku kuliah. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Non Destructive
Testing Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
1.1 Latar Belakang Praktikum
Pelaksanaan praktikum ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk melakukan pengamatan di lapangan terhadap materimateri yang diperoleh dari kuliah, sehingga di harapkan mahasiswa memperoleh
tambahan wawasan dan mendapatkan pengalaman sejak dini untuk melatih
kemampuan dan keterampilannya yang nantinya banyak digunakan dalam bidang
industry.
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetic dapat
diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji.
Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran
medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan
magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetic dipermukaan. Partikelpartikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain
itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah
retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mendeteksi cacat pada suatu benda kerja dengan menggunakan metode
Magnetic Particle Inspection (MPI).
1.3 Batasan Masalah
Pada pelaksanaan praktikum ini, mengingat keterbatasan waktu dan
kemampuan, tidak semua bidang dapat dipelajari, maka dari itu penulis
mambatasi permasalahan sesuai dengan penerapan sesuai dengan penerapan
disiplin ilmu yang dipelajari yaitu Magnetic Particle Inspection (MPI) di
Laboratorium Non Destructive Testing (NDT).
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk penulisan laporan Praktikum Magnetic Particle Inspection (MPI) ini
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum


Untuk mendeteksi adanya kerusakan atau cacat pada suatu material maka
langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan pengujian tidak merusak (Non
Destructive Test - NDT). Salah satu metode pengujian tidak merusak (NDT) yang
sampai saat ini masih efisien dipakai adalah metode Magnetic Particle Test
(MPT) . Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui serta mendeteksi adanya
cacat atau kerusakan terutama kerusakan yang berada di permukaan suatu material
(discontinuitas surface).
Inspeksi Partikel Magnetik (MPI) digunakan untuk mendeteksi cacat
permukaan dan dekat-permukaan bahan ferromagnetic. Sebuah medan magnet
diterapkan untuk spesimen, baik lokal atau keseluruhan, menggunakan magnet
permanen, elektromagnet, kabel fleksibel atau genggam prods. Jika bahan tersebut
adalah suara, sebagian besar fluks magnet terkonsentrasi di bawah permukaan
material. Namun, jika cacat hadir, seperti yang berinteraksi dengan medan
magnet, fluks terdistorsi lokal dan 'kebocoran' dari permukaan spesimen di
wilayah cacat. Partikel magnetik Fine, diaplikasikan pada permukaan spesimen,
tertarik ke daerah kebocoran fluks, menciptakan indikasi terlihat cacat. Bahan
yang umum digunakan untuk tujuan ini adalah partikel besi oksida besi hitam dan
merah atau kuning. Dalam beberapa kasus, partikel-partikel besi yang dilapisi
dengan bahan fluorescent memungkinkan mereka untuk dilihat di bawah lampu
UV dalam kondisi gelap.
Partikel magnetik biasanya digunakan sebagai suspensi dalam air atau
parafin. Hal ini memungkinkan partikel untuk mengalir di atas permukaan dan
untuk bermigrasi ke setiap kekurangan. Pada permukaan yang panas, atau dimana
kontaminasi adalah kekhawatiran, serbuk kering dapat digunakan sebagai

alternatif untuk tinta basah. Pada permukaan gelap, lapisan tipis cat putih biasanya
diterapkan, untuk meningkatkan kontras antara latar belakang dan partikel-partikel
magnetik hitam. Teknik yang paling sensitif, bagaimanapun, adalah menggunakan
partikel fluorescent dilihat dalam UV (hitam) cahaya.

Aplikasi inspeksi partikel magnetik.


Metode inspeksi partikel magnetik banyak digunakan untuk pemeriksaan
tahap akhir dari suatu komponen di industri. Biasanya digunakan sebagai
proses kontrol kualitas, pemeliharaan dan perbaikan di pabrik industri
transportasi, pemeliharaan mesin, dan pemeriksaan komponen besar
Meskipun proses inspeksi partikel magnetik digunakan untuk mendeteksi
diskontinuitas dan ketidaksempurnaan pada material/ komponen sedini
mungkin dalam urutan operasi atau pemeriksaan akhir yang diperlukan untuk
memastikan bahwa diskontinuitas suatu material/ komponen dapat ditolak.
Hal ini untuk menghindari kerugian dalam penggunaan atau fungsi dari bagian
yang belum dikembangkan selama pemrosesan. Selama menerima inspeksi,
bagian-bagian setengah jadi dan bahan baku diperiksa untuk mendeteksi
adanya cacat awal pada material. Inspeksi partikel magnetik secara luas
digunakan pada komponen rod dan bar stock, forging blanks, dan rough
casting.
Limitasi metode partikel magnetik.
Beberapa batasan dalam menggunakan inspeksi partikel magnetik antara lain:

Hanya dapat digunakan pada bahan feromagnetik. Material

nonferomagnetik tidak dapat diperiksa dengan menggunakan inspeksi partikel


magnetik. Material tersebut termasuk paduan aluminium, magnesium,
tembaga/ paduan tembaga, timah, titanium/ paduan titanium, serta baja tahan
karat austenitik.

Untuk hasil terbaik, medan magnet harus berada dalam arah tegak lurus

terhadap diskontinuitas. Oleh karena itu, terkadang diperlukan dua atau lebih

pemeriksaan secara berurutan dengan arah medan magnet yang berbeda.

Perlunya proses demagnetisasi. Adapun tujuan demagnetisasi antara lain:

Menghindari adanya chip/ geram yang menempel pada permukaan

material/ komponen yang dapat mengganggu proses


-

pengerjaan selanjutnya.

Menghindari sistem sensitif terhadap medan magnet dari komponen/

material.
-

Menghindari gangguan pada proses pengelasan.

Menghindari gangguan pada proses pengecatan.

Perlunya postcleaning untuk menghilangkan sisa-sisa partikel magnetik

yang menempel pada permukaan material/ komponen.

Memerlukan arus yang besar untuk dapat memagnetisasi komponen yang

besar.

Perlunya perawatan untuk menghindari pemanasan lokal atau pembakaran

akibat daerah yang berkontak langsung dengan peralatan magnetisasi.

Meskipun indikasi partikel magnetik mudah terlihat, namun dibutuhkan

keahlian dan pengalaman untuk melakukan intereprtasi hasil yang akurat.


Pada proses inspeksi partikel magnetik, terdapat dua jenis serbuk/ partikel
yang digunakan, yaitu:
1.

Partikel basah.

- Tesedia dalam betuk visible dan fluoroscent.


- Visible particle terlihat di bawah cahaya putih biasa.
2.

Fluoroscent particle terlihat di bawah backlight.


Partikel kering.

Partikelnya bermaca-macam warna.

Partikel warna yang digunakan harus kontras dengan background material

inspeksinya.
Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu
memiliki dua kutub yaitu utara dan kutub selatan., Dimana arah medan magnet di
setiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke kutub selatan dan mengarah dari
kutub selatan ke utara di dalam magnet .

Prinsip kerja dari magnetic particle inspection (MPI) adalah dengan


memagnetisasi benda yang di inspeksi yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik
dalam bahan yang di inspeksi. Ketika terdapat cacat pada benda uji maka arah
medan magnet akan berbelok sehingga terjadi kebocoran dalam flux magnetic.
Bocoran flux magnetic akan menarik butir butir ferromagnetic dipermukaan
sehingga lokasi cacat dapat ditunjukkan.
Jenis jenis Magnet:
1. Magnet Permanen
Merupakan bahan bahan logam tertentu yang jika di magnetisasi
maka bahan logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat
magnetnya dalam jangka waktu yang lama ( permanen ).
2. Elektromagnet
Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferro magnetic yang
jika di berikan arus listrik maka bahan tersebut akan menjadi
magnet, tetapi jika pemberian arus listrik dihentikan, maka sifat
magnet pada bahan tersebut akan hilang.
Magnetisasi
Magnetisasi adalah proses yang di lakukan untuk membangkitkan medan
magnet pada benda yang akan di inspeksi. Ada beberapa matode dalam
magnetisasi suatu benda kerja yaitu :
1. Magnetisasi Longitudinal
Dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil .
2. Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki yoke
ditempelkan pada material yang akan dimagnetisasi.
3. Magnetisasi sirkular
Magnetik sirkular terdiri dari :
a. Magnetik tak langsung, arus listrik di alirkan ke konduktor sentral.
Medan magnet mengenai bahan dan benda yang dilingkupinya.
b. Magnetisasi langsung, arus listrik di alirkan pada bahan yang akan
dimagnetisasi.

c. Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetic dililiti dengan


logam tembaga kemudian dialiri arus listrik.
Demagnetisasi
Demagnetisasi adalah penghilangan magnet sisa pada benda uji setelah
dilakukan pengujian. Tujuan dilakukan demagnetisasi adalah agar setelah
pengujian benda yang di uji tidak mengganggu atau mempengaruhi proses
berikutnya. Demagnetisasi dapat dilakukan menggunakan arus AC atau DC.
Pada metode Magnetic Particle Inspection (MPI) terdapat tiga metode
pengujian :
1. Metode Wet Visible
2. Metode Dry Visible
3. Metode Wet Fluorescent
Ketiga metode tersebut pada prinsipnya sama, namun sebuk magnet yang di
gunakan pada setiap pengujian yang berbeda.
Uji tak rusak (NDT) adalah grup macam teknik analisis yang digunakan
dalam ilmu pengetahuan dan industri untuk mengevaluasi sifat dari komponen,
material atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan. Karena NDT tidak permanen
mengubah anggaran yang diperiksa, itu adalah sangat berharga teknik yang dapat
menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk, pemecahan masalah, dan
penelitian. NDT umum metode ini termasuk ultrasonik, magnetik-partikel,
penetran cair, radiografi, dan pengujian eddy-saat ini.
NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, teknik
mesin, teknik elektro, teknik sipil, rekayasa sistem, teknik penerbangan, obatobatan, dan seni.
Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita
gunakan memiliki mutu yang baik sesusai dengan standar yang berlaku. NDT ini
di jadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen dalam proses produksi
terutama untuk industry fabrikasi.

Dalam aplikasinya NDT menggunakan bermacam macam metode yang


sekarang terus berkembang untuk memperoleh cara yang lebih baik. Beberapa
metode Non Destructive Testing meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Visual Inspection (VT)


Liquid Penetrant Test (PT)
Magnetic Particle Inspection (MT)
Eddy Current Test atau Elektromagnetic Test (ET)
Ultrasonic Inspection (UT)
Radiographic Inspection (RT)
Acoustic Emission Testing (AE)
LEAK TEST (LT)

2.2 Klasifikasi Metode MPI


2.2.1 MPI Dry Visble
Kering partikel magnetik biasanya dapat dibeli dalam warna lain
merah, hitam, abu-abu, kuning dan beberapa sehingga tingkat tinggi kontras
antara partikel dan bagian yang sedang diperiksa dapat dicapai. Ukuran partikel
magnetik juga sangat penting. produk kering partikel magnetik diproduksi untuk
menyertakan berbagai ukuran partikel. Partikel halus adalah sekitar 50 mm (0,002
inci) dalam ukuran, dan sekitar tiga kali lebih kecil dengan diameter lebih dari 20
kali lebih ringan dari partikel kasar (150 mm atau 0.006 inci). Ini membuat
mereka lebih sensitif terhadap bidang kebocoran dari diskontinuitas yang sangat
kecil. Namun, pengujian partikel kering tidak bisa dibuat secara eksklusif dari
partikel-partikel halus. partikel kasar yang diperlukan untuk menjembatani
diskontinuitas besar dan untuk mengurangi sifat berdebu bubuk itu. Selain itu,
partikel kecil mudah melekat ke permukaan kontaminasi, seperti sisa-sisa kotoran
atau uap air, dan terjebak dalam fitur kekasaran permukaan. Ini juga harus diakui
bahwa partikel halus akan lebih mudah terpesona oleh angin, karena itu, kondisi
berangin dapat mengurangi sensitivitas inspeksi. Selain itu, reklamasi partikelpartikel kering tidak dianjurkan karena partikel kecil cenderung ditangkap
kembali dan "pernah digunakan" campuran akan menghasilkan inspeksi yang
kurang sensitif.
Bentuk partikel juga penting. Panjang, partikel ramping cenderung
menyesuaikan diri sepanjang garis gaya magnetik. Namun, penelitian telah
8

menunjukkan bahwa jika serbuk kering hanya terdiri dari panjang, partikel
ramping, proses aplikasi akan kurang diinginkan. Partikel memanjang berasal dari
dispenser di rumpun dan kurangnya kemampuan untuk mengalir bebas dan
membentuk "awan" yang diinginkan partikel mengambang pada komponen. Oleh
karena itu, partikel bulat ditambahkan yang lebih pendek. Campuran hasil partikel
bulat dan memanjang dalam bubuk kering yang mengalir dengan baik dan
mempertahankan sensitivitas yang baik. Kebanyakan partikel kering campuran
memiliki partikel dengan rasio L / D antara satu dan dua
2.2.2 MPI Wet Visble
Basah suspensi inspeksi partikel magnetik, lebih dikenal sebagai
inspeksi basah partikel magnetik, melibatkan menerapkan partikel sementara
mereka tersuspensi dalam suatu pembawa cair. pemeriksaan basah partikel
magnetik yang paling umum dilakukan menggunakan, stasioner basah, unit
inspeksi horizontal tapi suspensi juga tersedia dalam kaleng semprot untuk
digunakan dengan yoke elektromagnetik. Sebuah inspeksi basah memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan inspeksi kering. Pertama, seluruh permukaan
komponen dapat dengan cepat dan mudah ditutupi dengan lapisan partikel yang
relatif seragam. Kedua, pembawa cairan menyediakan mobilitas untuk partikel
untuk jangka waktu, yang memungkinkan partikel cukup untuk mengapung untuk
bidang kebocoran kecil untuk membentuk sebuah indikasi terlihat. Oleh karena
itu, inspeksi basah dianggap terbaik untuk mendeteksi diskontinuitas yang sangat
kecil pada permukaan halus. Pada permukaan kasar, bagaimanapun, partikel (yang
jauh lebih kecil di suspensi basah) dapat menetap di lembah permukaan dan
kehilangan mobilitas, membuat mereka kurang efektif dibanding serbuk kering
pada kondisi ini.
Siapkan bagian permukaan - Sama seperti diperlukan dengan inspeksi
partikel kering, permukaan harus relatif bersih. Permukaan harus bebas dari
lemak, minyak dan kelembaban lainnya yang dapat mencegah suspensi dari
pembasahan permukaan dan mencegah partikel-partikel bergerak bebas. Lapisan
tipis cat, karat atau skala akan mengurangi sensitivitas test, tetapi kadang-kadang
dapat dibiarkan di tempat dengan hasil yang memadai. Spesifikasi sering tunggu

hingga 0,003 inci (0,076 mm) dari lapisan nonconductive (seperti cat) dan 0.001
inch max (0,025 mm) dari lapisan feromagnetik (seperti nikel) yang akan
ditinggalkan di permukaan. Kotoran, longgar cat, karat atau skala harus
dihilangkan.Terapkan suspensi - Suspensi disemprotkan atau mengalir lembut di
atas permukaan bagian. Biasanya, aliran suspensi dialihkan dari bagian tepat
sebelum

bidang

magnetizing

diterapkan.

Terapkan gaya magnet - Gaya magnet harus diterapkan segera setelah menerapkan
suspensi partikel magnetik. Bila menggunakan unit inspeksi horizontal basah, arus
diterapkan dalam dua atau tiga patung pendek (1 / 2 detik) yang membantu
meningkatkan

mobilitas

partikel.

Periksa untuk indikasi - Cari area di mana partikel-partikel magnetik ini


terkelompok. diskontinuitas Permukaan akan menghasilkan indikasi yang tajam.
Indikasi dari cacat bawah permukaan akan kurang pasti dan kehilangan definisi
dengan meningkatnya kedalaman.Seperti disebutkan sebelumnya, partikel-partikel
yang digunakan untuk pemeriksaan partikel magnetik adalah bahan utama karena
menjadi indikasi bahwa waspada inspektur untuk cacat. Partikel mulai keluar
sebagai kecil giling (proses pemesinan) potongan besi atau oksida besi. Sebuah
pigmen (agak seperti cat) adalah terikat pada permukaan mereka untuk
memberikan warna partikel. Logam yang digunakan untuk partikel memiliki
permeabilitas magnet yang tinggi dan retentivity rendah. Tinggi permeabilitas
magnetik adalah penting karena membuat mudah untuk menarik partikel kecil
kebocoran medan magnet dari diskontinuitas, seperti kekurangan. retentivity
rendah adalah penting karena partikel sendiri tidak pernah menjadi magnet kuat
sehingga mereka tidak menempel satu sama lain atau permukaan bagian. Partikel
tersedia dalam campuran kering atau solusi basah.

2.2.3 MPI Wet Fluorescent


Metode pengujian partikel magnetik basah umumnya lebih sensitif
daripada kering karena suspensi menyediakan partikel dengan mobilitas lebih
banyak dan memungkinkan partikel yang lebih kecil untuk digunakan karena debu
dan kepatuhan ke permukaan kontaminasi dikurangi atau dihilangkan. Metode
10

basah juga membuatnya mudah untuk menerapkan partikel merata ke daerah yang
relatif besar.
Indikasi diproduksi menggunakan partikel magnetik basah lebih
tajam dari indikasi partikel kering terbentuk di cacat serupa. Ketika partikel
fluorescent digunakan, visibilitas indikasi sangat ditingkatkan karena mata ditarik
ke "bersinar" daerah dalam pengaturan gelap.
Metode magnetik partikel basah memiliki produk berbeda dari
produk serbuk kering dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah bahwa baik
partikel terlihat dan neon yang tersedia. Kebanyakan nonfluorescent partikel
oksida besi feromagnetik, yang hitam atau cokelat. Fluorescent partikel yang
dilapisi dengan pigmen yang berpendar bila terkena sinar ultraviolet. Partikel
yang berpendar hijau-kuning, yang paling umum untuk mengambil keuntungan
dari puncak sensitivitas warna mata tetapi warna neon lainnya juga tersedia.
Partikel digunakan dengan metode basah lebih kecil dalam ukuran
daripada yang digunakan dalam metode kering karena alasan yang disebutkan di
atas. Partikel biasanya 10 mm (0,0004 inci) dan lebih kecil dan oksida besi sintetis
memiliki diameter partikel sekitar 0,1 mm (0,000004 inci). Ukuran sangat kecil
merupakan hasil dari proses yang digunakan untuk membentuk partikel dan tidak
terlalu diinginkan, karena partikel hampir terlalu halus untuk menyelesaikan
keluar dari suspensi. Namun, karena magnetisme sisa sedikit, partikel oksida yang
hadir sebagian besar dalam kelompok yang menyelesaikan keluar dari suspensi
jauh lebih cepat dibandingkan dengan partikel individu. Hal ini memungkinkan
untuk melihat dan mengukur konsentrasi partikel untuk tujuan pengendalian
proses. Partikel basah juga merupakan campuran ramping panjang dan partikel
bulat.

BAB III
METODE PENGUJIAN

11

3.1 Intalasi Pengujian


Sebelum pengujian dengan menggunakan metode MPI ada beberapa hal
yang perlu di persiapkan yaitu menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (power
Lifting of Yoke ) berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773, 2), yaitu untuk
arus AC yoke harus mampu mengangkat beban seberat 4.5 kg (10 lb ) pada
maximum pole spacing-nya. Apabila yoke masih dapat mengangkat beban yang
disyaratkan maka yoke tersebut masih layak untuk di gunakan.
Alat dan Bahan Praktikum:

Gambar 3.1 Yoke

Gambar 3.2 Black

Light

Gambar 3.3 Sikat Kawat

Gambar 3.4 Benda

Uji

Gambar 3.5 Cleaner

Gambar 3.6 Wet Particle for Fluorescent

Yoke: Memagnetisai atau men-Dismagnetisasi benda uji


Black Light: Melihat cacat benda dengan bantuan sinat ultra violet
12

Sikat Kawat: Membersihkan kotoran yang sulit dihilangkan


Benda Uji: Melihat bukti kecacatan suatu benda
Cleaner: Membersihkan benda dari sisa sisa kotoran di bantu dengan majun
Wet Particle for Flourescent: Cairan untuk membantu kerja sinar ultra violet

3.2

Prosedur Pengujian
A. Metode Wet Visible

1. Cleaning
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi
seperti karat, oli/gemuk, debu dll.
2. Apply WCP-2
Setelah permukaan dipastikan bersih dan kering maka dilakukan
penyembprotan WCP 2 secara merata. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
mendeteksi adanya cacat. Karena warna WCP 2 lebih kontras dari pada serbuk
feromagnetik.
3. Apply AC/DC yoke
Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi. Magnetisasi
benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetic yang
nantinya serbuk ferromagnetic tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada uji
tersebut.
4. Aplikasi serbuk magnet
Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada
benda uji. Serbuk yang di gunakan type basah.
5. Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah
benda uji harus diperbaiki atau tidak.
6. Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat
magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat

13

menarik serbuk serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses


pembersihan .
Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC.
Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil yang dialiri arus
AC kemudian diturunkan perlahan lahan. Jika menggunakan arus DC step down
bolak balik berulang.
7. Post Cleaning
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa sisa
dari pemberian serbuk magnetic pada saat pengujian. Dengan cara disikat
menggunakan sikat kawat secara searah, setelah itu cleaner disemprotkan ke lap
majun, lalu lap benda uji dengan lap tersebut secara searah juga.

