Anda di halaman 1dari 35

DERMATOTERAPI

Oleh :
Annisa Ikhsaniah Ariffin | Dea Natalia | Mohd. Hafeez Bin Mohd. Rafee

Preceptor :
Rasmia Rowawi, dr., Sp.KK(K)

DERMATOTERAPI

ilmu
pengetahuan
yang
pengobatan penyakit kulit.

Jenis pengobatan :

Medikamentosa,
Bedah kulit,
Penyinaran, dan
Psikoterapi.

mempelajari

DERMATOTERAPI

Prinsip Umum

perhatikan pasien secara keseluruhan, somatis


dan psikis.
segi fisiologis, patologi, biokimia, dan anatomi
kulit perlu diperhatikan.
Kuasai materia medika.
Perhatikan farmakologi obat-obatan.
Terapi yang baik adalah terapi kausal.
Berikan obat sesederhana mungkin.
Individualisasi
Perhatikan segi ekonomi pasien.

4 T ( tepat indikasi, dosis,penderita,obat)


1 W( waspada efek samping)

1. Terapi Medikamentosa

Prinsip Khusus Pemberian Obat Topikal

Kering dengan kering, basah dengan basah.


Pemilihan vehikulum stadium penyakit, distribusi
dan lokasi penyakit.

Makin akut/produktif penyakit kulitnya, makin


rendah konsentrasi bahan aktif yang digunakan.
Beri penjelasan kepada penderita mengenai cara
pemakaian obat dan cara membersihkannya.
Hindarkan pemberian obat topikal yang bersifat
sensitizer.
Batasi obat yang tidak stabil atau tidak dapat
disimpan.

Faktor yang Mempengaruhi Absorbsi

Stratum Corneum (table


214-1)
Oklusi
Frekuensi Aplikasi
Kuantitas Aplikasi
Kepatuhan
Faktor faktor lain

pemijatan pada kulit


meningkatkan suplai darah
lokal
folikel rambut pada daerah yang
diobati memiliki barier yang
lebih sedikit & hidrasi baik

OBAT TOPIKAL
Terdiri atas:

Vehikulum bahan dasar obat pembawa zat


aktif (bersifat inert), dan dapat ditambahkan
(tidak selalu) bahan aktif, zat pewarna, zat
pewangi, dll ke dalamnya.
Bahan Aktif

Pada umumnya, pada keadaan dermatosis


yang basah dipakai bahan dasar yang
cair/basah, misalnya kompres; dan pada
keadaan kering dipakai bahan dasar
padat/kering, misalnya salep.

Secara sederhana, bahan


dasar dibagi menjadi
cairan, bedak, dan salep
(monofasik). Namun,
terdapat jenis yang bifasik
dan trifasik.

BEDAK

Bedak yang diaplikasikan di atas kulit membentuk lapisan


tipis di kulit yang tidak melekat erat sehingga
penetrasinya sedikit sekali.

Efek bedak ialah:

Covering (penutup)
Adhesive (pelekat)
Slipping (untuk melicinkan mengurangi pergeseran pada
kulit yang berlipat)
Absorption (menghisap keringat dan sebum), biasanya
dicampur dengan seng oksida
Cooling (mendinginkan)

BEDAK

Indikasi pemberian bedak:

dermatosis yang kering dan superfisial


mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah,
misalnya pada varisella dan herpes zoster.

Kontraindikasi untuk dermatitis yang basah,


terutama bila disertai dengan infeksi
sekunder.

CAIRAN

CAIRAN

Prinsip pengobatan cairan ialah:

membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta,


dsb.) dan sisa-sisa obat topikal yang pernah dipakai.
untuk terjadinya perlunakan dan pecahnya vesikel, bula,
dan pustula.

Hasil akhir pengobatan ialah:

keadaan yang membasah menjadi kering


permukaan menjadi bersih sehingga mikroorganisme
tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi proses epitelisasi.

Pengobatan
cairan
berguna
juga
untuk
menghilangkan gejala, misalnya rasa gatal, rasa
terbakar, parestesi oleh bermacam-macam
dermatosis.

Ada 2 macam cara kompres:

Kompres terbuka

Dasarnya ialah terjadi penguapan cairan kompres disusul


oleh absorbsi eksudat atau pus.
Indikasi:
Dermatosis madidans, infeksi kulit dengan ertema yang mencolok
(cth: erisipelas), dan ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta

Efek pada kulit:


kulit

1.
2.
3.

yang semula eksudatif akan kering


permukaan kulit menjadi dingin
vasokonstriksi
eritema berkurang
Cara:
Kain kasa yang bersifat absorben dan non-iritatif dengan ketebalan
cukup (3 lapis) Balut jangan terlalu ketat (tidak perlu steril)
Kasa dicelup ke cairan kompres, diperas, dibalutkan, lalu didiamkan
biasanya sehari dua kali selama 3 jam
Daerah kompres maksimal luasnya 1/3 bagian tubuh agar tidak
terjadi pendinginan

Kompres tertutup (kompres impermeabel)

Diharapkan terjadi vasodilatasi, bukan untuk penguapan.


Diindikasikan untuk kelainan yang dalam, misalnya
limfogranuloma venerium.
Kontraindikasi Kelainan kulit yang kering atau sangat
kering
Cara : pembalut tebal ditutup bahan impermeabel (eg,
selotip atau plastik

SALEP

merupakan bahan berlemak atau seperti lemak, yang pada


suhu kamar berkonsistensi seperti mentega.

Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat pula lanolin atau


minyak.

Indikasi pemberian salep ialah:

dermatosis yang kering dan kronik


dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya penetrasi salep
paling kuat dibandingkan dengan bahan dasar lainnya.
Dermatosis yang bersisik dan berkrusta.

Kontraindikasi untuk dermatitis madidans. Jika kelainan kulit


terdapat pada bagian badan yang berambut, penggunaan
salep tidak dianjurkan dan salep jangan dipakai di seluruh
tubuh.

Bedak kocok (lotion)

Bedak kocok terdiri atas campuran air dan bedak, biasanya


ditambah dengan gliserin sebagai bahan perekat.

Supaya bedak tidak terlalu kental dan tidak cepat menjadi


kering, maka jumlah zat padat maksimal 40% dan jumlah
gliserin 10-15

Indikasi bedak kocok:

dermatosis yang kering, superfisial, dan agak luas. Yang


diinginkan ialah sedikit penetrasi.
Pada keadaan subakut.

Kontraindikasi:

dermatitis madidans
daerah badan yang berambut

KRIM

Merupakan campuran W (water, air), O (oil, minyak), dan


emulgator.

Krim ada 2 jenis:

Krim W/O: air dalam minyak


Krim O/W: minyak dalam air.

Selain ditambah emulgator, biasanya ditambah bahan


pengawet (mis: paraben) dan parfum. Berbagai bahan aktif
dapat dimasukkan dalam krim.

Indikasi penggunaan krim:

indikasi kosmetik
dermatosis yang subakut dan luas, yang dikehendaki ialah
penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok.
Krim boleh digunakan di daerah berambut
Kontraindikasi ialah dermatitis madidans.

W/O
WATER IN OIL
OIL >>

O/W
OIL IN WATER
WATER >>

LESI KULIT
LEBIH KERING

LEBIH BASAH

Pasta

Pasta ialah campuran homogen bedak dan


vaselin.
Pasta
bersifat
protektif
dan
mengeringkan.

Indikasi penggunaannya
yang agak basah.

Kontraindikasi: dermatosis yang eksudatif dan


daerah yang berambut. Untuk daerah genital
eksterna dan lipatan-lipatan badan pasta
tidak dianjurkan karena terlalu melekat.

ialah

dermatosis

LINIMEN (PASTA PENDINGIN)

Linimen ialah campuran cairan, bedak, dan


salep.

Indikasi: dermatosis yang subakut

Kontraindikasi: dermatosis madidans

Pemilihan Obat Berdasarkan Gambaran


Klinis/Lesi/Stadiium
AKUT
BASAH

Kompres

SUBAKUT

Krim O/W

KRONIS
KERING

Krim W/O

Salep

Bahan aktif

Khasiat bahan aktif topikal dipengaruhi oleh


keadaan
fisiko-kimia
permukaan
kulit,
disamping komposisi formula zat yang
dipakai.
Didalam resep harus ada bahan aktif dan
vehikulum. Bahan aktif dapat berinteraksi
satu sama lain. Yang penting ialah, apakah
bahan yang kita campurkan itu dapat
tercampurkan atau tidak, sebab ada obat atau
zat yang sifatnya obat tidak tercampurkan.

