Anda di halaman 1dari 7

Protozoa, organisme bersel satu.

Protozoa adalah eukariota, organisme ditandai dengan


memiliki materi herediter yang tertutup dalam inti yang dibatasi oleh membran. Kebanyakan
protozoa berukuran mikroskopis, mulai dari ukuran dengan panjang sekitar 0,001-0,01 mm,
tetapi beberapa, termasuk amuba tertentu, cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang.

Ciri-ciri Protozoa
Protozoa hidup bebas makan terutama pada organisme mikroskopis seperti bakteri, ragi, alga,
dan protozoa lainnya. Beberapa spesies Protozoa mengandung klorofil dan mampu membuat
makanan mereka sendiri dengan fotosintesis. Banyak protozoa memakan benda mati, dan
dengan demikian berguna dalam membuang limbah organik.
Ciri-ciri umum hewan Protozoa
1. Umumnya heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri)
2. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu
cambuk (flagel).
3. Protozoa dapat Hidup bebas, saprofit atau parasit
4. Protozoa merupakan Organisme bersel tunggal
5. Protozoa adalah Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
6. Protozoa dapat Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan bentuk sel protozoa yang
terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri
8. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
9. Protozoa tidak mempunyai dinding sel
10. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
Semua protozoa non parasit adalah organisme dasar dalam rantai makanan hewan dan
piramida jumlah. Istilah-istilah ini mengacu pada hubungan makan dan populasi hewan besar
untuk berturut-turut lebih kecil, lebih banyak hewan. Sebagai contoh, seseorang dapat makan
beberapa ikan yang telah diberi yang telah mengkonsumsi ratusan udang yang telah makan
ribuan protozoa. Dengan demikian, protozoa yang tidak langsung namun mendasar penting
bagi manusia.

Ciri-ciri Protozoa

Tubuh protozoa menyerupai, secara umum, sebuah sel tunggal metazoan, atau hewan bersel
banyak. Namun, tubuh protozoa sering memiliki struktur khusus yang disebut organel
(organ kecil) tidak ditemukan dalam sel-sel metazoan. Organel melakukan fungsi yang
dilakukan oleh jaringan dan organ dalam bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Sebagai
contoh, banyak protozoa memiliki organel yang disebut silia (rambut) atau flagella
(cambuk)- tonjolan kecil yang digunakan dalam berenang. Protozoa lainnya bergerak
dengan memperluas bagian tubuh untuk membentuk pseudopodium (kaki palsu), di mana
seluruh tubuh kemudian mengalir. Banyak protozoa memiliki lebih dari satu inti. (Hampir
semua sel metazoan memiliki inti tunggal.)
Tidak seperti sel metazoan, tubuh protozoa mungkin termasuk halus, geometris berpola
kerangka silika, kapur, atau bahan keras lainnya. Beberapa protozoa memiliki trikosit-halus,
struktur seperti benang dengan tips berduri yang berfungsi untuk mempertahankan protozoa,
sebagai jangkar tubuhnya, atau melumpuhkan mangsanya. Banyak spesies protozoa
membentuk koloni yang dangkal menyerupai percabangan tanaman atau metazoa seperti
kantung.
Protozoa sering mengambil makanan dan air, dan mengeluarkan limbah, oleh osmosis
sederhana, pertukaran bahan larut melalui dinding tubuh. (Osmosis juga khas dari sel
metazoan.) Namun, banyak protozoa memiliki organel untuk menangkap makanan. Beberapa
memiliki tenggorokan yang terdefinisi dengan baik, atau mulut seperti alur. Protozoa lainnya
menggunakan pseudopodia mengelilingi makanan mereka, atau menggunakan silia untuk
menciptakan arus air yang menarik dekat makanan. Di dalam tubuh Protozoa, pencernaan
dapat terjadi dalam organel yang disebut vakuola makanan. Organel yang disebut vakuola
kontraktil memaksa mengusir kelebihan air dari sel.
Protozoa umumnya berkembang biak dengan pembelahan biner (pembagian tubuh menjadi
dua bagian yang sama). Beberapa berkembang biak dengan tunas (pembagian tubuh menjadi
dua atau lebih bagian yang tidak setara). Dalam kondisi tertentu, pembelahan atau tunas dapat
didahului oleh konjugasi (pertukaran bahan inti selama kontak antara dua individu dari
spesies yang sama). Protozoa parasit biasanya memiliki siklus hidup yang rumit yang
mencakup produksi gamet, atau sel-sel seksual, dan spora, atau sel-sel aseksual. Sebuah spora
mungkin memiliki kista-penutup yang melindungi spora di lingkungan yang tidak
menguntungkan atau selama transmisi dari tempat ke tempat. Beberapa protozoa hidup
bertahun-tahun dalam kondisi encysted (tertutup oleh kista atau membran tebal atau
cangkang).
Protozoa milik kerajaan Protista. Beberapa ahli biologi menempatkan mereka dalam filum
Protozoa dan membagi mereka ke dalam kelas-kelas berikut: Mastigophora (atau
Zoomastigina), bentuk mendera; Sarrodina (atau Rhizopoda), bentuk pseudopodal, Ciliata
(atau Ciliophora), bentuk bersilia, Sporozoa (Apicomplexa atau), parasit bentuk dengan spora
yang menginfeksi organisme lain, dan Cnidospora (orCnidosporidia), bentuk parasit dengan
spora yang tidak menginfeksi organisme lain. Ahli biologi lainnya tidak mengenali filum
Protozoa dan mempertimbangkan berbagai jenis untuk membuat filum daripada kelas, yang
lain memisahkan protozoa ke dalam kelas tambahan atau filum.

