Anda di halaman 1dari 67

KARYA TULIS ILMIAH

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL


EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

Oleh :
INDRAWAN
F.12.055

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
KENDARI
2015

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL


EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi
pada program studi D-III Farmasi
Akademi Farmasi Bina Husada Kendari

Oleh :
INDRAWAN
F.12.055

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
KENDARI
2015
ii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui Karya Tulis
Ilmiah saya, dengan judul :

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL


EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Akademi Farmasi Bina Husada Kendari untuk kepentingan
akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat
dengan sebenarnya.

Kendari, 13 Agustus 2015

INDRAWAN
F.12.055

iii

HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Judul KTI

: Formulasi Sediaan Masker Gel Menggunakan Ekstrak Daun


Jambu Biji (Psidium guajava. L).

Nama

: Indrawan

NIM

: F.12.055

Menyetujui :

Muh. Syaiful Saehu. ST., M. si


Pembimbing I

Musdalipah, S. Farm., MPH., Apt


Pembimbing II

Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Farmasi

Nirwati Rusli, S.Si., M.Sc., Apt

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah dihadapan tim
penguji pada tanggal 13 Agustus 2015 sesuai dengan SK direktur Akademi
Farmasi Bina Husada Kendari Nomor 749/AKFAR-BINHUS/ VII /2015.

Tim Penguji

1. Eny Nurhikma, S.Si.,MPH.,Apt

(.....................................)

2. Esti Badia, S.Si.,Apt

(......................................)

3. Ervianingsih, S.Farm.,M.Si.,Apt

(......................................)

4. Muh. Syaiful Saehu, ST., M.Si

(......................................)

5. Musdalipah, S. Farm., MPH., Apt

(......................................)

Mengetahui :

Direktur
Akademi Farmasi Bina Husada Kendari

Muh. Syaiful Saehu, ST., M.Si

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


limpahan rahmat dan karuniah-Nya, sehingga penulisan Karya tulis ilmiah (KTI)
ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Berbagai kesulitan dan hambatan
dialami dalam penulisan ini, namun atas dorongan dan kemauan yang keras
terutama adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan Karya tulis
ilmiah ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Sembah sujud ku persembahkan untuk kedua orang tuaku kepada
Ayahanda Lewa Djamaluddin dan Ibunda tercinta Mahariana dan terimakasih
yang setulusnya atas Doa, perhatian, bantuan materi serta dorongan moril yang
tak henti-hentinya sehingga Karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Dan tak
lupa juga kepada saudara-saudaraku serta seluruh keluarga atas dukungan dan
perhatiannya selama ini.
Serta dengan selesainya Karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghormatan kepada Bapak Muh. Syaiful Saehu, ST., M. Si
sebagai pembimbing I dan Ibu Musdalipah, S. Farm., MPH., Apt sebagai
pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan keikhlasannya
dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini. Melalui kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada :

vi

1. Bapak H.K. Ones Balaka, SKM selaku Ketua Yayasan Bina Husada Kendari.
2. Bapak Muh. Syaiful Saehu.,ST.,M.Si selaku Direktur Akademi Farmasi Bina
Husada Kendari.
3. Bapak Muh. Ilyas Yusuf, S.Farm.,M.Immun.,Apt selaku wakil direktur I, Ibu
Hasnawati,S.Si.,M.Sc

selaku

wakil

direktur

II

dan

Ibu

Nirwati

Rusli,S.Si.,M.Sc.,Apt Selaku Ketua Program Studi Diploma III Farmasi


Akademi Farmasi Bina Husada Kendari.
4. Ibu Eny Nurhikma, S.Si.,MPH.,Apt, Esti Badia, S.Si.,Apt, Ervianingsih,
S.Farm., M.Si.,Apt. selaku tim penguji yang telah memberikan masukan dan
saran.
5. Saudara-saudariku,

Chandra

Kurniawan,

Imam

Hidayat,

Hermawan,

Agistiawan, Iskandar, Muh. Fadriansyah, Rian Vikarnus, Citra Anjelina, Neng


dan Bu Haja
6. Teman-teman Akademi Farmasi Bina Husada Kendari angkatan 2012 yang
senasib dan seperjuangan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
banyak kekeliruan dan kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan dari segi
pengetahuan, tenaga mapun materi. Oleh karena itu pendapat, saran dan kritik
sangat diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kendari, 13 Agustus 2015

Penulis
vii

INTISARI
INDRAWAN Formulasi Sediaan Masker Gel Menggunakan Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava. L) di bawah bimbingan Muh. Syaiful Saehu dan
Musdalipah.
Masker merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan
kulit wajah yang digunakan untuk mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel
tanduk, menghaluskan dan mencerahkan kulit. Penggunaan antioksidan dalam
formulasi masker merupakan salah satu solusi untuk menghindari penggunaan
bahan sintetik yang berbahaya. Salah satu tumbuhan Indonesia yang memiliki
potensi untuk menghasilkan zat antioksidan alami adalah daun jambu biji yang
mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan masker
gel ekstrak daun jambu biji sebagai antioksidan.
Penelitian dilakukan secara eksperimen, sampel diekstraksi dengan cara
dimaserasi selama 3x24 jam dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak
kemudian dipekatkan pada suhu 400C dengan tekanan 100 atm. Ekstrak kental
yang diperoleh digunakan pada konsentrasi 0,02% dengan variasi HPMC sebagai
gelling agent pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat dibuat
sebagai sediaan masker gel dan memnuhi evaluasi fisik sediaan. Hasil uji
organoleptik menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat cukup stabil, homogen, pH
berkisar antara 6-7, dan sediaan tidak menimbulkan iritasi. Dengan demikian
formulasi sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji
homogenitas dan uji iritasi.

Kata Kunci : Daun jambu biji, masker gel, antioksidan.

viii

ABSTRACT
INDRAWAN "Formulation Using Extract Preparations Gel Mask Guava Leaves
(Psidium guajava. L)" Under supervisor by Mr. Muh. Syaiful Saehu And Mrs.
Musdalipah as co supervisor.

Masker a cosmetic its using for treatment skin face it using for fastly skin,
liftly horns cells, smoothly and brightly the skin. The use of natural antioksidan in
mask formulation is a solution to avoid the use of harmful synthetic. Indonesia is
one of the plants has the potential to produce natural antioxidants are guava leaves
containing flavonoid. This study aims to make preparation gel mask extract guava
leaves as antioxidants.
Research conducted experiments, the samples extracted by macerated for
3x24 hours with 70% ethanol. Extracts then thick at a temperature of 400C with a
pressure of 100 atm. Viscous extract obtained was used at a concentration of
0,02% with variation of HPMC as gelling agent at a concentration of 5%, 10%
and 15%.
Result of research showing that extract of guava leaves can made one
preparation gel mask and fill the evaluation preparations physical. Result of
testing showing that the preparations are made fairly stable, homogeneous, pH
ranged from 6 - 7, and the preparations not arised irritation.

Key words : Guava Leaves, gel mask, antioxidants.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ...............................................................

HALAMAN JUDUL .................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................

iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

iv

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................

vi

INTISARI ..................................................................................................

viii

ABSTRACT ...............................................................................................

ix

DAFTAR ISI .............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xii

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 1
B. Rumusan Masalah. 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian. 4
E. Hipotesis. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Jambu Biji ..... 5
B. Uraian Kosmetik.... 9
C. Uraian Masker.... 12
D. Kulit ... 15
x

E. Antioksidan ... ...........................................................

17

F. Ekstraksi.......................................................................................... 18
G. Evaluasi Sediaan Gel ...................................................................... 20
H. Formulasi Sediaan Masker... 21
I. Uraian bahan .... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian... 25
C. Populasi dan Sampel.. 25
D. Variabel Penelitian..... 25
E. Definisi Operasional... 25
F. Kerangka Konseptual......... 26
G. Alat dan Bahan Penelitian . 27
H. Prosedur Penelitian ...... 28
I. Diagram Alir.. 31
J. Analis Data. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil..

33

B. Pembahasan ..

36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan...

40

B. Saran.

40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1 Daun Jambu Biji ................................................................................ 8


1.2 Kulit..................................................................................................... 17
1.3 Kerangka Konsepsional ...................................................................... 26
1.4 Diagram Alir ....................................................................................... 31

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1

Master Formula ..............................................................

21

1.2

Modifikasi Formula..

22

3.1 Hasil Uji Organoleptik.

33

3.2 Hasil Uji pH.

34

3.3 Hasil Uji Homogenitas.

34

3.4

35

Hasil Uji Iritasi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Perhitungan Bahan ............................................................................

43

2.

Dokumentasi Penelitian......................................................................

45

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar badan), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi agar tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifa, 2007).
Salah satu kosmetik yang banyak diminati saat ini adalah sediaan
masker. Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang
digunakan untuk mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel tanduk,
menghaluskan dan mencerahkan kulit (Irawati dan Sulandjari, 2013).
Kulit wajah yang halus, lembut dan sehat tentunya menjadi dambaan
bagi setiap wanita. Bahkan tak jarang ada sebagian kaum adam yang ingin
memiliki kulit wajah yang sehat dan bersih. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya produk-produk masker di pasaran. Produk-produk tersebut bukan
hanya untuk wanita saja tetapi juga ditujukan untuk pria. Namun, sayangnya
produk masker yang beredar di pasaran tidak semuanya aman digunakan.
Terkadang didalam masker tersebut terkandung bahan-bahan atau zat-zat
kimia berbahaya yang justru tidak aman untuk kulit wajah. Akibatnya, bukan
kulit sehat yang didapat tapi justru penyakit yang datang.
1

Dampak yang paling berbahaya bagi penggunaan masker

yang

mengandung zat-zat kimia berbahaya adalah timbulnya kanker. untuk itu


seharusnya kita lebih waspada akan produk-produk masker yang banyak
beredar di pasaran serta lebih cermat dalam memilih masker yang berkualitas
baik. salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya iritasi akibat masker
yang mengandung zat-zat kimia berbahaya adalah dengan menggunakan
masker yang mengandung bahan-bahan alami seperti daun jambu biji.
Daun jambu biji memiliki kandungan astringent

yang dapat

meningkatkan kualitas tekstur kulit. Daun jambu biji yang selama ini
digunakan orang-orang untuk obat diare ternyata juga memiliki manfaat yang
baik untuk kulit. Menurut penelitian indriani (2006) bahwa daun jambu biji
memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh kita di antaranya anti
inflamasi, anti metagenik, anti mikroba dan analgesic. Selain itu, didalam
daun jambu biji juga terkandung senyawa-senyawa kimia seperti, polifenol,
karoten, flavonoid, dan tannin yang memiliki antioksidan yang berkhasiat
untuk mengobati beberapa penyakit.
Ekstrak daun jambu biji memiliki potensi antioksidan setelah
diekstraksi dengan etanol 70% secara maserasi, dan mempunyai faktor
protektif yang mendekati tokoferol yaitu sebesar 1,10 sedangkan tokoferol
sebesar 1,16. Ekstrak daun jambu biji dapat menghambat oksidasi lipida
terhadap kontrol yang tidak diberi antioksidan (indriani, 2006).

Metode ekstraksi juga berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan,


menurut penelitian Daud dkk (2011) bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki
kandungan antioksidan yang lebih baik bila menggunakan metode maserasi
yaitu sebesar 9,4% dibandingkan dengan menggunakan metode soxhlet
sebesar 4,1%.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian
mengenai Formulasi Sediaan Masker Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Sebagai Antioksidan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah ekstrak daun jambu biji dapat dibuat sebagai sediaan masker
gel?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ekstrak daun jambu biji dapat dibuat
sebagai sediaan masker gel.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk membuat masker gel dari ekstrak daun jambu biji dengan variasi
HPMC 5%, 10% dan 15%.
b. Untuk mengetahui formulasi ekstrak daun jambu biji yang memenuhi
syarat evaluasi fisik sediaan berupa uji organoleptik, uji homogenitas,
uji pH dan uji iritasi.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan kepada penulis cara pembuatan masker gel
menggunakan ekstrak daun jambu biji.
2. Memberikan terobosan baru kepada industri atau ilmu pengetahuan
tentang pemanfaatan daun jambu biji sebagai antioksidan alami.
3. Sebagai sumber pustaka kepada peneliti lain mengenai pemanfaatan daun
jambu biji dalam pembuatan sediaan masker gel.
E. Hipotesis
Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai antioksidan dalam
formulasi sediaan masker gel yang memenuhi standar evaluasi fisik sediaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Jambu Biji


1. Klasifikasi Tanaman
Menurut (Kamath dkk., 2008) sistem klasifikasi tanaman jambu biji
termasuk ke dalam :
kingdom

: Plantae

subkingdom

: Tracheobionta

divisi

: Spermatophyta

sub divisi

: Magnoliophyta

kelas

: Magnoliopsida

Sub kelas

: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Family

: Myrtaceae

Genus

: Psidium

Spesies

: Psidium guajava L.

2. Sinonim
Nama lain dari daun jambu biji adalah : P.aromaticum Blanco,
P.pomiferum L., P.pyriferum L.
3. Nama Daerah
Tanaman jambu biji mempunyai beberapa nama daerah antara lain :
Sumatera : glima breueh (Aceh), glimeu beru (Gayo), galiman (Batak Karo),
masiambu (Nias), biawas, jambu biawas, jambu biji, jambu batu, dan jambu
5

klutuk (Melayu). Jawa : jambu klutuk (Sunda), bayawas, jambu krutuk,


jambu krikil, petokal (Jawa), dan jhambu bhender (Madura). Sulawesi :
gayawas (Manado), boyawat (Mongondow), koyawas (Tonsaw), dambu
(Gorontalo), jambu paratugala (Makasar), jambu paratukala (Bugis), jambu
(Baree), kujabas (Roti), dan biabuto (Buol). Maluku : kayawase (Seram
Barat), kujawase (Seram Selatan), laine hatu, luhu hatu (Ambon), dan
gayawa (Ternate, Halmahera).
4. Morfologi Tanaman
Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter.
Batang berkayu, bulat, kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang,
berwarna cokelat kemerahan. Ruas tangkai teratas segi empat tajam.
Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang pokok
sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu
menghentikan pertumbuhannya

atau kalah besar dan kalah cepat

pertumbuhannya dibanding dengan cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak


(fastigiatus). Termasuk tumbuhan bienial, yaitu tumbuhan yang untuk
hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2
tahun. Penggambaran umum morfologi tanaman jarak pagar adalah sebagai
berikut (Kamath dkk., 2008).
1. Daun
Daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang-cabang mendatar
seolah-olah tersusun dalam dua baris pada satu bidang. Bertangkai
pendek 3 mm sampai 7 mm. Bangun daun bulat telur agak menjorong,

pangkal membulat, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing (acutus),
panjang 6-14 cm dengan lebar 3-6 cm. Permukaan daun berkerut
(rugosus) Warna daun muda berbulu abu-abu setelah tua berwarna merah
keunguan. Pertulangan daun menyirip (penninervis) dan berwarna hijau
kekuningan.
2. Akar
Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria),
akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang
bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Psidium guajava
memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk
kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar
kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga
dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
3. Bunga
Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri
1 sampai 3 bunga. Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga
banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak
dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota
bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari
pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti
halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Tabung kelopak

berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak
rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit sekali
diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan
menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 taju yang tidak
sama, bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam,
dengan 1-8 bakal biji tiap ruang.
4. Buah
Buni bundar, berbiji banyak. Termasuk buah sejati tunggal yang
berdaging. Lapisan luar tipis agak menjangat atau kaku dan lapisan
dalam yang tebal, lunak dan berair. Biji bijinya terdapat bebas dalam
bagian yang lunak itu. Kalau masak daging buah berwarna kemerahan.

Gambar. 1.1 Daun Jambu Biji


5. Manfaat
Menurut penelitian Indriani (2006) daun jambu biji memiliki efektivitas
antioksidan setelah diekstraksi dengan etanol 70% yaitu sebesar 1,10 yang
mampu menghambat oksidasi lipida sampai 94,19 sehingga mampu
menangkal radikal bebas.

Menurut beberapa penelitian daun jambu biji juga telah terbukti


mempunyai berbagai efek farmakologis antara lain analgesik, antiinflamasi,
antivirus, anti tumor, antidiare, antibatuk, antibakteri, antiplak gigi,
antidiabetes , antihipertensi, hepatoprotektif (Kamath dkk., 2008).
6. Kandungan Senyawa Kimia Daun Jambu Biji
Daun jambu biji mengandung minyak atsiri, senyawa tannin, terpenoid,
flavonoid, resin, antosianin, dan alkaloid. Komponen yang utama yaitu selinene, -caryophyllene, caryophyllene oksida, squalene, selin-11-en-4ol, guajavarin, isoquersetin, hyperin, quersitrin, quersetin-3-O-gentobiosida,
morin-3-O--L-liksopiranosida dan morin-3-O--L-arabopiranosida, sitosterol, uvaol, asam oleanolat, dan asam ursolat. Komposisi utama
minyak atsiri yaitu -pinene, -pinene, limonene, menthol, terpenyl asetate,
isopropil alkohol, longicyclene, caryophyllene, bisabolene, caryophyllene
oksida, copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene and curcumene.
Minyak atsiri dari daun jambu biji juga mengandung nerolidiol, -sitosterol,
asam ursolat, asam krategolat, dan asam guajavolat (andriani, 2006).
B. Uraian Kosmetik
Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 1175/ MenKes/ Per/ VII/
2010, menyatakan bahwa: Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah

10

penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi dan memlihara
tubuh pada kondisi baik.
Berikut ini adalah kosmetika khusus untuk perawatan kulit wajah tidak
bermasalah untuk sehari-hari maupun secara berkala. Kosmetika perawatan
sehari-hari terdiri atas pembersih, penyegar, dan pe lembab. Sedangkan
perawatan secara berkala ditambah skin peeling, masase krim, dan masker.
Menurut Tranggono dan Latifa (2007) kosmetika pemeliharaan dan perawatan
terdiri dari:
a. Kosmetika Pembersih (Cleansing)
Kosmetika pembersih dibedakan menjadi empat macam bentuk yaitu
minyak, krim, cairan kental (emulsy) dan batang. Kosmetika pembersih
dapat digunakan utuk perawatan sehari-hari maupun perawatan secara
berkala. Kosmetika pembersih dibuat dengan bahan-bahan yang dapat
mengangkat kotoran yang bersifat lemak atau minyak maupun debu, selain
itu juga memiliki sifat dapat menetralkan kembali kondisi pH kulit yaitu
antara 4,5-6. Kosmetika pembersih untuk jenis kulit berminyak. Misalnya
cleansing milk, sedangkan untuk jenis kulit kering misalnya cleansing
cream. Setiap produk kosmetik biasanya tertera untuk jenis kulit berminyak,
normal, dan kering.
b. Penyegar (Toning)
Penggunaan kosmetika penyegar dilaksanakan setelah pembersih.
Fungsinya adalah memberikan rasa segar pada kulit karena akan

11

menggantikan penguapan yang terjadi pada kulit, membantu mengangkat


sisa-sisa kosmetika pembersih yang masih tertinggal pada kulit, dan
meringkas pori-pori sehingga kembali seperti keadaan semula. Penggunaan
kosmetika penyegar juga disesuaikan dengan jenis kulit yaitu untuk kulit
normal, kering dan berminyak. Contoh kosmetika penyegar adalah face
tonic dan astringen.
c. Kosmetika Pelembab (Moisturizing)
Kosmetika pelembab bertujuan untuk memberikan kelembaban pada
kulit yang dibutuhkan bagi kehidupan sel-sel di bawah kulit. Pada dasarnya
kosmetika pelembab mengandung bahan-bahan yang dapat menarik air dari
bawah kulit sambil mencegah penguapan, ditambah dengan minyak atau
lemak hewani dan nabati, serta berbagai jenis vitamin A, D, F, dan hormon.
Pemakaian pelembab secara teratur dapat mempertahankan kondisi kulit.
Kosmetik pelembab terutama untuk kulit kering, tetapi di pasaran juga
terdapat pelembab untuk kulit berminyak.
d. Kosmetika Pengelupasan Sel Tanduk (Skin Peeling)
Penggunan kosmetika ini dapat dikatakan sebagai kosmetika pembersih
mendalam (deepth cleansing), karena dapat mengelupaskan sel tanduk yang
sudah mati, sehingga akan menimbulkan peremajaan pada kulit. Kosmetik
skin peeling dapat berbentuk krim atau pasta yang mengandung butiranbutiran kecil, yang dapat membantu mengelupaskan kulit sel-sel yang sudah
mati dengan cara digosokkan (facial scrub). Kosmetik ini digunakan untuk
semua jenis kulit.

12

e. Krim Pengurut (Massage Cream)


Penggunaan krim pengurut terutama untuk melicinkan gerakan pada
saat melakukan pengurutan, melunakkan sel tanduk yang sudah mati
sehingga sel-sel tersebut dapat ikut larut pada waktu krim diangkat. Krim
pengurut terdiri atas lemak hewani, lemak pelikan, lemak nabati, air dan
parfum. Kosmetik ini sama untuk semua jenis kulit.
f. Topeng Wajah atau Masker (Face Mask)
Masker adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam
perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Penggunaannya dilakukan setelah
massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga
akan tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang
berkerja secara mendalam (deepth cleansing) karena dapat mengangkat selsel tanduk yang sudah mati.

