Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Meskipun
Undang-Undang
Perlindungan
Konsumen
telah
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 PENGERTIAN dan FUNGSI IKLAN
Iklan merupakan sebuah sarana untuk mempromosikan, memperkenalkan
atau menawarkan suatu barang kepada para konsumen. Dengan iklan seorang
pelaku usaha dapat lebih mudah dalam mensosialisasikan produk usahanya
kepada konsumen, tanpa harus terjun langsung ke lapangan. Iklan juga sangat
bermanfaat bagi para konsumen (masyarakat luas) guna untuk mendapatkan
suatu barang atau jasa untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Namun dalam masalah periklanan juga harus diperhatikan
ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Hal itu dimaksudkan agar iklan-iklan
yang ada dapat bermanfaat bagi konsumen dan juga agar tidak mengelabui
ataupun menyesatkan para konsumen.
Fungsi Iklan :
1.
2.
Iklan melalui media televisi merupakan media favorit dan kerap kali
menjadi pilihan utama pelaku usaha. Iklan televisi mengambil peranan
penting dalam periklanan, diantaranya:
a. Iklan televisi berperan penting dalam membangun dan mengembangkan
citra positif bagi suatu perusahaan dan produk yang di hasilkan,
b. Membentuk opini publik yang positif terhadap perusahaan tersebut,
c. Mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap produk konsumsi dan
perusahaan yang memproduksinya,
d. Menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan masyarakat luas,
sehingga dapat membentuk pemahaman yang sama antara terhadap suatu
produk barang dan jasa yang di tawarkan kepada masyarakat luas.
Dalam kegiatan bisnis periklanan ada beberapa pihak dalam bisnis
periklanan, yaitu sebagai berikut:
1) Perusahaan periklanan (advertising),
2) Media periklanan (Media massa),
3) Pemasang iklan (Pengiklan),
4) Konsumen yaitu pemakai dan penikmat produk yang di iklankan,
5) Pemerintah selaku pengawas berjalannya aturan main (rule of the game)
yang baik dan jelas dalam bisnis periklanan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata menyesatkan
berasal dari kata sesat artinya salah jalan; tidak melalui jalan yang benar.
Namun apabila kata sesat ditambah awalan me- dan akhiran kan maka
ia akan berubah menjadi kata menyesatkan yang mengandung arti
membawa ke jalan yang salah; menyebabkan sesat (salah jalan).
karena
itu,
kita
harus
memperhitungkan
bahwa
dengan
b.
10
Berikut ini beberapa contoh iklan yang menipu, untuk aneka produk, di mana
materi iklan berbeda jauh dari kenyataan yang sebenarnya.
Gambar di atas adalah iklan mengenai produk kolam plastik, yang kebetulan
juga banyak beredar di Indonesia. Asyik ya melihat desainnya?
Kenyataannya? Silakan lihat produk yang sebenarnya pada gambar di bawah
ini. Jauh dari apa yang diiklankan.
11
ayam dengan saus teriyaki, tomat, dan selada yang begitu segar! Namun itu
hanya ada dalam iklan.
Aslinya? Berantakan dan lembek !!!
12
13
14
6. Tidak plagiat
Etika Pariwara Indonesia (Epi). Disepakati Organisasi Periklanan dan Media
Massa, 2005. Berikut ini kutipan beberapa etika periklanan yang terdapat
dalam kitab EPI.
1. Tata Krama Ragam Iklan
Ex: Iklan minuman keras maupun gerainya hanya boleh disiarkan di media
nonmassa; Iklan rokok tidak boleh dimuat pada media periklanan yang
sasaran utama khalayaknya berusia di bawah 17 tahun; dll.
2. Tata Krama Pemeran Iklan
Ex: Iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan-adegan
yang berbahaya ; Iklan tidak boleh melecehkan, mengeksploitasi,
mengobyekkan, atau mengornamenkan perempuansehingga memberi
kesan yang merendahkan kodrat, harkat, dan martabat mereka; dll.
