Oleh :
INDRAWAN
F.12.055
Oleh :
INDRAWAN
F.12.055
Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Akademi Farmasi Bina Husada Kendari untuk kepentingan
akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat
dengan sebenarnya.
INDRAWAN
F.12.055
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Judul KTI
Nama
: Indrawan
NIM
: F.12.055
Menyetujui :
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Farmasi
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini telah dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah dihadapan tim
penguji pada tanggal 13 Agustus 2015 sesuai dengan SK direktur Akademi
Farmasi Bina Husada Kendari Nomor 749/AKFAR-BINHUS/ VII /2015.
Tim Penguji
(.....................................)
(......................................)
3. Ervianingsih, S.Farm.,M.Si.,Apt
(......................................)
(......................................)
(......................................)
Mengetahui :
Direktur
Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
KATA PENGANTAR
vi
1. Bapak H.K. Ones Balaka, SKM selaku Ketua Yayasan Bina Husada Kendari.
2. Bapak Muh. Syaiful Saehu.,ST.,M.Si selaku Direktur Akademi Farmasi Bina
Husada Kendari.
3. Bapak Muh. Ilyas Yusuf, S.Farm.,M.Immun.,Apt selaku wakil direktur I, Ibu
Hasnawati,S.Si.,M.Sc
selaku
wakil
direktur
II
dan
Ibu
Nirwati
Chandra
Kurniawan,
Imam
Hidayat,
Hermawan,
Penulis
vii
INTISARI
INDRAWAN Formulasi Sediaan Masker Gel Menggunakan Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava. L) di bawah bimbingan Muh. Syaiful Saehu dan
Musdalipah.
Masker merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan
kulit wajah yang digunakan untuk mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel
tanduk, menghaluskan dan mencerahkan kulit. Penggunaan antioksidan dalam
formulasi masker merupakan salah satu solusi untuk menghindari penggunaan
bahan sintetik yang berbahaya. Salah satu tumbuhan Indonesia yang memiliki
potensi untuk menghasilkan zat antioksidan alami adalah daun jambu biji yang
mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan masker
gel ekstrak daun jambu biji sebagai antioksidan.
Penelitian dilakukan secara eksperimen, sampel diekstraksi dengan cara
dimaserasi selama 3x24 jam dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak
kemudian dipekatkan pada suhu 400C dengan tekanan 100 atm. Ekstrak kental
yang diperoleh digunakan pada konsentrasi 0,02% dengan variasi HPMC sebagai
gelling agent pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat dibuat
sebagai sediaan masker gel dan memnuhi evaluasi fisik sediaan. Hasil uji
organoleptik menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat cukup stabil, homogen, pH
berkisar antara 6-7, dan sediaan tidak menimbulkan iritasi. Dengan demikian
formulasi sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji
homogenitas dan uji iritasi.
viii
ABSTRACT
INDRAWAN "Formulation Using Extract Preparations Gel Mask Guava Leaves
(Psidium guajava. L)" Under supervisor by Mr. Muh. Syaiful Saehu And Mrs.
Musdalipah as co supervisor.
Masker a cosmetic its using for treatment skin face it using for fastly skin,
liftly horns cells, smoothly and brightly the skin. The use of natural antioksidan in
mask formulation is a solution to avoid the use of harmful synthetic. Indonesia is
one of the plants has the potential to produce natural antioxidants are guava leaves
containing flavonoid. This study aims to make preparation gel mask extract guava
leaves as antioxidants.
Research conducted experiments, the samples extracted by macerated for
3x24 hours with 70% ethanol. Extracts then thick at a temperature of 400C with a
pressure of 100 atm. Viscous extract obtained was used at a concentration of
0,02% with variation of HPMC as gelling agent at a concentration of 5%, 10%
and 15%.
Result of research showing that extract of guava leaves can made one
preparation gel mask and fill the evaluation preparations physical. Result of
testing showing that the preparations are made fairly stable, homogeneous, pH
ranged from 6 - 7, and the preparations not arised irritation.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ...............................................................
ii
iii
iv
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
vi
INTISARI ..................................................................................................
viii
ABSTRACT ...............................................................................................
ix
xii
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 1
B. Rumusan Masalah. 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian. 4
E. Hipotesis. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Jambu Biji ..... 5
B. Uraian Kosmetik.... 9
C. Uraian Masker.... 12
D. Kulit ... 15
x
17
F. Ekstraksi.......................................................................................... 18
G. Evaluasi Sediaan Gel ...................................................................... 20
H. Formulasi Sediaan Masker... 21
I. Uraian bahan .... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian... 25
C. Populasi dan Sampel.. 25
D. Variabel Penelitian..... 25
E. Definisi Operasional... 25
F. Kerangka Konseptual......... 26
G. Alat dan Bahan Penelitian . 27
H. Prosedur Penelitian ...... 28
I. Diagram Alir.. 31
J. Analis Data. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil..
33
B. Pembahasan ..
36
40
B. Saran.
40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
21
1.2
Modifikasi Formula..
22
33
34
34
3.4
35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
43
2.
Dokumentasi Penelitian......................................................................
45
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar badan), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi agar tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifa, 2007).
Salah satu kosmetik yang banyak diminati saat ini adalah sediaan
masker. Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang
digunakan untuk mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel tanduk,
menghaluskan dan mencerahkan kulit (Irawati dan Sulandjari, 2013).
Kulit wajah yang halus, lembut dan sehat tentunya menjadi dambaan
bagi setiap wanita. Bahkan tak jarang ada sebagian kaum adam yang ingin
memiliki kulit wajah yang sehat dan bersih. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya produk-produk masker di pasaran. Produk-produk tersebut bukan
hanya untuk wanita saja tetapi juga ditujukan untuk pria. Namun, sayangnya
produk masker yang beredar di pasaran tidak semuanya aman digunakan.
Terkadang didalam masker tersebut terkandung bahan-bahan atau zat-zat
kimia berbahaya yang justru tidak aman untuk kulit wajah. Akibatnya, bukan
kulit sehat yang didapat tapi justru penyakit yang datang.
1
yang
yang dapat
meningkatkan kualitas tekstur kulit. Daun jambu biji yang selama ini
digunakan orang-orang untuk obat diare ternyata juga memiliki manfaat yang
baik untuk kulit. Menurut penelitian indriani (2006) bahwa daun jambu biji
memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh kita di antaranya anti
inflamasi, anti metagenik, anti mikroba dan analgesic. Selain itu, didalam
daun jambu biji juga terkandung senyawa-senyawa kimia seperti, polifenol,
karoten, flavonoid, dan tannin yang memiliki antioksidan yang berkhasiat
untuk mengobati beberapa penyakit.
Ekstrak daun jambu biji memiliki potensi antioksidan setelah
diekstraksi dengan etanol 70% secara maserasi, dan mempunyai faktor
protektif yang mendekati tokoferol yaitu sebesar 1,10 sedangkan tokoferol
sebesar 1,16. Ekstrak daun jambu biji dapat menghambat oksidasi lipida
terhadap kontrol yang tidak diberi antioksidan (indriani, 2006).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan kepada penulis cara pembuatan masker gel
menggunakan ekstrak daun jambu biji.
2. Memberikan terobosan baru kepada industri atau ilmu pengetahuan
tentang pemanfaatan daun jambu biji sebagai antioksidan alami.
3. Sebagai sumber pustaka kepada peneliti lain mengenai pemanfaatan daun
jambu biji dalam pembuatan sediaan masker gel.
E. Hipotesis
Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai antioksidan dalam
formulasi sediaan masker gel yang memenuhi standar evaluasi fisik sediaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
subkingdom
: Tracheobionta
divisi
: Spermatophyta
sub divisi
: Magnoliophyta
kelas
: Magnoliopsida
Sub kelas
: Rosidae
Ordo
: Myrtales
Family
: Myrtaceae
Genus
: Psidium
Spesies
: Psidium guajava L.
2. Sinonim
Nama lain dari daun jambu biji adalah : P.aromaticum Blanco,
P.pomiferum L., P.pyriferum L.
3. Nama Daerah
Tanaman jambu biji mempunyai beberapa nama daerah antara lain :
Sumatera : glima breueh (Aceh), glimeu beru (Gayo), galiman (Batak Karo),
masiambu (Nias), biawas, jambu biawas, jambu biji, jambu batu, dan jambu
5
pangkal membulat, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing (acutus),
panjang 6-14 cm dengan lebar 3-6 cm. Permukaan daun berkerut
(rugosus) Warna daun muda berbulu abu-abu setelah tua berwarna merah
keunguan. Pertulangan daun menyirip (penninervis) dan berwarna hijau
kekuningan.
2. Akar
Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria),
akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang
bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Psidium guajava
memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk
kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar
kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga
dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
3. Bunga
Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri
1 sampai 3 bunga. Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga
banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak
dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota
bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari
pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti
halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Tabung kelopak
berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak
rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit sekali
diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan
menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 taju yang tidak
sama, bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam,
dengan 1-8 bakal biji tiap ruang.
4. Buah
Buni bundar, berbiji banyak. Termasuk buah sejati tunggal yang
berdaging. Lapisan luar tipis agak menjangat atau kaku dan lapisan
dalam yang tebal, lunak dan berair. Biji bijinya terdapat bebas dalam
bagian yang lunak itu. Kalau masak daging buah berwarna kemerahan.
10
penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi dan memlihara
tubuh pada kondisi baik.
Berikut ini adalah kosmetika khusus untuk perawatan kulit wajah tidak
bermasalah untuk sehari-hari maupun secara berkala. Kosmetika perawatan
sehari-hari terdiri atas pembersih, penyegar, dan pe lembab. Sedangkan
perawatan secara berkala ditambah skin peeling, masase krim, dan masker.
Menurut Tranggono dan Latifa (2007) kosmetika pemeliharaan dan perawatan
terdiri dari:
a. Kosmetika Pembersih (Cleansing)
Kosmetika pembersih dibedakan menjadi empat macam bentuk yaitu
minyak, krim, cairan kental (emulsy) dan batang. Kosmetika pembersih
dapat digunakan utuk perawatan sehari-hari maupun perawatan secara
berkala. Kosmetika pembersih dibuat dengan bahan-bahan yang dapat
mengangkat kotoran yang bersifat lemak atau minyak maupun debu, selain
itu juga memiliki sifat dapat menetralkan kembali kondisi pH kulit yaitu
antara 4,5-6. Kosmetika pembersih untuk jenis kulit berminyak. Misalnya
cleansing milk, sedangkan untuk jenis kulit kering misalnya cleansing
cream. Setiap produk kosmetik biasanya tertera untuk jenis kulit berminyak,
normal, dan kering.
b. Penyegar (Toning)
Penggunaan kosmetika penyegar dilaksanakan setelah pembersih.
Fungsinya adalah memberikan rasa segar pada kulit karena akan
11
12
C. Uraian Masker
Masker wajah merupakan salah satu sediaan kosmetik yang biasa
digunakan wanita, masker adalah salah satu pembersih kulit wajah yang
efektif. Sebaiknya gunakan masker selama 15-30 menit. Masker memiliki efek
dan manfaat sebagai deep cleansing, yaitu membersihkan kotoran yang
menempel pada lapisan kulit yang lebih dalam, mengikat sel-sel kulit yang
telah mati, memperbaiki pori-pori kulit, membersihkan sisa-sisa kelebihan
lemak pada permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, memberikan kenyamann
13
pada kulit, menghaluskan lapisan luar kulit, dan memberi nutrisi sehingga kulit
terlihat cerah (Harry, 2000).
Kegunaan masker banyak sekali terutama untuk mengencangkan kulit,
mengangkat sel-sel tanduk yang sudah siap mengelupas,menghaluskan dan
mencerahkan kulit, meningkatkan metabolisme sel kulit, meningkatkan
peredaran darah dan getah bening, memberi rasa segar dan memberi nutrisi
pada kulit sehingga kulit terlihat cerah, sehat, halus dan kencang. Saat ini
banyak sekali jenis masker yang diperjualbelikan, ada yang berbentuk bubuk,
krim dan gel, bahkan ada juga yang terbuat dari kertas dan plastik. Masker
buatan sendiri dari bahan-bahan alami seperti buah, sayurdan telur juga dapat
menjadi pilihan. Masker dioleskan dengan bantuan kuas khusus untuk masker
pada seluruh wajah, leher dan pundak dan dada bagian atas,kecuali bagian
mata dan bibir, karena bagian tersebut sangat sensitif. Sambil menunggu
masker mengering, oleskan eye-cream di sekitar mata dan lip-conditioner di
bibir. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekeringan kulit di
sekitar mata dan bibir.
Jenis-jenis masker menurut Harry (2000) yaitu :
1. Masker Serbuk
Masker serbuk merupakan bentuk masker yang paling awal dan populer.
Banyak produsen kosmetika baik tradisional maupun modern yang
memproduksi jenis masker serbuk. Biasanya masker serbuk terbuat dari
bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Pilihlah masker
serbuk yang sesuai dengan jenis kulit. Cara membuatnya adalah campurkan 1
14
sendok makan masker serbuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk
sampai rata dan oleskan pada wajah, leher, pundak dan dada bagian atas
dengan menggunakan kuas khusus untuk masker yang halus. Arah
pengolesan sebaiknya dari bawah ke atas dan biarkan sampai mengering yaitu
sekitar 15 menit. Pada saat mengangkat masker yang telah mengering di
bagian wajah, masker jangan langsung diangkat dengan handuk, basahi
dahulu bagian yang tertutup masker hingga masker kembali basah, baru
diangkat dengan menggunakan waslap atau handuk yang lembab hangat
sampai bersih.
2. Masker Krim
Penggunaan masker krim sangat praktis dan mudah. Saat ini telah
tersedia masker krim untuk aneka jenis kulit, yang dikemas dalam kemasan
tube. Salah satu keuntungan lain dari masker krim adalah dapat dipadukan
dari beberapa jenis bahan masker. Oleh karena itu masker ini merupakan
pilihan tepat bagi mereka yang memiliki kulit kombinasi. Untuk daerah
kering, gunakan masker untuk kulit kering, sedangkan untuk daerah
berminyak, gunakan masker untuk kulit berminyak. Kenakan masker krim
pada wajah dan leher, tunggu hingga kering (15-20 menit) dan angkat dengan
menggunakan handuk yang lembab hangat.
3. Masker Gel
Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah
kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Masker
gel biasa dikenal dengansebutan masker peel-off. Manfaat masker gel antara
15
lain dapat mengangkat kotoran dan sel kulit mati sehingga kulit menjadi
bersih dan terasa segar. Masker gel juga dapat mengembalikan kesegaran dan
kelembutan kulit, bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel dapat
mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah.Cara kerja masker peeloff ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran
serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat. Fungsi masker peel-off
sama dengan scrub cream/ krim pengelupas. Karena itu jika memilih
menggunakan masker peel-off sebaiknya tidak bersamaan pemakaiannya
dengan pengelupasan / peeling/ scrubbing. Beri selang waktu minimal 7 hari
untuk melakukan keduanya. Jika tidak, kulit akan mengalami pengelupasan
dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak cukup untuk
melakukan regenerasi. Akibatnya kulit justru akan tampak kusam dan tidak
berseri.
4. Masker Kertas atau Kain
Masker jenis kertas atau kain biasanya mengandung bahan-bahan alami
yang dapat meluruhkan sel-sel kulit mati, membantu menyamarkan bercak
atau noda hitam, mengecilkan pori-pori, serta memperhalus kerutan di wajah.
Selain itu masker ini dapat merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan
membuat kulit lebih berseri.Masker kertas biasanya berbentuk lembaran
menyerupai wajah dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut.
Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan.
16
D . Kulit
Kulit adalah organ yang paling luar yang mempunyai banyak fungsi yang
penting yaitu selain sebagai indra perasa dan pelindung tubuh dari ancaman
kondisi alam sekitar. Kulit membantu mengatur suhu tubuh dan juga
melindungi dari virus dan bakteri serta kadang kala penting menjalani fungsi
sekresi serta pengeluaran cairan. Kulit kusam kurang berchaya biasa menjadi
indikasi tubuh tidak dalam keadaan baik .
Kulit merupakan organ yang esensial serta merupakan cermin kesehatan
dari kehidupan, kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka. Kulit adalah
organ tubuh terbesar dari sistem yang menutupi otot dan organ dasar. Kulit
berfungsi sebagai pelindung terhadap suhu berbahaya, cahaya, cedera, dan
infeksi. Kulit juga menyimpan air, lemak, vitamin D, indra perasa stimulasi
yang menyakitkan dan menyenangkan. Berat kulit orang dewasa sekitar 2,7 kg.
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan
jaringan subkutan atau subkutis.
1. Epidermis, lapisan luar kulit, membentuk perisai fisik dan antimikroba untuk
melindungi tubuh dari ancaman lingkungan. Epidermis mengandung
keratinosit yang berfungsi sebagai tempat sintesis keratin. Lapisan kedua
kulit, dermis berisi jaringan pembuluh darah, ujung saraf, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, folikel rambut, dan otot rambut.
2. Dermis pada dasarnya terdiri dari protein struktural urat saraf yang dikenal
sebagai kolagen. Dermis paling tebal berada di punggung, di mana sekitar
30-40 kali dari ketebalan epidermis.
17
18
radikal hidroksil, mengikat katalis ion logam, mendekomposisi produkproduk primer radikal menjadi senyawa non-radikal, dan memutus rantai
hidroperoksida, antioksidan merupakan senyawa yang mendonasikan satu
atau lebih elektron kepada senyawa oksidan, kemudian mengubah senyawa
oksidan
menjadi
senyawa
yang
lebih
stabil.
Antioksidan
dapat
F. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Pelarut
organik yang paling sering digunakan dalam mengekstraksi zat aktif dari sel
tanaman adalah metanol, etanol, kloroform, hexan, aseton,benzen dan etil
asetat.
Selama proses ekstraksi, pelarut akan berdifusi sampai ke material padat dari
tumbuhan dan akan melarutkan senyawa dengan polaritas yang sesuai
dengan pelarutnya.
19
adalah
proses
pengekstrakan
simplisia
dengan
dengan
adanya
pendingin
balik.
Umumnya
dilakukan
20
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna.
c) Infus
Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).
d) Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (30 oC) dan
temperatur sampai titik didih air.
e) Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi
dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-50oC (Ditjen POM, 2000).
21
c. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel untuk
menjamin sediaan gel tidak mengiritasi pada kulit. pH sediaan gel diukur
dengan menggunakan pH meter. pH sediaan yang memenuhi kriteria pH
kulit yaitu dalam interval 4,5-6,5.
d. Uji Iritasi
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji temple terbuka,
dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah bagian
dalamyang dibuat pada lokasi lekatan pada luas tertentu, dibiarkan terbuka
dan diamati apa yang terjadi. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya
kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam
yang diberi perlakuan.
H. Formulasi Sediaan Masker Gel Daun Jambu Biji
1. Master Formula
Tabel 1.1. Formula Sediaan Masker Gel (Fitri, 2011).
Komposisi
Formula
(%)
10
Propilenglikol
10
HPMC
Propil Paraben
0,05
Metil Paraben
0,1
Etanol
12,5
Aqua Rosae
Aquadest Ad
100
22
2. Modifikasi Formula
Tabel 1.2. Modifikasi Formula Sediaan Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji.
Tiap 50 gram sediaan mengandung:
Bahan
Formula
Fungsi
HPMC
10
15
Gelling Agent
Propilenglikol
15
15
15
Humektan
Metil Paraben
0,2
0,2
0,2
Pengawet
Propil Paraben
0,1
0,1
0,1
Pengawet
Pelarut
100
100
100
Pelarut
Etanol 96%
Aquadest
Ad
I. Uraian Bahan
1. Hidroksipropil Metilselulosa
Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) secara luas digunakan sebagai
eksipien didalam formulasi dalam sediaan topical dan oral. Dibandingkan
metilsellulosa, HPMC menghasilkan cairan lebih jernih. HPMC juga
digunakan sebagai zat pengemulsi, agen pensuspensi dan agen penstabil
didalam sediaan gel. Pemerianya adalah serbuk hablur putih, tidak berasa,
tidak berbau, larut dalam air dingin, dan membentuk koloid yang melekat.
Tidak larut dalam kloroform, etanol 95%, eter tetapi dapat larut dalam
diklorometana. Berfungsi sebagai suspending agent (Rowe dkk, 2009).
23
3. Propilenglikol
Propilenglikol merupakan cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis
tidak berbau, manis, dan memiliki rasa yang sedikit tajam menyerupai
gliserin.Propilen glikol larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%),
gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter, tidak larut dengan minyak
mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa minyak
esensial.
Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan
pengawet dalam berbagai formulasi farmasi parenteral dan nonparenteral.
Pelarut ini umumnya lebih baik dari gliserin dan melarutkan berbagai
macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin
(A dan D), alkaloid, dan banyak anestesi lokal.Propilenglikol biasa
digunakan
sebagai
pengawet
antimikroba,
desinfektan,
humektan,
24
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2015 bertempat di
Laboratorium Teknologi Farmasi Akademi Farmasi Bina Husada Kendari.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman jambu biji yang terdapat
dikecamatan Lambuya Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah daun jambu biji (psidium guajava
L.) yang terdapat dikecamatan Lambuya Kabupaten Konawe, Sulawesi
Tenggara.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Variabel bebas : Sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji
2. Variabel terikat : Hasil uji fisik sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap variabelvariabel pada penelitian ini, maka diberikan suatu pengertian dan definisi
operasional sebagai berikut :
26
27
1. Ekstrak daun jambu biji adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi daun jambu biji dengan cara maserasi menggunakan pelarut
etanol.
2. Masker gel ekstraak daun jambu biji merupakan sediaan kosmetika yang
berguna untuk mencerahkan kulit atau membersihkan wajah hingga
kelihatan menarik dengan penambahan ekstrak daun jambu biji, serta
penambahan bahan lain yang diizinkan dan digunakan pada kulit tanpa
menimbulkan iritasi pada kulit.
3. Uji evaluasi fisik adalah parameter yang telah ditetapkan untuk mengetahui
layak atau tidaknya sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji meliputi uji
organoleptik (bentuk, warna, bau), uji homogenitas, uji pH, uji iritasi.
F. Kerangka Konseptual
Daerah
Tumbuh
Daun
jambu
biji
Ekstrak
daun jambu
biji
Iklim
Keterangan :
Uji Evaluasi
Fisik
28
29
H. Prosedur Penelitian
1. Cara Pengambilan Sampel
Daun jambu biji dipetik secara manual menggunakan tangan, daun
yang dipetik adalah daun tua yang tidak termakan ulat, yang dilakukan pada
jam 10 pagi sampai jam 12 siang saat proses fotosintesis.
2. Pengolahan Sampel
Setelah sampel terkumpul kemudian dibersihkan dan dicuci sampai
bersih, lalu ditiriskan. Daun jambu biji dirajang kemudian dikeringkan
dengan cara dijemur tanpa terkena sinar matahari langsung, kemudian
ditimbang dandilakukan ekstraksi.
3. Pembuatan Ekstrak
Proses pembuatan ekstrak daun jambu biji
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ditimbang daun jambu biji sebanyak 500 gram kemudian dimasukkan
kedalam toples kaca
c. Ditambahkan 3750 mL etanol 70% hingga sampel terendam sempurna
d. Ditutup toples dengan lakban hitam yang sebelumnya dilapisi
almunium foil
e. Dilakukan ekstraksi secara maserasi selama 3x24 jam pada suhu
kamar terlindung dari cahaya, sambil sering diaduk
f. Dilakukan penyarian setelah 3x24 jam, disaring menggunakan kain
flanel selanjutnya dirotavapor untuk mendapatkan ekstrak kental.
30
4. Pembuatan Masker
Proses pembuatan masker gel :
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan.
c. Dilarutkan ekstrak dalam etanol 96% seedikit demi sedikit hingga larut
sempurna.
d. Dikembangkan HPMC dalam aquadest dengan pengadukan yang
konstan hingga mengembang lalu didiamkan selama 1 malam
(wadah A)
e. Didalam wadah terpisah lainya (wadah B) larutkan nipagin dan nipasol
kedalam propilenglikol.
f. Dicampurkan (wadah A) dan (wadah B) lalu aduk hingga homogen.
g. Ditambahkan ekstrak yang telah dilarutkan sedikit demi sedikit lalu
aduk hingga homogen
h. Ditambahkan kembali aquadest ad 50 gram dan aduk kembali hingga
homogen
i. Dimasukkan kedalam wadah lalu diberi etiket dan brosur.
31
5. Pengujian Sampel
Pengujian sampel meliputi :
a. Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna dan Bau (Organoleptik)
1. Diamati adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari masingmasing sediaan masker selama penyimpanan pada suhu kamar pada
minggu ke 1,2,3 dan 4.
2. Dicatat perubahan tersebut.
b. Pemeriksaan Homogenitas
1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji,
kemudian diletakkan sedikit gel pada kaca objek.
2. Diamati susunan partikel kasar atau ketidak homogenan, lalu dicatat.
c. Pemeriksaan pH
1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji,
lalu dilarutkan dengan sedikit aquadest.
2. Dioleskan sampai merata pada semua bagian kertas pH.
3. Diamati perubahan warna yang ditunjukan pada kertas pH universal,
lalu dicatat.
d. Uji Iritasi
1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji,
lalu dioleskan pada kulit dengan diameter 2 cm selama 30 menit.
2. Diamati adanya reaksi iritasi berupa panas, gatal, ataupun perih, lalu
dicatat.
32
I. Diagram Alir
Bahan tambahan
Etanol 96%
Metil paraben
Propil paraben
Propilenglikol
HPMC
Aquadest
Maserasi
Ekstraksi
(etanol 70% )
Rotavapor
Ekstrak kental
Masker A
konsentrasi HPMC
5%
Formulasi
Masker B
konsentrasi HPMC
10%
Masker C
konsentrasi HPMC
15%
Homogenitas
Temuan
Pembahasan
Kesimpulan
pH
Uji iritasi
33
J. Analisa Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari tempat pengujian seperti uji
evaluasi fisik meliputi pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau,
pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan pH, uji iritasi.
b. Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari literatur-literatur yang
relevan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil uji evaluasi fisik
sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji.
3. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan
microsoft excel.
4. Penyajian Data
Data yang akan dianalisis disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dijelaskan dalam bentuk narasi dan dilakukan penyimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Uji Organoleptik
Tabel 3. 1. Hasil Uji Organoleptik Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.)
Pemeriksaan Formula
A
Bentuk
B
C
A
Bau
B
C
A
Warna
B
C
I
Semi padat
(Agak encer)
Semi padat
(agak keras)
Semi padat
(agak keras)
aroma khas
aroma khas
aroma khas
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
IV
Semi padat
(Agak encer)
Semi padat
(Agak encer)
Semi padat
(Agak encer)
Semi padat
(agak keras)
Semi padat
(agak keras)
Semi padat
(agak keras)
Semi padat
(agak keras)
Semi padat
(agak keras)
Semi padat
(agak keras)
aroma khas
aroma khas
aroma khas
aroma khas
aroma khas
aroma khas
aroma khas
aroma khas
aroma khas
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
35
A
B
C
pH
(Minggu ke)
II
6
6
7
III
6
6
7
IV
6
6
7
Dari data yang dihasilkan nilai pH dari ketiga sediaan gel masker
berkisar antara 6-7, nilai pH dari formula A dan B masih berada dalam
rentang pH normal kulit yaitu 4,5 dan 6,5 namun pada formula C
memiliki pH 7.
3. Uji Homogenitas
Tabel 3. 3. Hasil Uji Homogenitas Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.)
Homogenitas
(Minggu ke)
Formula
I
II
III
IV
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
36
Dari data yang dihsilkan dalam formulasi masker gel ekstrak daun
jambu biji diketahui bahwa ketiga sediaan terlihat homogen.
4. Uji Iritasi
Table 3. 4. Hasil Uji Iritasi Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji
Eritema
Edema
Eritema
Edema
Eritema
Edema
10
37
B. Pembahasan
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi masker gel ekstrak
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan tujuan untuk mengetahui
apakah ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi sebagai antioksidan
alami sediaan masker gel dengan berbagai macam evaluasi fisik sediaan
antara lain yaitu uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah daun jambu
biji karena daun ini mudah didapatkan dan memiliki banayak kandungan
fenol dan flavonoid yang merupakan zat alami yang berkhasiat sebagai
antioksidan.
Ekstraksi daun jambu biji dilakukan dengan cara daun jambu biji
dimaserasi selama 3x24 jam menggunakan etanol 70%, ekstrak yang
diperoleh selanjutnya dipekatkan pada tekanan 100 atm dan suhu 400C.
Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk formulasi masker gel dengan
konsentrasi 0,02%.
Untuk membuat sediaan masker gel, selain ekstrak daun jambu biji
sebagai antioksidan juga dibutuhkan zat-zat tambahan berupa HPMC
sebagai Gelling Agent dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 15%,
propilenglikol sebagai humektan, metil paraben sebagai pengawet fase
minyak , propil paraben sebagai pengawet fase air, etanol 96% sebagai
pelarut, dan aquadest sebagai pelarut.
Dalam formulasi masker gel, komponen Gelling Agent merupakan
faktor kritis yang dapat mempengaruhi sifat fisika gel yang dihasilkan.
38
39
Uji pH
Pengujian pH dilakukan setelah sediaan masker gel dibuat dengan
konsentrasi yang berbeda-beda menggunakan pH universal. Hasil
pemeriksaan pH menunjukan bahwa sediaan masker gel yang dibuat
dengan ekstrak daun jambu biji pada minggu ke-4 memiliki pH berkisar
antara 6-7. Pada formulasi A dan B memiliki pH 6 yang masih berada
dalam rentang dalam pH normal kulit yaitu 4,5-6,5 sedangkan pada
formulasi C memiliki pH 7, masker gel sebaiknya memiliki pH yang
sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika gel memiliki pH yang
terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi kering, sedangkan
jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit (Djajadisastra,
2004).
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara meletakkan sedikit masker
gel di atas kaca objek lalu diraba dan diperhatikan adanya partikel atau
40
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai formulasi
sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi dalam bentuk sediaan masker
gel.
2. Masker gel ekstrak daun jambu biji memenuhi syarat evaluasi fisik
sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi.
B.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang formulasi sediaan masker
gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.), mengenai uji
viskositas, uji cycling test, uji daya sebar.
2. Unuk peneliti selanjutnya dapat membuat sediaan masker serbuk, masker
krim.
41
DAFTAR PUSTAKA
Daud, M. F., Sadiyah, S. R., Rismawati, E. 2011. Pengaruh Perbedaan Metode
Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.). Universitas Islam Bandung.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor
11755/ Menkes/ Per/ VII/ 2010 Tentang Produksi Dan Peredaran
Kosmetika. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Diakses dari
(http://www.ikatanapotekerindonesia.net/ pharmaceutical-law/ saranaproduksi/2204-permenkes-no-1176-thn-2010-kosmetika.html).Pada
tanggal 28 maret 2015.
Djajadisastra, Joshita. 2004. Seminar Setengah Hari HIKI. Cosmetic Stability:
Jakarta.
Fitri, E. 2011. Formulasi Ekstrak Peel Off Dari Ekstrak Etanol Kulit Buah
Asam Kandis (Garcincg Cowa Roxb) Sebagai Kosmetik. Skripsi
UNAND: Padang.
Harry, Ralph G. 2000. Harry Cosmeticology. New York: Chemical Publishing.
Indriani, S. 2006. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava
L.) ITB.
Irawati, L. 2013. Pengaruh Komposisi Masker Untuk Penyembuhan Jerawat.
Bali: Udayana.
Izzati, M. K. 2014. Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker
Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.). Universitas Hidayatullah Jakarta.
Kamath, J. V., Dkk. 2008. Psidium Guajava L.: A Review, Int. J. Green
Pharmacy.
Kikuzaki, H. 2002. Antioxidant Effect Of Some Ginger Constituents. New York:
Chemical Publishing.
Lautan, J. 1976. Radikal Bebas Pada Leukosit Dan Eritrosit: Cermin Dunia
Kedokteran.
Markham, K. 2002. Mengidentifikasi Flavanoid. Bandung: Penerbit ITB.
42
43
LAMPIRAN
HPMC
x 50 g
= 0,01 g
x 50 g
= 2,5 g
Propileenglikol
x 50 g
= 7,5 g
Metil Paraben
x 50 g
= 0,1 g
Propil paraben
x 50 g
= 0,05 g
Etanol 96%
Aquadest ad
,
,
x 50 g
= 50 (0,01+2,5+7,5+0,1+0,05+4)
= 50 (14,16)
= 35,84 g
=4g
Dilebihkan 10%=
x 35,84
=3,5 g
44
45
2.
Formula B
Ekstrak
HPMC
x 50 g
= 0,01 g
x 50 g
=5g
Propileenglikol
x 50 g
= 7,5 g
Metil Paraben
x 50 g
= 0,1 g
Propil paraben
x 50 g
= 0,05 g
Etanol 96%
Aquadest ad
,
,
x 50 g
= 50 (0,01+5+7,5+0,1+0,05+4)
= 50 (16,66)
= 33,34 g
=4g
Dilebihkan 10%=
x 33,34
=3,3 g
46
3. Formula C
Ekstrak
HPMC
x 50 g
= 0,01 g
x 50 g
= 7,5 g
Propileenglikol
x 50 g
= 7,5 g
Metil Paraben
x 50 g
= 0,1 g
Propil paraben
x 50 g
= 0,05 g
Etanol 96%
Aquadest ad
,
,
x 50 g
= 50 (0,01+7,5+7,5+0,1+0,05+4)
= 50 (19,16)
= 30,84
=4g
Dilebihkan 10%=
x 30,84
=3,0 g
47
48
Gambar uji pH
49
BROSUR
GUAVA MASK
KOMPOSISI:
Guava Mask masker mengandung:
Ekstrak daun jambu biji
HPMC
Propilenglikol
Metil paraben
Propil paraben
:
:
:
:
:
GEL MASKER
0,02 %
10
%
15
%
0,2
%
0,1
%
PENYIMPANAN:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering 15-25 0 C
KEMASAN:
Guava mask masker, Gel masker @ 50 gram
No. Reg
: CD 0905310001
No. Batch
: A029915
Exp. Date
: Juni 2019
Diproduksi Oleh:
PT. INTHERA
KENDARI SULAWESI TENGGARA
50
KEMASAN SEDIAAN
Guava Mask
Masker Gel
Netto : 50g
Guava mask
Komposisi:
Ekstrak daun jambu biji mengandung:
HPMC, propilenglikol, metil paraben,
propil paraben.
Komposisi:
Ekstrak daun jambu biji mengandung:
HPMC, propilenglikol, metil paraben,
propil paraben.
Produksi:
PT. INTHERA
Kendari-sulawesi tenggara
BPOM No. CD1005150001
Produksi:
PT. INTHERA
Kendari-sulawesi tenggara
BPOM No. CD1005150001
Masker Gel
Netto : 50 g
51
NAMA
NIM
JUDUL
Biji
TANGGAL
Bentuk
II
III
IV
Agak
encer
Agak
Encer
Agak
Encer
Agak
encer
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau khas
Bau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
kekuningan
kekuningan
kekuningan
kekuningan
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan
Warna
52
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
kekuningan
kekuningan
kekuningan
kekuningan
Ph
(Minggu ke)
I
II
III
IV
Formula
I
II
III
IV
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
53
Eritema
Edema
Eritema
Edema
Eritema
Edema
10
Hasnawati, AMF
Mengetahui :
Kepala Laboratorium Farmasetika
Drs. H. Adami