Anda di halaman 1dari 2

Some South-Eastern and SouthCentral Asian countries are still young in 2015

(percentage of older population less than 7), but the size of their older population
has already surpassed 5 millionIndonesia, 16.9 million; Bangladesh, 8.7 mil
Indonesia, for example (Figure 3-9), experienced a nearly 50 percent reduction in
the total dependency ratio from 1980 (121) to 2015 (70), due in large measure
to a sharp fertility decline and corresponding decrease in the youth dependency
ratio. The youth dependency ratio dropped from 114 in 1980 to 59 in 2015, while
the older dependency ratio increased slightly from a mere 7 to 11 over the same
period, providing an ideal opportunity to reap the demographic dividend.
However, looking forward, while Indonesias total dependency ratio is projected
to increase just slightly to 74 in 2050, the contributing factors will be shifted due
to both ongoing fertility decline and increasing life expectancy. By 2050, the
youth dependency ratio will decrease further to 41 and the older dependency
ratio will rise sharply to 33.

Dari data USA-Bureau of the Census Indonesia


diperkirakan akan mengalami peningkatan warga lansia sebesar 414% antara
tahun 1990-2025 yang merupakan sebuah peningkatan tertinggi di dunia
U.S. Census Bureau (2016) melaporkan bahwa Indonesia diperkirakan
akan mengalami peningkatan warga lansia sebesar 107,1% antara tahun
2010-2030.
Shetty et al. (1999) dan Subbarao et al. (1999) melaporkan bahwa
pembenaman bahan organic segar kedalam tanah akan .

Pada lansia seiring dengan berjalannya waktu, akan terjadi penurunan


berbagai fungsi organ tubuh. Penurunan fungsi ini disebabkan karena
berkurangnya jumlah sel secara anatomis. Selain itu berkurangnya aktivitas,
asupan nutrisi yang kurang, polusi, serta radikal bebas sangat mempengaruhi
penurunan fungsi organ-organ tubuh pada lansia. Suatu penelitian di Inggris
terhadap 10.255 orang lansia di atas usia 75 tahun, menunjukkan bahwa pada
lansia terdapat gangguan-gangguan fisik yaitu arthritis atau gangguan sendi
(55%), keseimbangan berdiri (50%), fungsi kognitif pada susunan saraf pusat
4
(45%), penglihatan (35%), pendengaran (35%), kelainan jantung (20%), sesak
napas (20%), serta gangguan miksi/ngompol (10%), dari sekian gangguan yang
mungkin akan terjadi pada lansia dapat mengakibatkan terganggunya atau
menurunnya kualitas hidup pada lansia sehingga usia harapan hidup (life
expectancy) juga akan menurun (Sulianti, 2000).

Di kalangan para lansia penurunan fungsi kognitif merupakan penyebab terbesar


terjadinya ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas normal sehari-hari, dan
juga merupakan alasan tersering yang menyebabkan terjadinya ketergantungan
terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri (care dependence) pada lansia.2
Tanpa adanya upaya pencegahan yang efektif, peningkatan jumlah populasi
lansia akan mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dengan 3
demensia.3
Reuser M, Bonneux L, Willekens F. The effect of risk faktors on the duration of
cognitive impairment: A multistate life table analysis of the U.S. Health and
Retirement Survey. 2010. Netspar Discussion Paper 01/2010-036 3. Ferri C,
Prince M, Brayne C, Brodaty H, Fratiglioni L, Ganguli 10 M, et al. 2005. Global
prevalence of dementia: a Delphi consensus study. Lancet, 366(9503), 21122117.
Di kalangan para lansia penurunan fungsi kognitif memberikan dampak yang
besar, dimana hal ini merupakan penyebab terbesar ketidakmampuan
melakukan aktivitas normal sehar-hari dan merupakan alasantersering terjadinya
ketergntungan pada lansia (reuser et al., 2010).
Weuve J, Kang J, Manson JE, Breteler MB, Ware JH, Grodstein F. Physical Activity, Including
Walking, and Cognitive Function in Older Women. JAMA. 2004;292(12):1454-1461.
doi:10.1001/jama.292.12.1454.

Wan He, Daniel Goodkind, and Paul Kowal U.S. Census Bureau, International
Population Reports, P95/16-1, An Aging World: 2015, U.S. Government Publishing
Office, Washington, DC, 2016.

Anda mungkin juga menyukai