C. Uraian Masker
Masker wajah merupakan salah satu sediaan kosmetik yang biasa
digunakan wanita, masker adalah salah satu pembersih kulit wajah yang
efektif. Sebaiknya gunakan masker selama 15-30 menit. Masker memiliki efek
dan manfaat sebagai deep cleansing, yaitu membersihkan kotoran yang
menempel pada lapisan kulit yang lebih dalam, mengikat sel-sel kulit yang
telah mati, memperbaiki pori-pori kulit, membersihkan sisa-sisa kelebihan
lemak pada permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, memberikan kenyamann

13

pada kulit, menghaluskan lapisan luar kulit, dan memberi nutrisi sehingga kulit
terlihat cerah (Harry, 2000).
Kegunaan masker banyak sekali terutama untuk mengencangkan kulit,
mengangkat sel-sel tanduk yang sudah siap mengelupas,menghaluskan dan
mencerahkan kulit, meningkatkan metabolisme sel kulit, meningkatkan
peredaran darah dan getah bening, memberi rasa segar dan memberi nutrisi
pada kulit sehingga kulit terlihat cerah, sehat, halus dan kencang. Saat ini
banyak sekali jenis masker yang diperjualbelikan, ada yang berbentuk bubuk,
krim dan gel, bahkan ada juga yang terbuat dari kertas dan plastik. Masker
buatan sendiri dari bahan-bahan alami seperti buah, sayurdan telur juga dapat
menjadi pilihan. Masker dioleskan dengan bantuan kuas khusus untuk masker
pada seluruh wajah, leher dan pundak dan dada bagian atas,kecuali bagian
mata dan bibir, karena bagian tersebut sangat sensitif. Sambil menunggu
masker mengering, oleskan eye-cream di sekitar mata dan lip-conditioner di
bibir. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekeringan kulit di
sekitar mata dan bibir.
Jenis-jenis masker menurut Harry (2000) yaitu :
1. Masker Serbuk
Masker serbuk merupakan bentuk masker yang paling awal dan populer.
Banyak produsen kosmetika baik tradisional maupun modern yang
memproduksi jenis masker serbuk. Biasanya masker serbuk terbuat dari
bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Pilihlah masker
serbuk yang sesuai dengan jenis kulit. Cara membuatnya adalah campurkan 1

14

sendok makan masker serbuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk
sampai rata dan oleskan pada wajah, leher, pundak dan dada bagian atas
dengan menggunakan kuas khusus untuk masker yang halus. Arah
pengolesan sebaiknya dari bawah ke atas dan biarkan sampai mengering yaitu
sekitar 15 menit. Pada saat mengangkat masker yang telah mengering di
bagian wajah, masker jangan langsung diangkat dengan handuk, basahi
dahulu bagian yang tertutup masker hingga masker kembali basah, baru
diangkat dengan menggunakan waslap atau handuk yang lembab hangat
sampai bersih.
2. Masker Krim
Penggunaan masker krim sangat praktis dan mudah. Saat ini telah
tersedia masker krim untuk aneka jenis kulit, yang dikemas dalam kemasan
tube. Salah satu keuntungan lain dari masker krim adalah dapat dipadukan
dari beberapa jenis bahan masker. Oleh karena itu masker ini merupakan
pilihan tepat bagi mereka yang memiliki kulit kombinasi. Untuk daerah
kering, gunakan masker untuk kulit kering, sedangkan untuk daerah
berminyak, gunakan masker untuk kulit berminyak. Kenakan masker krim
pada wajah dan leher, tunggu hingga kering (15-20 menit) dan angkat dengan
menggunakan handuk yang lembab hangat.
3. Masker Gel
Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah
kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Masker
gel biasa dikenal dengansebutan masker peel-off. Manfaat masker gel antara

15

lain dapat mengangkat kotoran dan sel kulit mati sehingga kulit menjadi
bersih dan terasa segar. Masker gel juga dapat mengembalikan kesegaran dan
kelembutan kulit, bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel dapat
mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah.Cara kerja masker peeloff ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran
serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat. Fungsi masker peel-off
sama dengan scrub cream/ krim pengelupas. Karena itu jika memilih
menggunakan masker peel-off sebaiknya tidak bersamaan pemakaiannya
dengan pengelupasan / peeling/ scrubbing. Beri selang waktu minimal 7 hari
untuk melakukan keduanya. Jika tidak, kulit akan mengalami pengelupasan
dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak cukup untuk
melakukan regenerasi. Akibatnya kulit justru akan tampak kusam dan tidak
berseri.
4. Masker Kertas atau Kain
Masker jenis kertas atau kain biasanya mengandung bahan-bahan alami
yang dapat meluruhkan sel-sel kulit mati, membantu menyamarkan bercak
atau noda hitam, mengecilkan pori-pori, serta memperhalus kerutan di wajah.
Selain itu masker ini dapat merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan
membuat kulit lebih berseri.Masker kertas biasanya berbentuk lembaran
menyerupai wajah dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut.
Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan.

16

D . Kulit
Kulit adalah organ yang paling luar yang mempunyai banyak fungsi yang
penting yaitu selain sebagai indra perasa dan pelindung tubuh dari ancaman
kondisi alam sekitar. Kulit membantu mengatur suhu tubuh dan juga
melindungi dari virus dan bakteri serta kadang kala penting menjalani fungsi
sekresi serta pengeluaran cairan. Kulit kusam kurang berchaya biasa menjadi
indikasi tubuh tidak dalam keadaan baik .
Kulit merupakan organ yang esensial serta merupakan cermin kesehatan
dari kehidupan, kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka. Kulit adalah
organ tubuh terbesar dari sistem yang menutupi otot dan organ dasar. Kulit
berfungsi sebagai pelindung terhadap suhu berbahaya, cahaya, cedera, dan
infeksi. Kulit juga menyimpan air, lemak, vitamin D, indra perasa stimulasi
yang menyakitkan dan menyenangkan. Berat kulit orang dewasa sekitar 2,7 kg.
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan
jaringan subkutan atau subkutis.
1. Epidermis, lapisan luar kulit, membentuk perisai fisik dan antimikroba untuk
melindungi tubuh dari ancaman lingkungan. Epidermis mengandung
keratinosit yang berfungsi sebagai tempat sintesis keratin. Lapisan kedua
kulit, dermis berisi jaringan pembuluh darah, ujung saraf, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, folikel rambut, dan otot rambut.
2. Dermis pada dasarnya terdiri dari protein struktural urat saraf yang dikenal
sebagai kolagen. Dermis paling tebal berada di punggung, di mana sekitar
30-40 kali dari ketebalan epidermis.

17

3. Lapisan ketiga dari kulit adalah lapisan subkutis. Lapisan subkutis


merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan lemak di bawah dermis.
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabut serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak
ini disebut penikulus adiposus. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung
pada lokasi, di abdomen 3 cm, sedangkan didaerah kelopak mata dan penis
sangat tipis (Wasitaatmadja, 1997).

Gambar 1.2. Lapisan Kulit


E. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan,
membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies
oksigen reaktif. Dalam melindungi tubuh dari serangan radikal bebas,
substansi antioksidan berfungsi untuk menstabilkan radikal bebas dengan
melengkapi kekurangan elektron dari radikal bebas sehingga menghambat
terjadinya reaksi berantai (Lautan, 1997).
Antioksidan bereaksi dengan radikal bebas dengan cara mengurangi
konsentrasi oksigen, mencegah pembentukan singlet oksigen yang reaktif,
mencegah inisiasi rantai pertama dengan menangkap radikal primer seperti

18

radikal hidroksil, mengikat katalis ion logam, mendekomposisi produkproduk primer radikal menjadi senyawa non-radikal, dan memutus rantai
hidroperoksida, antioksidan merupakan senyawa yang mendonasikan satu
atau lebih elektron kepada senyawa oksidan, kemudian mengubah senyawa
oksidan

menjadi

senyawa

yang

lebih

stabil.

Antioksidan

dapat

mengeliminasi senyawa radikal bebas di dalam tubuh sehingga tidak


menginduksi suatu penyakit.
Antioksidan alami yang terkandung dalam tumbuhan umumnya
merupakan senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa flavonoid,
turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam polifungsional.
Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon,
flavonol, flavanon, isoflavon, katekin dan kalkon (Markham, 2002).

F. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Pelarut
organik yang paling sering digunakan dalam mengekstraksi zat aktif dari sel
tanaman adalah metanol, etanol, kloroform, hexan, aseton,benzen dan etil
asetat.
Selama proses ekstraksi, pelarut akan berdifusi sampai ke material padat dari
tumbuhan dan akan melarutkan senyawa dengan polaritas yang sesuai
dengan pelarutnya.

19

Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi


menjadi dua cara, yaitu cara panas dan cara dingin.
1. Ekstraksi Cara Dingin
a) Maserasi
Maserasi

adalah

proses

pengekstrakan

simplisia

dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan


pada temperatur ruangan (kamar).
b) Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustiveextraction) yang umunya dilakukan pada temperatur
ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, maserasi antara,
tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2. Ekstraksi Cara Panas
a) Soxhlet
Sokletasi adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin
balik.
b) Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan

dengan

adanya

pendingin

balik.

Umumnya

dilakukan

20

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna.
c) Infus
Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).
d) Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (30 oC) dan
temperatur sampai titik didih air.
e) Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi
dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-50oC (Ditjen POM, 2000).

G. Evaluasi Sediaan Gel


Evaluasi sediaan gel menurut wasitaatmadja (1997) yaitu:
a. Uji Organoleptik
Pengamatan dilihat secara langsung tekstur, warna dan aroma dari gel
yang dibuat. Gel biasanya gernih dengan konsentrasi setengah padat.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskan
pada sekeping kaca atau bahan yang transparan lain yang cocok, sediaan
harus menunjukkan susunan yang homogeny dan tidak terlihat adanya
butiran kasar.

21

c. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel untuk
menjamin sediaan gel tidak mengiritasi pada kulit. pH sediaan gel diukur
dengan menggunakan pH meter. pH sediaan yang memenuhi kriteria pH
kulit yaitu dalam interval 4,5-6,5.
d. Uji Iritasi
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji temple terbuka,
dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah bagian
dalamyang dibuat pada lokasi lekatan pada luas tertentu, dibiarkan terbuka
dan diamati apa yang terjadi. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya
kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam
yang diberi perlakuan.
H. Formulasi Sediaan Masker Gel Daun Jambu Biji
1. Master Formula
Tabel 1.1. Formula Sediaan Masker Gel (Fitri, 2011).
Komposisi

Formula
(%)

PVP (Poli Vinil Piolidin)

10

Propilenglikol

10

HPMC

Propil Paraben

0,05

Metil Paraben

0,1

Etanol

12,5

Aqua Rosae

Aquadest Ad

100

22

2. Modifikasi Formula
Tabel 1.2. Modifikasi Formula Sediaan Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji.
Tiap 50 gram sediaan mengandung:
Bahan

Formula

Ekstrak Daun Jambu Biji

Fungsi

0,02 0,02 0,02 Zat Aktif

HPMC

10

15

Gelling Agent

Propilenglikol

15

15

15

Humektan

Metil Paraben

0,2

0,2

0,2

Pengawet

Propil Paraben

0,1

0,1

0,1

Pengawet

Pelarut

100

100

100

Pelarut

Etanol 96%
Aquadest

Ad

I. Uraian Bahan
1. Hidroksipropil Metilselulosa
Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) secara luas digunakan sebagai
eksipien didalam formulasi dalam sediaan topical dan oral. Dibandingkan
metilsellulosa, HPMC menghasilkan cairan lebih jernih. HPMC juga
digunakan sebagai zat pengemulsi, agen pensuspensi dan agen penstabil
didalam sediaan gel. Pemerianya adalah serbuk hablur putih, tidak berasa,
tidak berbau, larut dalam air dingin, dan membentuk koloid yang melekat.
Tidak larut dalam kloroform, etanol 95%, eter tetapi dapat larut dalam
diklorometana. Berfungsi sebagai suspending agent (Rowe dkk, 2009).

23

3. Propilenglikol
Propilenglikol merupakan cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis
tidak berbau, manis, dan memiliki rasa yang sedikit tajam menyerupai
gliserin.Propilen glikol larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%),
gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter, tidak larut dengan minyak
mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa minyak
esensial.
Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan
pengawet dalam berbagai formulasi farmasi parenteral dan nonparenteral.
Pelarut ini umumnya lebih baik dari gliserin dan melarutkan berbagai
macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin
(A dan D), alkaloid, dan banyak anestesi lokal.Propilenglikol biasa
digunakan

sebagai

pengawet

antimikroba,

desinfektan,

humektan,

plasticizer, pelarut, dan zat penstabil. Sebagai humektan, konsentrasi


propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15% (Rowe dkk, 2009).
4. Metil Paraben
Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben
dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lainatau
dengan zat antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metal paraben merupakan
pengawet yang paling sering digunakan. Metil paraben berbentuk kristal tak
berwarna atau bubuk kristal putih. Zat ini tidak berbau atau hampir tidak

24

berbau. Metil paraben merupakan paraben yang paling aktif. Aktivitas


antimikroba meningkat dengan meningkatnya panjang rantai alkil.
Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi paraben
yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan
adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil
paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti:
propilen glikol (2-5%) phenylethyl alkohol, dan asam edetic (Rowe dkk,
2009).
5. Propil Paraben
Propil paraben berbentuk bubuk putih, kristal, tidak berbau, dan tidak
berasa. Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi.
Propilparaben menunjukkan aktivitas antimikroba antara pH 4-8. Efikasi
pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion
fenolat. Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur daripada terhadap
bakteri. Mereka juga lebih aktif terhadap gram-positif dibandingkan
terhadap bakteri gram-negatif (Rowe dkk, 2009).
6. Etanol
Etanol memiliki sinonim alkohol, etil alkohol; etil hydroxide;
grainalkohol; methyl carbinol. Etanol jernih, tidak berwarna, sedikit mudah
menguap, memiliki bau yang khas dan rasa terbakar. Etanol memiliki rumus
molekul C2H6O dan bobot molekul 46,07. Etanol dapat larut dalam

25

kloroform, eter, gliserin, dan air. Etanol biasa digunakan sebagai


antimikrobial, pelarut, dan desinfektan (Rowe dkk, 2009).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2015 bertempat di
Laboratorium Teknologi Farmasi Akademi Farmasi Bina Husada Kendari.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman jambu biji yang terdapat
dikecamatan Lambuya Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah daun jambu biji (psidium guajava
L.) yang terdapat dikecamatan Lambuya Kabupaten Konawe, Sulawesi
Tenggara.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Variabel bebas : Sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji
2. Variabel terikat : Hasil uji fisik sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap variabelvariabel pada penelitian ini, maka diberikan suatu pengertian dan definisi
operasional sebagai berikut :
26

