Disusun Oleh :
ARIANI
(A1A213071)
Jawaban:
Jadi saya ni dulu kuliah juga di Jawa, kemudian saya di DO, saya tu mau pulang ke
Padang juga malas, mau bekerja juga cuma ijazah SMA aja, mau pulang ke Padang
malu cita-cita tidak berhasil kan. Kemudian saya itu menumpang di rumah keluarga.
Keluarga itu kerjanya menjual buku, maka berkenalan lah saya dengan toko buku. Saya
lihat juga ini penghasilannya lumayan, saya pikir.
Jawaban:
Kemudian setelah saya bisa mengerti, saya kepikiran ingin membuka toko buku, tapi
terbentur modal. Tapi, ternyata kakak tempat saya menumpang itu mau meminjamkan
modal, mengeluarkan uang. Pada tahun 1987 berangkatlah saya ke Banjarmasin, saya
itu masih bujangan. Awalnya saya belum punya toko, masih ditumpuk di pelataran,
susah. Dulu kan kita cuma menjual ke toko-toko buku lain, ke kepala sekolah, tapi
kadang dapat pesanan, kadang-kadang tidak dapat. Kemudian sekitar 1989 dapat toko di
Gang Penatu itu, tokonya kecil ukuran cuma 2x2 aja. Lama di situ, sekitar 8 tahunan di
situ, tapi lumayan lah, setiap hari dapat uang. Jadi, untuk keperluan setiap hari gak
mikir lagi.
Kemudian sekitar tahun 1998 ada kawan yang berhenti menjual buku di depan ini (Jl.
Hasanuddin HM) lalu ditawarkan kepada kita dengan cara semua sisa-sisa buku-buku
itu dijual dan dipindahkan kepada kami, sama rak-raknya sama kontrak tokonya. Itu
saya nilai 13.500.000, mulai pindah ke muka ini, saya merasa senang, usaha bukunya
jadi meningkat, karena kalau toko di dalam itu, banyak saringan, ini mencatut ini
mencatut. Kalau di sini kan enak orang dari jalan raya langsung parkir, lalu ke toko.
Jadi, saya punya dua toko sekarang, Toko Merdeka dan Toko Umbara. Kalau Toko
Umbara itu yang jaga adik isteri saya.
Kalau mengambil buku-buku pelajaran sekolah di sini ada agennya (Banjarmasin), tapi
kalau buku-buku kuliah kita ambil dari Jawa. Saya kan lama di Jawa merantau, jadi
banyak kenalan agen buku, saya lama merantau di Jawa itu, di Jogja, Bandung,
Surabaya, Bogor, Jakarta, dimana-dimana.
3. Pertanyaan : Tantangan apa saja yang dirasakan selama menjalankan usaha buku ini?
Jawaban:
Tantangan sebenarnya itu, kita mesti tau buku-buku apa yang banyak dicari-cari orang,
yang diminati, itu yang distok banyak. Buku-buku seperti apa yang cepat laku, jangan
buku-buku yang gak laku, karena satu atau dua bulan sudah musti bayar ke penerbitnya
atau agennya. Jadi, kira-kira buku yang sebulan habis, satu dua bulan habis gitu. Jangan
buku yang sampai satu tahun nda habis-habis, sudah rugi namanya.
Dulu saya ada karyawan, Cuma karyawan saya itu culas barangkali. Jadi toko saya sama
toko urang sebelah itu kan, gudangnya besebelahan jatah. Jadi, dikuting buku saya,
2
karyawan saya ini melemparkan buku saya ini ke gudang orang sebelah, orang sebelah
lalu menjual buku itu. Sudah 4 tahun baru ketahuan, ratusan juta kerugiaannya. Padahal
orangnya itu baik-baik aja, rajin sembahyang, rajin ngaji. Tapi ada banyak orang yang
melihatnya melakukan itu kan, saya sendiri nda tau, orang yang melihatnya itu yang
melaporkan ke saya. Jadi sudah ketahuan itu ini, ketahuan dia itu kan, lalu dia
diberhentikan, baru terasa keuntungan meningkat, karena nda ada lagi yang
bocor..haha
4. Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi tantangan-tantangan tadi ?
Jawaban:
Jadi, sistem beli buku itu ada dua macam, ada buku itu kita beli putus, jadi laku gak
laku harus tanggung sendiri, harus bayar. Ada juga yang nda beli putus, kalau tidak laku
bisa dikembalikan ke agen. Tapi, kebanyakkan sistem beli putus, jadi kalau tidak laku
tidak bisa lagi dikembalikan. Untuk mengatasinya, kita ya beli yang banyak laku aja,
kalau yang nda laku nda usah di pesan.
5. Pertanyaan : Dampak dari usaha toko buku ini, sekarang apa saja ?
Jawaban:
Banyak sekali dampak atau hasilnya itu, saya bisa beli toko merdeka ini 400 juta, beli
toko Umbara, bikin rumah di Padang, bikin rumah di Banjar, beli tanah, naik haji, bisa
menyekolahkan anak sampai tamat perguruan tinggi. Ya alhamdulillah.
6. Pertanyaan : Proyeksi usaha ke depan apa saja ?
Jawaban:
Jadi, rencananya mau bikin usaha lain saja, karena mungkin kalau usaha toko buku ini
saya rasa sudah maksimal. Rencananya mau bikin Usaha lain, beternak sapi kah,
beternak itik atau ayam. Kalau mau jual online, memang kemampuan kita nda punya,
saya hp saja nda punya, sms saja nda pandai saya ni, hahaa...jadi, mungkin kalau toko
buku mungkin sudah maksimal, karena kalau buka di tempat lain, kayanya kurang
begitu laku juga. Jadi, saya mau bikin usaha baru saja lagi, misalnya beternak sapi,
beternak itik seratus atau dua ratus ekor. Alhamdulillah, kalau toko merdeka ini kayanya
sudah dikenal, soalnya toko kita terbiasa jual buku dengan diskon, karena kan harga
buku memang relatif mahal. Jadi keuntungan itu kita bagi dua, sebagian untuk
pembelinya sebagian untuk saya.
Foto-foto Dokumentasi
Jl. Hasanuddin HM Banjarmasin Tengah (jalan raya menuju Toko Buku Merdeka
di Toko
(banyak
pembeli)
Toko Buku Umbara Suasana
(cabang Toko
Buku
Merdeka)