PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
1.
Mula-mula batu tohor (CaO) dan batu bara (C) dipanaskan dalam tanur
listrik untuk memperoleh kalsium karbida (CaC2).
CaO(s) + 3 C(s)
ii.
CaC2(s) + CO(g)
iii.
CaCN2(s) + C(s)
CaCO3(s) + 2NH3(g)
c. Proses Haber-Bosch
Fritz Haber dari Jerman berhasil mensintesis amonia langsung dari unsurunsurnya, yaitu dari gas nitrogen dan gas hidrogen. Kemudian proses pembentukan
amonia ini disempurnakan oleh rekan senegaranya, Karl Bosch dengan metode tekanan
tinggi sehingga proses pembuatan amonia tersebut dikenal sebagai proses Haber-Bosch.
Proses ini mendesak proses sianamida karena proses Haber-Bosch adalah proses
pembuatan amonia yang lebih murah. Dalam proses haber-Bosch, bahan baku berupa
N2 dan H2.
-
H2 diperoleh dari gas alam (metana) yang dialirkan bersama uap air
dengan
CO(g) + 3 H2(g)
CO(g) + H2O(g)
CO2(g) + H2(g)
2 NH3(g) H = -92 KJ
Diagram alur dari proses Haber-Bosch untuk sintetis amonia di berikan pada gambar
berikut :
Peranan Amonia
Kegunaan amonia bagi manusia cukup beragam. Di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk pembuatan pupuk, terutama urea dan ZA (Zwavelzur amonium =
amonium sulfat)
2 NH3(g) + CO2(g) CO(NH2)2(aq) + panas
2 NH3(g) + H2SO4 (NH4)2SO4(aq)
b. Untuk membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium
klorida, amonium nitrat.
4NH3(g) + 5 O2(g) 4 NO(g) + 6 H2O(g)
NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
NH3(g) + HNO3(aq) NH4NO3(aq)
c.
Hidrazin merupakan salah satu senyawa nitrogen yang digunakan sebagai bahan
bakar roket.
d. Dalam pabrik es, amonia cair digunakan sebagai pendingin (refrigerant) karena
amonia cair mudah menguap dan akan menyerap panas sehingga menimbulkan
efek pembekuan (J. Goenawan 153-154).
3.
SO2 dan O2 pada tahap 2 terjadi di permukaan katalis V2O5. Proses ini melibatkan
reaksi-reaksi eksoterm yang melepas panas. Panas yang dihasilkan digunakan sebagai
energi input untuk tahapan proses lainnya. Sebagai contoh, panas dari tahap 1 dan 2
digunakan untuk memproduksi uap air. Uap air digunakan untuk melelehkan bahan
baku belerang. Hal ini merupakan efisiensi karena dapat menekan konsumsi energi dari
luar. Mengapa SO3 tidak langsung direaksikan dengan H2O (air) untuk membentuk
H2SO4?
Hal ini disebabkan karena reaksi langsung SO3 dengan H2O akan menyebabkan
terbentuknya kabut H2SO4. Kabut ini sulit dikumpulkan, tidak dapat terkodensasi, dan
dapat menyebabkan pencemaran udara.
Pembahasan asam sulfat (H2SO4) melalui proses kontak dibagi menjadi 3 tahap:
Tahap 1 : Pembentukan SO2
Belerang yang sudah dilelehkan direaksikan dengan O2membentuk gas SO2 :
S (s) + O2(g) SO2(g) H = -296,9 kJ
Tahap 2 : Pembentukan SO3
Gas SO2 direaksikan dengan O2 pada suhu -4500C dan tekanan 2-3 atm membentuk gas
SO3 dengan bantuan katalis V2O5melalui reaksi kesetimbangan berikut :
2SO2(g) + O2(g) <====> 2SO3(g) H = -191 kJ
Pemilihaan kondisi optimum untuk pembentukan SO3 adalah sebagai berikut :
Faktor
Reaksi :
Kondisi
191kJ
Reaksi bersifat eksotermik. Suhu rendah akan -4500C
menggeser kesetimbangan ke kanan. Akan
tetapi, laju reaksi menjadi lambat. Pemilihan
suhu juga harus juga harus memperhitungan
Tekanan
jumlah terbesar (ranking pertama dari segi jumlah) dari semua senyawa anorganik yang
dihasilkan industri. Asam sulfat murni adalah cairan kental (mp 10.37 0C), dan melarut
dalam air dengan menghasilkan sejumlah besar panas menghasilkan larutan asam
kuat. Asam
sulfat mempunyai
rumus
kimia H2SO4,
merupakan
asam
mineral
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan
utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi
eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi pendidihan.
Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini
disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air kurang padu dibanding asam sulfat dan
cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium :
H2SO4+ H2O H3O+ + HSO4-.
(suatu
komponen
basa)
berada
dalam
kesetimbangan
dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan
lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit
bikarbonat. .
3. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting
dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah
membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida
tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan
kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah
menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar
HCO3- + H2O(l)
HCO3-(ag) + H+(ag)
H2CO3(ag)
selama beraktivitas. Jumlah oksigen dalam otot habis digunakan otot. Terjadi pengaturan gradien
konsentrasi antara sel-sel otot dan darah dalam kapiler. Oksigen berdifusi dari darah ke otot-otot,
melalui gradien konsentrasi.
c. Otot-otot menghasilkan CO2 dan H+ sebagai akibat dari peningkatan metabolisme, mengatur
gradien konsentrasi dalam arah yang berlawanan dari gradien O2.
d. CO2 dan H+ mengalir dari otot ke dalam darah, melalui gradien konsentrasi.
e. Tindakan buffering hemoglobin mengambil ekstra H+ dan CO2.
f.
keseimbangan asam karbonat, seperti yang diramalkan oleh Le Chatelier's atau perlakuan
kuantitatif dalam hal konstanta kesetimbangan. Akibatnya, pH darah diturunkan, menyebabkan
asidosis.
g.
Paru-paru dan ginjal merespon perubahan pH dengan membuang CO2, HCO3-, dan H+ dari
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk
penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik ataurespiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau
basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan
oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
BAB III
PENUTUP
10
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan:
3.2 Saran
3.3 Penutup
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai kesetimbangan kimia. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam pengerjaan makalah ini, kiranya marilah
kita bekerja sama untuk dapat memperbaikinya menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini berguna untuk kita semua agar dapat memahami tentang stuktur atom. Apa
bila ada kesalahan dalam pengetikan kami penulis memohon maaf. Terima kasih.
11