Anda di halaman 1dari 36

I

JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 Kitab Manajemen Bandwidth


Hak Cipta

2014 Pada Penulis

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan


sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun
mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya,
tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.
112014

ISBN

: 978-979-1090-94-0

Publisher
Jasakom

Android
Toko Mahal

Web Site
http://www.jasakom.com

Penulis
Rendra Towidjojo
rtowidjojo@gmail.com


Toko Online
http://www.TokoMahal.com
Penerbit dan Penerimaan Naskah
admin@jasakom.com

Ketentuan pidana pasal 72 UU No. 19 tahun 2002


1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000.00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

II
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3


Kitab Manajemen Bandwidth

Rendra Towidjojo
III
JASAKOM

Jika kamu sedang malas


mengajar, maka lebih
baik tulislah sebuah
buku
James Nurtanio
(medio Januari 2011)

IV
JASAKOM

An Acknowledge
Terima kasih untuk Allah, SWT atas semua Rahmat-Mu, Anugrah-Mu yang tak
ternilai.
Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua orang tua saya tercinta : dr.
Mochnie Towidjojo dan dr. Maryam Lupoyo. Terima kasih yang tak terhingga
untuk bidadari cantik saya, Nina Lintang yang selalu setia menemani, yang
selalu mengingatkan saya untuk tetap bertanggung jawab dengan mimpimimpi saya. Untuk adik saya dr. Vera Towidjojo dan ponakan-ponakan lucu
saya yang selalu datang mengganggu saat saya menulis.
Terima kasih untuk Kakanda Nurhayadi yang selalu memperjuangkan saya.
Kedua Maha Guru saya di KailiNetwork: Mr. Denny Kristna dan Mr. Daniel
Harold, beserta seluruh staff KailiNetwork. Guru CCNA saya di Bandung: Mr.
Taufik Muhammad, Mr. Yayat, Mr. Arief Budiman.
Para Admin IlmuJaringan(dot)Com sudah meramaikan group IJC kita : Pak
Roby, Bro Budy Tan, Bro Nizam, Bro Sarman Ozx, Bro Katiman Bayu, Bro
Nizam, Bro Adithya Erlangga. Pejuang-pejuang di IJC Labs yang tetap
semangat dan berkarya: Bro Adhi Fernandez, Bro Agran Tantu, Bro Wahyu.
Terima kasih juga untuk rekan-rekan online IJC yang selalu meramaikan group
IJC, mohon maaf saya tidak bisa menyebutkan satu per satu, tanpa kalian
groupnya nggak bakalan rame.
Terima kasih juga untuk rekan-rekan di The Blues: Yatrin (yang sudah menjadi
private editor saya), Wiwik, Herman, Aristo, Fitrah, Andy, Rizqy, Zikran, Eno dan
Sani. Ditunggu kepulangannya ke Gudang Peluru.
Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Mas Sto dan para Admin Jasakom
yang sudah bersedia menerbitkan buku ini, dan tentunya terima kasih bagi
Anda semua yang tetap setia menanti buku ini terbit.
The Blues Data Center

Palu, 8 September 2014 (16:41 WITA)

V
JASAKOM

Halaman ini sengaja dikosongkan

Belanja Online ?

www.TokoMahal.com

DAFTAR ISI
BAB 1
Konsep Dasar Quality of Service (QoS)
QoS Overview
Packet Switching Network
Service
QoS Component
The Queue
Queue Congestion
Tipe Queue
Metode Queue
First-In First-Out (FIFO)
Priority Queuing
Class Based Queuing
Fair Queuing
Random Early Drop (RED)
Stochastic Fairness Queuing (SFQ)
Hierarchical Token Bucket (HTB)
Queue pada RouterOS
Tipe Queue
Shaper vs Scheduler
Interface HTB 
Hardware Queue

1
2
5
7
10
11
13
14
15
16
17
18
20
20
21
22
24
25
27
29
31

BAB 2
Packet Flow Diagram
Memahami Packet Flow
Packet Melewati Router
Packet Menuju Router
Packet Dari Router
Diagram Packet Flow RouterOS v6 (Routing)
Diagram Packet Flow dalam 2 Way Communication

33
35
37
38
39
40
45

VII
JASAKOM

Simple Queue pada Diagram Packet Flow 


Queue Tree pada Diagram Packet Flow 
HTB Global pada Diagram Packet Flow
Marking Packet
Packet Flow Diagram RouterOS v5 (Routing)
Simple Queue pada Diagram Packet Flow
Queue Tree pada Diagram Packet Flow
HTB Global-In dan Global-Out Diagram Packet Flow
HTB Global-Total pada Diagram Packet Flow
Marking pada RouterOS v5
Kekurangan RouterOS v5
Case 1
Case 2
BAB 3
Packet Marking
Firewall Mangle
Pemilihan Chain
Prerouting
Forward
Postrouting
Input 
Output
Konfigurasi Marking Packet
action=mark-packet
action=mark-connection
Traffic Upload vs Traffic Download
Special Packet
Marking Berdasarkan Aplikasi (1)
Marking Berdasarkan Aplikasi (2)
Marking Berdasarkan Content
L7-Protocol
Bagaimana L7-Protocol Bekerja
L7-Protocol pada RouterOS
Firewall Mangle dan L7-Protocol
Kolaborasi Chain

VIII
JASAKOM

47
48
52
54
57
60
62
63
64
65
67
67
70
73
74
75
79
82
84
86
89
92
93
95
99
101
102
104
106
109
110
112
114
115

BAB 4
Simple Queue
Tentang Simple Queue 
HTB vs FIFO
Top to Bottom Rule
RouterOS v5 vs RouterOS v6
Konfigurasi Dasar
CIR (Committed Information Rate)
Priority
Skenario 1 (Leaf Queue dengan Priority yang sama)
Skenario 2 (Leaf Queue dengan Priority berbeda)
Burst
Konfigurasi Burst
Monitoring Burst
Burst vs Priority
Queue Size pada FIFO 
Best Practice
Skenario 1 (Limit Berdasarkan Interface)
Skenario 2 (Limit Berdasarkan dst-address)

119
120
121
123
125
128
131
138
140
142
144
145
148
151
154
160
160
162

BAB 5
Queue Tree
Tentang Queue Tree 
Konfigurasi Dasar
Skenario 1 (Flat)
Skenario 2 (Hirarki)
Distribusi Queue dan Priority
Skenario 1 
Skenario 2 
Skenario 3 
Best Practice
Skenario 1 (Queue Berdasarkan Tujuan) 
Skenario 2 (Queue Berdasarkan Bandwidth IIX dan IX)
Konfigurasi Marking Packet untuk Client-1
Konfigurasi Marking Packet untuk Client-2
Konfigurasi Marking Packet untuk Client-3
Konfigurasi Marking Packet untuk Client-4

169
170
173
173
176
179
183
185
188
192
192
198
200
201
202
203

IX
JASAKOM

Konfigurasi Queue Terhadap Packet Download IIX


Konfigurasi Queue Terhadap Packet Download IX
Konfigurasi Queue Terhadap Packet Upload IIX
Konfigurasi Queue Terhadap Packet Upload IX
Hasil Akhir Konfigurasi

204
206
207
208
209

BAB 6
Per Connection Queuing (PCQ)
Konsep PCQ
Algoritma PCQ
PCQ pada RouterOS
FIFO vs PCQ
Sub Stream
Alokasi Bandwidth pada Sub Stream
Rate pada Sub Stream
Membatasi Jumlah Sub Stream
Burst pada Sub Stream
IP Address sebagai Classifier
Membuat PCQ pada Queue Type
Menggunakan PCQ pada Simple Queue
Address Mask
Port sebagai Classifier
Koneksi Simultan
Destination Port sebagai Classifier
Source Port sebagai Classifier
Konfigurasi Port sebagai Classifier
Pengujian
Best Practice
Skenario 1 (Simple Queue + PCQ)
Skenario 2 (Queue Tree + PCQ)

211
212
212
214
217
219
219
221
225
226
228
230
232
233
237
237
239
241
241
243
244
245
247

BAB 7
QoS dengan Web Proxy
Internal Web Proxy
Diagram Packet Flow
Konfigurasi Marking Packet
Marking Packet untuk Cache HIT
Konfigurasi Queue (Queue Tree)

253
256
258
262
267
269

X
JASAKOM

External Web Proxy


Diagram Packet Flow
Konfigurasi Marking Packet
Konfigurasi Queue (Queue Tree)
Best Practice
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3

272
273
275
277
278
279
282
283

BAB 8
Transparent Bandwidth Manager
Tentang Bridging
Transparent vs Routed Bandwidth Manager
Packet Flow Diagram
Konfigurasi Dasar
Konfigurasi Bridge
IP Firewall
Marking Packet
Konfigurasi Queue Tree

289
290
291
294
298
299
300
301
302

BAB 9
Best Practice
Practice 1
Strategi Manajemen Bandwidth
Addressing
Struktur Queue
Konfigurasi Address List
Konfigurasi Marking Packet
Konfigurasi Queue Tree
Konfigurasi Qeueu Terhadap Cache HIT
Analisa Perhitungan
Practice 2
Konfigurasi L7 Protocol
Konfigurasi Marking Packet
Konfigurasi Queue Tree

305
305
306
307
307
309
310
311
312
313
316
317
318
320

XI
JASAKOM

Halaman ini sengaja dikosongkan

Belanja Online ?

www.TokoMahal.com

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos)

BAB 1
Konsep Dasar Quality of Service
(QoS)

Seperti yang sudah dijabarkan pada sinopsis buku


ini, bahwa keseluruhan buku MikroTik Kung Fu Kitab
3 ini akan membahas masalah Quality of Service,
khususnya manajemen bandwidth. Dan seperti bukubuku MikroTik Kung Fu Series sebelumnya yang lebih
menitikberatkan pada implementasi, buku ini pun tetap
mengedepankan implementasi manajemen bandwidth
dengan menggunakan Router MikroTik.
Namun melakukan implementasi
tanpa ada landasan teori yang
cukup, akan tetap membingungkan.
Mungkin untuk skenario jaringan
yang
sederhana
Anda
bisa
menyelesaikannya, namun manakala
skenario jaringan berubah, Anda
bisa saja tidak bisa melakukan
implementasi jika tidak memiliki
pegangan teori yang cukup.

Untuk memberikan pegangan teori


yang cukup, maka bab ini akan
memberikan
sedikit
gambaran
mengenai konsep dan teori yang
umum digunakan dalam melakukan
manajemen bandwidth.
Konsep yang dibahas juga hanya
merupakan konsep dasar. Karena
jika benar-benar ingin mendalami
mengenai konsep Quality of Service,
Anda akan menemukan teori-teori

1
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

yang jauh lebih mendalam dan rumit.


Tidak sekedar hanya klik-klak pada
menu Simple Queue maupun Queue
Tree.
Pada bab ini akan dibahas tentang
pengantar QoS itu sendiri, beserta
komponen-komponen QoS. Selain
itu akan dibahas tentang konsep
antrian (queue) packet pada Router
yang merupakan proses utama dalam
melakukan manajemen bandwidth.
Ada pembahasan tentang metodemetode dasar queue seperti FIFO,

Priority
Queuing,
Class
Based
Queuing maupun Tocket Bucket yang
merupakan metode utama yang
digunakan MikroTik RouterOS dalam
melakukan manajemen bandwidth.
Dengan pembahasan singkat tentang
konsep QoS dan bagaimana RouterOS
melakukan QoS, maka diharapkan
Anda tidak lagi memiliki pertanyaanpertanyaan
seperti,
Mengapa
konfigurasinya seperti ini? Adakah
konfigurasi lain? atau Apakah maksud
dari penggunaan parameter ini dan
parameter itu?

QoS Overview
Selain
harus
memperhitungkan
faktor kegagalan sistem, keamanan,
skalabilitas, network yang baik juga
harus memperhitungkan kualitas atau
jaminan terhadap layanan (service)
yang akan diberikan kepada pengguna
(user). Jika jaringan komputer yang
tidak mampu memberikan jaminan
layanan kepada user, maka sudah
dipastikan bahwa user di jaringan
tidak akan nyaman menggunakan
jaringan tersebut. Sehingga dalam
membangun suatu jaringan, sudah
harus memperhitungkan kualitas
layanan, atau bahasa kerennya Anda
harus memperhatikan Quality of
Service. Sangat disarankan untuk tidak
hanya membuat jaringan yang 100%
Connected, tapi juga harus 100%
Guarantee J.
Yang menjadi permasalahan dalam
memberikan
kualitas
layanan
adalah teknologi yang kita gunakan

2
JASAKOM

pada jaringan komputer saat ini.


Kita bersama tahu bahwa jaringan
komputer yang digunakan saat ini
adalah jaringan packet switching,
dimana data yang akan dikirim
dipecah-pecah
terlebih
dahulu
menjadi packet-packet yang lebih
kecil dan kemudian dikirimkan ke
komputer tujuan.
Karena menggunakan prinsip packet
switching tadi, maka packet-packet
tersebut dapat saja melewati path
( jalur) yang berbeda-beda untuk
sampai ditujuan. Jika ingin mendalami
lagi masalah packet switching,
mungkin Anda bisa mencari literatur
lain, karena selain packet switching
ada juga jaringan yang menggunakan
prinsip circuit switching. Sekali
lagi buku Kung Fu Series ini tidak
membahas
pendalaman
materi
tentang dasar-dasar jaringan tadi.

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

Dalam packet switched network,


packet-packet yang dikirimkan tidak
akan dijamin untuk sampai tepat waktu
di komputer tujuan. Selain itu, packetpacket tersebut kemungkinan akan
tiba tidak berurutan lagi sebagaimana
urutan-urutan yang sudah dibentuk
pada saat akan dikirimkan, ini bisa
terjadi karena masing-masing packet
bisa melewati jalan yang berbedabeda untuk sampai di tujuan. Bahkan
yang lebih parah lagi, dalam packet
switched network, bisa saja terjadi ada
packet-packet yang tidak sampai di
komputer tujuan.

Sebagai
ilustrasi,
pada
saat
mengirimkan foto ke teman Anda,
komputer akan memecah foto
tersebut menjadi 1.000 packet. Tidak
ada jaminan bahwa 1.000 packet
tersebut akan sampai di komputer
teman Anda.
Bisa saja terjadi hanya 990 packet yang
tiba dan ada 10 packet yang hilang.
Mudah-mudahan ini tidak terjadi
pada Anda, karena bisa saja teman
Anda menerima foto Anda yang tidak
memiliki mulut atau hidung, karena 10
packet yang hilang tersebut ternyata
merupakan mulut atau hidung Anda
J.

?
"Bisa saja teman Anda
menerima foto Anda yang
tidak memiliki mulut atau
hidung, karena 10 packet
yang hilang tersebut ternyata
merupakan mulut atau hidung
Anda"

Saya hanya bercanda, para pakar yang


menyusun protokol TCP/IP, sudah
memperhitungkan agar hal tersebut
tidak terjadi. Kalau pun mata atau
hidung Anda hilang, maka komputer
tujuan akan menunggu mata dan
hidung tersebut untuk ditampilkan
secara lengkap.
Pada kondisi inilah teman Anda
akan merasakan lambatnya akses
untuk membuka foto Anda, karena
komputernya
masih
menunggu

3
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

mata atau hidung yang tercecer tadi.


Jelaslah bahwa Quality of Service
sangat penting untuk menjamin agar
mata, hidung, telinga, mulut, rambut
Anda bisa tiba dengan selamat tanpa
kurang suatu apapunJ.
Selain itu, Quality of Service juga
diperlukan
untuk
menangani
congestion dalam jaringan. Congestion
(kejenuhan/penuh) adalah kondisi
dimana data yang akan dikirimkan
lebih besar dari kapasitas link (media)
jaringan yang tersedia. Congestion
ini umum terjadi jika bandwith yang
tersedia tidak cukup lagi untuk
mengalirkan packet-packet yang
dibutuhkan oleh user.
Dalam
jaringan
lokal
masalah
bandwidth tidak terlalu menjadi
masalah, karena bandwidth pada
jaringan
lokal
umumnya
akan
ditentukan oleh kapasitas perangkat
router, switch maupun kabel yang
digunakan. Dengan menggunakan
kabel UTP Cat5e dan perangkat
router/switch gigabit, maka akan
didapatkan bandwidth sampai 1.000
Mbps. Masalah bandwidth ini akan
menjadi rumit manakala berbicara
Internet, karena umumnya bandwidth
Internet ditentukan oleh kekuatan
dompet Anda. Dompet Anda kuat,
maka bandwidth Internet Anda akan
besar pula, sehingga congestion bisa
dihindari J.
Dari beberapa uraian di atas, bisa
ditarik kesimpulan bahwa akan sering
terjadi jumlah packet yang dikirim
akan lebih banyak dibandingkan
dengan kemampuan link untuk
menampung (menyalurkan) packet

4
JASAKOM

tersebut. Dengan kata lain, link yang


tersedia tidak mampu mengalirkan
jumlah packet yang banyak.
Untuk mencegahnya, maka packetpacket tersebut harus dibuatkan
antrian (queue), dan packet-packet
yang masuk dalam antrian tersebut
akan disimpan untuk sementara
waktu di dalam memori perangkat
jaringan (router maupun switch). Jika
link sudah memungkinkan untuk
digunakan kembali, maka packetpacket yang di-queue baru akan
dikirimkan ke komputer tujuan.
Melakukan queue juga bukan tidak
beresiko, dengan melakukan queue,
maka packet akan mengalami delay
(keterlambatan) karena ditahan untuk
sementara waktu di memori perangkat
jaringan. Selain itu juga, jika ternyata
memori perangkat Anda tidak
sanggup lagi menampung packetpacket tadi, maka antrian (queue)
akan penuh dan tentunya harus ada
packet-packet yang dibuang (drop).
Analogi yang sama bisa Anda gunakan
untuk memahami konsep antrian
(queue) ini. Jika pada pangkalan
minyak
tanah
hanya
memiliki
sedikit pelanggan, maka tidak perlu
dibuatkan antrian. Ini karena pemilik
pangkalan akan mampu memberikan
minyak tanah sesuai permintaan.
Jika tiba-tiba pelanggan minyak tanah
membludak, maka umumnya juragan
pemilik pangkalan minyak tanah
harus membuat antrian pelanggan.
Ini ditujukan untuk memberi jaminan
bahwa semua pelanggan akan
mendapatkan minyak tanah. Namun,

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

jika ternyata antrian benar-benar


membludak, pastilah ada pelanggan
yang tidak dapat dilayani, dan dapat

dipastikan bahwa pelanggan tersebut


akan berpindah ke pangkalan minyak
tanah yang lain.

Gambar 1.1 Router melakukan queue

Dari gambar di atas, terlihat sebuah


router yang memiliki 2 (dua) jenis
client. Client yang pertama merupakan
komputer biasa sedangkan client yang
kedua merupakan perangkat VoIP
(IP Phone). Komputer menghasilkan
traffic atau packet HTTP sedangkan IP
Phone menghasilkan packet VoIP.
Kedua packet tersebut akan masuk
ke dalam router, dan terlihat bahwa
router mengumpulkan kedua packet
tersebut ke dalam queue (antrian). Dari
antrian inilah kemudian Router tadi
memutuskan mana traffic yang lebih
didahulukan untuk keluar ke Internet.
Dan terlihat, bahwa setelah dilakukan
queue (antrian) maka traffic VoIP akan
lebih sering dikeluarkan dibandingkan

dengan traffic HTTP. Mungkin Anda


bertanya mengapa traffic VoIP lebih
sering diprioritaskan untuk dikirimkan
dibandingkan dengan traffic HTTP.
Traffic VoIP adalah traffic yang tidak
membutuhkan bandwidth yang besar,
namun packet-packet VoIP menuntut
untuk dikirimkan lebih sering. Ini
karena jika packet-packetnya sering
terputus atau sering diselipi dengan
packet-packet lain, maka pembicaraan
user di IP Phone akan terputus-putus
pula. Sedikit berbeda dengan traffic
HTTP yang tidak terlalu sensitif dengan
masalah kesinambungan packet,
toh hasil akhir yang akan tampil di
browser juga cenderung sempurna
walaupun sedikit lebih lambat.

Packet Switching Network


Synchronous network adalah jaringan
yang akan mengirimkan potonganpotongan data dengan durasi waktu
yang sama untuk setiap potongan.

Sehingga jaringan jenis ini tidak


akan menimbulkan lonjakan (burst)
data. Lonjakan data terkadang akan
mengakibatkan jaringan berada dalam

5
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

kondisi congestion. Pada jaringan jenis


ini, semua perangkat jaringan akan
melakukan clocking yang sinkron
pada saat akan mengirimkan data,
sehingga
perangkat-perangkatnya
tidak perlu lagi melakukan queue atau
buffer.

dengan IP Network. IP Network


merupakan asynchronous network
dan merupakan jaringan yang umum
digunakan untuk melewatkan traffic
data. Data traffic sifatnya burst,
dengan kata lain akan sering terjadi
lonjakan pada saat dikirimkan.

Karena tidak perlu lagi melakukan


queue dan potongan datanya akan
dikirimkan dengan timing yang
sinkron dan tepat, maka jaringan jenis
ini tidak bermasalah dengan Quality
of Service.

Contoh dari data traffic ini adalah


HTTP Traffic. Anda dapat melihat
gambar berikut yang memperlihatkan
traffic HTTP pada sebuah interface
Router MikroTik. Gambar tersebut
akan
memperlihatkan
bahwa
penggunaan bandwidth tidaklah
stabil atau tidak datar. Terkadang
pemakaian bandwidth-nya akan tinggi
atau melonjak (burst), terkadang pula
pemakaian bandwidthnya akan datardatar saja.

Jaringan komputer kita saat ini


menggunakan protokol TCP/IP baik
untuk jaringan lokal maupun Internet.
Karena menggunakan protokol TCP/
IP, maka baik jaringan lokal (LAN)
maupun Internet sering kita sebut

Gambar 1.2 Burst pada HTTP Traffic

6
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

Manakala burst sering terjadi, ini akan


membawa kondisi dimana kapasitas
link menjadi penuh, dengan kata
lain akan mengakibatkan congestion.
Disinilah pentingnya diterapkan QoS
pada asynchronous network seperti
IP Network kita ini. Dan umumnya
QoS akan diimplementasikan pada
link dengan kapasitas terendah di
antara dua komputer yang sedang
berkomunikasi.

QoS
juga
dibutuhkan
untuk
melakukan penanganan yang lebih
baik terhadap packet-packet data
khusus, seperti pada packet VoIP,
Radio Streaming maupun Video
Streaming. Sehingga secara umum,
QoS bertujuan untuk menjaga agar
layanan-layanan penting pada IP
Network tidak akan terganggu pada
saat terjadi congestion.

Service
Sebelum melakukan implementasi
QoS pada jaringan, sebaiknya perlu
mengetahui
jenis-jenis
layanan
(service) pada IP Network. Dengan
mengetahui
berbagai
service
tersebut diharapkan Anda memiliki
pengetahuan mana service yang
sangat krusial (penting) dan mana
service yang sebenarnya bisa saja
dikesampingkan pada saat terjadi
congestion tadi.
Adapun service-service yang ada pada
IP Network saat ini dapat dijabarkan
sebagai berikut.
Normal User Data, data jenis
ini dihasilkan oleh aplikasi yang
umum digunakan oleh user,
seperti traffic Web, Mail maupun
FTP. Traffic ini tidak terlalu
memerlukan penanganan khusus,
karena umumnya menggunakan
protocol TCP yang akan berusaha
mengirimkan kembali packetpacket yang tidak sampai pada
komputer tujuan.

Realtime, contoh dari layanan


real time ini adalah aplikasi voice,
seperti VoIP, maupun aplikasi
audio/video conference. Layanan
realtime memiliki karakteristik yang
sensitif terhadap jitter. Jika jitter
sering terjadi maka, percakapan
di VoIP maupun video conference
akan sering terputus. Tentunya ini
akan sangat mengganggu user
yang sedang berbicara langsung
(real time).
Streaming Applications, layanan
ini sebenarnya tidak terlalu berbeda
jauh dengan layanan real time
tadi. Contoh layanan ini seperti
Audio Streaming (Radio Streaming)
maupun Video Streaming (misalnya
surveillance camera). Layanan lebih
membutuhkan alokasi bandwidth
yang tetap dibandingkan layanan
real time tadi. Begitu pun dengan
jitter yang umumnya tidak
berpengaruh terlalu besar pada
streaming application ini.
Critical Data Application, layanan
ini sebenarnya merupakan layanan

7
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

data juga, namun menuntut tingkat


keakuratan pengiriman yang tinggi.
Sehingga layanan ini sedapat
mungkin jangan mengalami drop
packet sesering mungkin. Contoh
yang masuk dalam kategori ini
adalah transactional data, clustering
computing, proses sinkronisasi di
data center maupun multicast data
distribution.
Network Management, layanan
ini akan menghasilkan traffictraffic yang digunakan untuk
melakukan management jaringan
seperti SNMP, Syslog, SDEE,
HTTPS maupun SSH. Anda tinggal
menentukan apakah nantinya
akan memprioritaskan Network
Management pada saat akan
menerapkan QoS, ataupun
mengesampingkan sama sekali
proses management dalam
jaringan.
Network Control Traffic,
traffic ini akan dihasilkan oleh
protokol-protokol yang akan
mengendalikan jaringan. Protocolprotocol tersebut antara lain
routing protocol seperti RIP, OSPF,
BGP maupun protokol switching
seperti Bridge Protocol Data Unit
yang berguna pada saat jaringan
menerapkan STP maupun RSTP.
Traffic ini membutuhkan alokasi
bandwidth yang baik dan harus
dikirimkan sesegera mungkin,
jangan sampai mengalami
keterlambatan (delay) untuk
tiba di tujuan. Traffic ini tidak
selalu muncul, beberapa routing
protocol hanya akan mengirimkan
datanya pada durasi-durasi waktu

8
JASAKOM

tertentu. Sehingga pada saat akan


melakukan manajemen bandwidth,
Anda hanya perlu menyediakan
bandwidth cadangan untuk
diberikan kepada protokol-protokol
tersebut, mana kala mereka ingin
mengirimkan packet datanya.
Network Security Management,
traffic ini membutuhkan alokasi
bandwidth yang tetap (dedicated
bandwidth). Contoh dari Network
Security Management adalah SDEE
(Security Device Event Exchange),
RDEP (Remote Data Exchange
Protocol) maupun Syslog.
Scavenger, adalah traffic yang
dihasilkan oleh aplikasi-aplikasi
seperti Kazaa, E-Mule maupun
Skype. Aplikasi ini menuntut
pengiriman packet yang sebaik
mungkin namun sebenarnya
kecepatannya perlu dibatasi.
DoS-prone Service, traffic ini
sebenarnya adalah traffic biasa,
namun sangat berpotensi untuk
digunakan dalam penyerangan
(network attack) seperti Denial of
Service. Sehingga jika benar-benar
ingin memperhitungkan keamanan
jaringan, sangat perlu membatasi
traffic-traffic yang dapat
disalahgunakan untuk menyerang
jaringan.
Untuk saat ini, tidak perlu terlalu
memusingkan berbagai macam traffic
di atas. Traffic-traffic tersebut akan
muncul mana kala jaringan Anda
sudah masuk kategori enterprise
network. Di mana user, perangkat
maupun aplikasi yang digunakan
sangat bervariasi dan kompleks. Uraian

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

di atas hanya untuk memberitahukan


bahwa menerapkan QoS tidak hanya
sekedar batas membatasi bandwidth
browsing maupun batas membatasi
aktifitas download dari pengguna
jaringan. Banyak aspek-aspek lain
yang harusnya diperhitungkan pada
saat menerapkan QoS.
Dari uraian-uraian di atas bisa dilihat
ada beberapa aspek yang harus
dikendalikan pada saat melakukan
implementasi QoS seperti delay
maupun jitter tadi. Untuk lebih
lengkapnya aspek-aspek yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
Delay, kadang juga disebut dengan
latency, ini merupakan kondisi
tertundanya atau terlambatnya
packet data tiba di tujuan. Untuk
aplikasi seperti Web, delay tidak
akan memberikan pengaruh yang
terlalu besar. Namun untuk aplikasi
seperti VoIP, delay akan membuat
komunikasi IP Phone akan bergema
ataupun terputus-putus, cetar
membahana kata teman saya J.
Delay Variations, kadang delay
terjadi dengan periode waktu yang
tidak beraturan. Kadang delay-nya
kecil, terkadang delay-nya pun
besar. Kondisi ini sering disebut
dengan jitter dan akan membawa
pengaruh buruk terhadap
komunikasi real time, seperti VoIP
tadi.
Packet Loss, packet loss adalah
kondisi di mana packet yang
dikirimkan tidak sampai di tujuan.
Packet loss terjadi karena ada
beberapa packet yang terbuang

(drop). Bisa saja karena ukuran


queue yang kecil sehingga tidak
muat lagi dalam antrian, atau pun
kondisi link yang kurang baik.
Average Rate dan Burst Size,
aspek ini berbicara tentang berapa
alokasi bandwidth rata-rata yang
akan digunakan user maupun
aplikasi. Begitu juga dengan berapa
kemungkinan burst (lonjakan)
pemakaian bandwidth yang
kemungkinan akan terjadi.
Packet reordering, buruknya
konfigurasi queue akan
mengakibatkan packet-packet
yang dikirimkan ke tujuan akan
tiba dengan urutan yang tidak
beraturan. Packet reordering tidak
terlalu berpengaruh pada aplikasiaplikasi yang menggunakan
protocol TCP, karena TCP memiliki
kemampuan untuk mengurutkan
kembali paket yang diterima di
komputer tujuan sesuai dengan
urutan pada saat packet tersebut
dikirimkan.
Desynchronizing TCP Sessions,
komunikasi aplikasi-aplikasi yang
menggunakan TCP akan diawali
dengan proses sinkronisasi
(SYN). Kesalahan-kesalahan
implementasi QoS akan membuat
proses sinkronisasi tidak berjalan
dengan baik. Aspek ini juga
harus diperhatikan mana kala
akan menerapkan QoS pada
aplikasi yang menggunakan TCP.
Kondisinya akan berbeda dengan
aplikasi yang menggunakan
UDP (seperti VoIP), yang tidak
membutuhkan proses sinkronisasi
pada awal komunikasi.

