Anda di halaman 1dari 23

Pengembangan Model

Pada bagian ini akan di uraikan :


- Konsep Model
- Pengambangan Model
- klasifikasi Model
- Formulasi Model
- Siklus Model
Daerah penciptaan dan penanganan model mempunyai
kemampuan kontribusi terbesar pada SPK. Selain itu,
diperlukan kemampuan analitis yang dilengkapi oleh sistem
dari analisis matematika, statistik, finansial, dan sebagainya.
Untuk keperluan analisis, biasanya sistem digambarkan
ke dalam suatu model. Istilah model diartikan sebagai tiruan
dari kondisi sebenarnya, atau dalam kata lain, model
didefinisikan sebagai representasi atau formalisasi dalam
bahasa tertentu ( yang disepakati berdasarkan sudut
pandang tertentu) dari suatu sistem nyata, atau
penyederhanaan dari gambaran sistem yang nyata. Adapun
sistem yang dijadikan titik perhatian dan permasalahan.

Konsep Model
Secara umum model digunakan untuk memberikan gambaran
(description ), memberikan penjelasan (prescription), dan
memberikan perkiraan ( prediction) dari realitas yang
diselidiki. Dalam kaitan ini, Siregar (1991) mengungkapkan
bahwa suatu model yang baik memiliki karakteristik sebagai
berikut.
1. Tingkat generalisasi yang tinggi
Semakin tinggi derajat generalisasi suatu model, maka
semakin baik, sebab kemampuan model untuk memecahkan
masalah semakin besar.
2. Mekanisme transportasi
Suatu model dikatakan baik jika kita dapat melihat
mekanisme sautu model dalam memecahkan masalah, artinya
kita bisa menerangkan kembali (rekonstruksi) tanpa ada yang
disembunyikan. Jadi, kalau ada suatu formula, formula
tersebut dapat diterangkan kembali.

3. Potensial untuk dikembangkan


Suatu model yang berhasil biasanya mampu minat
( interest ) peneliti lain untuk menyelidikinya lebih jauh.
4.Peka terhadap perubahan asumsi
hal ini menunjukan bahwa proses pemodelan tidak
pernah berakhir (selesai), selalu memberikan celah untuk
membangkitkan asumsi.

Secara umum, ada tiga bentuk proses penyederhanaan


sistem nyata dalam studi studi tentang sistem. Ketiga bentuk
tersebut adalah analisa sistem ( system analysis), perencanaan
sistem (system design ), dan populasi sistem ( system
- Analisis sistem dilakukan untuk memahami bagaimana suatu sistem
postulation).

yang diusulkan dapat beroperasi, idealnya, seorang analis


bereksperimen langsung dengan sistem.. Hasil yang diperoleh,
kemudian, ditafsirkan dalam terminalogi performasi sistem.
- Perencanaan sistem, adalah sistem yang memenuhi beberapa
spesifikasi. komponen komponen sistem tersebut diseleksi
atau direncanakan oleh perancang (desinger), dan secara
konseptual dapat dipilih salah satu kombinasi , kemudian
performansinya yang diperkirakan berdasarkan perilaku model.
- Postulasi sistem adalah karakteristik cara penerapan model dalam studi
studi sosial, ekonomi, politik, dan kedokteran, yang perilaku sistemnya
diketahui tetapi proses yang menghasilkan perilaku yang tidak di ketahui.

.
Sedikitnya, ada empat prinsip yang harus di pegang jika
membuat model yang sekaligus menjadi titik titik pandang untuk
menentukan informasi apa saja yang akan di sakup dalam model.
1. Keterorganisasian ( block building)
Tujuan pengorganisasian proses pemodelan adalah untuk
menyederhanakan spesifikasi interaksi di dalam sistem. Masing
masing block menggambarkan satu bagian sistem yang
selidikinya satu variabel input, dan yang berubah menjadi variabel
output. Maka sistem tersebut, dapat digambarkan dalam
terminalogi ketrkaitan antar block block.

2. Relevasi (relevance)
Prinsip relevansi merupakan sifat yang melekat dalam model
karena model harus menggambarkan keadaan yang diamati.
Dengan demikian, model hanya akan mencakup aspek aspek
yang relevan dengan sasaran sasaran dan sudut pandang yang
telah di tetapkan.
3. Keakuratan ( accuracy)
Keakuratan informasi yang di kumpulkan untuk model harus
dipertimbangkan. Keakuratan bergantung pada tingkat kebutuhan
penggunaan model terhadap persoalan yang diamati atau ketlitian
yang diinginkan.

4. Tingkat Agregasi ( aggregation)


Tingkat perlu di pertimbangkan sesuai dengan tingkat kecukupan
atau kepuasan minimal yang harus didapat dengan memakai
model.
Dalam pengembangan model umumnya menggunakan prinsip
sebagai sebagai berikut.
1. Elaborasi
Pengembangan model dimulai dengan yang sederhana dan
secara bertahap dielaborasi hingga memperoleh model yang lebih
represntatif. Penyedarhanaan dilakukan dengan menggunakan sistem
asumsi ketat, yang tercermin pada jumlah, sifat, dan relasi variabel
variabelnya.

2.

Analogi
Pengembangan model dilakukaan dengan menggunakan prnsip

prinsip hukum, teori yang sudah dikenal secara meluas tetapi


belum pernah di gunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
3.

Dinamis
Pengembangan model bukanlah proses yang bersifat mekanistik
dan linear. Oleh karena itu, dalam tahap pengembangannya
mungkin saja dilakukan pengulangan.

Sistem nyata akan dilihat dan di baca oleh pemodel dan


membentuk image tertentu di dalam pikiranya. image ini tidak
persis sama degnan sistem nyata, karena pemodel membacanya
dengan menggunakan sudut pandang tertentu. Sudut pandang
visi atau wawasan yang di pengaruhi oleh tiga faktor yakni :

Sistem nilai yang diyakini / dianut oleh pmodel


Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh pemodel
Pengetahuan hidup dari pemodel.

Skema Proses Pemodelan


Model membutuhkan suatu alat komunikasi tertentu yang
sama sama dimengerti oleh Pihak yang berkomunikas.
Alat komunikasi ini umumnya berbentuk bahasa tulis
seperti simbol simbol, huruf, grafik, angka, gambar dan
sebagainya, atau berupa wujud fisik
Suatu model dikatakan baik, bila perilaku dari model itu
menyerupai sistem yang sesungguhnya, dengan syarat
tidak melanggar prinsip berfikir sistem. Dalam

Pengembangan Model
Secara umum, pengembangan suatu sistem mengndung dua
tahapan proses, yang pada prakteknya, tidak selalu harus
mengikuti urutan yang di usulkan. Jadi, bisa terjadi urutan yang
sebaimnya dilakukan. Kedua tahapan proses tersebut adalah
.sebagai berikut

Pembuatan struktur model, yaitu menetapkan batas batas sistem . 1


(system reference) yang akan memisahkan sistem dari
lingkungannya, dan menetapkan komponen komponen
pembentuk sistem yang akan diikutsertakan atau di keluarkan dari
model. Dalam menetapkan keduanya, harus diingat bahwa model
harus lengkap, valid, tetapi juga cukup sederhana .
2. Pengumpulan data, yaitu untuk mendapatkan besaran
besaran artibut komponen yang diplih dan untuk mengetahui yang
.terjadi pada aktivitas aktvitas sistem

Klasifikasi Model
Gordon (1989) menglasifikasikan model model ke dalam bentuk
model model sebagai berikut.

Model Fisik
Model model fisik didasarkan pada beberrapa analogi antara sistem
sistem seperti mesin dengan listrik atau listrikdengan hidrolika. Atribut
atribut model fisik direpresentasikan dengan pengukuran
pengukuran yang ditunjukan oleh jarum pada alat ukur. Aktivitas
aktivitas sistem dicerminkan oleh hukum hukum fisika yang
.membangun model

Model Matematika
model model matmatika menggunakan notasi notasi dan
persamaan persamaan matematika untuk mempresentasikan
sistem. Atribut atribut dinyataakan dengan fungsi matematika
.yang menjelaskan hubungan antar variabel variabel tersebut

Model Statis
Model model dalam kategori statis, baik fisik atau matematika,
memiliki nilai atribut yang berbeda dalam keadaan seimbang
(balance). Jika keseimbangan diganggu dengan memberikan
nilai baru pada salah satu atribut, sistem akan mencapai suatu
keseimbangan baru, dengan nilai atribut yang baru pula.
.Perubahan itu sendiri tidak dapat ditrangkan

Model Dinamis
Kebalikan model statis, model dinamis menunjukan perubahan
ssetiap saat akibat aktivitas aktivitasnya. Perubahan
perubahan yang terjadi dalam sistem dapat diturunkan sebaga
beerikut

Gambar 7.2 Klasifikasi Model

Model Analitis
Model analitis adalah model yang penyelesaiannya dilakukan
dengan teknik analitis, artinya, dilakukan dengan menggunakan
dedukasi teori teori matematika. Solusi yang di berikan model
.model jenis ini adalah langsung dan bersifat umum. suatu objek

Model Numerik
Model numerik adalah model yang diselesaikan dengan teknik
numerik yang menghasilkan solusi melalui tahapan tahapan
perhitungan iteratif. Model ini mampu memberikan solusi yang
. bersifat khusus, yaitu pada keadaan keadaan tertentu

Model Simulasi
Terminologi simulasi dalam teknik numerik. Dalam model model
statis, biasanya disebut dengan komputasi numerik(numeric
computation). Penyelesaian model matematika secara numerik
dilakukan jika keadaan tidak memungkinkan untuk menggunakan
cara analitik. Jika model matematika ini bersifat dinamis,
perhitungan ini biasanya dilakukan dengan komputer. Emshoff
(1970) mendefinisikan simulasi sebagai suatu model sistem yang
komponen
komponennya
direpresentasikan
proses

Dalam simulasi,
informasi mengenai
keadaan oleh
sistem
diperoleh
proses
logika yang
ada pada
komputer,
untuk
melaluiaritmatik
tahapandan
tahapan
perhitungan
dari
waktu/selang
memperkirakan
sifat
dinamis
sistem tersebut
waktu ke waktu sifat
/ selang
waktu
berikutnya.
Pembahasan
.simulasi secara khusus akan dibahas pada Bab II

Masalah Sistem
- Latar Belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
-Definisi Masalah

Pemahaman Sistem
(System Approach )
- Elelmen
-Relasi
- Atribut

Model Konseptual
( Conceptual Design)

Variabel Konseptual
-Identifikasi Variabel
-Klasifikasi Variabel
- Definisi Operasional Variabel

ASUMSI
Formulasi Model
-Fungsi dan Relasi Varieabel
-Ukuran Performance Sistem
- Model Formal

Gambar 7.3 Tahap tahap Konsep Formulasi Model ( Simatupang,


1994)

Formulasi Model
Konsep formulasi model merupakan awal membangun model
formal yang menunjukan ukuran performansi sistem sebagai
fungsi dari variabel variabel model.

Siklus Model
Konsep dan ide dasar untuk pemodelan membentuk siklus model
yang meliputin tiga fase pengembangan , yaitu penetuan masalah,
. pengembangan model, dan pengambilan keputusan
dalam fase penetuan masalah, pengambil keputusan
menyampaikan permasalahan pada analis, yaitu orang yang
menerjemahkan permasalahan ke daalam suatu bentuk model.
Analis kemudian mempertimbangkan teknik penyelesaian
.masalah, dan memilih suatu bentuk yang sesuai, misalnya similasi

Pada tahap pengembangan model, analis menentukan ruang


lingkup sistem dan tujuannya. Elemen elemen dari sistem dan
hubungan di antaranya di terjemahkan ke dalam bentuk model
konseptual, kemudian dilakukan validasi atas data yang diperoleh,
. rancangan model

Dalam fase penunjang keputusan, hasil dari model diberikan


kepada pengambilan keputusan melalui bentuk presentasi,
penyusunan laporan dengan menggunakan format format yang
bisa di pahami oleh pengambil keputusan. Dalam hal ini, informasi
yang relevan merupakan satu dasar pengambil keputusan untuk
menetapkan keputusan. Setelah itu, baru keputusan diambil

Kecanggihan dari komputer telah merangsang banyak orang


untuk berkesimpulan bahwa pengambilan keputusan kuantitatif
memiliki tingkat kemampuan yang lebih tinggi sehingga ia
dipandang tersebut terlalu dilebih lebihkan. Pada saati itu,
diperlukan model matematika yang dapat membantu pengambil
keputusan dalam membuat suatu keputusan. Tetapi harus disadari,
bahwa analisis sistem bukanlah alternatif yang selalu terbaik dalam
mengelola organisasi, tetapi seperti halnya pendekatan lain,
merupakan instrumen tambahan yang tidak boleh di lupakan oleh
setiap pengambil keputusan

Tahap Peendukung Keputusan


Pembuat keputusan

Komunikasi
Masalah

Tahap Penentuan Masalah


Formulasi masalah

Formulasi
Masalah

investigasi Penyelesaian Masalah


Integrasi pendukung
Keputusan

Model

Investigasi Sistem

Presentasi dari hasil model

Penetapan
Sistem dan Tujuannya

Formulasi Model
Model
Konseptual

Hasil
Model

Representasi Model
Eksperimen

Model
Komunikasi
Model
Eksperimen
Pemograman
Model

Gambar 7.4 Siklus Model (Levin et al. 1995)

Pemograman

Perancangan Eksperimen

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai