berminyak (goreng-gorengan). Karena perubahan udara yang dingin dan lembab, karena
masuk angin sehingga terjadi salesma, ini semua sering menjadi penyebab batuk.Batuk yang
seperti ini disebut dengan batuk ringan.
Batuk Rejan
Batuk rejan (kinkhoest) atau sering disebut batuk 100 hari ini pada umumnya menyerang
pada anak-anak dan balita, tetapi kadang-kadang juga menyerang orang tua. Penyakit ini
dapat menular, tetapi setelah satu kali tertular seseorang akan menjadi kebal. Penularan
penyakit ini dapat melalui udara/pernapasan, oleh karena itu jika ada yang terserang
penyakit ini, hendaknya menjauhkan anak-anak darinya.Lebih-lebih pada waktu penderita
baru mendapat serangan.Batuk ini disebabkan oleh infeksi dari Bordetella pertusis.
Pada awalnya penyakit ini hanya kelihatan seperti batuk pilek biasa, tapi lama kelamaan
frekuensi batuknya menjadi lebih sering. Pada waktu batuk atau ketika terjangkit, seorang
abak wajahnya akan akan kelihatan merah, urat-urat bagian leher dan kepala menonjol.
Kadang-kadang disertai muntah-muntah kalau dahak yang ada dikerongkongan tidak dapat
dikeluarkan, anak tersebut akan kelihatan susah atau sesak napas dan mengeluarkan suara
ngik-ngik, kelopak mata kelihatan membengkak, dan juga pada waktu batuk ada
yang sampai mengeluarkan darah. Penyakit ini akan lebih berbahaya kalau komplikasi
dengan Broncho Pneumonia/Bronchitis (radang saluran paru-paru).
Mencakup Batuk Secara Luas
Batuk merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada anak, dan merupakan
keluhan yang seringkali menyebabkan orang tua membawa anak mereka ke dokter.
Batuk merupakan gejala dari sebagian besar infeksi pernapasan. Infeksi pernapasan meliputi:
Infeksi pernapasan atas, seperti pilek (dikenal juga sebagai common colds, hidung
beringus, nasofaringitis akut atau faringorinitis akut.)
Infeksi pernapasan bawah, seperti pneumonia, bronkitis, bronkiolitis.
Kadang-kadang batuk terdengar hebat. Namun demikian, biasanya batuk bukan merupakan
gejala yang membahayakan. Sebenarnya batuk merupakan suatu refleks tubuh untuk
membantu membersihkan jalan napas. Namun demikian, batuk dapat menjadi alasan untuk
berkunjung ke dokter. Kita perlu mengenal jenis-jenis batuk, agar kita tahu bagaimana
menanganinya dan mengetahui pula kapan sebaiknya kita meminta bantuan medis.
Jenis-jenis batuk dan Apa Maknanya
1. Batuk "Menggonggong"
Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan
trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling sering
adalah infeksi pernapasan atas akibat virus. Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan
semakin menyempit ketika mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak
sehingga anak mengalami kesulitan bernapas. Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering
menderita croup. Croup dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun
khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak dicurigai
mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya.
2. Batuk Rejan (" Whooping Cough)
Bunyi "whoop" adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut
berusaha menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak
mengeluarkan bunyi "whoop" (yang terdengar seperti "hoop") setelah batuk terus-menerus
sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis (batuk rejan) -terutama jika
Biasanya ditimbulkan oleh alergi, asma, pilek (colds), flu, dan infeksi pernapasan lainnya.
Udara dingin atau aktivitas dapat memperberat batuk, dan batuk ini seringkali membaik pada
malam hari atau pada saat anak beristirahat. Pada keadaan ini, sebaiknya AC tidak
dinyalakan, tidak ada binatang piaraan atau asap, yang menyebabkan anak batuk.
8. Batuk disertai Pilek (Colds)
Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika saat
anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk ini biasanya
berlangsung selama 1 minggu ketika gejala pilek (colds) lainnya telah mereda.
9. Batuk dengan Demam
Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya
adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai 39 derajat Celcius
atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan
pneumonia. Pada kasus ini, hubungi dokter sesegera mungkin.
10. Batuk dengan Muntah
Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini tidak
membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan pilek (colds)/ flu
atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung dan menyebabkan mual. Perlu
diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya.
3 tahun - 4 tahun
20-30
5 tahun - 9 tahun
15-30
10 tahun atau lebih
15-30
Selain menghitung laju napas, anda dapat juga memperhatikan kepala dan dada anak. Bila
anak cenderung menengadahkan kepala (ke belakang), hal ini menunjukkan adanya kesulitan
napas pada anak. Disamping itu, dapat pula ditemukan cekungan di di bawah leher, di sela
iga dan di atas ulu hati yang menunjukkan anak berusaha menggunakan otot bantu napas
untuk memudahkannya bernapas. Perhatikan juga adanya napas cuping hidung yang
menandakan kesulitan bernapas pada anak.
MEKANISMEBATUK
Padadasarnyamekanismebatukdapatdibagimenjaditigafase,yaitufaseinspirasi,fase
kompresidanfaseekspirasi. Batukbiasanyabermuladariinhalasisejumlahudara,kemudian
glotisakanmenutupdantekanandidalamparuakanmeningkat yangakhirnyadiikutidengan
pembukaanglotissecaratibatiba danekspirasisejumlahudaradalamkecepatantertentu
Faseinspirasidimulaidenganinspirasisingkatdancepat darisejumlahbesarudara,padasaat
iniglotissecarareflexsudahterbuka.Volumeudarayangdiinspirasisangatbervariasi
jumlahnya,berkisarantara200sampai3500mldiataskapasitas residufungsional.Penelitian
lainmenyebutkanjumlahudara yangdihisapberkisarantara50%daritidalvolumesampai
50% darikapasitasvital.Adaduamanfaatutamadihisapnyasejumlahbesarvolumeini.
Pertama,volumeyangbesarakan memperkuatfaseekspirasinantinyadandapat
menghasilkan ekspirasiyanglebihcepatdanlebihkuat.Manfaatkedua,volumeyangbesar
akanmemperkecilronggaudarayangtertutupsehinggapengeluaransekretakanlebihmudah
Setelahudaradiinspirasi,makamulailahfasekompresi dimanaglotisakantertutupselama
0,2detik.Padamasaini,
tekanandiparudanabdomenakanmeningkatsampai50100mmHg.Tertutupnyaglotis
merupakancirikhasbatuk,yang membedakannyadenganmanuverekspirasipaksalain
karena
akanmenghasilkantenagayangberbeda.Tekananyangdidapatkanbilaglotistertutupadalah
10sampai100%lebihbesardaripadacaraekspirasipaksayanglain.Dipihaklain,batuk
jugadapatterjaditanpapenutupanglottis
Kemudian,secaraaktifglotisakanterbukadanberlangsunglahfaseekspirasi.Udaraakan
keluardanmenggetarkan jaringansalurannapassertaudarayangadasehingga menimbulkan
suarabatukyangkitakenal.Arusudaraekspirasi yangmaksimalakantercapaidalamwaktu
3050detiksetelah glotisterbuka,yangkemudiandiikutidenganarusyang menetap'
Kecepatanudarayangdihasilkandapatmencapai 16.000sampai24.000cmpermenit,dan
padafaseinidapat dijumpaipengurangandiametertrakeasampai80%
terhadap virus.
Pada common colds, antibiotika tidak diperlukan karena karena antibiotika tidak
mempercepat penyembuhan dan tidak mencegah komplikasi. Jika dicurigai pneumonia atau
infeksi bakteria lainnya, dokter mungkin akan meresepkan antibiotika. Penggunaan
antibiotika yang tidak tepat menyebabkan bakteri menjadi kebal (resisten) terhadap
antibiotika. Resistensi ini merupakan masalah berat yang mengkhawatirkan seluruh dunia dan
dapat menimbulkan penyakit yang serius dan kematian. Untuk mencegah resistensi ini, maka
hal-hal yang perlu dilakukan antara lain adalah jangan meminta antibiotika pada dokter jika
anda/anak anda mengalami pilek (colds). Di lain pihak, jika anda mendapat antibiotika untuk
infeksi bakteri, gunakan sesuai petunjuk dokter; jangan berbagi antibiotika dengan orang lain.
Pada umumnya, obat-obat batuk tidak diperlukan. Obat-obat ini, baik yang diresepkan atau
yang dijua! bebas, mungkin mempunyai efek samping yang tidak menyenangkan dan bahkan
dapat berbahaya bag! bay! dan anak kecil. Biasanya yang paling baik ialah dengan
membiarkan perjalanan penyakitnya, hingga penyakit itu sembuh dengan sendirinya.
Pneumonia, pertusis, RSV, dan kasus croup yang berat, mungkin perlu rawat inap di rumah
sakit. Biasanya hal ini diperlukan hanya untuk pemantauan ketat dan untuk memastikan
kecukupan asupan cairan. Kadang-kadang, jika anak mengalami kesulitan bernapas,
diberikan oksigen.
Penanganan di Rumah
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membuat anak lebih nyaman saat ia
sedang batuk. Namun, konsultasi ke dokter tetap diperlukan pada keadaan-keadaan seperti
yang telah dijelaskan di atas.
Jika anak menderita asma, pastikan bahwa anda telah menerima petunjuk penanganan
asma dari dokter anak. Pantau perkembangan anak dengan seksama selama serangan
asma dan berikan obat-obat asma sesuai petunjuk dokter.
Jika anak-hidungnya tersumbat, bersihkan hidungnya sebelum memberikan
makanannya. Untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung dapat digunakan
tetes hidung yang mengandung garam fisiologis (NaCI 0,9%) sebanyak 2 tetes pada
masing-masing hidung 15- 20 menit sebelum makan. Tetes hidung NaCI 0,9% tidak
memiliki efek samping. Jangan gunakan tetes hidung yang mengandung obat lain,
karena obat tersebut dapat diserap dalam jumlah yang berlebihan.
Cara lain untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung yaitu dengan alat hisap
yang terbuat dari karet. Jangan lupa untuk memencet alat tersebut terlebih dahulu,
kemudian ujung karet dimasukkan ke satu lubang hidung, lalu perlahan keluarkan dan
lepaskan pencetan pada alat tersebut. Cara ini akan mengeluarkan lendir yang
menyumbat hidung dan memudahkan anak bernapas kembali. Teknik ini lebih mudah
dilakukan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. Anak yang lebih besar mungkin akan
menolak cara ini. Penggunaan garam fisiologis lebih dianjurkan daripada cara ini
karena alat hisap tidak mudah didapatkan dan penghisapan yang tidak hati-hati dapat
menyakitkan.
Jika anak anda mengalami colds, beristirahatlah di rumah. Hal ini akan membantu
penyembuhannya dan menghindarkan penularan pada orang lain. Ingat, cuci tangan
merupakan hal yang penting untuk mencegah penularan.
Jika anak terbangun pada malam hari dengan batuk seperti menggonggong", bawa
anak ke kamar mandi,. tutup pintu, dan putar keran shower air hangat selama
beberapa menit hingga memenuhi bathtub. Jika tidak ada shower air hangat, anda
dapat memasukkan air panas ke dalam ember dan biarkan ruangan menjadi penuh
uap. Duduklah bersama anak di lantai kamar mandi selama sekitar 20 menit. Uap air
akan membantu anak bernapas lebih mudah. Bacakanlah buku cerita supaya anak
merasa nyaman.
Jaga agar lingkungan tetap lembab (AC justru membuat ruangan menjadi kering).
Minuman dingin seperti jus dapat memberi rasa nyaman. Hindari minuman bersoda
atau minuman asam karena dapat merangsang saluran cerna.
Jangan berikan anak (terutama bayi dan anak kecil) obat-obat batuk yang dijual bebas
tanpa petunjuk khusus dari dokter. Kebanyakan obat-obat ini menekan batuk sehingga
dapat membahayakan anak. Batuk tidak boleh ditekan karena batuk justru membantu
mengeluarkan sekret/kotoran yang kadang-kadang timbul pada penyakit pernapasan.
Pada beberapa keadaan, obat-obat ini bahkan menimbulkan efek samping yang
berbahaya bila diberikan pada bayi dan anak yang masih sangat kecil. Selain itu,
pedoman dosis obat-obat yang dijual bebas untuk anak seringkali berdasarkan
pedoman dosis untuk dewasa (bukan diformulasi khusus untuk bayi), jadi obat
tersebut mungkin tidak bekerja secara tepat seperti yang diinginkan.
Kesimpulan
Batuk merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada anak. Meskipun kadang-kadang
batuk terdengar berat, batuk umumnya tidak berbahaya dan dapat ditangani di rumah. Batuk
merupakan suatu refleks tubuh untuk membantu membersihkan jalan napas kita. Ingat, batuk
merupakan gejala dan bukan penyakit. Jika anak batuk, harus dipikirkan apa yang menjadi
penyebabnya. Oleh karena itu, kita perlu mengenal jenis-jenis batuk agar kita tahu bagaimana
menanganinya dan kapan harus menghubungi dokter.
yang alamiah, yaitu suatu refleks perlindungan yang alamiah untuk membuang lendir ataupun
benda asing di saluran nafas. Tetapi batuk yang berkepanjangan berlama-lama pada anak
tidak jarang menimbulkan kecemasan pada orang tua, Apalagi pada musim dingin ini. Karena
dapat mengganggu tidur, pertumbuhan dan perkembangan anak, juga mengakibatkan
seringnya bolos sekolah. Batuk yang berkepanjangan pada anak ini disebut batuk kronik
berulang (BKB).
p>Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mendefinisikan istilah BKB ini, yaitu
batuk lebih dari atau sama dengan 14 hari dan / atau berulang minimal 3
episode batuk dalam 3 bulan berturut-turut dengan atau tanpa gejala-gejala
yang menyertainya. BKB bukanlah diagnosis penyakit final, tetapi merupakan
kumpulan gejala yang masih harus diobservasi untuk mencari penyebab atau
penyakit yang mendasarinya.
Bayi (0-1 tahun)
Kongenital
- trakeomalasia
- vascular ring
- jantung
Infeksi
- pertusis,
- respiratory syncytial
virus
- klamidia,
adenovirus
Aspirasi
Pasca infeksi virus
Asma
Tuberkulosis
Pertusis
OMC
Refluks Gastro-esofageal
(GER)
Bronkiektasis
Asma
Rokok
Postnasal drip (sinusitis)
Pascainfeksi
Infeksi
Tuberkulosis
OMC
Bronkiektasis
Psikogenik
Tumor
Asma
Aspirasi
Refluks Gastroesofageal (GER)
Rokok
PENYAKIT KONGENITAL
Untuk bayi, yaitu usia di bawah 1 tahun, penyakit yang harus kita singkirkan pertama kali
adalah kelainan kongenital. Salah satunya penyakit jantung bawaan misalnya katup bocor,
yang biasanya terdapat gejala khas lainnya, yaitu riwayat biru pada mulut dan jari, cepat
lelah, menyusui kurang kuat, pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat dibanding
anak seusianya. Selain itu BKB pada bayi bisa juga dikarenakan laringo/trakeomalasia dan
vaskular ring, yaitu kelainan di saluran pernafasan bayi yang mengakibatkan rangsangan
pada reseptor batuk.
INFEKSI
Infeksi saluran pernafasan atas berulang pada anak paling sering disebabkan oleh virus antara
lain RSV, adenovirus, rhinovirus atau batuk kronik juga dapat disebabkan oleh bakteri
pertusis, klamidia. Gejala penyerta lainnya adalah demam dan ada sumber penularan dari
sekitar. Sayangnya pada kanak-kanak awal setelah virus hilang, gejala batuk sering betah
berlama-lama mengganggu anak.
GER / ASPIRASI
Refluks Gastro-esofageal (GER) juga sering menyebabkan BKB. Gejala khasnya adalah
seringnya bayi/anak mengalami muntah, tersedak dan tak jarang berat badan tidak naik-naik.
Terjadi aliran balik dari lambung ke atas (esofagus), dan seringkali makanan atau cairan
muntah tersebut masuk ke saluran nafas secara tak sengaja, karena memang karena pada
anak-anak refleks menelannya belum sempurna. Muntahan yang sudah bercampur asam
lambung ini akan membuat iritasi saluran nafas sehingga merangsang batuk yang berulang.
ASMA
Untuk BKB atau batuk membandel pada anak yang lebih besar, asma harus kita pikirkan
terlebih dahulu karena hal tersebut yang paling kerap ditemukan. Asma adalah penyakit yang
juga dikhawatirkan para orang tua, karena biasanya adalah penyakit keturunan dari orang tua
yang memiliki riwayat alergi dan susah untuk dihindari. Selain batuk, anak juga bisa
mengalami pilek (rinitis), nafas berbunyi ngik-ngik atau sesak berulang. Jika terjadi serangan
asma, aktivitas anak jadi sangat terganggu, dan jika sesak tidak ditangani dengan baik, bisa
berbahaya karena membuat oksigen yang dibutuhkan tubuh kurang, biasanya jika sesak berat
ditandai oleh bibir yang membiru. Derajat batuk pada asma sifatnya hilang timbul,
maksudnya ada saat akut dan ada saat reda. Serangan asma sering dipicu oleh pencetus
tertentu misal mengkonsumsi es, terpapar debu, rokok, kecapekan dan sebagainya.
TUBERKULOSIS
Indonesia adalah salah satu negara dengan penderita tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia.
Tetapi pada anak-anak, terutama balita, batuk bukan merupakan gejala utama yang khas
untuk TB paru. Oleh karena itu perlu digali lagi mengenai gejala-gejala berikut ini: demam
berulang yang tidak terlalu tinggi dan tidak diketahui penyebabnya; berat badan turun atau
susah naik; pembesaran kelenjar leher; dan yang terpenting adalah riwayat kontak dengan
penderita TB orang dewasa. Intensitas batuk pada tuberkulosis biasanya menetap yaitu tidak
ada fase sembuh jika belum diobati penyakitnya, karena batuk terjadi akibat perangsangan
kelenjar di saluran nafas.
Selain itu, ada kalanya praktisi kesehatan juga memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang,
antara lain pemeriksaan foto Rontgen dada untuk mencari kelainan pada paru dan jantung.
Perlu juga dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin darah, urin dan tinja berikut
mikrobiologi dan kulturnya. Uji tuberkulin atau Mantoux test penting untuk dilakukan pada
anak yang dicurigai terinfeksi tuberculosis. Pada kasus yang dipikirkan alergi atau dalam
keluarga dijumpai riwayat alergi maka perlu dilakukan pemeriksaan uji kulit dan penentuan
kadar IgE. Pada anak yang agak besar dapat dilakukan pemeriksaan uji faal paru dengan
spirometri untuk menilai penyempitan saluran nafas seperti pada asma. Untuk kecurigaan
kearah penyakit jantung, dilakukan pemeriksaan ekokardiografi.
Cara penanganannya?
Untuk menangani BKB, yang pertama kita harus mengetahui penyakit dasarnya. Jika
ditemukan penyakit bawaan, tentu harus dikoreksi kelainannya, misal dengan pembedahan.
Pada asma yang terpenting adalah penghindaran pencetus, dan kalau sedang serangan maka
obat pereda asma tentunya diperlukan. Sedangkan jika terbukti BKB disebabkan infeksi tentu
harus diberikan antibiotik yang sesuai.
atau zat-zat itu. Akibatnya lama-lama bisa terjadi infeksi sekunder, jadi lebih banyak
merugikan daripada menguntungkan.
Hati-hati menggunakan obat-obat over the counter (OTC) untuk batuk, yang bisa dibeli
sendiri tanpa resep dokter. Karena biasanya mengandung lebih dari satu zat aktif dan tak
jarang mengandung zat aktif yang kurang dianjurkan untuk anak-anak. Seperti antitusif tadi
yang biasanya digunakan pada batuk rejan, yaitu batuk hebat dan terus-menerus. Yang paling
penting adalah memperbanyak minum air putih hangat, karena juga dapat membantu
mengencerkan dahak. Dan untuk terapi penyebab tergantung dari penyakit penyebabnya.
Pencegahan
Beberapa penyakit penyebab BKB bisa dicegah dengan imunisasi, di antaranya Difteri
Pertusis Tetani (DPT) untuk mencegah batuk seratus hari atau yang lebih dikenali dengan
pertusis. BCG diberikan untuk mencegah komplikasi berat TB, sedangkan imunisasi campak
mencegah komplikasi radang paru yang sering menyertai penyakit campak. Imunisasi lain
yang dianjurkan adalah imunisasi pneumokokus dan influenza, terutama bagi anak-anak yang
daya tahan tubuhnya rendah, misal penderita asma dan jantung.
Tindakan pencegahan lainnya adalah, menggunakan masker untuk mencegah penyebaran
infeksi, menghindari pencetus pada penderita asma, menghindari polutan terutama didalam
rumah misalnya asap rokok, menjauhkan anak terhadap asap dari kompor minyak tanah atau
kayu bakar yang bisa mengakibatkan penurunan daya tahan saluran nafas.
Alergi adalah proses melawan alergen (penyebab alergi) yang masuk ke dalam
badan, yang memang tidak ada hubungannya dengan infeksi (virus, bakteri dll).
Alergi biasanya hilang dengan pemberian anti alergi dan menjauhkan anak dari
alergen yang mungkin. Penyebab alergi spesifik untuk tiap orang, hanya orang
dekatnya yang memperhatikan anak yang tahu apa saja yang menyebabkan dia
menderita alergi.
Begitu juga dengan batuk yang disebabkan oleh alergi. Batuk karena alergi bisa
berlangsung lama atau hilang timbul selama pencetus alerginya tidak
diatasi.Pembagian jenis batuk itu sendiri sangat bervariasi. Salah satunya adalah
menurut penyebabnya, yakni alergi atau infeksi.
Penyebab batuk alergi adalah:
Proses batuk alergi adalah zat inhalan maupun alergen yang masuk ke dalam
tubuh balita akan memicu produksi lendir secara berlebihan dan menyebabkan
pembengkakan pada saluran pernapasan. Akibatnya, ujung-ujung saraf di dalam
selaput lendir menjadi terangsang dan timbulah batuk.
Gejala tambahan:
Batuk kadang disertai sesak napas, dan napas berbunyi (mengi) atau
asama. Bila pembengkakan selaput lendir terjadi pada saluran pernapasan
bawah (seluruh saluran paru-paru), bisa terjadi penyempitan saluran
pernapasan.
SKENARIO
Seorang anak 3 thn diantar ibunya ke RS dengan demam yang tinggi, anak rewel dan tidak
pernah tidur sejak semalam. Menurut ibunya dalam 3 bulan terakhir ini sudah berkali-kali ia
membawa anaknya ke dokter dengan keluhan beringus dan batuk yang hilang timbul,
terutama malam hari dan hampir satu bulan terakhir ini batuk dan beringus anaknya tidak
berhenti yang kadang disertai sesak. Pada saat penimbangan di posyandu bulan lalu BB
anaknya 10 kg. Anaknya anak ke 3, kedua anaknya juga sering mengalami keluhan yang
sama, hanya saja tidak separah anaknya yang ketiga ini.
KATA/ KALIMAT KUNCI :
1. Anak umur 3 thn
2. Demam tinggi
3. Batuk, beringus yang hilang timbul
4. Disertai sesak
5. BB 10 kg
6. Kedua kakaknya juga mengalami hal yang sama tapi tidak separah anaknya yang ketiga
PERTANYAAN :
1. Jelaskan bagaimana patomekanisme batuk !
2. Jelaskan penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan dengan skenario !
3. Bagaimana epidemiologi dari penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan
dengan skenario !
cara
Mantoux
masih
dianggap
sebagai
cara
yang
paling
dapat
napas melemah atau hampir tidak terdengar karena aliran udara sangat lemah.
B. Uji faal paru
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk menilai asma meliputi diagnosis dan pengelolaannya.
Uji faal paru dikerjakan untuk menilai derajat obstruksi, menilai hasil provokasi bronkus,
menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Uji faal tidak selalu mudah
dilakukan, terutama pada anak dibawah umur 5-6 tahun. Peak flow meter adalah alat yang
paling sederhana, sedangkan dengan spirometer memberikan data yang lebih lengkap.
C. Foto rontgen thorax
Pemeriksaan ini perlu dilakukan dan pada foto akan tampak corakan paru yang meningkat.
Hiperinflasi terdapat pada serangan akut dan pada asma kronik.
D. Pemeriksaan darah
Eosinofil dapat ditemukan pada darah tepi, sekret hidung dan sputum. Dalam sputum dapat
ditemukan kristal Charcot-Leyden dan spiral Curshman. Bila ada infeksi mungkin akan
didapatkan pula lekositosis polimorfonukleus.
6. Penatalaksanaan dari penyakit-penyakit sistem respirasi yang berkaitan dengan skenario !
TBC anak
Regimen dasar pengobatan TB adalah kombinasi INH dan RIF selama 6 bulan dengan PZA
pada 2 bulan pertama. Pada TB berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai
dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan
o
berikn kortikosteroid.
o Penderita TB dan pengobatanya harus adekuat,pengobatan TB memakan waktu minimal 6
bulan.
o Terdapat du TB alternative terapi pada paru, yaitu :
-Terapi jangka panjang (terapi tanpa rifampsin)
Terapi ini menggunakan isoniazid, etambutol dalam jangka waktu 24 bulan atau 2 tahun
-Terapi jangka pendek
Terapi ini menggunakan regimen rifampisin dan isoniazid dalam jangka waktu minimal 6
Bulan.
PENCEGAHAN
o Kemoprofilaksis : sbg kemoprofilaksis bias ax dipakai INH dgn dosis 10 mg/kgbb hr slma
1thn
Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara dan tempat keramaian
suara serak, sesak napas dan adanya tarikan pada otot diantara rusuk (retraksi).
Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan. Dan segera ke RS jika
Daftar Pustaka
Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. ECG.
Buku Saku Ilmu Penyakit Paru.
Nelson Pediatric.ECG.
KOMPAS.com - Orang tua Sandiaz sangat khawatir. Sejak usia 6 bulan hingga sekarang, anak
yang berusia 5 tahun itu hampir setiap bulan selalu ke dokter karena sakit. Keluhan yang sering
dialami adalah batuk, pilek dan panas. Pada umumnya disebabkan virus.
Kekhawatiran orangtua beralasan karena anak tersebut sudah terlalu sering minum obat,
apalagi setiap sakit antibiotika dikonsumsi secara rutin. Anak ini juga sering mengalami
overdiagnosis TBC atau divonis sebagai TBC atau "Flek", padahal tidak menderita penyakit
tersebut. Kecapekan, cuaca, minum es, makan gorengan atau tertular sakit di sekolah selama ini
dianggap sebagai penyebab gangguan tersebut.
Sebenarnya, anak mudah sakit utamanya karena daya tahan tubuh yang buruk. Tanpa disadari,
penyebabya adalah infeksi dari orang dekat dalam rumah seperti orangtua, kakak, kakek atau
neneknya yang berpotensi sebagai sumber utama penularan.
Penyebab daya tahan tubuh yang tidak optimal ini sering terjadi pada mereka dengan saluran
cerna yang sensitif. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar atau sekitar 70 persen mekanisme
pertahanan tubuh terdapat dalam saluran cerna. Biasanya, hal ini sering terjadi pada penderita
alergi, asma dan sensitif pencernaan. Anak yang sering sakit dan kontak di rumah yang sering
sakit ternyata mempunyai masalah kesehatan yang sama. Hal ini biasanya terjadi pada anak
atau saudara kandung atau salah satu orangtua yang wajahnya sama. Faktor fenotip atau
kesamaan wajah dalam keluarga seringkali sebagai indikator menunjukkan kesamaan
permasalahan kesehatan yang sama
Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, penyebab anak sering sakit adalah akibat debu,
udara dingin, hujan, faktor cuaca, tertular sekolah, terlalu capek, AC, hujan, minum es, makan
gorengan atau kipas angin. Padahal kalau dicermati, problem utamanya bukan sekedar masalah
itu. Tetapi infeksi berulang karena daya tahan tubuh anak tidak bagus, dan kontak sumber
penularan yang sering sakit di sekitarnya.
Infeksi berulang biasanya sering disebabkan karena kontak erat dengan seseorang yang sering
sakit di dalam rumah. Penderita yang sering terkena infeksi virus ringan ini kerap tidak disadari
dan dianggap bukan sakit, tetapi dikira penyebab lain.
Infeksi virus berulang pada orang dewasa selama ini dianggap karena terlalu lelah, masuk angin,
asma, alergi atau sinusitis. Memang, biasanya penderita alergi mudah terkena infeksi batuk dan
pilek. Bukan hanya orang awam, dokter pun seringkali sulit membedakan gejala alergi dan
infeksi sehingga gejala infeksi ini dianggap sebagai gejala alergi. Gejala umum yang sering
dialami adalah badan sering pegal dan capek, nyeri tenggorok, badan meriang dan sakit kepala.
Gangguan infeksi virus berulang ini oleh masyarakat awam bahkan oleh sebagian dokter sering
dianggap sebagai alergi dingin, alergi debu, masuk angin, kecapekan, sering keluar kota, masuk
angin, karena asap rokok, panas dalam. Padahal, gangguan tersebut sebenarnya infeksi virus
ringan yang dapat menular kepada anak, apabila daya tahan tubuhnya menurun.
Bila infeksinya ringan pada orang dewasa, gangguan ini terjadi hanya dalam 2-3 hari saja, tetapi
sering berulang timbul. Sehingga istilah yang sering diberikan adalah "mau flu tidak jadi".
Penderita golongan ini bisanya mengalami gangguan alergi hidung, sinusitis, asma, dan
masalah sensitif pada saluran cerna.
Pada anak usia sekolah, seringkali orangtua menyalahkan karena teman di sekolah sering sakit.
Sebenarnya bila dicermati di lingkungan sekolah memang tidak akan pernah bebas anak sakit.
Dalam lingkungan kelas, memang mungkin terdapat 30% anak yang mudah sakit karena daya
tahan tubuhnya buruk. Tetapi sebagian besar lainnya relatif jarang sakit karena daya tahan
tubuhnya baik. Sehingga yang harus diperhatikan adalah daya tahan tubuh anak, bukan
disalahkan sekolahnya.
Infeksi berulang pada anak
Infeksi berulang pada anak adalah infeksi yang sering dialami khususnya infeksi saluran napas
akut. Keadaan ini oleh dokter kerap didiagosis sebagai (BKB) Batuk Kronis Berulang, atau
sebagian orang awam menyebut penyakit batuk dan pilek yang tidak sembuh-sembuh. Padahal,
sebenarnya gangguan batuk pilek tersebut hilang karena infeksi berulang mudah terkena sakit
atau istilah awamnya on and off.
Manifestasinya timbul kadang keras, berkurang sedikit, kemudian meningkat lagi berulang dalam
jangka panjang. Sebenarnya, infeksi batuk pilek tersebut penyebabnya utamanya virus yang
biasanya akan membaik dalam 5-7 hari. Kondisi ini diakibatkan karena rendahnya kerentanan
seseorang terhadap infeksi. Biasanya infeksi berulang ini dialami berbeda dalam kekerapan
kekambuhan, berat ringan gejala, jenis penyakit yang timbul dan komplikasi yang diakibatkan.
Gangguan ini sering terjadi pada penderita alergi dan pada penderita defisiensi imun, meskipun
kasus yang terakhir tersebut relatif jarang terjadi. Infeksi berulang terjadi bila terjadi infeksi lebih
dari 8 kali dalam setahun atau bila terjadi infeksi 1-2 kali tiap bulan selama 6 bulan berturutturut. Pada infeksi berulang biasanya didapatkan kerentanan dalam timbulnya gejala klinis suatu
penyakit, khususnya demam. Bila terjadi demam, sering sangat tinggi atau lebih dari 39 oC.
Dengan penyakit yang sama, anak lain mungkin hanya mengalami demam sekitar 38- 38,5 oC.
Biasanya penderita lebih beresiko mengalami pnemoni, mastoiditis, spesis, ensefalitis dan
meningitis.
Faktor penyebab
Faktor penyebab utama lain dari dari anak yang mudah sakit di antaranya adalah paparan
dengan lingkungan, struktur dan anatomi organ tubuh, masalah sistem kekebalan tubuh
(mekanisme sistem imun yang berlebihan (penderita alergi) atau kekurangan) atau penyakit
infeksi yang tidak pernah diobati dengan tuntas. Faktor genetik diduga ikut berperanan dalam
gangguan ini. Pada genetik tertentu didapatkan perbedaan pada kerentanan terhadap infeksi.
Anak laki-laki lebih sering mengalami gangguan ini.
Faktor lingkungan seperti kontak dengan sumber infeksi sangat berpengaruh. Kelompok anak
yang mengikuti sekolah prasekolah lebih sering mengalami infeksi 1,5-3 kali dibandingkan
dengan anak yang tinggal di rumah. Perokok pasif kemungkinan dua kali lipat untuk terkena
infeksi. Jumlah anggota keluarga di rumah meningkatkan terjadinya infeksi. Keluarga dengan
jumlah 3 orang hanya didapatkan 4 kali infeksi pertahun sedangkan jumlah keluarga lebih dari 8
didapatkan lebih 8 kali infeksi pertahun.
Sering dialami penderita alergi
Infeksi berulang juga sering dialami penderita gangguan mekanisme sistem kekebalan tubuh
berupa "overactive" sistem kekebalan (alergi) dan "underactive" sistem kekebalan (defisiensi
imun). Adanya gangguan tersebut mengakibatkan adanya gangguan sistem imun yang berfungsi
menghancurkan jamur, virus dan bakteri.
Penderita alergi, khususnya yang mengalami hipersensitif saluran cerna dengan gangguan
mual, muntah atau gangguan pencernaan lainnya, sering mengalami kondisi daya tahan tubuh
yang menurun. Penderita alergi terus meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Alergi
dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita tanpa terkecuali. Berdasarkan
mekanisme pertahan tubuh yang dijelaskan sebelumnya, tampaknya gangguan saluran cerna
dan asma sering mengganggu mekanisme pertahanan tubuh. Alergi makanan tampaknya ikut
berperanan penting dalam dalam gangguan ini.