3. Tata Krama Wahana Iklan
Ex: Iklan untuk berlangganan apa pun melalui SMS harus juga
mencantumkan cara untuk berhenti berlangganan secara jelas, mudah dan
cepat; Iklan-iklan rokok dan produk khusus dewasa hanya boleh disiarkan
mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat, dll.
Contoh iklan yang melanggar aturan, yaitu:
Iklan Mie sedap cup yang diperankan raditya dika. Karena dlm iklan
ini mie sedap Pengen gw pacarin. Seolah-olah mie sedap itu
manusia yang mengerti isi hati manusia sehingga mau dipacarin.
15
16
Lembaga penyiaran wajib menghormati nilai dan norma kesopanan dan kesusilaan
yang berlaku dalam masyarakat.
BAB XII
PROGRAM SIARAN BERMUATAN SEKSUAL
Pasal 16
Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau pembatasan
program siaran bermuatan seksual.
BAB XXIII
SIARAN IKLAN
Pasal 43
Lembaga penyiaran wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang periklanan dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.
17
(2) Program siaran wajib berhati-hati agar tidak merugikan dan menimbulkan
dampak negatif terhadap keberagaman norma kesopanan dan kesusilaan yang
dianut oleh masyarakat.
BAB XII
PELARANGAN DAN PEMBATASAN SEKSUALITAS
Bagian Pertama
Pelarangan Adegan Seksual
Pasal 18
Program siaran yang memuat adegan seksual dilarang:
h. mengeksploitasi dan/atau menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti:
paha, bokong, payudara, secara close up dan/atau medium shot;
BAB XXIII
SIARAN IKLAN
Pasal 58
(1) Program siaran iklan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.
(4) Program siaran iklan dilarang menayangkan:
18
Saat ini banyak sekali iklan di Indonesia yang melanggar etika periklanan,
iklan media cetak maupun elektronik. Nah ini salah satu contoh iklan yang
melanggar etika periklanan :
1. Iklan Provider XL
19
2.
ini ditemukan di jalan menuju keluar tol semanggi. Iklan ini melanggar,
Alasannya adalah karena memakai kata NO. 1, dalam Tata krama isi iklan,
kata NO.1 melanggar aturan bahasa .
3. Iklan televisi NANO-NANO NOUGAT versi Suster ngesot &
satpam
20
Iklan ini melanggar tata karma isi iklan rasa takut dan tahayul karena
ada sesosok makhluk gaib (suster ngesot) yang ngesot di sebuah ruangan
gelap,
serta
music
yang
menyeramkan
sebagai
backsound.
ini
21
4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya;
9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
Hak-hak konsumen yang dirumuskan dalam Pasal 4 UUPK merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, dalam setiap
transaksi Pasal 4 UUPK atau pengguaan suatu produk barang dan jasa
tertentua, pihak pelaku usaha harus menjamin semua hak tersebut terpenuhi.
Dari perspektif kepentingan konsumen, tahap-tahap dalam transaksi antara
pelaku usaha dan konsumen, maka hak yang paling penting adalah hak atas
informasi. Hak atas informasi ini penting, karena informasi yang diperoleh
menjadi dasar bagi konsumen untuk mengambil keputusan untuk melanjutkan
transaksi atau keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan suatu
produk barang dan jasa.
Dengan kata lain, hak atas informasi ini penting, karena hak ini menjadi
dasar bagi pelaksanaan hak-hak yang lainnya, misalnya hak untuk memilih
22
produk yang kemudian dilanjutkan dengan hak atas fair agreement. Tanpa
perlindungan atas hak informasi, konsumen akan menghadapi kesulitan dalam
menentukan hak-hak lainnya. Secara teoritis, informasi produk sebenarnya
tidak saja untuk kepentingan konsumen, tetapi juga untuk kepentingan
produsen sendiri, karena informasi tentang produk juga berfungsi sebagai
tanda atau pembeda antara produk yang satu dengan produk yang lainnya.
Artinya, produk yang dijual akan dicari konsumen karena pengetahuannya
tentang produk tersebut melalui berbagai sarana informasi . Pada akhirnya,
dari perspektif pelaku usaha, informasi yang disampaikan bersifat promotif,
atau menjadi bagian dari strategi promosi produk.
Dalam praktek hubungan antara produsen dan konsumen, iklan
merupakan salah satu instrumen promosi dan sumber informasi yang paling
digunakan oleh pelaku usaha. Suka atau tidak, iklan mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat baik secara positif maupun
negatif. Pengaruh positif iklan adalah memberikan informasi kepada
konsumen sehingga memudahkan konsumen memilih produk apa yang
digunakan.
Melalui informasi yang didapat dari iklan, konsumen dimudahkan untuk
mengetahui keunggulan suatu produk dibandingkan dengan produk yang lain
sehingga konsumen dapat mempertimbangkan dengan seksama sebelum
memutuskan untuk memilih. Pengaruh negatifnya adalah iklan dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang sebenarnya tidak
mereka butuhkan. Masyarakat yang sebenarnya tidak membutuhkan barang
dan/atau jasa tertentu terkadang dengan adanya iklan terpengaruh untuk
23
24
25
tidak ada atau sebaliknya, adanya zat tertentu dalam produk, tetapi tidak
disebutkan. Kedua, adalah pernyataan yang menyesatkan (mislead).
Istilah lain yang juga digunakan adalah deceptive (memperdayakan).
Kecuali dua kategori itu ditemukan istilah-istilah, yakni berupa puffery,
mock-ups, deceptive. Puffery adalah iklan yang menyatakan suatu produksi
secara berlebihan dengan menggunakan opini subjektif.
26
BAB IIII
PENUTUP
3
3.1 KESIMPULAN
Dalam penulisan ini dapat disimpulkan bahwa Dalam periklanan kita
tidak dapat lepas dari etika. Dimana di dalam iklan itu sendiri mencakup
pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis masyarakat Indonesia
tentang iklan yang dapat dipandang sebagai kasus etika periklanan. Sebuah
perusahaan harus memperhatikan etika dan estetika dalam sebuah iklan dan
terus memperhatikan hak-hak konsumen.
Berdasarkan uraian mengenai maslah periklanan dan etika bisnis, dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan yakni:
1. Hubungan antara etika dan periklanan sangat erat kaitannya dengan pola
kebiasaan masyarakat yang terpengaruh dari macam periklanan yang
disajikan.
2. Periklanan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang
atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (surat kabar atau
majalah) atau ditempat umum.
3. Periklanan dan Etika Bisnis merupakan penerapan prinsip-prinsip etika
yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu
kegiatan ekonomi dan bisnis, terutama yang diterapkan pada media
periklanan.
27
3.2 SARAN
Dalam penulisan ini penulis memberikan saran yaitu dalam bisnis
periklanan perlulah adanyakontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan
tersebut sehingga tidak merugikan konsumen. Sebuah perusahaan harus
memperhatikan kepentingan dan hakhak konsumen, dan tidak hanya
memikirkan keuntungan semata.
Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis
kemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut:
1. Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang
secara tegas mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan
2. Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan
yang maksimal tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar produk yang diiklankan.
3. Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai
ontrol sosial bagi pengiklanan produk-produk yang menyimpang bahkan
bila telah keluar dari jalur etika yang semestinya.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/isharyanto/hak-konsumen-terhadap-promosi-produkmelalui-iklan_552c5f9d6ea83449718b4654
https://simomot.com/2014/02/11/iklan-iklan-yang-menipu/
https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklandan-aslinya/
http://aniatih.blogspot.co.id/2014/05/periklanan-dan-etika-pengontrolan.html
http://www.iklansuaramerdeka.com/hak-konsumen-perlu-diperjuangkan/
http://nurulrohmawatissi.blogspot.co.id/2012/12/iklan-yang-menyesatkan-danmengelabuhi.html
http://wartakesehatan.com/50026/awas-iklan-makanan-sehat-dapat-mengelabuianda
http://habibwakit.blogspot.co.id/2013/12/iklan-yang-menyesatkan.html
http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31487-pelanggaraniklan-cat-kayu-dan-besi-avian-kpi-pusat-tegur-lima-stasiun-tv
http://stirapanut.blogspot.co.id/2014/01/etika-bisnis-iklan-yang-melanggaretika_9.html
29