Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini prospek
pengembangan produk tanaman obat semakin meningkat, hal ini sejalan dengan
perkembangan industri obat modern dan obat tradisional yang juga terus
meningkat. Kondisi ini turut dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang
semakin tinggi mengenai manfaat tanaman sebagai obat.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil tanaman obat yang
sangat potensial dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Menurut
Djauhariya dan Hernani (2004), keanekaragaman hayati Indonesia menempati
urutan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire. Kardono et al. (2003)
menambahkan di hutan tropika Indonesia tumbuh sekitar 25.000 30.000 spesies
tumbuhan berbunga dan diperkirakan sekitar 3.689 spesies diantaranya merupakan
tumbuhan obat. Hal ini merupakan suatu peluang yang sangat besar untuk
menghasilkan berbagai produk herbal medicine maupun health food. Namun
sampai saat ini baru sekitar 383 jenis tanaman obat yang sudah digunakan dalam
industri obat tradisional.
Permasalahan dalam pengembangan produk yang berasal dari tanaman pada
umumnya adalah sulitnya membudidayakan karena tidak mengetahui cara
budidayanya. Budidaya tanaman tidak selalu dapat langsung tumbuh dengan baik,
hal ini dapat disebabkan oleh teknik budidaya yang dilakukan, seperti media
tanam apa yang digunakan. Oleh karena itu untuk mengetahui factor
pertumbuhan tanaman obat yaitu cabai jamu dan vanili pada media tanam yang
berbeda dilakukan praktikum pembibitan ini.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan pembibitan tanaman cabe jamu dan vanili

secara vegetatif dengan stek.


Mengamati pertumbuhan stek cabe jamu yang berasal dari sulur tanah dan

sulur panjat.
Mengamati pertumbuhan vanili.

BAB II
METODE
2.1 Cabe Jamu
Siapkan polibag dan media tanam yaitu tanah, kompos, tanah-kompos

sesuai pembagiannya.
Siapkan 2 jenis sulur cabe jamu yaitu sulur tanah dan sulur panjat.
Potong masing-masing jenis sulur cabe jamu sepanjang 3 ruas sebagai

bahan tanam.
Sisakan daun pada masing-masing bahan tanam.
Tanam bahan stek dalam polibag yang telah diisi media.
Letakkkan polibag pada tempat yang teduh dan pelihara setiap hari.
Amati pertumbuhan bibit , meliputi: jumlah sulur yang hidup, panjang

sulur , jumlah daun (hari ke 1 s/d 21 hari, interval 5 hari).


2.2 Vanili
Siapkan polibag dan media tanam yaitu tanah, kompos, tanah-kompos

sesuai pembagiannya.
Siapkan sulur vanili sebagai bahan tanam .
Potong sulur vanili sepanjang 2 ruas sebagai bahan tanam.
Tanam bahan stek dalam polibag yang telah diisi media.
Letakkkan polibag pada tempat yang teduh dan pelihara setiap hari .
Amati pertumbuhan bibit , meliputi: jumlah sulur yang hidup, panjang
sulur , jumlah daun (hari ke 1 s/d 21 hari, interval 5 hari).

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Cabe Jamu
a

Jumlah Sulur yang hidup


Jenis Sulur

Media
Tanah
Kompos
Kompos+Tanah
b

1
1

1
-

Sulur Tanah
1
1
1
1
1

Jumlah Daun
Jenis Sulur

Media
Tanah
Kompos
Kompos+Tanah
c

Sulur Panjat
1
1
1
-

1
-

Sulur Panjat
-

Sulur Tanah
1
1
1
1
2
-

Panjang Sulur
Media
Tanah
Kompos
Kompos+Tanah

Jenis Sulur
Sulur Panjat (cm)
Sulur Tanah (cm)
0,3 0,5 0,5 0,6
5
4,5 4,5
2
5
-

3.1.2 Vanili
a

Jumlah Sulur yang hidup


Media
Tanah
Kompos
Kompos+Tanah

1
2
1

Pengamatan ke2
3
2
2
1
1

4
2
1

1
1
2
1

Pengamatan ke2
3
1
1
2
2
1
1

4
1
2
1

Jumlah Daun
Media
Tanah
Kompos
Kompos+Tanah

Panjang Sulur
Media
Tanah
Kompos
Kompos+Tanah

3.1.3

1
1
3 cm
5

Dokumentasi Tanaman
a. Cabe Jamu
Sulur

Tanah

tanah

Kompos

TanahKompos

Pengamatan ke2
3
1
1
3 cm
3 cm
5,3
6

4
1
3 cm
6

Sulur

Tanah

Panjat

Kompos

TanahKompos

b. Vanili

Tanah

Kompos

Tanah-Kompos

3.2 Pembahasan
Pada pembibitan cabe jamu dengan media tanah, kompos dan kompos-tanah
didapatkan hasil bahwa media kompos-tanah memiliki jumlah sulur yang hidup
sampai pada pengamatan ke empat paling banyak yaitu 1 untuk sulur tanah.
Sedangkan jumlah sulur yang hidup sampai pengamatan ke empat pada media
tanah terdapat pada sulur panjat. Untuk jumlah daun yang hidup terbaik terdapat
pada media tanah dengan sulur tanah dengan jumlah daun 1 dan hidup sampai
pengamatan ke empat. Pertumbuhan panjang sulur tercepat terdapat pada media

kompos-tanah untuk sulur tanah dengan panjang pada pengamtan ke satu sampai
ke empat yaitu 2cm, 5cm, meskipun pada minggu ke 3 dan ke 4 mati.
Menurut Simbolon (2008) fungsi media yang digunakan untuk menanam stek
harus mampu memegang stek agar tidak mudah goyah, memberikan kelembapan
yang cukup dan mengatur peredaran udara (aerasi). Ditambah juga oleh Ashari
(1995) media yang ideal harus mampu memberikan aerasi yang cukup,
mempunyai daya pegang air, drainase yangbaik serta bebas dari jamur dan bakteri
patogen. Seperti yang tertera pada literature bahwa media yang paling baik untuk
stek yaitu media yang dapat menyangga stek tetapi juga memiliki aerasi yang
baik. Media campuran tanah dan kompos terbukti menjadi media tanam yang baik
karena dapat menyangga stek agar tidak goyah dan memiliki aerasi yang baik.
Percobaan pembibitan ini sudah sesuai dengan literatur.
Pada pembibitan Vanili dilakukan dengan sulur Vanili sepanjang 2 ruas yang
mana telah diberi pestisida untuk menghindari serangan dari hama. Pengamatan
dilakukan selama kurang lebih 21 hari dengan interval dari pengamatan satu ke
pengamatan lainnya adalah 5 hari dan didapatkan hasil pengamatan sebanyak 4
kali.
Jumlah sulur yang hidup dari tanaman Vanili yang paling baik adalah Vanili
pada media tanah yang dicampur kompos. Sulur Vanili pada media tanam tanahkompos hidup dari pengamatan pertama hingga pengamatan terakhir. Sedangkan
Vanili pada media tanam tanah pada pengamatan pertama dan kedua belum
menunjukkan pertumbuhan dan pada pengamatan tiga dan empat mulai
menunjukkan ada pertumbuhan. Sedangkan Vanili pada media tanam kompos
sulur Vanili menujukkan adanya pertumbuhan pada pengamatan pertama setelah
itu pada pengamatan selanjutnya tanaman Vanili telah mati.
Jumlah daun pada tanaman Vanili yang paling banyak adalah tanaman Vanili
dengan media tanam tanah yang dicampur kompos. Pada tanaman Vanili dengan
media tanam tanah-kompos memiliki daun sebanyak satu sedangkan tanaman
Vanili pada media tanah dan media kompos tidak memiliki daun.
Panjang sulur dari tanaman Vanili yang memiliki sulur terpanjang adalah
Vanili dengan media tanam tanah dicampur kompos. Tanaman Vanili dengan
media tanah-kompos dari setiap pengamatan mengalami pertambahan panjang
sulur yaitu 1 cm pada pengamatan pertama, 1,5 cm pada pengamatan kedua, 2,3
cm pada pengamatan ketiga dan pada pengamatan terakhir panjang sulur adalah

3,8 cm. Sedangkan tanaman Vanili dengan media tanam tanah pada pengamatan
pertama dan kedua belum mengalami pertambahan sulur akan tetapi pada
pengamatn ketiga mulai menunjukkan adanya pertambhan sulur dengan panjang 1
cm dan pengamatan terakhir 1,5 cm. Sedangkan pada tanaman vanili dengan
media tanam kompos tidak menujukkan adanya pertambahan panjang sulur
dikarenakan tanaman mati.

DAFTAR PUSTAKA
Acquaah G. 2009. Horticulture: Principles and Practices. Edisi ke-4. Prentice
Hall. New Jersey.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press. Jakarta.
Hidayat. A, 1996. Teknik Bertanam dan Budidaya Panili. Surabaya: Karya Anda.
Januwati, M dan J.T. Yuhono. 2003. Budidaya Cabe Jawa (Piper retrofractum
Vahl.). Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Muhlisah, F. 2007. Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jakarta: Penebar Swadaya.
Simbolon, A.M. 2008. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Akar dan Media Tanam
Terhadap Keberhasilan dan Pertumbuhan Setek Kamboja Jepang (Adenium
obesum). [Skripsi]. Medan : Program Studi Agronomi, Universitas
Sumatera Utara.

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN AROMA
PEMBIBITAN VANILI DAN CABE JAMU

Disusun oleh :
Ferita Puspa Andriani
125040100111023
Rizky Dian Kartikawati
125040100111096
Lita Septiani
125040100111103
Rizky Fitria Septi
125040101111051

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Anda mungkin juga menyukai