Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok sosial bukan merupakan kelompok statis. Kelompok
sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Untuk meneliti
gejala tersebut, perlu ditelaah lebih lanjut perihal dinamika kelompok
sosial tersebut. Beberapa kelompok sosial sifatnya lebih stabil daripada
kelompok-kelompok sosial lainnya, atau dengan kata lain, struktur tidak
mengalami perubahan-perubahan yang mencolok. Ini terjadi karena kerja
sama dalam kelompok sangat baik.
Adapun kelompok-kelompok sosial yang mengalami perubahanperubahan cepat, walaupun tidak ada pengaruh dari luar. Akan tetapi, pada
umumnya kelompok sosial mengalami perubahan sebagai akibat proses
formasi ataupun reformasi dari pola-pola di dalam kelompok tersebut,
pengaruh dari luar. Keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial
terjadi karena konflik antar individu dan kelompok atau karena adanya
konflik

antar

bagian

kelompok

tersebut

sebagai

akibat

adanya

keseimbangan antara kekuatan di dalam kelompok itu sendiri. Ada bagian


atau golongan dalam kelompok itu yang ingin merebut kekuasaan dengan
mengorbankan golongan lainnya, ada kepentingan yang tidak seimbang
sehingga timbul ketidakadilan, ada pula perbedaan paham tentang caracara memenuhi tujuan kelompok dan lain sebagainya. Semua itu
mengakibatkan perpecahan di dalam kelompok hingga timbul perubahan
struktur.
Di dalam sebuah kerjasama dalam kelompok pasti ada yang
berjalan dengan baik atau sebaliknya berjalan tidak baik, seperti adanya
sebuah persaingan, pertikaian yang membuat anggota didalam sebuah
kelompok itu terpecah belah, tidak akur sesama anggota yang
menimbulkan anggota didalam kelompok tidak utuh dan menimbulkan
berbagai masalah. Untuk itu didalam sebuah kelompok sosial perlu adanya
kerjasama antar anggota yang baik, komunikasi dan hubungan yang akur
didalam sebuah kelompok.
1

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kerjasama?
2. Apa definisi dari persaingan?
3. Bagaimana bentuk teori kerjasama dan persaingan?
4. Apa saja hipotesis-hipotesis dari teori kerjasama dan persaingan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tugas yang telah diberi dosen pengampu.
2. Untuk mengetahui definisi dari kerjasama.
3. Untuk mengetahui definisi dari persaingan.
4. Untuk mengetahui bentuk teori kerjasama dan persaingan.
5. Untuk mengetahui hipotesis-hipotesis dari teori kerjasama dan
persaingan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kerjasama
Kerjasama merupakan usaha terkoordinasi di antara anggota
kelompok atau masyarakat yang diarahkan untuk mencapai tujuan

bersama.

Beberapa ahli mengemukakan tentang pnegertian kerja sama

yaitu sebagai berikut:


1. Menurut Zainudin pengertian kerjasama adalah seseorang yang
memiliki kepedulian dengan orang lain, atau sekelompok orang
sehingga membentuk suatu kegiatan yang sama dan menguntungkan
seluruh anggota dengan dilandasi rasa saling percaya antar anggota
2.

serta menjunjung tinggi adanya norma yang berlaku.


Menurut Pamudji kerja sama adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih dengan melakukan interaksi antar individu yang

3.

melakukan kerjasama sehingga tercapai tujuan yang dinamis..


Thomson dan Perry mengatakan kerjasama merupakan suatu kegiatan
yang memiliki tingkatan yang berbeda, dimulai dari adanya koordinasi
dan kooperasi hingga terjadi kolaborasi di dalam suatu kegiatan

4.

kerjasama.
Menurut Rosen kerjasama merupakan sumber yang sangat efisien
untuk kulitas pelayanan. Dalam hal ini kerjasama dalam ranah

5.

ekonomi pada bidang jual beli.


Menurut Tangkilisan kerjasama merupakan sumber kekuatan yang
timbul didalam suatu organisasi sehingga dapat mempengaruhi

6.

keputusan dan tindakan organisasi.


Menurut Handshake Agreements kerjasama merupakan pekerjaan

yang yang diatur bukan atas dasar perjanjian yang ditulis.2


7. Kerja sama, atau kooperasi merujuk pada praktik seseorang atau
kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan
atau kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum, alihalih bekerja secara terpisah dalam persaingan.3
Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial di mana tujuan anggota
1

Lukita, dkk, dalam http://imadiklus.com/teori-kerjasama-dan-persaingan-kelompok/


diakses pada Sabtu, 02 April 2016 Pukul 21.15 wib.
2

http://www.informasi-pendidikan.com/2015/12/pengertian-bimbingan-dankerjasama.html
3

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerja_sama

kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota kelompok yang
lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan sehingga seseorang individu
hanya dapat mencapai tujuan bila individu lain juga mencapai tujuan.
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama. Bentuk dan pola-pola
padasemua

kelompok

kerjasama dapat dijumpai

manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap

demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga


atau

kelompok-kelompok kekerabatan. Bentuk kerjasama tersebut

berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu


tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di
kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim
yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan
diterima.
Dalam

perkembangan

selanjutnya, keahlian-keahlian

tertentu

diperlukan bagi mereka yang bekerja sama, agar rencana kerjasamanya


dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama timbul karena orientasi orang
perorangan terhadap kelompoknya (ingroup-nya) dan kelompok lainnya
(out-group-nya). Kerjasama mungkin akan bertambah kuat apabila ada
bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang
menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah
tertanam di dalam kelompok, dalam diri seseorang atau segolongan orang.
Kerja sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu
yang lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas,
karena keinginan-keinginan pokoknya tak dapat terpenuhi oleh karena
adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu.
Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, ada lima bentuk kerja
sama, yaitu:
1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong.
2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.

3. Kooptasi, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam


kepemimpinan

atau

pelaksanaan

politik

dalam

suatu

organisasi,

sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan


dalam stabilisasi organisasi yang bersangkutan.
4. Koalisi, yaitu kombinasi antara dua ornagisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan
keadaan

yang tidak stabil

untuk

sementara

waktu, karena

dua

organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang


tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi karena maksud
utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama,
maka sifatnya alaha kooperatif.
5. Joint-ventrue, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu, misalnya pemboran minyak, pertambangan batu bara, perfilman,
perhotelan dan sebagainya.4

B. Definisi Persaingan
Persaingan adalah proses sosial yang melibatkan individu atau
kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai
kemenangan tertentu. Persaingan dapat terjadi apabila beberapa pihak
menginginkan sesuatu yang terbatas atau sesuatu yang menajadi pusat
perhatian umum. Persaingan berlangsung tanpa ancaman atau kekerasan.5
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses
sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing
mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu
masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan

http://www. resume-psikologi-sosial.com diakses pada Kamis 7 April 2016 Pukul 21.57

http://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-persaingan.html

wib

mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman


atau kekerasan.6
Ada beberapa bentuk persaingan, di antaranya:
1. Persaingan ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan apabila
dibandingkan dengan jumlah konsumen.
2. Persaingan kebudayaan. Menyangkut

persaingan

kebudayaan,

keagamaan, lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan sebagainya.


3. Persaingan kedudukan dan peranan. Di dalam diri seseorang
maupun di dalam kelompok terdapat keinginan-keingian untuk diakui
sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan
yang terpandang.
4. Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit,
bentuk

tubuh, maupun

merupakan suatu

corak

rambut

dan

sebagainya,

hanya

perlambang kesadaran dan sikap atas perbedaan-

perbedaan dalam kebudayaan.


Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat memiliki beberapa
fungsi, antara lain:
1. Menyalurkan keinginan-keinginan individu ata u kelompok yang
bersifat kompetitif
2. Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang
pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh
mereka yang bersaing.
3. Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan social
4. Alat untuk menyaring para warga golongan karya (fungsional) yang
akhirnya akan menghaslkan pembagian kerja yang efektif.
Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai faktor, yaitu:
1. Kepribadian seseorang
2. Kemajuan masyarakat
3. Solidaritas kelompok
4. disorganisasi
C. Teori Tentang Kerjasama dan Persaingan
Teori ini dikembangkan oleh Deutsh (1949) dan didasarkan pada
Teori Lapangan dari Kurt Lewin. Pusat perhatian teori ini adalah pengaruh
dan kerja sama (cooperation) dan persaingan (competition) dalam
kelompok kecil.
6

http://www.edukasippkn.com/2016/01/pengertian-persaingan-competition-dan.html

Perbedaan antara kerjasama dan persaingan menurut Deutch


terletak pada sifat wilayah-wilayah tujuan pada kedua situasi tersebut.
Dalam situasi kerjasama, wilayah yang menjadi tujuan dari seorang
anggota kelompok atau subkelompok hanya dapat dimasuki oleh individu
atau sub-sub kelompok yang bersangkutan jika individu-individu lain atau
subkelompok lain juga bisa memasuki wilayah tujuan itu. Wilayahwilayah tujuan dari anggota-anggota kelompok itu dikatakan sebagai
saling menunjang (promotively interdependent goals).
Dalam situasi persaingan, kalau individu atau suatu subkelompok
sudah memasuki wilayah tujuan, maka individu-individu atau subsubkelompok yang lain tidak akan bisa mencapai wilayah tujuan mereka
masing-masing. Hubungan antara wilayah-wilayah tujuan anggota-anggota
kelompok dinamakan saling menghambat (contriently interdependet
goals).
Dengan demikian, orang-orang dalam situasi dimana wilayahwilayah tujuannya saling menunjang akan berlokomosi bersama-sama ke
arah wilayah tujuan termaksud, sedangkan orang-orang dalam situasi yang
wilayah tujuannya saling menghambatakan berlokomosi sedemikian rupa
sehingga orang lain dalam kelompoknya tidak mencapai wilayah tujuan
masing-masing.7
D. Hipotesis-hipotesis
Berdasarkan definisi dan dampak kerja sama dan persaingan
tersebut di atas, Deutch membuat sejumlah hipotesis sebagai berikut:
1. Individu-individu dalam situasi kerja sama akan melihat diri mereka
sendiri saling mendukung dan individu-individu dalam situasi
persaingan akan melihat diri mereka sendiri saling menghambat.
2. Tindakan subtitusi lebih banyak terjadi dalam situasi kerja sama
daripada situasi persaingan (subtitusi berarti tindakan sseseorang dapat
digantikan oleh tindakan orang lain; tidak perlu dua orang melakukan
tindakan yang sama).

Sarlito Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h.

78

3. Lebih banyak tindakan yang dipandang positif (menyenangkan) oleh


anggota-anggota lain dalam kelompok kerja sama daripada dalam
kelompok.
3a. Lebih

banyak

tindakan

yang

dipandang

negatif

(tidak

menyenangkan) oleh anggota-anggota lain dalam kelompok persaingan


daripada dalam kelompok kerja sama.
4. Dalam kelompok kerja sama lebih banyak daya pada diri anggota
kelompok yang diproduksi dan disalurkan kea rah yang sesuai dengan
arah yang dimaksud oleh pihak pengarah (inducer) daripada dalam
kelompok persaingan.
4a. Dalam diri masing-masing anggota kelompok kerja sama lebih
banyak terdapat konflik daripada dalam diri anggota-anggota
kelompok persaingan.
5. Anggota kelompok kerja sama akan lebih banyak saling menolong
daripada anggota kelompok persaingan.
5a. Anggota kelompok persaingan akan lebih banyak saling
menghambat daripada anggota kelompok kerja sama.8
6. Dalam satu waktu tertentu lebih banyak aktivitas yang saling berkaitan
(bekerja bersama-sama) antara anggota kelompok kerja sama daripada
anggota kelompok persaingan.
6a. Dalam suatu jangka waktu, lebih sering terjadi koordinasi usaha
dalam situasi kerja sama dari pada situasi persaingan.
7. Homogenitas dalam artian sumbangan atau partisipasi lebih besar
dalam situasi kerja sama daripada situasi persaingan.
8. Spesialisasi dari tugas dalam situasi kerja sama lebih besar daripada
situasi persaingan.
9. Spesialisasi dari aktivitas dalam situasi kerja sama lebih besar daripada
situasi persaingan.
10. Struktur tugas dalam situasi kerja sama lebih stabil daripada situasi
persaingan.
11. Peralihan peran dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan
lingkungan lebih dapat terjadi dalam situasi kerja sama daripada dalam
situasi persaingan.

Ibid., h. 79

12. Arah dari daya dalam kelompok kerja sama lebih serupa satu sama lain
dari arah dan daya dalam kelompok persaingan.
13. Tekanan untuk berprestasi lebih berat dalam kelompok kerja sama
daripada kelompok persaingan.
14. Kekuatan daya yang menuju ke arah tujuan, pada kelompok kerja sama
lebih besar daripada kelompok persaingan.
15. Jumlah keseluruhan daya yang bekerja pada individu-individu dalam
situasinya masing-masing tidak berbeda antara yang berada dalam
situasi kerja sama dan situasi persaingan.
16. Kalau tugas yang diberikan dapat diukur dengan lokomosi yang dapat
dilihat (abservable) tanda-tandanya, maka tanda-tanda itu akan lebih
banyak terlihat pada kelompok persaingan per unit waktu daripada
kelompok kerja sama.
17. Bila lokomosi dimungkinkan tanpa menimbulkan tanda-tanda, maka
tanda-tanda yang akan timbul akan lebih banyak pada kelompok kerja
sama per unit waktu daripada kelompok persaingan.9
18. Perhatian terhadap tanda-tanda yang ditimbulkan oleh orang lain lebih
sedikit dalam kelompok persaingan daripada kelompok kerja sama.
19. Kesulitan komunikasi lebih besar dalam kelompok persaingan
daripada kelompok kerja sama.
20. Kesulitan komunikasi lebih besar, bahkan jika saling perhatian cukup
tinggi, pada kelompok persaingan daripada kelompok kerja sama.
21. Saling setuju dan saling menerima antara orang-orang yang saling
berkomunikasi dalam kelompok kerja sama lebih terjadi daripada
kelompok persaingan.
22. Anggota kelompok kerja sama akan lebih tahu tentang aktivitas dalam
kelompoknya daripada anggota kelompok persaingan.
23. Orientasi pada kelompok lebih besar dalam kelompok kerja sama
daripada kelompok persaingan.
24. Produktivitas per unit waktu lebih besar pada kelompok kerja sama
daripada kelompok persaingan.
24a. Waktu yang dibutuhkan oleh kelompok kerja sama untuk
menghasilkan suatu jumlah produksi tertentu lebih singkat daripada
waktu yang dibutuhkan oleh kelompok persaingan untuk memproduksi
9

Ibid., h. 80

jumlah yang sama.


25. Kualitas hasil produksi dari kelompok kerja sama lebih tinggi daripada
kelompok persaingan.
26. Anggota-anggota kelompok kerja sama lebih banyak saling belajar
antarmereka daripada anggota-anggota kelompok persaingan.
27. Suasana bersahabat lebih besar dalam kelompok kerja sama daripada
kelompok persaingan.10
28. Anggota kelompok kerja sama menilai hasil kerja kelompoknya lebih
tinggi daripada penilaian anggota-anggota kelompok persaingan
terhadap hash kelompok mereka.
29. Tugas bersama dalam kelompok kerja sama lebih besar daripada
kelompok persaingan.
30. Tugas perorangan lebih besar persentasenya dalam kelompok
persaingan daripada kelompok kerja sama.
31. Pandangan seseorang terhadap sikap orang lain pada dirinya akan lebih
realistis dalam kelompok kerja sama daripada kelompok persaingan.
32. Sikap seseorang terhadap tugasnya sendiri dalam kelompok kerj;i sama
lebih mirip dengan sikap orang-orang lain terhadap tugasnya itu
daripada dalam kelompok persaingan.
33. Anggota kelompok kerja sama lebih banyak melihat dirinya sendiri
sebagai suatu yang menguntungkan buat orang lain daripada jika ia
adalah anggota kelompok persaingan.
34. Peleburan diri (incorporation) dengan sikap dari orang-orang lain pada
umumnya (attitude of generalized others) lebih sering terjacli dalam
kelompok kerja sama daripada dalam kelompok persaingan.11

BAB III
10
11

Ibid., h. 81
Ibid., h. 82

10

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerja sama merupakan suatu usaha antara individu dengan
individu atau orang perorangan untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Dalam situasi kerja sama, wilayah yang menjadi tujuan dari
seorang anggota kelompok atau subkelompok hanya dapat dimasuki oleh
individu atau sub-sub kelompok yang bersangkutan jika individu-individu
atau subkelompok lain juga bisa memasuki wilayah tujuan itu yang saling
menunjang.
Sedangkan dalam situasi persaingan, kalau seorang individu atau
suatu subkelompok sudah memasuki wilayah tujuan, maka individuindividu atau sub-sub kelompok yang lain tidak akan bisa mencapai
wilayah tujuan mereka masing-masing. Hubungan antara wilayah-wilayah
tujuan anggota-anggota kelompok dinamakan saling menghambat.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif untuk mencapai kesempurnaan dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pelajaran
bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerja_sama diakses pada Sabtu, 02 April 2016 Pukul


22.57 wib.
http://www.edukasippkn.com/2016/01/pengertian-persaingan-competition
dan.html diakses pada Sabtu, 02 April 2016 Pukul 22.15 wib.
11

http://www.informasi-pendidikan.com/2015/12/pengertian-bimbingan-dankerjasama.html diakses pada Sabtu, 02 April 2016 Pukul 22. 13 wib.


http://www. resume-psikologi-sosial.com diakses pada Kamis 7 April 2016 Pukul
21.57 wib
http://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-persaingan.html diakses
pada Sabtu, 02 April 2016 Pukul 22.00 wib.
Lukita, dkk, dalam http://imadiklus.com/teori-kerjasama-dan-persaingankelompok/ diakses pada Sabtu, 02 April 2016 Pukul 21.15 wib.
Santoso, S. (2011). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Refika Aditama.

12

Anda mungkin juga menyukai