Anda di halaman 1dari 4

KESUBURAN TANAH 1)

Oleh: Ayu Nur Sasangka 2)

Abstrak
Kesuburan tanah merupakan kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan
produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada.
Salah satu peran tanah pada hidup tanaman, ialah sebagai penyedia unsur
hara. Unsur hara dibedakan menjadi dua, yakni unsur makro dan unsur
mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif
besar, sementara unsur hara mikro diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit.
Pemasokan dan pengangkutan hara meliputi tiga tahap, yakni intersepsi akar,
aliran massa, dan difusi. Pengangkutan ion hara dari akar menuju daun
meliputi tahap penyerapan pasif, penyerapan aktif, dan alih tempat
Kata kunci: kesuburan tanah, tanaman, dan unsur hara
Pendahuluan
Kemampuan tanah sebagai habitat tanaman dan menghasilkan bahan yang dapat dipanen
sangat ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah pertanian diukur berdasarkan
hasil tanaman (berat kering ton/ha) dan kualitas (kandungan gula, pati, protein dan vitamin) yang
variasinya direkam dari tahun ke tahun. Pada prinsipnya tanah yang subur adalah tanah yang
secara konsisten memberikan hasil yang baik tanpa penambahan pupuk. Namun tanah yang
subur dengan kriteria tersebut saat ini tidak ditemukan lagi akibat degradasi tanah. Oleh karena
itu, definisi tanah yang subur bergeser menjadi tanah yang bila dilakukan penambahan pupuk
atau bahan perbaikan tanah lainnya, akan terjadi respons tanaman dalam bentuk peningkatan
hasil yang cukup tinggi.
Tingkat kesuburan tanah ditentukan oleh sifat-sifat tanah yang terdiri dari sifat fisik, kimia,
dan biologi. Berdasarkan atas kombinasi kriteria sifat-sifat tanah tersebut maka terdapat berbagai
kondisi kesuburan tanah. Kondisi kesuburan tanah yang ideal akan dicapai apabila ketiga sifat
tanah tersebut dalam keadaan optimum. Optimalisasi ketiga sifat tanah dapat dilakukan dengan
tindakan pengelolaan yang tepat yang bertujuan menghasilkan produksi tanaman yang
maksimum dengan tindakan dan biaya pengelolaan yang efisien. Oleh karena itu, pengelolaan
tanah merupakan salah satu komponen produksi selain faktor tanah, tanaman, dan iklim.
Hubungan Kesuburan Tanah dengan Tanaman
Tanah yang subur sangat diperlukan pada lahan-lahan pertanian karena tanaman sebagai
penghasil pangan, serat dan bahan bakar tumbuh di atas tanah dan sebagian besar
kebutuhannya dipenuhi dari dalam tanah. Berbagai kebutuhan tanaman yang disediakan oleh
tanah antara lain sebagai tempat bertautnya akar tanaman, sebagai penyedia air, sebagai
1 Tugas Mata Kuliah Ilmu Tanah
2 Mahasiswa Program S1 Departemen Biologi FMIPA-UI

penyedia unsur hara, dan sebagai penyangga terhadap perubahan-perubahan temperatur dan
pH.
Unsur hara merupakan unsur yang diserap untuk pertumbuhan, metabolisme, dan
fotosintesis tanaman. Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon di atmosfir dan
ditambah air dari dalam tanah, yang kemudian diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan
bantuan sinar matahari. Unsur hara dibedakan menjadi dua, yakni unsur makro dan unsur mikro.
Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif
besar. Sementara, unsur hara mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah
sedikit. Walaupun unsur hara mikro hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat penting untuk
menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Contoh dari unsur hara makro antara
lain nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, kalsium, dan sulfur. Sementara contoh dari unsur hara
mikro antara lain boron, besi, tembaga, mangan, seng, dan molibdenum.
Unsur hara memiliki banyak peran dalam beberapa hal bagi hidup suatu tanaman.
Pertama, penyusunan dasar proteins, polisakarida, lemak, asam nukleat, yakni N dan P. Kedua,
produksi tenaga ATP, yakni P dan N. Ketiga, penyusun pigmen fotosintesis, yakni Mg. Keempat,
metabolisme karbohidrat (gula fosfat), yakni P. Kelima, alih tempat (translocation) gula dalam
pembuluh floem, yakni K. Keenam, pengangkutan elektron (fotosintesis, mitokondria, struktural
atau ensimatik), yakni Fe, S, Cl, dan Ni. Ketujuh, aktivator ensim, yakni K, Mg, dan Mn.
Kedelapan, kofaktor ensim, yakni Fe, Zn, dan Mo. Kesembilan, berhubungan dengan zat
pengatur tumbuh, yakni Zn. Kesepuluh, berhubungan dengan air (pengaturan osmotik,
membuka-menutup stomata), yakni K+, Na+, Ca++, NO3, dan Cl. Dan yang terakhir ialah
reproduksi (pembentukan bunga dan buah), yakni B.
Namun, jarang sekali tanah-tanah pertanian yang memberikan kondisi ideal bagi
pertumbuhan tanaman, sehingga diperlukan suatu tindakan perbaikan tanah untuk memberikan
media tumbuh yang baik bagi tanaman, yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang
maksimal.
Mekanisme Gerakan Hara dalam Tanah yang Subur
Pemasokan dan pengangkutan hara meliputi 3 tahap, yakni intersepsi akar, aliran massa,
dan difusi. Pada tahap intersepsi, akar tumbuh menembus tanah, bersinggungan dengan
permukaan partikel tanah, permukaan akar bersinggungan dengan ion hara yang terjerap,
kemudian terjadi pertukaran secara langsung. Meskipun angkanya kecil, tetapi sumbangannya
penting agar hara mencapai akar. Hal ini nampak jelas terutama bagi hara dengan kadar tinggi
dalam tanah misalnya Ca dan Mg, atau hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi tanaman
seperti Zn dan Mn dan hara mikro lainnya.
Intersepsi dipengaruhi oleh semua yang mempengaruhi pertumbuhan akar, antara lain
tanah yang kering, tanah mampat, pH tanah yang rendah, keracunan Al dan Mn, kekahatan hara,
kegaraman, aerasi buruk, penyakit akar, serangga, nematoda, temperatur sangat tinggi atau
sangat rendah. Pertumbuhan tanaman berpengaruh paling besar terhadap proses intersepsi,
meskipun juga berpengaruh terhadap dua mekanisme lainnya. Hara yang masuk melalui
intersepsi tergantung pada kadar hara dalam tanah, volume tanah yang dijelajahi akar, akar
menempati 12% volume tanah, pada permukaan tanah akar lebih rapat.
Pada tahap aliran massa, hara terlarut terbawa bersama aliran air menuju akar tanaman,
aliran air dipengaruhi oleh transpirasi, evaporasi dan perkolasi. Jumlahnya proporsional dengan
laju aliran (volume air yang ditranspirasikan) dan kadar hara dalam larutan tanah. Aliran masa
memasok hampir seluruh hara mobil yang diperlukan tanaman yaitu: NO 3, SO42-, Cl, and H3BO3.

Seringkali memasok hara Ca dan Mg yang berlebihan. Dengan demikian dapat memenuhi
kebutuhan Cu, Mn, and Mo, serta memenuhi sebagian kebutuhan Fe and Zn.
Faktor yang mempengaruhi aliran masa di antaranya ialah kadar lengas tanah di mana
tanah yang kering tidak ada gerakan hara, temperatur yang rendah mengurangi transpirasi dan
evaporasi, serta ukuran sistem perakaran yang mempengaruhi serapan air. Pengaruh kerapatan
akar terhadap pasokan hara oleh aliran masa lebih ringan dibanding terhadap intersepsi akar dan
difusi.
Pada tahap difusi, ion bergerak dari wilayah yang memiliki kadar hara tinggi ke wilayah
yang lebih rendah kadar haranya. Akar menyerap hara dari larutan tanah. Kadar hara di
permukaan akar lebih rendah dibandingkan kadar hara tersebut larutan tanah di sekitar akar. Ion
bergerak menuju permukaan akar. Mekanisme ini sangat penting bagi hara yang berinteraksi
kuat dengan tanah. Terutama untuk memasok hara P dan K, juga hara mikro Fe dan Zn. Laju
difusi proporsional dengan gradien konsentrasi, koefisien difusi dan wilayah yang tersedia untuk
terjadinya difusi.
Koefisien difusi dalam air dipengaruhi beberapa hal. Pertama, temperatur. Jika suhu
dingin, maka difusi menjadi lebih lambat. Kedua, kadar air tanah. Jika tanah kering, maka difusi
lebih lambat, kurang air, dan wilayah yang dilewati difusi lebih sempit. Ketiga, kelikuan
(tortuosity), yakni jalur dalam tanah tidak lurus, tetapi melalui sekeliling partikel tanah yaitu
lapisan air yang sangat tipis. Hal ini dipengaruhi oleh tekstur tanah dan kadar airnya. Jika lebih
banyak lempung maka jalur difusi lebih panjang. Jika lapisan air lebih tipis, maka jalur difusi lebih
panjang. Yang terakhir ialah daya sangga tanah, yakni hara yang dapat diambil melalui jerapan
tanah selama bergerak tersebut. Hal ini akan menurunkan laju difusi.
Setelah mencapai akar, ion hara diangkut sampai ke bagian daun melalui serangkaian
tahapan, yaitu penyerapan pasif (passive root uptake), penyerapan aktif (active root uptake), dan
alih tempat (translocation).
Kesimpulan
Kesuburan tanah merupakan kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk
tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Unsur hara pada tanah
dibedakan menjadi dua, yakni unsur makro dan unsur mikro. Unsur hara makro dibutuhkan
tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar, sementara unsur hara mikro diperlukan tanaman
dalam jumlah sedikit. Pemasokan dan pengangkutan hara meliputi tiga tahap, yakni intersepsi
akar, aliran massa, dan difusi. Pengangkutan ion hara dari akar menuju daun meliputi tahap
penyerapan pasif, penyerapan aktif, dan alih tempat.
Daftar Pustaka
Black, C.A. 1967. Soil plant relationship. John Wiley and Sons, New York: vii + 618 hlm.
Handayanto, E. 1996. Ekologi tanah dan pengelolaan kesuburan tanah secara biologi. Unibraw
press, Malang: 162 hlm.
Miller, R.W. & R.L. Donahue. 1990. Soils: An introduction to soils and plant growth. Prentice-Hall,
New Jersey: xiv + 768 hlm.
Power, J.F. & R.I. Papendick. 1997. Sumber-sumber organik hara. In Tenologi Dan Penggunaan
Pupuk, (Eds Engelstad O.P) (Transl. Didiek Hadjar Goenadi). Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta: 752778.
Roesmarkam, A. & N.W. Yuwono. 2002. Ilmu kesuburan tanah. Kanisius, Yogyakarta: 224 hlm.

Suntoro, Syekhfani, Handayanto, E., & Sumarno. 2001. Hubungan antara faktor kesuburan tanah
dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea) di sentra produksi kacang tanah,
Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah. Agrivita 23(1): 2731.

Anda mungkin juga menyukai