dalam
membentuk
lingkungan
hidup
keseimbangan,
(Tandjung,
stabilitas,
2003).
dan
Sedangkan
abiotik meliputi unsur udara (iklim), tanah, dan air. Komponen biotik terdiri
atas unsur tanamanmaupun binatang.
Avertebrata
terestrial
utama
pada
ekosistem
sawah
adalah
Arthropoda, terutama terdiri dari serangga dan laba-laba yang secara luas
menghuni vegetasi dan permukaan tanah. Arthropoda terestrial tersebut
dapat dibedakan menjadi hama padi, musuh alami yang terbagi menjadi
predator dan parasitoid, serta organisme netral (bukan hama dan bukan
musuh alami). Dapat diketahui bahwa musuh alami yang berupa predator
dan parasitoid berperan membantu mengendalikan populasi serangga
hama yang menyerang tanaman budidaya. Dengan kata lain, musuh alami
berperan penting dalam pengendalian hayati (biological control), yaitu
penggunaan musuh alami, baik yang diintroduksikan atau dimanipulasi
untuk mengendalikan serangga hama (Smith dalam Jonhnson, 1987).
Setiap jenis hama secara alami dikendalikan oleh kompleks musuh
alami yang meliputi predator, parasitoid dan patogen hama. Dibandingkan
dengan penggunaan pestisida, penggunaan musuh alami bersifat alami,
efektif, murah, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan dan lingkungan hidup (Untung, 2006). Oleh karena itu, upaya
konservasi (pelestarian) harus dilakukan agar musuh alami dapat
berperan secara optimal dalam pengendalian hayati.
berinteraksi
dengan
komponen-komponen
lain
penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Jonshon, M.W. 1987. Biological Control of Pests. Hand Out Compilation of
1987 Spring Season Course. Honolulu Hawai: Departement of
Entomology University of Hawai at Manoa.
Maredia, K.M., Dakouo, D., and Motasanchez, D. 2003. Integrated pest
management in the global area.USA: CABI Publishing.
Tandjung, S.D. 2003. Ilmu lingkungan. Yogyakarta: Laboratorium Ekologi
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.