27

1. Ekstrak daun jambu biji adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi daun jambu biji dengan cara maserasi menggunakan pelarut
etanol.
2. Masker gel ekstraak daun jambu biji merupakan sediaan kosmetika yang
berguna untuk mencerahkan kulit atau membersihkan wajah hingga
kelihatan menarik dengan penambahan ekstrak daun jambu biji, serta
penambahan bahan lain yang diizinkan dan digunakan pada kulit tanpa
menimbulkan iritasi pada kulit.
3. Uji evaluasi fisik adalah parameter yang telah ditetapkan untuk mengetahui
layak atau tidaknya sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji meliputi uji
organoleptik (bentuk, warna, bau), uji homogenitas, uji pH, uji iritasi.
F. Kerangka Konseptual

Daerah
Tumbuh

Daun
jambu
biji

Ekstrak
daun jambu
biji

Masker gel daun


jambu biji

Iklim

Keterangan :

Variabel yang tidak diteliti


Variabel yang diteliti

Uji Evaluasi
Fisik

28

G. Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Botol maserasi
c. Cawan porselen
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur
f. Pipet tetes
g. pH universal
h. Sendok tanduk
i. Termometer
j. Timbangan digital
2. Bahan
a. Aquadest
b. Daun jambu biji
c. Etanol 70%
d. Etanol 96%
e. HPMC
f. Metil paraben
g. Propilenglikol
h. Propil paraben

29

H. Prosedur Penelitian
1. Cara Pengambilan Sampel
Daun jambu biji dipetik secara manual menggunakan tangan, daun
yang dipetik adalah daun tua yang tidak termakan ulat, yang dilakukan pada
jam 10 pagi sampai jam 12 siang saat proses fotosintesis.
2. Pengolahan Sampel
Setelah sampel terkumpul kemudian dibersihkan dan dicuci sampai
bersih, lalu ditiriskan. Daun jambu biji dirajang kemudian dikeringkan
dengan cara dijemur tanpa terkena sinar matahari langsung, kemudian
ditimbang dandilakukan ekstraksi.
3. Pembuatan Ekstrak
Proses pembuatan ekstrak daun jambu biji
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ditimbang daun jambu biji sebanyak 500 gram kemudian dimasukkan
kedalam toples kaca
c. Ditambahkan 3750 mL etanol 70% hingga sampel terendam sempurna
d. Ditutup toples dengan lakban hitam yang sebelumnya dilapisi
almunium foil
e. Dilakukan ekstraksi secara maserasi selama 3x24 jam pada suhu
kamar terlindung dari cahaya, sambil sering diaduk
f. Dilakukan penyarian setelah 3x24 jam, disaring menggunakan kain
flanel selanjutnya dirotavapor untuk mendapatkan ekstrak kental.

30

4. Pembuatan Masker
Proses pembuatan masker gel :
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan.
c. Dilarutkan ekstrak dalam etanol 96% seedikit demi sedikit hingga larut
sempurna.
d. Dikembangkan HPMC dalam aquadest dengan pengadukan yang
konstan hingga mengembang lalu didiamkan selama 1 malam
(wadah A)
e. Didalam wadah terpisah lainya (wadah B) larutkan nipagin dan nipasol
kedalam propilenglikol.
f. Dicampurkan (wadah A) dan (wadah B) lalu aduk hingga homogen.
g. Ditambahkan ekstrak yang telah dilarutkan sedikit demi sedikit lalu
aduk hingga homogen
h. Ditambahkan kembali aquadest ad 50 gram dan aduk kembali hingga
homogen
i. Dimasukkan kedalam wadah lalu diberi etiket dan brosur.

31

5. Pengujian Sampel
Pengujian sampel meliputi :
a. Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna dan Bau (Organoleptik)
1. Diamati adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari masingmasing sediaan masker selama penyimpanan pada suhu kamar pada
minggu ke 1,2,3 dan 4.
2. Dicatat perubahan tersebut.
b. Pemeriksaan Homogenitas
1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji,
kemudian diletakkan sedikit gel pada kaca objek.
2. Diamati susunan partikel kasar atau ketidak homogenan, lalu dicatat.
c. Pemeriksaan pH
1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji,
lalu dilarutkan dengan sedikit aquadest.
2. Dioleskan sampai merata pada semua bagian kertas pH.
3. Diamati perubahan warna yang ditunjukan pada kertas pH universal,
lalu dicatat.
d. Uji Iritasi
1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji,
lalu dioleskan pada kulit dengan diameter 2 cm selama 30 menit.
2. Diamati adanya reaksi iritasi berupa panas, gatal, ataupun perih, lalu
dicatat.

32

I. Diagram Alir

Daun jambu biji


Pemetikan
Sortasi basa
Pencucian
Diangin-anginkan
Sortasi kering
Perajangan
Penimbangan

Bahan tambahan
Etanol 96%
Metil paraben
Propil paraben
Propilenglikol
HPMC
Aquadest

Maserasi
Ekstraksi
(etanol 70% )

Rotavapor

Ekstrak kental

Masker A
konsentrasi HPMC
5%

Formulasi

Masker B
konsentrasi HPMC
10%

Masker C
konsentrasi HPMC
15%

Uji evaluasi fisik

Homogenitas

Bentuk, warna, bau

Temuan
Pembahasan
Kesimpulan

pH

Uji iritasi

33

J. Analisa Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari tempat pengujian seperti uji
evaluasi fisik meliputi pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau,
pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan pH, uji iritasi.
b. Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari literatur-literatur yang
relevan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil uji evaluasi fisik
sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji.
3. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan
microsoft excel.
4. Penyajian Data
Data yang akan dianalisis disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dijelaskan dalam bentuk narasi dan dilakukan penyimpulan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Uji Organoleptik
Tabel 3. 1. Hasil Uji Organoleptik Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.)
Pemeriksaan Formula

A
Bentuk

B
C
A

Bau

B
C
A

Warna

B
C

I
Semi padat
(Agak encer)
Semi padat
(agak keras)
Semi padat
(agak keras)
aroma khas
aroma khas
aroma khas
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan

Sumber : Data PenelitianTahun 2015


Keterangan :
A :Masker gel dengan konsentrasi 5%
B :Masker gel dengan konsentrasi 10%
C :Masker gel dengan konsentrasi15%
34

Pengamatan (Minggu ke)


II
III

IV

Semi padat
(Agak encer)

Semi padat
(Agak encer)

Semi padat
(Agak encer)

Semi padat
(agak keras)

Semi padat
(agak keras)

Semi padat
(agak keras)

Semi padat
(agak keras)

Semi padat
(agak keras)

Semi padat
(agak keras)

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan

Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan

Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan

35

Secara organoleptik gel masker ekstrak daun jambu biji berwarna


kuning kehijauan dihasilkan dari warna ekstrak. Ketiga gel masker yang
dihasilkan berbau khas ekstrak yang digunakan, dan bentuk yang
dihasilkan yaitu semi padat.
2. Uji pH
Tabel 3. 2. Hasil Uji pH Masker Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
Formula
I
6
6
7

A
B
C

pH
(Minggu ke)
II
6
6
7

III
6
6
7

IV
6
6
7

Dari data yang dihasilkan nilai pH dari ketiga sediaan gel masker
berkisar antara 6-7, nilai pH dari formula A dan B masih berada dalam
rentang pH normal kulit yaitu 4,5 dan 6,5 namun pada formula C
memiliki pH 7.

3. Uji Homogenitas
Tabel 3. 3. Hasil Uji Homogenitas Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.)
Homogenitas
(Minggu ke)

Formula
I

II

III

IV

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

36

Dari data yang dihsilkan dalam formulasi masker gel ekstrak daun
jambu biji diketahui bahwa ketiga sediaan terlihat homogen.
4. Uji Iritasi
Table 3. 4. Hasil Uji Iritasi Masker Gel Ekstrak Daun Jambu

Biji

(Psidium guajava L.)


Formula
Panelis

Eritema

Edema

Eritema

Edema

Eritema

Edema

10

Keterangan : + = terjadi iritasi


- = tidak terjadi iritasi
Dari data yang dihasilkan dari 10 orang panelis didapatkan data
bahwa ketiga formulasi sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji tidak
menimbulkan reaksi iritasi.

37

B. Pembahasan
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi masker gel ekstrak
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan tujuan untuk mengetahui
apakah ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi sebagai antioksidan
alami sediaan masker gel dengan berbagai macam evaluasi fisik sediaan
antara lain yaitu uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah daun jambu
biji karena daun ini mudah didapatkan dan memiliki banayak kandungan
fenol dan flavonoid yang merupakan zat alami yang berkhasiat sebagai
antioksidan.
Ekstraksi daun jambu biji dilakukan dengan cara daun jambu biji
dimaserasi selama 3x24 jam menggunakan etanol 70%, ekstrak yang
diperoleh selanjutnya dipekatkan pada tekanan 100 atm dan suhu 400C.
Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk formulasi masker gel dengan
konsentrasi 0,02%.
Untuk membuat sediaan masker gel, selain ekstrak daun jambu biji
sebagai antioksidan juga dibutuhkan zat-zat tambahan berupa HPMC
sebagai Gelling Agent dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 15%,
propilenglikol sebagai humektan, metil paraben sebagai pengawet fase
minyak , propil paraben sebagai pengawet fase air, etanol 96% sebagai
pelarut, dan aquadest sebagai pelarut.
Dalam formulasi masker gel, komponen Gelling Agent merupakan
faktor kritis yang dapat mempengaruhi sifat fisika gel yang dihasilkan.

38

Hidroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) merupakan gelling agent semi


sintetik turunan selulosa yang tahan terhadap fenol dan stabil pada pH 3
hingga 11 dan dapat membentuk gel yang jernih dan bersifat netral serta
memiliki viskositas yang stabil pada penyimpanan jangka panjang (Rowe
dkk, 2009).
Sediaan tersebut dibuat dengan cara zat aktif dan semua zat
tambahan ditimbang sesuai dengan perhitungan, kemudian dipisahkan
antara bahan campuran. Setelah itu, masukan campuran HPMC dan
Campuran Propilenglikol kedalam ekstrak yang telah ditambahkan etanol
96% terlebih dahulu lalu aduk homogen hingga terbentuk massa masker.
Kemudian dicukupkan volumenya hingga 50 gram. Lalu dilakukan uji
stabilitas fisik sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji yang meliputi
uji organoleptik, pengukuran nilai pH, uji homogenitas, dan uji iritasi.
1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan cara mengamati secara visual
terhadap bentuk, warna, dan bau sediaan. Hasil uji stabilitas sediaan
masker gel menunjukkan bahwa seluru sediaan yang dibuat tetap stabil
dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 4 minggu pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan bentuk, diketahui bahwa seluruh
sediaan masker yang dibuat memiliki bentuk dan konsistensi yang baik,
yaitu tidak keluar air dan tidak meleleh pada penyimpanan suhu kamar
namun pada sediaan masker gel dengan konsentrasi HPMC 5%
memiliki bentuk yang sedikit encer dan sediaan masker gel dengan

39

konsentrasi 10% dan 15% memiliki bentuk semi padat yang


menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi HPMC sebagai basis gel
maka bentuk sediaan yang dihasilkan akan semakin padat. Warna
masker gel tidak berubah, baik warna fisik masker gel maupun warna
yang dihasilkan saat masker gel dioleskan. Sedangkan bau yang
dihasilkan dari seluruh sediaan masker gel adalah bau khas ekstrak daun
jambu biji, Bau sediaan tetap stabil dalam penyimpanan selama 4
minggu pengamatan pada suhu kamar.
2.

Uji pH
Pengujian pH dilakukan setelah sediaan masker gel dibuat dengan
konsentrasi yang berbeda-beda menggunakan pH universal. Hasil
pemeriksaan pH menunjukan bahwa sediaan masker gel yang dibuat
dengan ekstrak daun jambu biji pada minggu ke-4 memiliki pH berkisar
antara 6-7. Pada formulasi A dan B memiliki pH 6 yang masih berada
dalam rentang dalam pH normal kulit yaitu 4,5-6,5 sedangkan pada
formulasi C memiliki pH 7, masker gel sebaiknya memiliki pH yang
sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika gel memiliki pH yang
terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi kering, sedangkan
jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit (Djajadisastra,
2004).

3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara meletakkan sedikit masker
gel di atas kaca objek lalu diraba dan diperhatikan adanya partikel atau

40

butiran-butiran kasar. Untuk uji homogenitas masing-masing sediaan


masker gel, tidak ditemukan adanya butiran-butiran kasar yang berarti
bahwa sediaan yang dihasilkan terdispersi dengan baik dan membentuk
massa masker gel yang sempurna.
4. Uji Iritasi
Pada uji iritasi pada 10 orang panelis memberikan hasil bahwa
sediaan masker yang dibuat tidak menimbulkan reaksi apapun baik
kemerahan (eritema) dan pembengkakkan (edema) maupun panas,
gatal, ataupun perih. Sehingga sediaan masker gel antioksidan dari
ekstrak daun jambu biji aman untuk digunakan sebagai sediaan topical.
Dari serangkaian uji-uji dan evaluasi kestabilan yang dilakukan
pada sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji, maka dapat
disimpulkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi dalam
bentuk sediaan masker gel dan memenuhi uji evaluasi fisik sediaan.

BAB V
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai formulasi
sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi dalam bentuk sediaan masker
gel.
2. Masker gel ekstrak daun jambu biji memenuhi syarat evaluasi fisik
sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi.

B.

Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang formulasi sediaan masker
gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.), mengenai uji
viskositas, uji cycling test, uji daya sebar.
2. Unuk peneliti selanjutnya dapat membuat sediaan masker serbuk, masker
krim.

41

DAFTAR PUSTAKA
Daud, M. F., Sadiyah, S. R., Rismawati, E. 2011. Pengaruh Perbedaan Metode
Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.). Universitas Islam Bandung.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor
11755/ Menkes/ Per/ VII/ 2010 Tentang Produksi Dan Peredaran
Kosmetika. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Diakses dari
(http://www.ikatanapotekerindonesia.net/ pharmaceutical-law/ saranaproduksi/2204-permenkes-no-1176-thn-2010-kosmetika.html).Pada
tanggal 28 maret 2015.
Djajadisastra, Joshita. 2004. Seminar Setengah Hari HIKI. Cosmetic Stability:
Jakarta.
Fitri, E. 2011. Formulasi Ekstrak Peel Off Dari Ekstrak Etanol Kulit Buah
Asam Kandis (Garcincg Cowa Roxb) Sebagai Kosmetik. Skripsi
UNAND: Padang.
Harry, Ralph G. 2000. Harry Cosmeticology. New York: Chemical Publishing.
Indriani, S. 2006. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava
L.) ITB.
Irawati, L. 2013. Pengaruh Komposisi Masker Untuk Penyembuhan Jerawat.
Bali: Udayana.
Izzati, M. K. 2014. Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker
Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.). Universitas Hidayatullah Jakarta.
Kamath, J. V., Dkk. 2008. Psidium Guajava L.: A Review, Int. J. Green
Pharmacy.
Kikuzaki, H. 2002. Antioxidant Effect Of Some Ginger Constituents. New York:
Chemical Publishing.
Lautan, J. 1976. Radikal Bebas Pada Leukosit Dan Eritrosit: Cermin Dunia
Kedokteran.
Markham, K. 2002. Mengidentifikasi Flavanoid. Bandung: Penerbit ITB.
42

43

Rowe, R. C., Dkk. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth


Edition. Chicago, London: Pharmaceutical Press.
Tranggono Dan Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik,
Editor: Jhosita Djadjadisastra. Jakarta: Penerbit Pustaka Utama.
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan bahan dengan bobot 50 gram untuk masing-masing


sediaan.
1. Formula A
Ekstrak

HPMC

x 50 g

= 0,01 g

x 50 g

= 2,5 g

Propileenglikol

x 50 g

= 7,5 g

Metil Paraben

x 50 g

= 0,1 g

Propil paraben

x 50 g

= 0,05 g

Etanol 96%

Aquadest ad

,
,

x 50 g

= 50 (0,01+2,5+7,5+0,1+0,05+4)
= 50 (14,16)
= 35,84 g

=4g

Dilebihkan 10%=

x 35,84

=3,5 g

44

45

2.

Formula B
Ekstrak

HPMC

x 50 g

= 0,01 g

x 50 g

=5g

Propileenglikol

x 50 g

= 7,5 g

Metil Paraben

x 50 g

= 0,1 g

Propil paraben

x 50 g

= 0,05 g

Etanol 96%

Aquadest ad

,
,

x 50 g

= 50 (0,01+5+7,5+0,1+0,05+4)
= 50 (16,66)
= 33,34 g

=4g

Dilebihkan 10%=

x 33,34

=3,3 g

46

3. Formula C
Ekstrak

HPMC

x 50 g

= 0,01 g

x 50 g

= 7,5 g

Propileenglikol

x 50 g

= 7,5 g

Metil Paraben

x 50 g

= 0,1 g

Propil paraben

x 50 g

= 0,05 g

Etanol 96%

Aquadest ad

,
,

x 50 g

= 50 (0,01+7,5+7,5+0,1+0,05+4)
= 50 (19,16)
= 30,84

=4g

Dilebihkan 10%=

x 30,84

=3,0 g

47

Lampiran 2. Dokumentasi penelitian


Gambar Ekstrak

Gambar Masker Gel

48

Gambar uji homogenitas

Gambar uji pH

Gambar Uji Iritasi

49

BROSUR

GUAVA MASK
KOMPOSISI:
Guava Mask masker mengandung:
Ekstrak daun jambu biji
HPMC
Propilenglikol
Metil paraben
Propil paraben

:
:
:
:
:

GEL MASKER

0,02 %
10
%
15
%
0,2
%
0,1
%

Bahan dasar masker 50 g


INDIKASI:
Guava mask masker efektif untuk perawat wajah kering dan
mencegah kerutan.
CARA PEMAKAIAN:
Bersihkan wajah dari kotoran yang menempel, oleskan
Guava mask masker pada bagian yang ingin dioles. Untuk hasil yang
optimal gunakan 1 kali sehari.
PERHATIAN:
Guava mask masker untuk pemakaian luar, hindari kontak dengan
mata dan kelopak mata. Jika timbul gangguan pada kulit wajah
kurangi pemakaian.

PENYIMPANAN:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering 15-25 0 C
KEMASAN:
Guava mask masker, Gel masker @ 50 gram
No. Reg
: CD 0905310001
No. Batch
: A029915
Exp. Date
: Juni 2019

Diproduksi Oleh:
PT. INTHERA
KENDARI SULAWESI TENGGARA

50

KEMASAN SEDIAAN

Guava Mask

Masker Gel
Netto : 50g

Guava Mask, Masker ekstrak daun jambu


biji mengandung antioksidan yaitu zat
alami yang membantu kulit wajah agar tidak
keriput, dan segar serta merawat kulit wajah
agar tetap sehat.

Guava mask

Guava Mask, Masker ekstrak daun jambu


biji mengandung antioksidan yaitu zat
alami yang membantu kulit wajah agar
tidak keriput, dan segar serta merawat
kulit wajah agar tetap sehat.

Komposisi:
Ekstrak daun jambu biji mengandung:
HPMC, propilenglikol, metil paraben,
propil paraben.

Komposisi:
Ekstrak daun jambu biji mengandung:
HPMC, propilenglikol, metil paraben,
propil paraben.

Produksi:
PT. INTHERA
Kendari-sulawesi tenggara
BPOM No. CD1005150001

Produksi:
PT. INTHERA
Kendari-sulawesi tenggara
BPOM No. CD1005150001

Masker Gel
Netto : 50 g

No. Batch : A 029915


Mfg. Date : 08-08-2015
Exp. Date : 08-08-2019

51

YAYASAN BINA HUSADA KENDARI


AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI
Jalan Sorumba No. 1/Kendari Sulawesi Tenggara 93117/Tlp./Fax. 0401-3190193

LAPORAN HASIL UJI


: INDRAWAN
: F.12.055
: Formulasi Sediaan Masker Gel Menggunakan Ekstrak Daun Jambu

NAMA
NIM
JUDUL

Biji
TANGGAL

(Psidium Guajava .L).

: 30 Juni - 29 Juli 2015

1. Data Hasil Pengujian Organoleptik


Pengamatan (Minggu Ke)
Pemeriksaan Formula

Bentuk

II

III

IV

Agak
encer

Agak
Encer

Agak
Encer

Agak
encer

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau

Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
kekuningan
kekuningan
kekuningan
kekuningan

Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan

Warna

52

Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
kekuningan
kekuningan
kekuningan
kekuningan

2. Data Hasil Pengukuran pH


Formula

Ph
(Minggu ke)
I

II

III

IV

3. Data Hasil Pengujian Homogenitas


Homogenitas
(Minggu ke)

Formula
I

II

III

IV

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

53

4. Data Hasil Ujian Kesukaan


Formula
Panelis

Eritema

Edema

Eritema

Edema

Eritema

Edema

10

Data yang terlampir diatas merupakan data yang benar-benar diperoleh


pada waktu melakukan penelitian di Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi
Bina Husada Kendari Sulawesi Tenggara.
Kendari, 8 Agustus 2015
Menyetujui,
Laboran Laboratorium Farmasetika

Hasnawati, AMF

Mengetahui :
Kepala Laboratorium Farmasetika

Drs. H. Adami

Anda mungkin juga menyukai