Laporan Kasu Skizoafektif Tipe Manik
Laporan Kasu Skizoafektif Tipe Manik
Oleh :
IZZA AYUDIA HAKIM
1102009150
Pembimbing :
dr. Desmiarti, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK
1
Nama
: Izza Ayudia Hakim
Tanda Tangan
___________________________________________________________________________
Nim
: 110-2009-150
___
.
Dr. Pembimbing
: dr.Desmiarti Sp.KJ
.......................
....
.
Nomor rekam medis
: 004383
Nama pasien
: Ny.I
: 12 Juni 2014
: Ny.I
Tempat/Tanggal lahir
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku bangsa
: Banten
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMEA
Pekerjaan
Status Perkawinan
: Kawin
Alamat
: Bogor
Masuk RSJSH
: 30 Mei 2014
Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 12 s/d 16 Juni 2014 di ruang cempaka
Alloanamnesis dengan adik dari ibu pasien pada tanggal 16 Juni 2014
Rekam medis pasien
A. KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa oleh keluarga karena mengamuk beberapa jam sebelum masuk Rumah
Sakit
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pernyataan dari pasien : Ny. I adalah seorang wanita berusia 38 tahun, sudah menikah,
tinggal di Bogor bersama dengan suami serta anaknya, 1 bulan yang lalu pasien baru saja
melahirkan putri ke dua. Awalnya 5 hari sebelum masuk RS pasien sering berbicara kacau,
berbicara terus, sering marah-marah. Emosi pasien juga tidak bisa dikendalikan. Sehingga
pihak keluarga dan tetangga di lingkungan pasien merasa terganggu. Pasien mengatakan
bahwa dia mengamuk karena suaminya yang jarang pulang dan hanya memberikan uang
dalam jumlah sedikit kepada pasien untuk kebutuhan sehari-hari yang menurut pasien jumlah
tersebut sangat kurang dan pasien mendengar suara bisikan yang wujudnya tidak ada yang
menyuruh pasien untuk memukul. Selain itu pasien juga melihat setan botak yang mana orang
lain tidak dapat melihat apa yang pasien lihat.
Pasien mengatakan sering merasa cemburu dengan suaminya, pasien meyakini bahwa
suaminya berselingkuh, hal tersebut muncul karena pasien mengatakan ia sering melihat
wanita mengirim sms kepada suaminya, seperti meminta suaminya menjemput wanita
tersebut di gang. Meskipun hal tersebut sudah pernah jelaskan oleh suaminya bahwa
suaminya tidak berselingkuh atau memiliki hubungan dengan wanita lain, namun pasien tetap
meyakini bahwa suaminya berselingkuh.
Pernyataan dari keluarga : Tante pasien mengatakan bahwa pasien dibawa ke rumah
sakit jiwa karena pada hari itu pasien mangamuk. Beberapa hari sebelum pasien mengamuk
pasien menunjukkan gejala berbicara ngaco dan ngomong sendiri. Keluarga mengatakan
pasien marah di dalam dan diluar rumah,karena menganggu tetangga akhirnya pasien
dipasung 2 jam lalu oleh pasien dilepas ketika keluarga pasien menjemput untuk membawa
pasien ke RS Jiwa.
Kata adik sepupu pasien dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sudah
menunjukkan sering mengoceh sendiri tentang masalah suami dan anaknya. Pasien sering
melempar kaca rumah tetangga karena pasien menganggap tetangga sirik dengan pasien
dengan apa yang dia punya, dengan tanah sambil tidak berbusana dan memukul tetangganya.
3
Lima jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengamuk kepada suaminya karena suaminya
tidak pulang selama 3 hari. Pasien meyakini bahwa suaminya sedang berjalan dengan wanita
lain. Sehingga pasien mengamuk dan melempar TV dirumah menggunakan batu.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA:
1.
Gangguan psikiatrik.