Ukuran dan bentuk tubuh

Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 200 . Bentuk selnya sangat bervariasi,
ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar protozoa memiliki alat gerak
berupa kaki semu (pseudopodia), bulu getar (silia), atau bulu cambuk (flagellum). Beberapa
protozoa memiliki cangkang.

Struktur dan Fungsi Tubuh


Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola
kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel.
Membran Sel
Fungsi : sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas
Vakuola Makanan
Fungsi : mencerna makanan. Vakuola makanan terbentuk dari proses makan sel atau sel
dengan cara menelan oleh setiap bagian membrane sel atau melalui sitostoma (mulut sel).
Zat-zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara
difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membrane
plasma.
Vakuola Kontraktil
Fungsi : mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membrane sel serta
mengatur kadar air dalam sel. Vakuola kontraktil merupakan vakuola yang selalu
mengembang dan mengempis.
Inti Sel
Fungsi : mengatur aktivitas sel

CARA HIDUP
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah
organisme. Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah
bakteri di alam.

HABITAT
Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian besar protozoa
hidup bebas di laut atau air tawar, misalnya di selokan, kolam, dan sungai. Jenis lainnya ada
yang hidup di tanah. Beberapa jenis protozoa hidup dalam tubuh hewan atau manusia dengan
cara bersimbiosis.

REPRODUKSI

Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan
biner. Pembelahan diawali deangan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Sebagian protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel
geaneratif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan
penyatuan inti sel disebut konjugasi.
Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang disebut kista.
Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang melindungi protozoa dari lingkungan yang
tidak menguntungkan, misalnya kekeringan. Jika kondisi lingkungan membaik, misalnya
tersedia makanan dan air maka dinding kista akan pecah dan protozoa keluar untuk memulai
hidupnya kembali.

KLASIFIKASI
Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu species. Jenis protozoa yang
sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya,
yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.
Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo = akar, dan podos = kaki, atau Sarcodina
(sarco = daging). Semua protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda bergerak dengan
penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk kaki semu (pseudopodia). Bentuk
pseudopodia beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia
berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang,
contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda
yang bercangkang, pseudopodia menjulur keluar dari cangkang. Cangkang tersusun dari
silica atau kalsium carbonat. Cangkang berukuran 0,5 mm.
Bentuk sel Rhizopoda berubah-ubah saat diam dan bergerak. Sitoplasma terdiri dari
ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah sel bagian luar yang berbatasan dengan
membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma
bersifat lebih kental daripada endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut
berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Pada proses makan, pseudopodia
mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam valuola makanan,
makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam
sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola keluar sel melalui
membrane plasma.
Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan, Rhizopoda tertentu dapat
beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista. Contoh rhizopoda
yang membentuk kista adalah Amoeba. Dalam keadaan berupa kista, kegiatan hidup Amoeba
menjadi tidak aktif. Amoeba akan menjadi aktif kembali jika kondisi lingkungan sesuai.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan di lingkungan yang berair, baik
di darat maupun di laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniselluler,
bakteri, atau protozoa lain.

Rhizopoda yang bebas hidup di tanah lembab, contohnya Amoeba proteus. Contoh
Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut
adalah dari kelompok Foraminifera, antara lain Globigerina. Rhizopoda ada yang hidup
sebagai parasit di dalam tubuh hewan atau manusia. Contoh Rhizopoda parasit antara lain
Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba gingivalis merupakan parasit
pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica merupakan parasit dalam usus manusia
dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan
yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar kotoran.
Ciliata (Ciliophora/Infusoria)
Ciliata berasal dari bahasa Latin, yaitu cilia = rambut kecil, atau ciliophora, yaitu phora =
gerakan, bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut Infusoria
(Infus = menuang) karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia
terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk
bergerak, silia juga merupakan alat Bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan
ke sitoplasma. Makanan yang terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring
(kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan
membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu makronukleus dan
mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar daripada mikronukleus. Makronukleus
memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mikronukleus
memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konyugasi. Ciliata juga memiliki trikokis yang
fungsinya untuk pertahanan dri dari musuh.
Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata juga hidup di
dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam
contohnya adalah Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan vorticella.
Jenis lainnya hidup bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi
membantu hewan tersebut mencerna sellulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit
jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya adalah Balantidium coli. Ciliata ini
hidup pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis).
Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan
pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan konyugasi.
Proses konyugasi Ciliata pada gambar 5.11.

Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari flagell = cambuk, atau dengan menggunakan bulu cambuk, phora =
gerakan yang bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar
flagellata mempumyai dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel
(posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian depan sel
(anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel. Flagellata yang tidak memiliki klorofil
digolongkan dalam Zooflagellata (Flagellata hewa). Contoh Zooflagellata adalah
Trypanosoma dan Tricomonas.

Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya
pada Trypanosoma. Flagellata yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun
air laut, dan ada yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup
bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu.
Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain adalah Trypanosoma brucei menyebabkan penyakit
tidur pada manusia di Afrika, Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra pada ternak.
Trichomonas vaginalis penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria,
serta Leishmania penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia.
Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang menghisap darah
manusia, contohnya lalat tsetse (Glossina moritans) yang menularkan penyakit tidur. Penyakit
ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara
dan berjalan, tidur terus-menerus , dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian.

Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore = biji, zoa = hewan; Sporozoa adalah hewan
uniselluler yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya memiliki bentuk seperti
spora. Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada
hewan atau manusia.
Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual . Pergiliran reproduksi aseksual
dan seksualnya kompleks, dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau
lebih inang. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual
dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan
betina.
Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan toksoplasmosis dan
Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Toxoplasma gondii masuk
ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista Toxoplasma
dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil karena dapat
membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.
Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Di
dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel-sel hati dan sel-sel darah merah (eritrosit).
Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium
vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum. Plasmodium
vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malariae
meyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria
yang paling berbahaya, yaitu malaria tropiokana.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun tidak aktif di dalam
sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Akibatnya, di
kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat
dilakukan dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya
genangan air atau menutup tempat penampungan air. Cara ini menyebabkan nyamuk tidak
dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara lainnya adalah dengan memberi obat (misalnya obat
kina) kepada si penderita.

Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh nyamuk Anopheles
betina dan di dalam tubuh manusia.

PERAN PROTOZOA DALAM KEHIDUPAN


Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa berperan penting dalam
mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa adalah pemangsa bakteri. Di perairan,
protozoa juga merupakan zooplankton dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber
makanan hewan air termasuk udang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi
manusia. Protozoa lain menguntungkan antara lain sebagai berikut :

Foraminifera, cangkang atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencarian


sumber daya minyak, gas alam, dan mineral.

Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolarian yang
dapat digunakan sebagai bahan penggosok.

Protozoa yang merugikan manusi, yaitu menyebabkan penyakit antara lain :

Entamoeba histolyca, penyebab disentri.

Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Africa

Trypanosoma evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya pada sapi,
kambing, dan kuda

Leishmania, penyebab penyakit kala azar

Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin lakilaki.

Balantidium coli, penyebab diare

Toxopalsma gondii, penyebab toksopalsmosis

Plasmodium, Penyebab penyakit malaria.

Anda mungkin juga menyukai