Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

SISTEM PRODUKSI
ACARA V
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

Disusun oleh:
PLUG I
KELOMPOK: 5

No

Nama

NIM

1.

Danar Teguh Santoso

122130231

2.

Wahyu Surya Rahman

122130232

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016

ACARA V
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

5.1

Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi sumberdaya untuk memenuhi Jadwal Induk Produksi
(JIP) atau MPS.
2. Menentukan kapasitas yang digunakan per unit untuk setiap stasiun kerja.
3. Membandingkan sumber daya yang digunakan dengan kapasitas yang
tersedia.

5.2

Landasan Teori
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah metode yang digunakan

untuk meneliti efek dari MPS (Master Production Schedulling) pada stasiun kerja
yang penting, departemen dan mesin. Tujuan dari RCCP adalah menghitung
besarnya kapasitas yang diperlukan dalam menyusun JIP/MPS.
Dalam proses RCCP, stasiun kerja (departemen atau mesin) yang kapasitas
kerjanya tidak mencukupi akan dapat diidentifikasikan. Bila kapasitas yang
diperlukan melebihi kapasitas yang tersedia pada satu atau lebih stasiun kerja, JIP
harus dimodifikasi atau kapasitas yang tersedia harus ditingkatkan. Kapasitas yang
tersedia pada setiap stasiun kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Kapasitas yang tersedia = waktu yeng tersedia x utilitas x efisiensi
Adapun tahapan dalam melakukan RCCP :
1. Mengidentifikasi sumberdaya yang utama seperti work center, tenaga kerja atau
material kritis
2. Menentukan penggunaan sumberdaya per-unit untuk setiap item, jika
diasumsikan sumberdaya tersebut digunakan dalam periode yang sama sesuai
dengan jadwal yang telah disusun
3. Setelah diperoleh hasil kapasitas yang dipeerlukan, beban sumberdaya
dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia, apakah terjadi over load atau
under load.
4. Penyesuaian pada kapasitas atau jadwal

Beberapa pendekatan yang digunakan dalam RCCP :


1.

Pendekatan Bill of Labor


Metode ini menggunakan list nomor item dari sejumlah pekerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah no item. Metode ini
tidak menggunakan Routing Sheet namun menggunkan estimasi kapasitas yang
dibutuhkan sesuai dengan jenis itemnya.

2.

Pendekatan Capacity Planing Using Overall Factor (CPOF)


CPOF menggunakan data masa lalu untuk menentukan prosentase jam
produksi total pada stasiun kerja. Prosentase ini digunakan untuk
memperkirakan kapasitas kerja pada setiap stasiun kerja untuk setiap periode
waktu JIP. Persamaan yang digunakan dalam metode ini.
CPOF = jumlah bill of periode x proporsi per SK

3.

Pendekatan Recource Profile


Perbedaan metode ini dengan metode sebelumnya terletak pada alokasi jamjam produksi mingguan pada stasiun kerja individual. Total jam produksi
mingguan sama pada kedua metode.

5.3

Prosedur Praktikum

1.

Menyiapkan data MPS yang akan digunakan.

2.

Menentukan sumber daya utama yang akan digunakan dan penggunaan


sumber daya per unit untuk setiap item.

3.

Menyiapkan metode yang digunakan.

4.

Menentukan rencana kebutuhan kapasitas kasar (RCCP).

5.4

Alat dan Bahan

1.

Set data hasil MPS dan MRP

2.

Kalkulator

3.

Lembar pengamatan/kertas kerja

4.

Penggaris

5.5

Pengumpulan Data

5.5.1 Data MPS Produk A dan Produk B


Perhitungan data MPS untuk produk A dan produk B diperoleh dari
praktikum di acara sebelumnya. Adapun data tersebut ditampilkan dalam
Tabel 5.1
Tabel 5.1 Data MPS
Periode
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
4587 4433 4280 4126 3972 3818 3664 3511 3357 3203 3049 2895
5626 5437 5248 5060 4871 4682 4494 4305 4117 3928 3739 3551

Produk
A
B

5.5.2 Data Utilitas, Efisiensi, dan Lama Pengerjaan


Untuk waktu pengerjaan, data perhitungan diperoleh dari praktium di acara
sebelumnya, sedangkan untuk jumlah mesin, data utilitas, dan efisiensi di
kenakan asumsi. Adapaun keseluruhan data tersebut ditampilkan pada Tabel
5.2
Tabel 5.2 Data mesin, efisiensi, utilitas, dan waktu siklus
SK
I
II
III
IV
V
TOTAL

JUMLAH
MESIN
1
1
2
2
1

UTILISASI EFISIENSI
85%
90%
80%
80%
85%

90%
85%
90%
90%
90%

WAKTU SIKLUS
A
B
0,1
0,12
0,05
0,05
0,03
0,02
0,07
0,06
0,02
0,02
0,29
0,25

5.5.3 Data Asumsi


Adapun asumsi yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Mesin yang digunakan adalah 2 shift/hari

1 hari/1 shift = 8 jam kerja

1 minggu = 5 hari kerja

1 bulan = 4 minggu

5.6

Pengolahan Data

5.6.1 Perhitungan Kapasitas Total


Dengan data asumsi yang digunakan, dapat ditentukan besarnya kapasitas
total. Adapun perhitungan kapasitas total ditampilkan dalam Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Perhitungan kapasitas total
NO
1
2
3
4
5
Total

PERIODE
13
1113,04
510,65
250,13
658,65
204,26
2736,73

14
1075,66
493,5
241,73
636,53
197,4
2644,82

15
1038,4
476,4
233,36
614,48
190,56
2553,2

16
1001,12
459,3
224,98
592,42
183,72
2461,54

17
963,74
442,15
216,58
570,3
176,86
2369,63

18
926,36
425
208,18
548,18
170
2277,72

19
889,08
407,9
199,8
526,12
163,16
2186,06

20
851,82
390,8
191,43
504,07
156,32
2094,44

21
814,54
373,7
183,05
482,01
149,48
2002,78

22
777,16
356,55
174,65
459,89
142,62
1910,87

23
739,78
339,4
166,25
437,77
135,76
1818,96

Contoh perhitungan kapasitas pada SK 1 periode ke 21


Kapasitas total = (MPSA x Ws A) + (MPSB x Ws B)
= (3357 x 0,12) + (4117 x 0,1)
= 814,54 jam/unit

Contoh perhitungan total bill of period pada periode ke 21


Bill of period = perhitungan kapasitas pada SK 1, SK 2, SK 3, SK 4, SK 5
Pada periode ke 21
= 814,54+ 373,7 + 183,05 + 482,01 + 149,48
= 2002,78 jam/bulan

5.6.2 Perhitungan RCCP


Sebelum menentukan besarnya kebutuhan kapasitas kasar, dilakukan
perhitungan besarnya proporsi pada masing-masing stasiun kerja lalu
menentukan besarnya kebutuhan kapasitas dengan mengalikan proporsi
masing-masing stasiun kerja dengan total bill of period pada masing-masing
periode. Adapun perhitungan kapasitas total ditampilkan dalam Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Perhitungan RCCP

24
702,5
322,3
157,87
415,71
128,92
1727,3

Total

10893,2
4997,65
2448,01
6446,13
1999,06
26784,05

Contoh perhitungan proporsi pada SK 1


Proporsi =
=

= 0,407407

Contoh perhitungan RCCP pada SK 1 periode 21


RCCP = proporsi x bill of period periode ke 21
= 0,41 x 2002,78
= 821,1398 jam/bulan

5.6.3 Perhitungan Kapasitas


Perhitungan kapasitas tersedia diperoleh dengan mengalikan total waktu
operasi masing-masing stasiun kerja, utilitas mesin, dan efisiensi mesin.
Adapun data tersebut ditampilkan dalam Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Kapasitas tersedia
SK
1
2
3
4
5

MESIN
JENIS
JUMLAH
A
1
1
B
2
C
2
D
1
E

WAKTU OPERASI
UTILISASI EFISIENSI KAPASITAS
(%)
(%)
TERSEDIA
TIAP MESIN TOTAL
320
320
0,85
0,9
244,8
320
320
0,9
0,85
244,8
320
640
0,8
0,9
460,8
320
640
0,8
0,9
460,8
320
320
0,85
0,9
244,8

Waktu Operasi = 2 shift x 8 jam x 5 hari x 4 minggu


= 320 jam/bulan

Contoh perhitungan kapasitas tersedia pada SK 1


Kapasitas Tersedia = Total waktu operasi x utilitas x efisiensi

= 320 jam/bulan x 0,85 x 0,90


= 244,8 jam/bulan
Adapun keseluruhan data kapasitas tersedia pada periode ke 13 sampai
periode ke 24 pada masing-masing stasiun kerja ditampilkan pada Tabel 5.6
Tabel 5.6 Data keseluruhan perhitungan kapasitas tersedia
NO
1
2
3
4
5

13
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

14
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

15
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

16
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

17
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

PERIODE
18
19
244,8 244,8
244,8 244,8
460,8 460,8
460,8 460,8
244,8 244,8

20
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

21
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

22
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

23
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

5.6.4 Grafik RCCP dan Stasiun Kerja


Setelah diperoleh data kapasitas tersedia, kebutuhan kapasitas kasar
ditampilkan dalam diagram load profile yang menunjukkan kondisi
kebutuhan kapasitas kasar terhadap kapasitas yang tersedia pada masingmasing stasiun kerja. Adapun penggambaran diagram tersebut ditampilkan
dalam sub-sub sebagai berikut:
1. Grafik RCCP stasiun kerja 1

Gambar 5.1 Grafik RCCP stasiun kerja 1


2. Grafik RCCP stasiun kerja 2

24
244,8
244,8
460,8
460,8
244,8

Gambar 5.2 Grafik RCCP stasiun kerja 2

3. Grafik RCCP stasiun kerja 3

Gambar 5.3 Grafik RCCP stasiun kerja 3

4. Grafik RCCP stasiun kerja 4

Gambar 5.4 Grafik RCCP stasiun kerja 4


5. Grafik RCCP stasiun kerja 5

Gambar 5.5 Grafik RCCP stasiun kerja 5

5.7

Analisis Hasil

Pada praktikum Acara V tentang Rough Cut Capacity Planning (RCCP) ini,
data yang kita butuhkan yaitu data Master Production Schedule (MPS) yang kita
ambil dari praktikum acara II tentang Perencanaan produksi. Data MPS tersebut
kita gunakan sebagai acuan berapa jumlah produk yang akan kita produksi untuk
setiap periode sehingga tujuan dari RCCP dapat kita capai secara detail.
Data lain yang kita gunakan yaitu jumlah mesin, utilitas, beserta efisiensi
pada setiap stasiun kerja yang diberikan pada praktikum ini sesuai kode soal yang
ada. Waktu siklus setiap stasiun kerja kita ambil dari praktikum acara I tentang
Struktur Produk. Pada praktikum ini, kita mengasumsikan bahwa mesin yang
digunakan 2 shift/ hari dengan setiap hari terdapat 8 jam kerja, dalam 1 minggu 5
hari kerja, dan 1 bulan terdapat 4 minggu waktu kerja.
Hal yang pertama dilakukan adalah menghitung kapasitas total setiap
periode dalam suatu stasiun kerja yang didapatkan dari MPS setiap periode yang
dikalikan waktu siklus dari setiap stasiun kerja. Dari perhitungan kapasitas total ini
kita akan mengetahui berapa dan apa produk yang dibutuhkan pada setiap periode
yang kemudian digunakan sebagai langkah untuk perhitungan RCCP.
Sebelum melakukan perhitungan RCCP data yang kita butuhkan adalah
proporsi setiap waktu siklus pada setiap stasiun kerja. Perhitungan RCCP dilakukan
dengan cara mengalikan kapasitas total setiap periode dengan proporsi setiap
stasiun kerja.
Untuk mengetahui berapa kapasitas tersedia setiap stasiun kerja dilakukan
dengan melakukan perhitungan waktu operasi total setiap stasiun kerja yang
dikalikan utilitas dan efisiensi dari setiap stasiun kerja tersebut. Untuk SK 1, SK2,
sampai SK5 didapatkan kapasitas yang tersedia yaitu 245, 245, 461, 461, dan 245
unit.
Dari perhitungan ini dapat kita lihat pada grafik RCCP dari setiap stasiun
kerja bahwa untuk stasiun kerja 1 terjadi kekurang kapasitas yang cukup signifikan
yaitu 73 % dari rata-rata RCCP semua periode. Untuk stasiun kerja 2 dan 4 terdapat
kekurangan jumlah produksi sebesar 43 % dan 14 % dari rata-rata RCCP semua
periode. Untuk masalah stasiun kerja yang memiliki kekurangan jumlah produksi
dari kapasitas produksi ini dapat diselesaikan dengan cara melalukan sub kontrak,

lembur, melakukan perekrutan pekerja baru, penambahan jumlah mesin maupun


melakukan pemindahan setiap pekerja pada stasiun kerja yang memiliki kelebihan
kapasitas dari RCCP yang ada.
Pada SK 3 dan SK 5 terjadi kelebihan kapasitas sebesar 130 % dan 57 %
dari rata-rata RCCP semua periode pada stasiun kerja tersebut. Untuk permasalahan
ini dapat diselesaikan dengan cara melakukan pemindahan pekerja dari setiap SK 1
ke stasiun kerja yang memiliki permasalahan kekurangan kapasitas.
Dengan mengetahui kekurangan atau kelebihan kapasitas setiap stasiun
kerja ini, seorang manajer produksi dapat mengatur dan menganalisis berapa
pekerja ataupun mesin yang dibutuhkan guna mencapai keseimbangan dalam
proses produksi sehingga system produksi dapat berjalan dengan baik

5.8

Kesimpulan
1. RCCP pada semua stasiun kerja serta semua periode menunjukkan keadaan
underload, sehingga dapat dilanjutkan pada proses selanjutnya
2. Sumber daya yang digunakan menunjukkan dapat dilanjutkan pada proses
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai