Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

INFEKSI SALURAN KEMIH

disusun untuk menyelesaikan tugas sebagai Dokter Internsip


di RS Perkebunan Jember Klinik Jember

Oleh
Dian Hadi Purnamasari

Pembimbing:
dr. Anita Fadhilah
dr. Ricky Septafianty

2015

Data Pasien
Nama

: Ny. T. S.

Usia

: 68 tahun

RM

: 5739

Jenis Kel

: Perempuan

Alamat

: Jl. Belitung Raya 22 Jember

Agama

: Islam

Tgl pemeriksa : 30/8/2015


Anamnesis
Keluhan utama: nyeri saat BAK
RPS:
-

Pasien mengeluh nyeri bila buang air kecil sejak 2 hari terakhir. Nyeri
dirasakan sama intensitasnya sepanjang BAK

BAK sering tapi cuma sedikit-sedikit (anyang-anyangen)

Demam (-) mual (-) muntah (-)

RPD/RPK: HT (-) DM (-) asma (-) alergi obat (-)


RPO: Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran

: compos mentis, GCS 456

TTV

: TD 130/80
RR 20/menit

Nadi 90/menit regular, kuat angkat (+)


Tax 36,5C

Kepala

: dbn

Mata

: konjungtiva tidak anemis

Leher/spine

: dbn

Thorax

: simetris, suara jantung S1S2 tunggal regular


suara paru vesikular normal, rh-/- wh-/-

Abdomen

: datar, jejas -, BU normal, timpani, nyeri tekan (+) suprapubik


Nyeri ketok ginjal (-)

Ekstremitas

: hangat, tidak ada edem

Pemeriksaan penunjang
Urin lengkap + sedimen urin

Diagnosis klinis
ISK (bawah) tanpa komplikasi
Planning

Pro rawat jalan

Urotractin 2 x 1 tab

Mefinal 3 x 1 tab

Banyak minum air putih (2 L per hari) dan tidak menahan BAK

Istirahat cukup, nutrisi cukup

Prognosis
Ad vitam

: bonam

Ad fungsionam

: bonam

Ad sanationam

: bonam

TINJAUAN PUSTAKA
I.

Definisi
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter,

buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004).
Bakteriuria

bermakna

(significant

bacteriuria):

bakteriuria

bermakna

menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming


unit (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai
presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (convert bacteriuria).
Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai persentasi klinis ISK dinamakan
bakteriuria bermakna asimtomatik. Pada beberapa keadaan pasien dengan
persentasi klinis tanpa bekteriuria bermakna. Piuria bermakna (significant pyuria),
bila ditemukan netrofil >10 per lapangan pandang. (Sukandar, E., 2004)
II.

Klasifikasi
Infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi infeksi di dalam saluran

kemih. Akan tetapi karena adanya hubungan satu lokasi dengan lokasi lain sering
didapatkan bakteri di dua lokasi yang berbeda. Klasifikasi diagnosis Infeksi
Saluran Kemih dan Genitalia Pria yang dimodifikasikan dari panduan EAU
(European Association of Urology) dan IDSA (Infectious Disease Society of
America) terbagi kepada ISK non komplikata akut pada wanita, pielonefritis non
komplikata akut, ISK komplikata, bakteriuri asimtomatik, ISK rekurens, uretritis
dan urosepsis (Naber KG et al).
Pielonefritis akut (PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan infeksi bakteri. Pielonefritis kronis (PNK) mungkin akibat lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran
kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti
pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonifritis kronik yang
spesifik. (Sukandar, E., 2004)
Selain itu, ISK juga dinyatakan sebagai ISK uncomplicated (simple) dan
ISK complicated. ISK simple adalah infeksi yang terjadi pada insan sehat dan

tidak menyebar ke tempat tubuh yang lain. ISK simple ini biasanya sembuh
sempurna sesuai dengan pemberian obat. Sementara ISK complicated adalah
infeksi yang disebabkan oleh kelainan anatomis pada seluran kemih, menyebar ke
bagian tubuh yang lain, bertambah berat dengan underlying disease, ataupun
bersifat resisten terhadap pengobatan. Berbanding dengan yang simple, ISK
complicated lebih sukar diobati.
III. Epidemiologi
ISK tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria,
dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun
perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada
laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus).
Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.
Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1 % meningkat menjadi 5%
selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat
mencapai 30%, baik laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi
seperti berikut litiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis
papilar, diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal, nefropati analgesik, penyakit
sickle-cell, senggama, kehamilan dan peserta KB dengan table progesterone, serta
kateterisasi. (Sukandar, E., 2004)
Pada anak yang baru lahir hingga umur 1 tahun, dijumpai bakteriuria di
2,7% lelaki dan 0,7% di perempuan (Wettergren, Jodal, and Jonasson, 1985).
Insidens ISK pada lelaki yang tidak disunat adalah lebih banyak berbanding
dengan lelaki yang disunat (1,12% berbanding 0,11%) pada usia hidup 6 bulan
pertama ( Wiswell and Roscelli, 1986). Pada anak berusia 1-5 tahun, insidens
bakteriuria di perempuan bertambah menjadi 4.5%, sementara berkurang di lelaki
menjadi 0,5%. Kebanyakan ISK pada anak kurang dari 5 tahun adalah berasosiasi
dengan kelainan congenital pada saluran kemih, seperti vesicoureteral reflux atau
obstruction. Insidens bakteriuria menjadi relatif constant pada anak usia 6-15
tahun. Namun infeksi pada anak golongan ini biasanya berasosiasi dengan
kelainan fungsional pada saluran kemih seperti dysfunction voiding. Menjelang

remaja, insidens ISK bertambah secara signifikan pada wanita muda mencapai
20%, sementara konstan pada lelaki muda. Sebanyak sekitar 7 juta kasus cystitis
akut yang didiagnosis pada wanita muda tiap tahun. Faktor risiko yang utama
yang berusia 16-35 tahun adalah berkaitan dengan hubungan seksual. Pada usia
lanjut, insidens ISK bertambah secara signifikan di wanita dan lelaki. Morbiditas
dan mortalitas ISK paling tinggi pada kumpulan usia yang 65 tahun. (Nguyen,
H.T., 2004).
IV.

Etiologi
Pada keadaan normal urin adalah steril. Umumnya ISK disebabkan oleh

kuman gram negatif. Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada
yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti
Proteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi
kurang dari 5 % pada anak perempuan ), Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas
aeruginosa dapat juga sebagai penyebab.
V.

Patofisiologi ISK
Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu

steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Utero distal merupakan
tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan
gram negative. (Sukandar, E., 2004). Hampir semua ISK disebabkan invasi
mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa
pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini,
dipermudah refluks vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat
jarang ditemukan di klinik, mungkit akibat lanjut dari bakteremia. Ginjal diduga
merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat
Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis
(Stafilokkokus aureus) dikenal Nephritis Lohein. Beberapa penelitian melaporkan
pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen. (Sukandar, E.,
2004).
VI.

Gejala klinis

ISK Setiap pasien dengan ISK pada laki dan ISK rekuren pada perempuan
harus dilakuakan investigasi faktor predisposisi atau pencetus. a. Pielonefritis
Akut (PNA). Presentasi klinis PNA seperti panas tinggi (39,5-40,5 C), disertai
mengigil dan sekit pinggang. Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala
ISK bawah (sistitis). b. ISK bawah (sistitis). Presentasi klinis sistitis seperti sakit
suprapubik, polakiuria, nokturia, disuria, dan stanguria. c. Sindroma Uretra Akut
(SUA). Presentasi klinis SUA sulit dibedakan dengan sistitis. SUA sering
ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 thun. Presentasi klinis SUA sangat
miskin (hanya disuri dan sering kencing) disertai cfu/ml urin 6 minggu
mikroorganisme (MO) yang berlainan. b). Relapsing infection. Setiap kali infeksi
disebabkan MO yang sama, disebabkan sumber infeksi tidak mendapat terapi
yang adekuat. (Sukandar, E., 2004).
VII. Pemeriksaan penunjang
Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa puter, kultur
urin, serta jumlah kuman/mL urin merupakan protocol standar untuk pendekatan
diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urin, suhu, dan teknik transportasi
sampel urin harus sesuai dengan protocol yang dianjurkan. (Sukandar, E., 2004)
Investigasi lanjutan terutama renal imaging procedures tidak boleh rutin, harus
berdasarkan indikasi yang kuat. Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk
mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor
predisposisi ISK. Renal imaging procedures untuk investigasi faktor predisposisi
ISK termasuklah ultrasonogram (USG), radiografi (foto polos perut, pielografi IV,
micturating cystogram), dan isotop scanning. (Sukandar, E., 2004)
Pemeriksaan laboratorium
a. Leukosuria
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap
dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang
pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada
sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal. Namun adanya
leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai

pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituri yang bermakna,


perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.
b. Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila
dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh
sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis papilaris.
c. Bakteriologis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram.
Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak
emersi.
d. Tes Plat-Celup (Dip-slide)
Plat celup Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya
dilapisi perbenihan padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau
dengan digenangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali ke dalam
tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan pengeraman
semalaman pada suhu 37 C.
VIII. Manajemen ISK
Infeksi saluran kemih bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak,
antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi asimtomatik untuk alkalinisasi
urin:
a. Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48jam dengan
antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetoprim 200mg
b. Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisi (lekositoria) diperlukan
terapi konvensional selama 5-10 hari
c. Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa lekositoria. Reinfeksi berulang (frequent reinfection)
d. Disertai faktor predisposisi. Terapi antimikroba yang intensif diikuti koreksi
faktor resiko.

e. Tanpa faktor predisposisi - Asupan cairan banyak - Cuci setelah melakukan


senggama diikuti terapi antimikroba takaran tunggal (misal trimetroprim
200mg) - Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan
Infeksi saluran kemih atas
ISK atas memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia
memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi disebabkan MO anaerobic
diperlukan antimikroba yang serasi, misal golongan kuinolon. (Sukandar, E.,
2004)
Pielonefritis akut.
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk
memlihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam.
Indikasi rawat inap pielonefritis akut adalah seperti berikut:
a.

Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap

b.
c.
d.
e.
f.

antibiotika oral.
Pasien sakit berat atau debilitasi.
Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan.
Diperlukan investigasi lanjutan.
Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi
Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus, usia lanjut.
The Infection Disease of America menganjurkan satu dari tiga alternatif

terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72jam sebelum diketahui MO


sebagai penyebabnya yaitu fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa
ampisilin

dan

sefalosporin

dengan

spectrum

luas

dengan

atau

tanpa

aminoglikosida. Antibiotika merupakan terapi utama pada ISK. Hasil uji kultur
dan tes sensitivitas sangat membantu dalam pemilihan antibiotika yang tepat.
Efektivitas terapi antibiotika pada ISK dapat dilihat dari penurunan angka lekosit
urin disamping hasil pembiakan bakteri dari urin setelah terapi dan perbaikan
status klinis pasien. Idealnya antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus
memiliki sifat-sifat sebagai berikut : dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi
oleh pasien, dapat mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki
spektrum terbatas untuk mikroba yang diketahui atau dicurigai. Pemilihan
antibiotika harus disesuaikan dengan pola resistensi lokal, disamping juga

memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan pasien (Coyle and Prince,


2005).
IX.

Pencegahan
Data epidemiologi klinik mengungkapkan uji saring bakteriuria asimtomatik

bersifat selektif dengan tujuan utama untuk mencegah menjadi bakteriuria disertai
presentasi klinik ISK. Uji saring bakteriuria harus rutin dengan jadual tertentu
untuk kelompok pasien perempuan hamil, pasien DM terutama perempuan, dan
pasca transplantasi ginjal perempuan dan laki-laki, dan kateterasi laki-laki dan
perempuan. (Sukandar, E., 2004).

Anda mungkin juga menyukai

  • Lapsus Edh
    Lapsus Edh
    Dokumen27 halaman
    Lapsus Edh
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
    Leaflet Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Diet Sehat Balita
    Diet Sehat Balita
    Dokumen2 halaman
    Diet Sehat Balita
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan Preeklmapsia Puskesmas
    Pembahasan Preeklmapsia Puskesmas
    Dokumen6 halaman
    Pembahasan Preeklmapsia Puskesmas
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Mini Proyek Kia
    Mini Proyek Kia
    Dokumen40 halaman
    Mini Proyek Kia
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Mini Project Preeklampsia
    Mini Project Preeklampsia
    Dokumen24 halaman
    Mini Project Preeklampsia
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Isk
    Lapsus Isk
    Dokumen10 halaman
    Lapsus Isk
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Sinkop
    Sinkop
    Dokumen18 halaman
    Sinkop
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Bahan Bahan Resep Kari Ayam India
    Bahan Bahan Resep Kari Ayam India
    Dokumen1 halaman
    Bahan Bahan Resep Kari Ayam India
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Contoh Visum
    Contoh Visum
    Dokumen2 halaman
    Contoh Visum
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
    Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
    Dokumen2 halaman
    Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Varicella
    Lapsus Varicella
    Dokumen15 halaman
    Lapsus Varicella
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Difteri
    Penyuluhan Difteri
    Dokumen2 halaman
    Penyuluhan Difteri
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Landasan Teori AKI
    Landasan Teori AKI
    Dokumen16 halaman
    Landasan Teori AKI
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Odontogram
    Odontogram
    Dokumen2 halaman
    Odontogram
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Odontogram
    Odontogram
    Dokumen2 halaman
    Odontogram
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Optek Ns
    Optek Ns
    Dokumen16 halaman
    Optek Ns
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Skabies
    Lapsus Skabies
    Dokumen6 halaman
    Lapsus Skabies
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Optek Ns
    Optek Ns
    Dokumen16 halaman
    Optek Ns
    Dian Hadi Purnamasari
    Belum ada peringkat