Anda di halaman 1dari 14

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
NOMOR PER- 03 /KN/2008 TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS PEMBUATAN
RISALAH LELANG

BAB I
PEDOMAN UMUM RISALAH LELANG

A. Pengertian Risalah Lelang


Risalah Lelang adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh
Pejabat Lelang yang merupakan akta otentik dan mempunyai kekuatan
pembuktian sempurna bagi para pihak.

B. Fungsi Risalah Lelang


1. Risalah Lelang adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh
Pejabat Lelang yang merupakan akta otentik dan mempunyai kekuatan
pembuktian yang sempurna bagi para pihak.
2. Risalah Lelang dalam bentuk Grosse mempunyai kekuatan eksekutorial
yang

dapat

digunakan

termasuk

tetapi

tidak

terbatas

pada

pengosongan.
3. Risalah Lelang memberikan penyelesaian yang tuntas dari apa yang
dilelang, sehingga dapat dipergunakan oleh berbagai pihak, termasuk
tetapi tidak terbatas:
a. Pembeli dapat memperoleh Kutipan Risalah Lelang sebagai Akta
Jual Beli untuk kepentingan balik nama atau Grosse Risalah Lelang
sesuai kebutuhannya;

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
b. Penjual

memperoleh

pelaksanaan

lelang

Salinan
atau

Risalah

Grosse

Lelang
Risalah

untuk

laporan

Lelang

sesuai

kebutuhannya;
c. Pengawas Lelang (Superintenden) memperoleh Salinan Risalah
Lelang untuk laporan pelaksanaan lelang/kepentingan dinas;
d. Kantor pelaksana lelang, sebagai pertanggungjawaban administrasi
dan hasil lelang;
e. Kantor Pertanahan sebagai dasar hukum membaliknama suatu hak
atas tanah.

C.

Bentuk Risalah Lelang


1. Minuta Risalah Lelang adalah Asli Risalah Lelang yang terdiri dari bagian
kepala, badan dan kaki Risalah Lelang lengkap dengan lampiranlampirannya.
2. Kutipan Risalah Lelang adalah turunan Risalah Lelang yang diberikan
kepada Pembeli yang memuat bagian kepala, badan yang khusus
menyangkut Pembeli bersangkutan dan kaki.
3. Salinan Risalah Lelang adalah turunan dari keseluruhan Risalah Lelang
yang

diberikan

kepada

Penjual

dan

kepada

Pengawas

Lelang

(Superintenden) sebagai laporan.


4. Grosse Risalah Lelang adalah Salinan/Kutipan Risalah Lelang yang
memuat frasa DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA dan pada halaman terakhir Grosse Risalah Lelang pada
bagian kanan bawah sebelum tandatangan kepala kantor/Pejabat Lelang
Kelas II di atas materai secukupnya dengan dibubuhkan kata-kata
diberikan sebagai grosse ...(grosse pertama, dst) dengan menyebutkan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
nama orang yang memintanya dan untuk siapa grosse dikeluarkan serta
tanggal pengeluarannya.

D.

Salinan/Grosse Risalah Lelang


1. Salinan/Grosse Risalah Lelang hanya diberikan atas permintaan yang
berkepentingan.
2. Penerbitan foto copy minuta Risalah Lelang sebagai Salinan tidak
diperkenankan.

E.

Yang Dilampirkan Dalam Salinan Risalah Lelang


a. Laporan Realisasi Pelaksanaan Lelang;
b. Bukti-bukti tanda setor ke Kas Negara dan tanda bukti pembayaran
kepada Penjual/yang berhak menerima.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
BAB II
TEKNIS PEMBUATAN RISALAH LELANG

A.

Ketentuan Umum
1.

Dalam tiap pelelangan oleh Pejabat Lelang harus dibuat Risalah Lelang.

2.

Risalah Lelang diberi nomor urut per Tahun Anggaran dan dimulai dari
nomor 001.

3.

Risalah Lelang dibuat per permohonan lelang, kecuali untuk:


a. Lelang Eksekusi PUPN, Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang
Hak Tanggungan (UUHT) , Lelang Eksekusi Harta Pailit, Lelang
Eksekusi Gadai, Lelang Eksekusi Fidusia, dan Lelang Sukarela dari
Tim Likuidasi dibuat per debitor;
b. Lelang Eksekusi Pengadilan, Lelang Eksekusi Rampasan, Lelang
Eksekusi Barang Sitaan Berdasarkan Pasal 45 Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Lelang Eksekusi Benda
Sitaan Berdasarkan Pasal 18 Ayat (2) UU No.31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan UU No.20 Tahun 2001 dibuat per perkara;
c. Lelang Eksekusi Pajak dibuat per Wajib Pajak;
d. Lelang Eksekusi Barang Temuan dibuat per kasus.

4.

Risalah Lelang harus bermaterai cukup.

5.

Pembetulan kesalahan pembuatan Risalah Lelang:


a. Pembetulan

kesalahan

Risalah

Lelang

berupa

pencoretan,

penggantian, dilakukan sebagai berikut:


1) Pencoretan kesalahan kata, huruf, atau angka dalam Risalah
Lelang dilakukan dengan garis lurus tipis, sehingga yang dicoret
dapat dibaca; dan/atau
4

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
2) Penambahan/perubahan kata atau kalimat Risalah Lelang ditulis
di sebelah pinggir kiri dari lembar Risalah Lelang atau ditulis pada
bagian bawah dari bagian kaki Risalah Lelang dengan menunjuk
lembar dan baris yang berhubungan dengan perubahan itu,
apabila penulisan di pinggir kiri dari lembar Risalah Lelang tidak
mencukupi.
3) Jumlah kata, huruf atau angka yang dicoret atau yang
ditambahkan diterangkan pada sebelah pinggir lembar Risalah
Lelang, begitu pula banyaknya kata/angka yang ditambahkan;
4) Perubahan sesudah Risalah Lelang ditutup dan ditandatangani
tidak boleh dilakukan.

B.

Pengetikan Risalah Lelang


1.

2.

Risalah Lelang diketik di atas kertas ukuran folio (F4) dengan margin:
a. dari tepi atas kertas sampai tulisan Lembar..

:2

cm;

b. dari tepi atas kertas sampai judul RISALAH LELANG

: 8 spasi;

c. dari tepi bawah kertas sampai tulisan /Lembar Ke. : 2

cm;

d. dari tepi kiri kertas

:4

cm;

e. dari tepi kanan kertas

: 1,5 cm.

Risalah Lelang diketik dengan menggunakan jenis huruf Arial, font 12,
dengan spasi 1 (satu)/single, tidak dicetak tebal.

3.

Judul Risalah LELANG diketik ditengah-tengah bagian atas kertas


dengan huruf capital ukuran font 14.

4.

Setelah penulisan nomor Risalah Lelang dilembar pertama diberi jarak 1


spasi.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
5.

Penulisan SALINAN/KUTIPAN dan GROSSE RISALAH LELANG ditulis di atas


judul Risalah Lelang. Untuk Minuta Risalah Lelang cukup ditulis judul Risalah
Lelang.

6.

Pada setiap lembar bagian atas sebelah kanan Risalah Lelang harus
dicantumkan lembar ke berapa dari Risalah Lelang Nomor...tanggal...

7.

Untuk tanda tangan Pejabat Lelang disetiap lembar, diberi jarak 3 spasi.

8.

Pada setiap lembar bagian bawah sebelah kanan, baris terakhir ditulis katakata .../Lembar Ke... (diisi 2(dua) suku kata pertama).

9.

Diatas kata-kata ......./Lembar Ke ...... diberijarak 1 spasi.

10. Untuk lembar kedua dan selanjutnya, setelah penulisan NIP Pejabat Lelang
diberi jarak 1 spasi.
11. Pengetikan suatu kalimat dalam Risalah Lelang tidak boleh ada ruang kosong,
sisanya harus diisi dengan garis putus-putus. Pada setiap awal alinea diberi 5
ketukan dengan garis putus-putus.
12. Risalah Lelang harus dapat dibaca tanpa singkatan, kalimat ditulis dalam satu
rangkaian yang berhubungan satu dengan yang lain sehingga mudah
dimengerti.
13. Penulisan angka harus disertai dengan huruf, kecuali angka yang menyatakan
nomor.
14. Risalah Lelang di print dengan menggunakan printer yang ada pada fasilitas
kantor, namun diupayakan yang akan datang menggunakan printer jenis laser.
15. Khusus untuk Minuta Risalah Lelang pada bagian badan dan bagian kaki yang
berkaitan dengan : banyaknya barang yang dilelang, banyaknya barang yang
laku/terjual, jumlah harga barang yang terjual, jumlah harga barang yang
ditahan, banyaknya lampiran Risalah Lelang dan kalimat Dibuat dengan tidak
ada coretan, tambahan maupun perubahan, harus ditulis tangan.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
C.

Penandatanganan Risalah Lelang


1. Penandatanganan Risalah Lelang dilakukan oleh:
a.

Pejabat Lelang pada setiap lembar di sebelah kanan atas dari


Risalah Lelang, kecuali lembar yang terakhir;

b.

Pejabat Lelang dan Penjual/kuasa Penjual pada lembar terakhir


dalam hal lelang barang bergerak; atau

c.

Pejabat Lelang, Penjual/kuasa Penjual dan Pembeli/kuasa Pembeli


pada lembar terakhir dalam hal lelang barang tidak bergerak.

2. Dalam hal Penjual tidak menghendaki menandatangani Risalah Lelang


atau tidak hadir setelah Risalah Lelang ditutup, Pejabat Lelang membuat
catatan keadaan tersebut pada bagian kaki Risalah Lelang dan
menyatakan catatan tersebut sebagai tanda tangan penjual.
3. Minuta Risalah Lelang ditandatangani oleh Pejabat Lelang pada saat
penutupan pelaksanaan lelang.

D.

Catatan setelah Risalah Lelang ditutup


1.

Jika terdapat hal-hal penting yang diketahui setelah


penutupan Risalah Lelang, Pejabat Lelang harus membuat catatan hal-hal
tersebut pada bagian bawah setelah Kaki Minuta Risalah Lelang dan
membubuhi tanggal dan tanda tangan.

2.

Hal-hal penting sebagaimana dimaksud pada angka 1


meliputi:
a.

ada atau tidak adanya bantahan atas pembayaran


Harga lelang;

b.

adanya Pembeli wanprestasi;

c.

adanya Pembeli yang akan ditunjuk kemudian sesuai


dengan ketentuan perundangan dibidang perbankan dan pertanahan
yang berlaku;

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
d.

adanya pemberian duplikat Kutipan Risalah Lelang


sebagai pengganti asli Kutipan Risalah Lelang yang hilang atau rusak;

e.

adanya pemberian Grosse Risalah Lelang atas


permintaan Pembeli;

f.

adanya Pembatalan Risalah Lelang berdasarkan


putusan hakim yang sudah berkekuatan hukum tetap; atau

g.

hal-hal lain yang akan ditetapkan kemudian oleh


Direktur Jenderal.

3.

Dalam hal Pejabat Lelang dipindahtugaskan/meninggal


dunia, maka pencatatan dan penandatangan sebagaimana dimaksud
pada angka 1 dilakukan oleh :
a. Kepala Kantor untuk Pejabat Lelang Kelas I;
b. Superintenden untuk Pejabat Lelang Kelas II.

4.

Sanggahan/verzet atas pembayaran lelang dicatat pada


kaki Risalah Lelang setelah tandatangan Pejabat Lelang dan Kepala
Kantor membubuhi tanggal dan tandatangan.

E.

Lampiran Risalah Lelang


1. Catatan proses penawaran lelang yang dibuat Pejabat Lelang dibubuhi
tanda mengetahui/menyetujui dan tanda tangan penjual kemudian
dijahitkan sebagai lampiran Risalah Lelang.

2. Dokumen persyaratan lelang yang bersifat umum dan khusus dijahitkan


sebagai lampiran Risalah Lelang. Untuk dokumen yang berupa fotokopi
atau salinan terlebih dahulu harus dilegalisir sesuai aslinya.
3. Tiap surat yang dilampirkan dalam Risalah Lelang diberi tanda:
Lampiran ke Risalah Lelang tanggal
Nomor.. dan ditandatangani oleh Pejabat Lelang.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
F.

Sampul Risalah Lelang


1.

Sampul Risalah Lelang dibuat dengan ukuran F4 penuh.

2.

Tulisan pada Sampul Risalah Lelang ditulis dengan huruf capital, terdiri
dari:
a. Sampul diberi frame dengan garis rangkap 2, tebal dibagian luar dan
tipis dibagian dalam, dengan margin 2 cm dari tepi atas, bawah, kiri
dan kanan kertas;
b. Logo Departemen Keuangan, dengan ukuran 7x7 cm diletakkan
pada tengah atas dengan margin 2,5 cm dari tepi atas frame;
c. Tulisan SALINAN/KUTIPAN/GROSSE diletakkan dibagian tengah
dengan margin 2 cm dari batas bawah Logo, menggunakan huruf
Arial, font 20;
d. Tulisan RISALAH LELANG diletakkan dibagian tengah dengan
margin 1,5 cm dari bawah tulisan SALINAN/KUTIPAN/GROSSE,
menggunakan huruf Arial, font 30;
e. Tulisan Nomor, Tanggal, Pejabat Lelang, Penjual berurutan
kebawah dengan margin masing-masing 1cm, diletakkan dibawah

tulisan RISALAH LELANG dengan margin 1,5 cm, menggunakan


huruf Arial, font 12;
f. Tulisan nama Kantor diletakkan dibagian tengah dengan margin 2cm
dari frame bagian bawah, dengan huruf Arial, font 14.
3.

Warna merah muda untuk barang tidak bergerak atau barang tidak
bergerak yang disatukan dengan barang bergerak; dan

4.

Warna kuning muda untuk barang bergerak.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
G.

Penjahitan
1.

Setiap Risalah Lelang dijahit bersama dengan lampiran-lampirannya.

2.

Penjahitan Risalah Lelang dengan lampirannya harus dilakukan


sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin dipisahkan tanpa merusak
bundel Risalah Lelang dan diberikan lak/lilin pada sisa benang serta
distempel kantor.

10

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
Bab III
CONTOH RISALAH LELANG DAN PETUNJUK PENGISIAN

A. Contoh Format Minuta Risalah Lelang:


1.

Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Milik Negara/Daerah;

2.

Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Dimiliki Negara DJBC;

3.

Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Milik BUMN/D Non Persero;

4.

Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Kayu dan Hasil Hutan lainnya dari
Tangan Pertama;

5.

Risalah Lelang Eksekusi PUPN;

6.

Risalah Lelang Eksekusi Pengadilan Negeri;

7.

Risalah Lelang Eksekusi Pajak;

8.

Risalah Lelang Eksekusi Harta Pailit;

9.

Risalah Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan;

10. Risalah Lelang Eksekusi Barang tidak dikuasai/dikuasai Negara DJBC;


11. Risalah Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarkan Pasal 45 KUHAP;
12. Risalah Lelang Eksekusi Barang Rampasan;
13. Risalah Lelang Eksekusi Barang Temuan;
14. Risalah Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia;
15. Risalah Lelang Eksekusi Gadai;
16. Risalah Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarkan Pasal 18 Ayat (2)
Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.20
Tahun 2001;
17. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas I dari Balai
Lelang;
18. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas I dari Umum;
11

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
19. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas II dari Balai
Lelang.

B. Contoh Format Kutipan Risalah Lelang:


1. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Milik Negara/Daerah;
2. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Dimiliki Negara DJBC;
3. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Milik BUMN/D Non Persero;
4. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Kayu dan Hasil Hutan lainnya dari
Tangan Pertama;
5. Risalah Lelang Eksekusi PUPN;
6. Risalah Lelang Eksekusi Pengadilan Negeri;
7. Risalah Lelang Eksekusi Pajak;
8. Risalah Lelang Eksekusi Harta Pailit;
9. Risalah Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan;
10. Risalah Lelang Eksekusi Barang tidak dikuasai/dikuasai Negara DJBC;
11. Risalah Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarkan Pasal 45 KUHAP;
12. Risalah Lelang Eksekusi Barang Rampasan;
13. Risalah Lelang Eksekusi Barang Temuan;
14. Risalah Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia;
15. Risalah Lelang Eksekusi Gadai;
16. Risalah Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarkan Pasal 18 Ayat (2)
Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.20
Tahun 2001;
17. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas I dari Balai
Lelang;
18. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas I dari Umum;
12

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
19. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas II dari Balai
Lelang.

C. Contoh Format Risalah Lelang Tidak Ada Peminat


1. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Milik Negara/Daerah;
2. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Dimiliki Negara DJBC;
3. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Barang Milik BUMN/D Non Persero;
4. Risalah Lelang Non Eksekusi Wajib Kayu dan Hasil Hutan lainnya dari
Tangan Pertama;
5. Risalah Lelang Eksekusi PUPN;
6. Risalah Lelang Eksekusi Pengadilan Negeri;
7. Risalah Lelang Eksekusi Pajak;
8. Risalah Lelang Eksekusi Harta Pailit;
9. Risalah Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan;
10. Risalah Lelang Eksekusi Barang tidak dikuasai/dikuasai Negara DJBC;
11. Risalah Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarkan Pasal 45 KUHAP;
12. Risalah Lelang Eksekusi Barang Rampasan;
13. Risalah Lelang Eksekusi Barang Temuan;
14. Risalah Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia;
15. Risalah Lelang Eksekusi Gadai;
16. Risalah Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarkan Pasal 18 Ayat (2)
Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.20
Tahun 2001;
17. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas I dari Balai
Lelang;
18. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas I dari Umum;
13

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
19. Risalah Lelang Non Eksekusi Sukarela Pejabat Lelang Kelas II dari Balai
Lelang.

D. Contoh Risalah Lelang


1. Minuta Risalah Lelang;
2. Kutipan Risalah Lelang;
3. Risalah Lelang Tidak Ada Peminat.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara

Hadiyanto
NIP 060076790

14

Anda mungkin juga menyukai