Pasien sakit pertama kali 11 tahun yang lalu, yaitu pada bulan Maret tahun
2003. Saat itu pasien mengamuk, berbicara ngaco, suka bernyanyi-nyanyi dan teriakteriak sendiri. Pasien mengamuk kemudian di bawa ke RS Jiwa lalu dirawat. Selain itu
pasien mengeluhkan mendengar ada nya bisikan-bisikan. Pasien menyatakan saat itu
ia merasa sangat sedih karena tidak bisa seperti orang lain yang merupakan anak
orang berada, sedang ia adalah anak orang miskin. Pasien dibawa berobat ke alternatif,
setelah 1 bulan akhirnya membaik.
Pada tahun 2005 berdasarkan rekam medis pasien dibawa ke rumah sakit jiwa
oleh keluarganya karena pasien mengamuk lagi. Pasien selalu mengamuk ketika ada
salah satu keluarganya menikah, pasien seperti itu karena pasien belum menikah dan
pernah mempunyai riwayat ketika 1 minggu mau menikah, datang polisi dan seorang
bapak ke rumah pasien karena calon suami pasien menghamili anak bapak tersebut
kemudian ditangkap dan pasien tidak jadi menikah. Setelah keluar dari RS pada tahun
2005 pasien jarang kontrol dan tidak teratur minum obat. Pasien hanya meminum obat
ketika ada gejala seperti kepala pusing. Dari tahun 2005 sampai dengan 2009 tidak ada
keluhan mengamuk,berbicara ngaco. Hingga puncaknya 2minggu sebelum
melahirkan pasien sudah mulai menunjukkan gejala seperti ngomong ngaco,tetapi
tidak parah. Lima hari sebelum masuk RS keluhan pasien semaki bertambah yaitu
berbicara ngaco, berbicara terus dan marah-marah. Sampai dengan beberapa jam
sebelum masuk RS pasin mengamuk dan melempar kaca tetangga dan menganggu
kenyamanan tetangga.
Riwayat masuk RSJ.Soeharto Heerdjan:
-
6 Maret 2003
1 Mei 2005
29 Mei 2005
30 Mei 2014
4
Pasien tidak ada riwayat penggunaan rokok, alkohol/minuman keras, dan juga
NAPZA.
2003
2005
2014
dengan usianya. Tidak pernah ada riwayat demam kuning, demam campak maupun kejang
demam. OS merupakan anak kelima dari lima bersaudara.
Riwayat perkembangan kepribadian :
A) Masa kanak-kanak (0-11 tahun):
Pasien tumbuh dan berkembang sehat seperti anak lain. Pasien merupakan anak yang
suka bermain dengan teman- temannya. Pasien pun bermain dengan saudara- saudaranya.
Pada usia 10 tahun Pasien di asuh dengan bibinya, selama pindah ke lingkungan rumah
bibinya, Pandai merupakan anak yang pandai bergaul, pasien mengenali orang- orang
yang berada dilingkungannya. Pada umur pasien 9 bulan ayah pasien meniggal dan pada
saat usia 9 tahun ibu pasien meninggal karena sakit jantung. Pasien terbiasa dengan
kehidupan yang mewah dan di manja oleh keluarga.
B) Masa remaja (12-18 tahun) :
Pasien mempunyai banyak teman, suka bermain dan tidak suka berkelahi dengan
temannya. Pada saat di sekolah SMP pasien senang dengan kegiatan tataboga seperti
diajarkan membuat nasi goreng, omelet. Saat SMEA sering menjadi petugas saat
upacara disekolahnya. Pasien terbiasa di manja oleh keluarga. Pasien setiap malam
minggu sering pergi pesta bersama teman-temannya, keluarga pasien tidak
mengizinkan dia untuk pergi,tetapi pasien mencari cara agar diizinkan untuk pergi
sehingga pasien berbohong dengan alasan mau belajar kelompok dengan temantemannya.
C) Masa dewasa (> 18 tahun):
Setelah lulus SMEA dengan tidak pernah tinggal kelas dan nilai rata-rata, lalu
pasien melanjutkan mencari pekerjaan kerja 2 tahun di pabrik sepatu. Pada tanggal 9
februari 2012 ketika berumur 36 tahun pasien menikah dengan pria yang dipilih oleh
pasien sendiri walaupun sebenarnya semua keluarga pasien tidak setuju pasien dengan
pria tersebut karena pria tersebut dinilai oleh keluarga sebagai orang pemalas dalam
hal bekerja. Tetapi pasien tetap menikah dengan pria tersebut. Ketika pasien sedang
hamil usia kandungan 3 bulan,hamil anak pertama datang seorang wanita dengan
membawa 2 orang anak ke rumahnya dan wanita tersebut ingin minta pertanggung
jawaban dari suami pasien . Wanita tersebut adalah istri yang ditinggal oleh suami
pasien sebelum dia menikah dengan pasien. Kemudian suami menyuruh pasien untuk
menggugurkan kandungan yang kedua nya ,kemudian pasien menceritakan hal
6
SD
3. Riwayat pekerjaan :
Pasien memiliki seorang suami dan 2 orang anak perempuan yang berusia 1 tahun 7 bulan
dan anak kedua 1 bulan. Pasien mengaku memiliki hubungan yang sudah tidak baik
dengan suaminya dikarenakan suami pasien berselingkuh dengan seorang wanita yang
memiliki 1 anak yang bertempat tinggal di bandung. Pasien juga mengeluhkan bila tidak
bisa tidur ia memikirkan suaminya yang berselingkuh. Pasien juga mengatakan bahwa
suami pasien sering memukul diri pasien.
E. RIWAYAT KELUARGA :
OS adalah anak ke-5 dari lima bersaudara
Pohon keluarga:
7
Keterangan:
= Laki-laki
= Gangguan jiwa
= Perempuan
atau
= Pasien
= Meninggal
saat wawancara, OS berpakaian santai, memakai kaos berwarna pink tangan panjang,
celana panjang pink dengan menggunakan alas kaki, kebersihan diri OS cukup terjaga.
2.
5. Pembicaraan :
a. Cara berbicara : Jelas, dan lancar.
b. Gangguan berbicara : tidak ada
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : iritabel
2. Afek ekspresi : luas
3. Keserasian : serasi
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :
a. Halusinasi auditorik : ada, pasien mendengar ada suara bisikan yang mengatakan
suruh memukul.
b. Halusinasi visual : ada, melihat bayangan laki-laki botak.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMEA
2. Pengetahuan umum : cukup baik
3. Kecerdasan : Baik
9
4. Konsentrasi : Baik
5. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan pemeriksaan pada siang hari dan pasien
menyebutkan tanggal wawancara (12 Juni 2013))
b. Tempat : Baik (pasien tahu sekarang sedang berada di RSJSH)
c. Orang : Baik (pasien dapat membedakan dokter, suster, laki-laki, perempuan.)
d. Situasi : Baik (pasien tahu dokter muda sedang wawancara untuk mencari tahu
kondisi penyakitnya)
6. Daya ingat :
a. Tingkat :
Jangka panjang : Baik (Pasien dapat mengingat tanggal lahir)
Jangka pendek : Baik (Pasien ingat menu makan paginya )
Segera
: Baik (OS dapat menyebutkan seseorang yang baru lewat
dan juga nama dokter muda yang sedang mewawancarai)
b. Gangguan : Tidak ada
7. Pikiran abstraktif :Baik (OS dapat mengerti arti kata tangan panjang, ringan tangan,
dan membedakan buah jeruk dengan tomat)
8. Visuospasial : Baik (OS dapat menggambarkan jam dan waktu sesuai diminta, Jam 10
dan jam 1 ) dilampirkan
Gambar. Jam 1
Gambar Jam 10
10
10.
Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (OS dapat makan, mandi sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir :
o Produktifitas
: Baik
o Kontinuitas
: Flight of idea
o Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir :
o Preokupasi : Tidak ada
o Waham : Cemburu
o Obsesi : Tidak ada
o Fobia : Tidak ada
o Gagasan rujukan : Tidak ada
o Gagasan pengaruh : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, selama wawancara OS dapat berlaku dengan tenang dan tidak menunjukkan gejala
yang agresif dan tidak marah.
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial
11
: Baik (OS mengatakan bahwa bunuh diri adalah hal yang tidak
baik)
3. Daya nilai realita : Terganggu
H. TILIKAN
Derajat 3, OS tahu bahwa dirinya sakit dan sedang berobat di RSJSH.
I.
RELIABILITAS
: Baik
b) Kesadaran
: Compos Mentis
c) Frekuensi nafas
: 20 x/menit
d) Nadi
: 84 x/menit
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terakhir dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan foto rontgen thorax
pada tahun 2005 dan tidak ditemukan kelainan.
VI.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang perempuan berusia 38 tahun. Penampilan fisik sesuai usianya
dengan kebersihan dan kerapian yang cukup baik. Pendidikan terakhir SMEA. Pasien
12
duduk dengan tenang dihadapan pewawancara dengan kontak mata dan merespon
semua pertanyaan dengan cepat dan jelas.
Pasien datang ke RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal 30 Mei 2014
diantar oleh tante dan kakak sepupu karena pasien sering marah marah dirumah,
berbicara terus, bicaranya kacau, suka tertawa sendiri, sejak 2 minggu sebelum masuk
RS tapi gejala bertambah sejak 5 hari yang lalu. Emosi pasien juga tidak bisa
dikendalikan. Sehingga pihak keluarga dan tetangga di lingkungan pasien merasa
terganggu.
Menurut keterangan pasien, pasien dibawa ke RSJSH karena marah - marah
dan membanting tv dikarenakan suaminya tidak pulang ke rumah. Selain itu pasien
juga mendengarkan adanya bisikan yang menyuruh dia memukul. Awalnya pasien
mengaku melihat SMS yang dikirim oleh perempuan yang tidak dikenali di hp
suaminya. Pasien sering bertengkar dengan suami gara-gara curiga suaminya
selingkuh. Pasien menikah pada 9 Februari tahun 2012 dan mempunyai 2 orang anak.
Lalu pasien mengaku suaminya selingkuh dengan orang lain, sehingga dia
merasa sedih dan merasa terpukul. Pasien mengatakan suaminya jarang memberikan
uang hasil dari dia bekerja suaminya hanya meberikan uang kepada pasien paling
besar Rp.50.000. Pasien juga mengeluh sulit tidur sejak usia remaja. Selain itu pasien
mengaku sejak umur 27 tahun ke panti untuk berobat akibat susah tidur. Pasien
mengeluh mendengar bisikan-bisikan ditelinganya tapi dia tidak melihat orangnya.
Bisikan-bisikan dirasakan pasien semakin lama semakin sering muncul dan dirasakan
mengganggu oleh pasien.
Menurut keterangan kakak sepupunya, pasien sering marah marah dengan
suami dan tetangga di sekitar rumah pasien. Pasien juga pernah memukul suami dan
tetangganya. Kakak sepupu pasien juga mengaku pasien menderita sakit gangguan
jiwa sejak usia 27 tahun dan pernah dirawat di RS. Dr. Soeharto Heerdjan pada tahun
2003. Kakak pasien juga mengaku, bahwasanya pasien tidak rutin minum obat yang
diberikan oleh dokter,pasien hanya minum obat ketika pusing seangkan ketika pasien
dalam keadaan tenang pasien tidak meminum obat dan jarang kontrol. Kakak pasien
mengaku, pasien tinggal dengan pamannya sejak kecil karena kedua orang tua pasien
meninggal sejak usianya masih kecil.
13
Pada saat diwawancara, pasien suka tiba-tiba tertawa. Pasien juga banyak
ngomong saat diwawancara, lalu tiba-tiba pasien terdiam dan menunjukan muka sedih
sampai mau menangis. Lalu setelah itu pasien tertawa lagi sampai terbahak-bahak.
Saat diwawancara pasien suka bicaranya tidak fokus atau bicaranya suka loncat-loncat
(flight of idea).
Menurut kakak pasien, pasien pertama kali menunjukkan perilaku yang tidak
biasa pada tahun 2003 (usia 27 tahun). Saat itu pasien seperti orang bingung , sulit
tidur, dan sering marah-marah tanpa alasan yang jelas. Saat itu sosialisasi pasien
dengan lingkungan sekitar masih baik. Pasien juga dapat bekerja sebagai buruh pabrik
Selanjutnya pihak keluarga dan orang tua pasien merasa sangat khawatir
terhadap kondisi pasien, lalu mengajak pasien untuk berobat jalan ke RS.Jiwa dr
Soeharto Heerdjan untuk pertama kalinya pada awal tahun 2003, selama pengobatan
prilaku pasien membaik. Pasien rutin tiap bulan untuk kontrol ke poliklinik RSJ dr.
Soeharto Heerdjan untuk berobat dan rajin meminum obat yang diberikan oleh dokter.
Pada tanggal 1 Mei 2005 pasien dibawa oleh paman dan kakak kandung pasien
ke RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan untuk dirawat inap dan masuk ke bangsal PICU
perempuan. Setelah lebih kurang satu minggu dirawat pasien diperbolehkan pulang
oleh dokter yang merawatnya. Namun setelah beberapa minggu pulang kerumah,
pasien dibawa lagi oleh paman dan kakak kandung pasien ke RSJ dr. Soeharto
Heerdjan. Dokter memutuskan agar pasien dirawat inap dan masuk bangsal PICU
perempuan. Pasien dirawat selama 1 bulan dan sudah tidak pernah kambuh sampai
saat ini. Selama wawancara pasien cukup kooperatif. Kontak mata pasien terlihat
berani dalam menjawab pertanyaan pewawancara. Perhatian pasien terhadap apa yang
dibicarakan oleh pewawancara cukup baik.
Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan cukup baik. Sikap
terhadap pemeriksa Kooperatif, pasien menjawab semua pertanyaan pewawancara
dengan jelas dan singkat. Cara berbicara pasien jelas dan singkat. Tidak ada gangguan
bicara. Pembicaraan pasien normal, jelas. Keadaan perasaan (mood) pasien iritebel,
Afek pasien luas. Pada fungsi Intelektual (Sensorium dan Kognitif) taraf pendidikan
pasien sekolah SMA tapi hanya sampai kelas SMA, taraf pengetahuan Umum cukup
Baik, Taraf kecerdasan pasien sesuai dengan pendidikannya, Daya konsentrasi pasien
baik, Daya ingat jangka panjang pasien baik, daya ingat jangka pendek pasien baik,
14
Daya ingat sesaat pasien baik, daya orientasi waktu baik (pasien dapat mengetahui
waktu wawancara pada siang hari), daya orientasi tempat pasien baik (pasien sadar
bahwa pasien sekarang sedang berada di RSJSH), Daya orientasi personal pasien baik
(pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter muda), Daya orientasi situasi
pasien baik (pasien tahu bahwa situasi sekeliling saat wawancara), Pikiran abstrak
pasien kurang, Kemampuan menolong diri pasien baik (pasien dapat mandi, makan,
minum,memakai atau mengganti pakain sendiri). Kemampuan Visouspatial pasien
cukup baik, Bakat dan Kreatif pasien cukup baik.
Mempunyai Gangguan Persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual.
Produktivitas pasien cukup, continuitas pikiran pasien flight of ideas, hendaya
berbahasa tidak ada, tidak ada gangguan isi pikir. Kemampuan mengendalikan impuls
cukup baik (Pasien tidak marah bila pada saat sesi wawancara ada pasien lain yang
bertanya kepada pewawancara), daya nilai sosial pasien Cukup baik (pasien
mengetahui bahwa mengkonsumsi ganja dan alkohol itu tidak baik), Uji daya nilai,
daya nilai realita pasien terganggu. Derajat tilikan pasien derajat 3 (sadar akan
penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar atau faktor organik), Taraf
dapat dipercaya pasien dapat dipercaya. Pasien menyangkal pernah merokok, minum
minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang.
: Ad bonam
Quo ad functionam
: Dubia ad bonam
Perjalanan kronis
X. DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik
b. Psikologis
c. Sosial/Keluarga
XI. TERAPI
17
18
1. Sosioterapi
Mengasah keterampilan
pasien
dalam
bernyanyi
agar
pasien
dapat
19