B. Metode Dry Visible


1. Cleaning
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi
seperti karat, oli/gemuk, debu dll. Dengan cara disikat menggunakan sikat kawat
secara searah, setelah itu cleaner disemprotkan ke lap majun, lalu lap benda uji
dengan lap tersebut secara searah juga.
2. Apply AC/DC yoke
Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi. Magnetisasi
benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetic yang
nantinya serbuk ferromagnetic tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada uji
tersebut.
3. Aplikasi serbuk magnet
Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada
benda uji. Serbuk yang di gunakan type basah.
4. Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah
benda uji harus diperbaiki atau tidak.
5. Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat
magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat
menarik serbuk serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses
pembersihan .

14

Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC.


Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil yang dialiri arus
AC kemudian diturunkan perlahan lahan. Jika menggunakan arus DC step down
bolak balik berulang.
6. Post Cleaning
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa sisa
dari pemberian serbuk magnetic pada saat pengujian. Dengan cara disikat
menggunakan sikat kawat secara searah, setelah itu cleaner disemprotkan ke lap
majun, lalu lap benda uji dengan lap tersebut secara searah juga.

C. Wet Fluorescent
1. Cleaning
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi
seperti karat, oli/gemuk, debu dll. Dengan cara disikat menggunakan sikat kawat
secara searah, setelah itu cleaner disemprotkan ke lap majun, lalu lap benda uji
dengan lap tersebut secara searah juga.
2. Menyalakan Black Light
3. Setting peneranagan
Atur intensitas UV light (20 lux) dan Black Light (1000 lux)
4. Apply AC/DC yoke
Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi. Magnetisasi
benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetic yang
nantinya serbuk ferromagnetic tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada uji
tersebut.
5. Aplikasi serbuk magnet
Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada
benda uji. Serbuk yang di gunakan type basah.
6. Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah
benda uji harus diperbaiki atau tidak.
7. Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat
magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat

15

menarik serbuk serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses


pembersihan .
Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC.
Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil yang dialiri arus
AC kemudian diturunkan perlahan lahan. Jika menggunakan arus DC step down
bolak balik berulang.
7. Post Cleaning
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa sisa
dari pemberian serbuk magnetic pada saat pengujian. Dengan cara disikat
menggunakan sikat kawat secara searah, setelah itu cleaner disemprotkan ke lap
majun, lalu lap benda uji dengan lap tersebut secara searah juga.

BAB IV
ANALISA HASIL PENGUJIAN

16

4.1 Sketsa Hasil Pengujian

Gambar 4.1.1 Benda uji dry visible

Gambar 4.1.2 Benda uji wet visible

17

Gambar 4.1.2 Benda uji wet flourcent

4.2 Analisa Jenis Cacat


Jenis cacat yang teridentifikasi pada praktikum magnetic particle
inspection dengan metode dry visable, wet visable, dan wet flourescent
adalah cacat yang berupa retakan atau crack yang berada pada sepanjang
material /las-lasan dengan panjang yang berbeda. Cacat yang terinspeksi
merupakan cacat permukaan.
Kerugian menggunakan metode magnetic paticle inspection adalah tidak bisa
digunakan untuk cacat pada subsurface.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah lebih efektif dan efisien dalam
waktu. Karena cacat surface dapat dengan mudah diidentifikasi denagn
metode ini.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

18

Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih


dengan menggunakan energi panas sebagai medianya. Karena proses ini maka
logam disekitar mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya
deformasi.
Dari praktek yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa metode MPI
lebih efektif dan efisien dalam pengujian crack atau retak pada surface atau
permukaan bahan uji karena terbantu oleh cairan wet particle for flourescent yang
menyala jika diterangi oleh black light sehingga crack atau retak yang terdapat
pada benda uji dapat terlihat dengan jelas namun kelemahan dari metode ini tidak
dapat digunakan dalam pengujian cacat pada subsurface.

Gambar 5.1. Cacat dengan Metode Wet Fluorescent

5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya praktikan diberikan lebih banyak waktu
dan bahan uji agar praktikan dapat lebih memahami dalam mengaplikasikan dan
melakukan pengujian dengan metode MPI wet flourescent.
Sebaiknya diadakan alat pengaman radiasi black light.

19

DAFTAR PUSTAKA

Asisten.2012. Modul Praktikum Non Destructive Testing (NDT).


Cilegon : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

20

www.google.com/magneticparticleinspection

21

Anda mungkin juga menyukai