9
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Qos Overview

Gambar 1.3. Delay

Gambar 1.4. Delay Variations (Jitter)

QoS Component
QoS juga memiliki beberapa bagian
penting atau komponen, yang akan
diperhitungkan dan digunakan pada
saat merancang maupun melakukan
implementasi. Komponen QoS itu
adalah sebagai berikut.
Signaling, beberapa perangkat
jaringan yang membuat koneksi
jaringan akan dikendalikan oleh
protocol khusus, umumnya adalah

10
JASAKOM

Resource Reservation Protocol


(RSVP).
Queuing, perangkat jaringan
seperti switch dan router akan
melakukan buffer, dengan kata
lain akan menyimpan packet yang
diterimanya untuk sementara
waktu, dibuatkan antrian untuk
kemudian diteruskan ke komputer
tujuan. Buffer packet ini tidak
hanya digunakan untuk mencegah

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | The Queue

burst, namun juga digunakan untuk


membuat skala prioritas terhadap
packet yang satu dengan yang
lainnya. Hasil akhir dari queuing
adalah memberikan alokasi
bandwidth secara adil (fair). Perlu
diingat, bahwa sebenarnya inti
pembahasan dari QoS adalah
masalah Queue. Ilmu QoS adalah
ilmu memainkan antrian (queue)
packet.
Classification, digunakan router
untuk mengenali berbagai jenis
flow packet (aliran packet), yang
kemudian akan dikelompokkan
berdasarkan jenis service-nya.
Marking, umumnya dilakukan
sesudah classification, marking
dilakukan dengan memberikan
label terhadap keseluruhan packet
yang mengalir, label ini akan
digunakan router sebagai panduan
untuk menerapkan perlakuan
khusus terhadap packet tersebut.
Integrated dan Differentiated
Service, dua jenis filosofi QoS
yang digunakan saat ini.

Traffic shaping, bertujuan untuk


membuat smooth (halus /rata)
traffic yang akan dikirimkan. Ini
dilakukan dengan menyimpan
burst pada buffer dalam rentang
waktu tertentu dan memastikan
data terkirim kembali secara
berkelanjutan dan tidak terputus.
Traffic shaping umumnya akan
menimbulkan delay.
Congestion Control, dilakukan
dengan mengurangi traffic yang
dikirimkan pada saat congestion
terjadi.
Admission Control, digunakan
pada network pada jaringan yang
memiliki user dan user tersebut
telah dikelompokkan pada class
yang berbeda-beda. Umumnya
user harus melakukan otentikasi
pada dedicated server untuk
mendapatkan QoS.
QoS Policy, perjanjian antara
provider dan customer, dimana
detail dari QoS yang diberikan akan
dijelaskan secara detail.

The Queue
Ada istilah dalam manajemen jaringan
yang mengatakan bahwa QoS itu
sebenarnya
adalah
permainan
queue. Ini karena jumlah traffic yang
akan dikirimkan umumnya lebih besar
dari pada kapasitas bandwidth yang
tersedia. Karena besar pasak dari pada
tiang tersebut maka harus dilakukan
antrian (queue) sehingga nantinya

setiap user tetap akan mendapatkan


alokasi traffic-nya masing-masing.
Namun Anda harus berhati-hati
pada saat akan membuat queue
tersebut. Queuing harus dijalankan
dalam rentang waktu yang sesingkat
mungkin, dan harus dapat menangani
lonjakan traffic (burst). Jika queuing
terjadi dalam durasi yang terlalu lama
maka akan ada traffic yang dibuang

11
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | The Queue

(drop). Untuk menghindari traffic


yang terbuang karena queue yang
penuh tadi, maka bisa dilakukan
dengan memperbesar ukuran queue.
Namun ini juga bisa menimbulkan
masalah baru. Queue yang besar akan
memungkinkan menampung lebih
banyak traffic. Karena lebih banyak
traffic yang tersimpan di queue maka
akan semakin lama traffic tersebut
tersimpan yang pada akhirnya akan
menghasilkan delay (keterlambatan).
Queuing digunakan untuk menyimpan
sejumlah traffic sebelum traffic
tersebut di proses dan dikirimkan ke
tujuan. Baik switch maupun router,
memiliki interface yang mampu

melakukan ingress (inbound) queue


maupun egress (outbound) queue.
Ingress queue akan menyimpan packet
untuk sementara waktu sebelum
packet tersebut diserahkan ke switch
atau CPU router untuk diproses
dan diteruskan ke interface yang
digunakan untuk mengirimkan packet
tersebut. Sedangkan egress queue
adalah queue yang menyimpan packet
untuk sementara waktu sebelum
packet tersebut dapat dikeluarkan
pada interface yang akan digunakan
untuk mengirimkan packet. Anda
dapat melihat dua gambar ilustrasi
berikut untuk membedakan ingress
queue maupun egress queue.

Gambar 1.5. Ingress Queue

Gambar 1.6 Egress Queue

12
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | The Queue

Queue Congestion
Queue pada switch dan router
sebenarnya rawan dan rentan terhadap
kondisi congestion. Congestion bisa
juga terjadi ketika rate dari ingress
traffic tadi lebih besar dari traffic yang
dapat diproses oleh switch atau CPU
pada router. Congestion juga terjadi
jika rate ingress traffic lebih besar dari
traffic yang bisa dikeluarkan pada
output interface. Ada beberapa faktor
yang akan menyebabkan terjadinya
congestion, antara lain :
Kecepatan (speed) pada input
interface lebih besar dari output
interface.
Kombinasi dari beberapa jenis
traffic yang masuk dari beberapa
input interface namun hanya
dikeluarkan pada satu output
interface.
Kemampuan yang rendah dari
switch dan CPU router untuk
memproses packet dan mengelola
tabel forwarding.
Mari sedikit kita melihat lebih jauh
tentang congestion dan gambaran
dasar bagaimana queue dapat
digunakan
untuk
menangani
congestion. Seperti sudah dijelaskan
sebelumnya, congestion akan terjadi
bila ada kondisi dimana traffic yang
akan disalurkan lebih besar dari
kapasitas link yang ada.
Secara default, interface pada
perangkat jaringan (router/switch)
akan melakukan queue dengan
membuat buffer. Buffer tersebut
akan diisi dengan packet-packet

yang ditahan untuk sementara waktu


tersebut (di-antri/di-queue). Namun
bila kapasitas buffer tersebut tidak
bisa lagi menampung packet lebih
banyak, atau dengan kata lain queuenya telah penuh, maka packet yang
baru tiba tidak akan lagi mampu
ditampung oleh buffer tersebut.
Ini menyebabkan packet yang baru
masuk tadi akan dibuang (drop).
Kondisi ini dalam dunia QoS dikenal
dengan istilah tail drop. Kondisi tail
drop terjadi jika diterapkan QoS
dengan prinsip packet mana yang
duluan datang, maka paket tersebut
yang
akan
diproses/dikirimkan
terlebih dahulu, bahasa keren dalam
dunia QoS adalah First-In First-Out
(FIFO).
Namun,
baik
router
maupun
switch yang menerapkan QoS akan
mempunyai cara untuk melakukan
queue yang lebih baik. Perangkatperangkat jaringan tersebut memiliki
mekanisme untuk melakukan queue
dan mekanisme untuk melayani
terlebih dahulu traffic yang memiliki
prioritas tinggi, dibandingkan traffic
yang memiliki prioritas rendah.
Untuk dapat menjalankan QoS yang
mampu membuat prioritas traffic
tersebut, router dan switch tidak
hanya mengandalkan First-In FirstOut tadi. Ada banyak metode queue
lainnya yang dapat menangani packet
dengan lebih baik dari pada sekedar
prinsip siapa duluan, dia dapat tadi.

13
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | The Queue

Sebagai contoh bagaimana QoS


menangani packet selama terjadinya
congestion, Anda dapat mempelajari
metode
queue
yang
disebut
Weighted Random Early Detection
(WRED). Metode ini akan lebih sering
membuang (drop) packet-packet

yang memiliki prioritas rendah selama


terjadi congestion. Dengan kata lain,
WRED akan berusaha untuk selalu
mengirimkan packet dengan prioritas
tinggi dibandingkan packet dengan
prioritas rendah tadi.

Tipe Queue
Perangkat jaringan seperti router dan
switch tentunya paling tidak memiliki
lebih dari satu interface. Dengan
adanya beberapa interface maka
perangkat jaringan tersebut tentunya
akan bekerja dengan menerima packet
dari satu input interface, memproses
packet tersebut, kemudian akan
berusaha mengirimkan/meneruskan
packet tersebut ke tujuan dengan cara
mengeluarkan packet tadi pada output
interface. Inilah yang menyebabkan
interface jaringan harus memiliki
kemampuan untuk melakukan ingress
queue dan egress queue.
Queue pada perangkat jaringan dapat
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
hardware queue dan software queue.
Software queue cenderung lebih
rumit, dan dapat diterapkan dengan
berbagai metode seperti First-In FirstOut, WRR, CBWFQ, LLQ, HTB dan lainlain.
Beberapa metode dasar yang ada pada
software queue akan dijabarkan lagi
pada pembahasan berikut. Sedangkan
hardware queue merupakan queue
yang lebih sederhana cara kerjanya
dengan hanya menggunakan metode
First-In First-Out. Software queue
dibutuhkan jika hardware queue

14
JASAKOM

ternyata sudah penuh dan tidak


mampu lagi menangani congestion.
Ukuran dari hardware queue akan
bergantung dari kapasitas bandwidth
dari interface tersebut. Meskipun
demikian,
beberapa
perangkat
jaringan memungkinkan Anda untuk
mengatur ukuran dari hardware
queue tersebut. Pengaturan hardware
queue terkadang perlu dilakukan
secara tepat, karena jika hardware
queue terlalu kecil, maka packet
akan selalu masuk ke dalam software
queue sehingga latency akan terjadi.
Sedangkan jika hardware queue terlalu
besar, maka tidak akan ada packet
yang masuk ke dalam software queue,
yang membawa potensi terjadinya
jitter.
Hardware queue juga dikenal sebagai
Transmit (TxQ) Queues, beberapa
perangkat dan vendor menggunakan
istilah TX-ring. Penggunaan istilah
transmit pada hardware queue
merujuk kepada tempat di mana
packet akan di-queue. Hardware
queue ditempatkan pada output
interface sesaat sebelum packet akan
dipersiapkan turun secara seri ke
media jaringan.

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

Gambar 1.7. Hardware Queue dan Software Queue

Metode Queue
Pada pembahasan sebelumnya, Anda
sudah mengetahui bahwa queue
dapat dibedakan menjadi hardware
queue dan software queue. Hardware
queue cenderung sederhana dengan
hanya menggunakan metode First-In
First-Out, siapa duluan dia menang,
siapa packet yang lebih dahulu
masuk maka packet itu pula yang
akan lebih dahulu keluar. First-In FirstOut merupakan salah satu metode
queue yang paling sederhana dan
merupakan metode default baik pada
hardware queue maupun software
queue.
Jika kita melihat lebih dalam tentang
software queue, maka akan didapati
berbagai macam metode queue yang
dapat digunakan. Dari metode yang
sederhana dan mudah dipahami
sampai dengan metode rumit yang
menguras otak jika Anda memikirkan
bagaimana metode-metode tersebut
melakukan antrian (queue) packet.
Beberapa metode queue merupakan
pengembangan dari metode queue
yang lain. Begitu juga pada saat
akan diterapkan di lapangan, ada
kalanya skenario jaringan hanya

menggunakan satu metode queue.


Namun ada kalanya beberapa queue
digunakan secara bersama-sama, baik
secara paralel maupun secara cascade
(satu queue bekerja setelah metode
queue yang lain menyelesaikan
pekerjaannya).
Tentunya akan menghabiskan seluruh
isi buku ini jika semua metode-metode
queue akan dibahas tuntas beserta
karakteristiknya. Namun sebagai
pedoman awal untuk melakukan klikklak manajemen bandwidth pada babbab selanjutnya, maka pada sub bab
ini akan dibahas mengenai beberapa
metode queue yang mendasar.
Adapun
metode-metode
queue
tersebut adalah sebagai berikut :
FIFO (First-In First-Out)
Priority Queuing
Class Based Queuing
Fair Queuing
Random Early Drop (RED)
Stochastic Fairness Queuing (SFQ)
Hierarchical Token Bucket (HTB)

15
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

First-In First-Out (FIFO)


Metode ini adalah metode yang
paling sederhana dan umumnya
merupakan metode default yang aktif
pada interface perangkat jaringan.
First-In First-Out atau FIFO ini
dijalankan dengan membuat buffer
yang sederhana untuk menampung
packet-packet yang masuk untuk
sementara waktu. Berikut karakteristik
dari metode FIFO ini :

Cepat dan sederhana karena tidak


melakukan classification
Merupakan solusi umum yang
banyak digunakan
Menggunakan satu buffer untuk
berbagai jenis packet
Congestion sulit diperkirakan
Memungkinkan terjadinya delay
yang lebih lama
Sering terjadi kondisi packet
dibuang (drop packet)

Gambar 1.8 FIFO dengan single ingress interface

Dari gambar di atas bahwa sebuah


router yang menerima 8 (delapan)
packet pada input interface input.
Packet tersebut akan diterima oleh
router dan memprosesnya sesuai
urutan packet mana yang lebih dahulu
masuk. Karena packet nomor 1 yang

lebih dulu masuk, maka packet inilah


yang juga lebih dahulu dikeluarkan
pada output interface.
Bagaimana jika ternyata input
interface-nya lebih dari satu? Seperti
pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.9. FIFO dengan multiple input interface

16
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

Pada gambar di atas terlihat bahwa


ada 2 flow (aliran) packet yang masuk
melalui dua input interface. Router
akan menggabungkan packet-packet
tersebut dengan multiplexer dan
kemudian memasukannya ke dalam
FIFO Queue. Anda bisa melihat bahwa
packet-packet dalam FIFO Queue
tersebut telah disusun berbaris secara
seri, bukan paralel.

Karena
berhubung
namanya
FIFO, maka queue-nya tentu akan
menempatkan packet nomor 1
sebagai packet terdepan, disusul oleh
packet nomor 2 dan seterusnya. Ini
dikarenakan packet nomor 1 yang
merupakan packet yang lebih dulu
masuk ke dalam router.

Metode lain yang sedikit lebih


bervariasi dari FIFO tadi adalah
Priority Queuing. Metode ini akan
membuat beberapa level priority
terhadap packet-packet yang
akan di-queue.
Level priority dilakukan pada
beberapa protocol maupun service
tertentu, misalnya saja UDP sebelum
TCP, yang artinya traffic yang
menggunakan protocol UDP akan
mendapat prioritas yang lebih tinggi
dari pada traffic yang menggunakan
protocol TCP. Atau pun berdasarkan
service,
misalnya
saja
aplikasi
Telnet akan mendapatkan prioritas
yang lebih tinggi (lebih dahulu)
dibandingkan dengan aplikasi HTTP.
Metode ini membutuhkan tambahan
output queue dan juga menerapkan
multiple FIFO. Packet-packet akan
dipisahkan
(classification)
dan

U
GF

N
KU

O
IKR

U
KK

TI

Priority Queuing

U
GF

OT

KR
MI

-M

kemudian
akan dimasukkan
ke dalam multiple
TIK
O
FIFO tadi. Yang perlu
R
K
diperhatikan pada metode
MI
ini
adalah
classification
dilakukan dengan memisahkan
packet dan bukan memisahkan aliran
packet (flow). Terdengar rumit, karena
mulai sekarang Anda harus bisa
memisahkan rujukan kata packet
dan rujukan aliran packet atau packet
flow.
Dijelaskan
sebelumnya
bahwa
Metode Priority Queuing akan
melakukan
classification
packet.
Pekerjaan classification ini tentu
membutuhkan waktu, karena router
harus bisa membedakan mana packet
yang memiliki prioritas tinggi dan
mana packet dengan prioritas rendah.

17
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

Gambar 1.10. Priority Queuing

Dari gambar di atas, Anda dapat


melihat bahwa router melakukan
classification packet. Packet-packet
yang masuk dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu packet dengan prioritas
tinggi (Hi) dan packet dengan
prioritas rendah (Lo). Packet tersebut
dimasukkan ke dalam buffer untuk
kemudian akan dikirimkan secara seri
lagi. Karena metode yang digunakan
adalah Priority Queuing, maka packet
Hi akan selalu diutamakan untuk

dikirimkan. Ini akan menjadi masalah


jika ternyata packet Hi selalu ada.
Jika ternyata packet Hi selalu ada,
maka packet Lo (packet dengan
prioritas rendah) tidak akan diproses.
Kondisi ini akan mengakibatkan
delay yang besar bagi packet Lo, jika
ternyata packet Hi tadi selalu hadir.
Bahkan kondisi terburuk yang akan
terjadi adalah dibuangnya packet Lo
jika packet Hi selalu ada dan buffer
queue ternyata penuh.

Class Based Queuing


Pada metode Priority Queuing
sebelumnya, packet dengan prioritas
rendah tidak akan diproses selama
packet dengan prioritas tinggi
masih ada. Ini membuat metode
tersebut tidak adil karena user
yang menjalankan aplikasi yang
menggunakan packet-packet dengan
prioritas rendah tidak akan terlayani.
Untuk menutupi kekurangan tersebut,
maka disusunlah metode Class Based
Queuing.

18
JASAKOM

Jika Priority Queuing akan


selalu memproses queue
dengan prioritas tinggi,
maka CBQ akan memproses
keseluruhan queue (termasuk
queue dengan prioritas
rendah) dengan cara round
robin.

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

Class Based Queuing (CBQ) juga


akan melakukan classification packet
untuk menentukan mana packet
dengan prioritas tinggi dan mana
packet dengan prioritas rendah,
sama seperti pada Priority Queuing
tadi. Perbedaannya terletak kepada
bagaimana CBQ memproses packetpacket yang sudah di-classification
tadi.
Jika Priority Queuing akan selalu
memproses queue dengan prioritas
tinggi, maka CBQ akan memproses
keseluruhan queue (termasuk queue
dengan prioritas rendah) dengan cara
round robin.
CBQ akan selalu berusaha memproses
dan mengirimkan packet dari setiap

queue. Baik queue dengan prioritas


tinggi yang tentunya berisi packetpacket dengan prioritas tinggi, begitu
pula dengan queue dengan prioritas
rendah yang berisi packet-packet
dengan prioritas rendah. Packetpacket dengan prioritas tinggi akan
lebih sering dikirimkan dibanding
dengan packet-packet yang memiliki
prioritas yang lebih rendah. Keduanya
akan dikirimkan dengan cara round
robin (acak).
Tentu terlihat perbedaan dengan
Priority Queuing tadi, di mana packet
dengan prioritas rendah tidak akan
dikirimkan selama packet dengan
prioritas tinggi masih ada.

Gambar 1.11. Class Based Queuing

Namun
CBQ
masih
memiliki
kelemahan, metode queuing ini
melakukan classification berdasarkan
packet. Metode ini tidak pernah
memperhatikan session komunikasi
yang terjadi antara komputer pengirim
dan penerima. CBQ akan melakukan
queuing dengan memproses packet by
packet. Jika ternyata ada satu aplikasi
yang dijalankan user dan ternyata

aplikasi tersebut menghasilkan traffic


yang besar, maka akan berdampak
pada user yang lain.
Misalnya saja dalam jaringan, sudah
ditentukan bahwa traffic HTTP
merupakan packet dengan prioritas
tinggi. Dan pada jaringan tersebut
terdapat 2 (dua) user yang akan
menggunakan aplikasi HTTP tersebut.

19
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

Jika ternyata diantara kedua user


tersebut ada salah satu user yang
menghasilkan traffic HTTP yang lebih
besar, maka user yang menghasilkan
traffic HTTP yang lebih kecil tidak
akan terlayani oleh CBQ. Dengan
kata lain, jika ada beberapa user yang
menghasilkan traffic dengan priority
yang sama, maka akan ada user-user
yang tidak akan mendapatkan alokasi
traffic yang sama.
Dari penjelasan di atas, terlihat
bahwa CBQ tidak dapat berlaku

adil kepada user-user yang sedang


berada di priority yang sama. Ini
karena CBQ memproses metode
queue-nya secara packet by packet.
CBQ tidak memperhatikan flow
(aliran packet) atau session yang
terjadi antara komputer yang sedang
berkomunikasi.
Untuk
menutupi
kelemahan CBQ, maka harus ada
metode queue yang melakukan
proses queue dengan menjalankan
round robin terhadap flow packet,
bukan round robin terhadap packet
saja.

Fair Queuing
Untuk menutupi kekurangan CBQ yang
hanya melakukan proses classification
packet by packet, maka Fair Queuing
akan melakukan classification dan
pemisahan traffic berdasarkan flow
(aliran packet). Flow itu sendiri
merupakan kumpulan packet yang
berasal dari satu komunikasi (session)
yang sama, flow dapat diidentifikasi

berdasarkan informasi socket


Address dan Port Number).

(IP

Setelah
melakukan
classification
berdasarkan
flow
tadi,
maka
selanjutnya Fair Queuing akan
memproses queue secara round robin
pula. Jika CBQ melakukan round robin
terhadap packet, maka Fair Queuing
melakukan round robin terhadap
aliran packet (flow).

Random Early Drop (RED)


Metode queue ini digunakan untuk
mencegah terjadinya congestion. RED
bisa mencegah terjadinya congestion
dengan mengendalikan ukuran ratarata dari queue yang dibuatnya. RED
memiliki 2 (dua) parameter batas
(ambang)
untuk
mengendalikan
ukuran queue tersebut.

20
JASAKOM

Kedua parameter tersebut adalah


minimum threshold dan maximum
threshold. Jika ternyata ukuran
rata-rata dari queue lebih kecil dari
minimum threshold maka tidak akan
ada packet yang dibuang (drop).
Namun jika ternyata ukuran ratarata queue lebih besar dari maximum
threshold, maka packet-packet yang

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

baru masuk ke dalam perangkat


jaringan tersebut akan dibuang.
Bagaimana jika ternyata ukuran ratarata queue tersebut berada di antara
minimum threshold dan maximum
threshold? Jika kondisi ini yang
terjadi, maka sebenarnya RED mulai
mendeteksi kemungkinan adanya
congestion. Pada situasi ini RED akan
mulai membuang packet secara acak
(random) dengan menggunakan
rumus-rumus probabilitas tertentu.
Anda dapat mempelajari rumus
probabilitas lanjutan jika benar-benar
ingin mendalami konsep tentang QoS.
Dari sedikit penjelasan di atas, terlihat
bahwa RED sanggup mendeteksi
lebih awal kondisi jaringan yang akan
mengalami congestion. Itulah yang
menyebabkan adanya istilah Early
pada metode ini.

Karena akan membuang packet jika


jaringan akan mengalami congestion
(atau pada saat congestion), maka
RED akan berjalan dengan baik
pada jaringan yang menggunakan
protocol TCP. Protocol TCP tentunya
akan
memerintahkan
komputer
pengirim untuk mengirimkan kembali
packet yang dibuang oleh RED tadi.
Ini merupakan kelebihan protocol
TCP yang dilengkapi dengan fitur
retransmit.
Akan berbeda kondisinya jika RED
beraksi terhadap aplikasi yang
menggunakan protocol UDP. Protocol
UDP tidak memiliki fitur re-transmit,
sehingga packet yang dibuang oleh
RED tidak akan dikirimkan kembali.
Dengan kata lain, RED tidak akan
bersahabat dengan UDP.

Stochastic Fairness Queuing (SFQ)


Metode Queue ini digunakan untuk
menyeimbangkan traffic atau packet
flow. Packet flow yang masuk akan
dikelompokkan ke dalam beberapa

sub queue dengan menggunakan


hashing algoritma. Anda dapat
melihat gambaran berikut untuk
melihat bagaimana SFQ bekerja.

Gambar 1.12. Stochastic Fairness Queuing


(sumber www.mikrotik.com)

21
JASAKOM

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

Dari gambar di atas, terlihat adanya


sekumpulan packet yang masuk ke
dalam router yang menjalankan SFQ.
Sekumpulan packet tersebut akan
di kelompokkan (classification) ke
dalam beberapa sub queue dengan
menggunakan hashing algorithm.
Sub queue atau sub stream yang
dibentuk oleh SFQ tadi menggunakan
metode FIFO untuk memproses flow
yang sudah masuk tadi. Setelah
packet-packet tadi masuk ke dalam
sub queue, tibalah saatnya traffic
tersebut akan dikeluarkan melalui
output interface. Untuk mengeluarkan
packet-packet yang ada dalam sub
qeueu tadi, SFQ menggunakan
algoritma round robin lagi untuk
menentukan packet mana yang keluar
dan mana yang masih harus ditahan
di dalam sub queue.

SFQ sebenarnya tidak terlalu baik


menyediakan queue untuk setiap flow,
SFQ masih menggunakan algoritma
hashing untuk mengarahkan packet ke
dalam jumlah sub queue. Perlu diingat
juga bahwa SFQ hanya menyediakan
1024 sub queue untuk ditempati oleh
packet yang diterimanya.

"
SFQ sebenarnya tidak terlalu
baik menyediakan queue
untuk setiap flow, SFQ masih
menggunakan algoritma
hashing untuk mengarahkan
packet ke dalam jumlah sub
queue.
"

Hierarchical Token Bucket (HTB)


Metode ini merupakan metode utama
yang digunakan Router MikroTik
untuk
melakukan
manajemen
bandwidth. Queue yang dibuat oleh
RouterOS akan disusun berdasarkan
prinsip Hierarchical Token Bucket
(HTB).
Walaupun merupakan metode queue
utama di dalam RouterOS, namun
pada buku ini, konsep HTB hanya
akan dijabarkan secara garis besar
saja. Tentunya akan menghabiskan
puluhan bahkan ratusan halaman
jika kita ingin mengulik lebih detail

22
JASAKOM

seperti apa itu HTB dan bagaimana


HTB bekerja menangani paket.
Sebelum melihat bagaimana HTB
menangani packet, maka Anda
sebaiknya sedikit mengerti bagaimana
prinsip HTB itu sendiri. Mengapa
sampai ada kata-kata Token (yang
bisa diartikan sebagai coin) maupun
kata-kata Bucket (ember) dalam
metode tersebut.
Mari kita perhatikan prinsip Leaky
Bucket terlebih dahulu, sebelum
melangkah jauh menuju Token Bucket.
Leaky Bucket bisa diartikan sebagai

MikroTik Kung Fu : Kitab 3 : Kitab Manajemen Bandwidth


Bab 1 Konsep Dasar Quality Of Service (qos) | Metode Queue

ember bocor, dan prinsip ember


bocor inilah yang digunakan untuk
menangani packet maupun burst

yang mungkin terjadi dalam jaringan.


Anda dapat melihat ilustrasi Leakey
Bucket seperti gambar berikut ini.

Gambar 1.13. Leaky Bucket

Dari gambar di atas, Anda dapat


melihat ada sebuah ember yang
digunakan
untuk
menampung
packet. Ember tersebut adalah ember
bocor sehingga setiap detiknya ada
sejumlah packet yang keluar melewati
lubang di bawah ember tersebut.
Ember tersebut berusaha untuk
mengirimkan sejumlah packet ke
jaringan, dan jumlah packet tersebut
adalah tetap.
Dengan ukuran lubang ember yang
bocor tersebut tetap, maka jumlah
packet yang dikirimkan akan tetap
pula dalam selang waktu tertentu.
Dengan cara seperti ini, maka burst
(lonjakan packet) di dalam jaringan
dapat diatur dan dikendalikan. Burst
akan dapat ditekan sehingga traffic
dapat dikirimkan dengan kecepatan
yang tetap. Prinsip FIFO masih berlaku
di dalam metode Leaky Bucket ini,
sehingga packet yang duluan masuk
ke dalam ember akan lebih dulu
keluar dari ember tadi.

Ngantri aja kok rumit


amat...

Bagaimana dengan Hierarchical Token


Bucket (HTB). Pada HTB terdapat
Token yang akan dimasukkan ke
dalam Bucket, dan Token tersebut
digunakan untuk mewakili Byte data.
Anda dapat melihat ilustrasi HTB pada
gambar berikut ini.

23
JASAKOM

Anda mungkin juga menyukai