Bahan Yang Sering Untuk Kompres


1 Acidum
boricum

Kristal putih

- Sukar larut
dlm air dingin
- Mudah larut
dlm air panas

- Kompres :
lar. 1-3 %
- Salep, krim, pasta,
pasta
pendingin

- Adstringent
- Antiseptik
lemah

2. KMn04

Kristal ungu
tua

- Mudah larut
dlm air (1:19)

- Kompres :
lar 1/5000
1/10.000

- Adstringent
- Antiseptik
- Deodorans

3. Rivanol

Serbuk
kuning

- Larut dalam
air (1:15)

- Kompres :
lar. 0,5 1 %

- Antiseptik
- Adstringent

4. Asam
salisilat

Kristal putih
seperti
jarum

- Sukar larut
dlm air
(1:650)
- Mudah larut
dlm alkohol
(1:4)

- Kompres :
lar 1
- Bedak,b.kocok
salep, pasta,
p.pendingin

- Anti
pruritus
- Keratolitik
- Antiseptik

Bahan Anti Jamur


1. Asam
benzoat

Kristal kuning
coklat

Air : sukar larut


Minyak : mudah
Alkohol : mudah

Krim, Salep
Unguentum Whitfield :
- As. Benzoat 6-12 %
- As Salisilat 3-6 %
u/ Dermatofitosis

2. Gentian
violet

Ungu

Air : mudah
Alkohol : mudah

Lar 3 %, Tingtura 0,5-2 %


u/ Kandidiasis
Stomatitis
Peny. Jamur intertriginosa

3. Acidum
undecylenicum

Cairan kuning

4. Natrium
tiosulfat

Kristal tak
berwarna,
bau belerang

2-5 % Krim / Salep

Air : mudah
(1:0,64)

Lar 25 %
u/ Tinea Versikolor
(Panu)

Bahan Anti Skabies


1.

Benzoas bencylicus / Benzyl benzoat


- Cairan berbau, tidak berwarna
- Tidak larut dalam air
- Larut dalam alkohol / minyak
- Bentuk emulsi 10-25 % ( ~ umur )
anak
: 10 15 %
dewasa : 25 %

Bahan Anti Skabies


2. Gamma benzena hexachlorida /
Gamexan
- Bentuk krim, salep, bedak 0,5 1 %
- Efek : skabisida, pedikulosid, repellent
- Efek samping : neurotoksik
- Tidak untuk bayi, wanita hamil
3. Sulfur dalam salep 2-4 (dgn asam
salisilat)
4. Krotamiton
5. Permetrin

Bahan Pada Bedah Kimia


1.

Acidum trichloro aceticticum


- Kristal tidak berwarna, bau cuka
- Efek : kaustik (20 35 %)

2.

Podofilin
- Serbuk kuning, larut dalam alkohol
- Efek : kaustik ( 20 % )
u/ Kondiloma Akuminata

Bahan-Bahan Lain
1. Sulfur : - Kuning bau belerang
- Salep, Krim, Bedak kocok.
- Efek : * Mengurangi kegiatan
glandula sebasea u/
akne
* Antiseptik
* Antimikotik
* Skabisida
2. Camphora : - Kristal putih berbau
- Sukar larut dalam air
- Anti pruritik

Bahan-Bahan Lain
3. Menthol :- Kristal putih, berbau
- Sukar larut dalam air
- Anti pruritik, mendinginkan
4. Vioform : - Serbuk kuning
- Anti septik, anti mikotik
- u/ dermatitis seboroik
5. Antibiotika : - Jangan gunakan sensitizer
- Gunakan yang jarang u/sistemik
- Contoh : Gramisidin, Basitrasin,
Neomisin, Polimiksin

2. DERMATOTERAPI SISTEMIK
1) Kortikosteroid
a) Glukokortikoid
b) Minerolokortikoid
2) Antihistamine
a) AH-1 generasi I (klasik/sedatif)
b) AH-1 non sedatif (AH-generasi II dan III)
c) AH antagonis H2

2. Bedah Kulit

Bedah skapel untuk berbagai tumor.

Bedah listrik menggunakan elektrokauter


misalnya
pada veruka vulgaris.

Bedah kimia penggunaan pododlin untuk


kondiloma akuminata.

Bedah beku

menggunakan CO2 padat atau

nitrogen cair untuk neurofibroma.

3. Penyinaran

Penyinaran yang dilakukan dapat berupa:

Radioterapi
Sinar UV
Sinar laser

misalnya pada basalioma.


misalnya pada psoriasis.
misalnya pada hemangioma.

4. Psikoterapi

Terapi ini diberikan pada penderita


neurodermatitis, dilakukan kombinasi
dengan terapi medikamentosa.

TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai