Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN SISTEM PENGENDALIAN PROSES


2.1

Pendahuluan
Pengendalian Proses yang akan dibahas pada bab ini adalah bagian dari

sistem pengendalian otomatis yang biasa diterapkan dalam teknologi proses untuk
menjaga kondisi proses agar sesuai dengan yang diinginkan. Seluruh komponen
yang terlibat dalam pengendalian proses disebut sebagai sistem pengendalian atau
sistem kontrol.

2.2

Klasifikasi Variabel Proses


Pada bab 1 telah dibahas klasifikasi variabel-variabel yang terlibat dalam

sistem proses seperti suhu T, tekanan P, laju alir F, volume V, konsentrasi C,


derajad keasaman pH dan level h. Variabel-variabel secara garis besar
dikelompokkan dalam 2 kategori, yakni variabel input dan variabel output.
Semua variabel disebut variabel input jika suatu perubahan pada variabel
tersebut akan memberi pengaruh, baik kecil maupun besar terhadap variabelvariabel yang diamati di dalam proses itu sendiri. Variabel input selanjutnya dapat
dikategorikan sebagai :
Manipulated variable (MV) atau adjustable variable, jika variabel tersebut
dapat diatur bebas oleh operator atau melalui mekanisme pengendalian.
Disturbance (L), jika variabel tersebut bukan merupakan hasil pengaturan
operator atau sistem pengendalian, tapi merupakan gangguan proses.
Semua variabel output tergolong/disebut sebagai variabel output terukur
jika variabel tersebut nilainya diamati melalui pengukuran, sedangkan variabel
output yang nilainya tidak diamati dan tidak diukur disebut sebagai variabel
output tidak terukur.

Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-18-

Gambar 2.1 Reaktor Tangki Berpengaduk (CSTR) dengan jaket pendingin.


Berdasarkan Gambar 2.1 di atas, variabel-variabel proses yang tergolong
sebagai variabel input adalah CAi, Ti, Fi, Fc, (F), sedangkan yang tergolong sebagai
variabel output adalah CA, T, F, TCO, V
Variabel F dapat diklasifikasikan sebagai variabel input maupun output.
Jika pada aliran keluar CSTR terdapat katup pengendali (control valve) sehingga
laju alir keluaran dapat dimanipulasi, maka F merupakan variabel input. Namun
jika tidak terdapat control valve, F merupakan variabel output.
Berikut adalah pengandaian yang lebih jauh terhadap variabel-variabel
yang terdapat pada Gambar 2.1 :
Variabel Input :
Jika aliran masuk reaktan tidak ada pengendalian, maka CAi, Fi, dan Ti adalah
disturbance (gangguan)
Jika aliran masuk coolant dikendalikan, maka Fc adalah manipulated variable
(variabel termanipulasi) dan Tci adalah disturbance
Jika laju alir produk dikendalikan, maka F adalah manipulated variable
(variabel termanipulasi)
Jika laju alir produk tidak dikendalikan, maka F merupakan variabel output.

Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-19-

Variabel Output :
Variabel-variabel T, F, TCO, dan V merupakan measured variabel
CA adalah measured variabel jika pada aliran produk terdapat analyzer, maka
CA adalah unmeasured variabel jika pada aliran produk tidak terdapat analyzer
Gambaran skematik dari variabel-variabel yang terkait pada suatu sistem
proses dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Ganbar 2.2 Variabel Input dan Output dari Suatu Proses.


2.3

Aspek Pengendalian Keseluruhan Pabrik


Contoh suatu sistem proses yang diuraikan sebelumnya hanya melibatkan

satu unit proses saja, seperti CSTR, tangki pemanas berpengaduk, atau batch
reactor. Pada kenyataannya sangat jarang terdapat suatu proses kimia industri
yang hanya terdiri dari 1 (satu) unit saja. Proses kimia umumnya terdiri dari
banyak unit seperti : reaktor, separator, penukar panas (heat exchanger), tangki,
pompa, kompressor dan lain-lain, yang saling berhubungan dengan adanya aliran
material dan energi dari satu unit ke unit lainnya. Pada proses kimia yang rumit
Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-20-

tersebut akan timbul hal-hal karakteristik yang tidak terjadi pada pengoperasian
satu unit proses saja.
Contoh: Suatu proses kimia sederhana terdiri dari dua unit alat utama: sebuah
CSTR dan sebuah Kolom Destilasi seperti pada Gambar 2.2. Bahan baku A dan B
memasuki reaktor dengan laju alir, FA dan FB dan Temperatur TA dan TB. Kedua
bahan tersebut bereaksi secara endotermik dan menghasilkan produk C. Panas
reaksi didapatkan dari steam yang dialirkan melalui jaket reaktor. Campuran C
dan sisa A dan B yang keluar dari reaktor dipisahkan pada Kolom Destilasi. Pada
kolom ini, A dan B akan dipisahkan sebagai produk atas dan C yang akan keluar
sebagai produk bawah.

Gambar 2.2 Flowsheet Pabrik Kimia Sederhana


Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-21-

Tujuan operasi pabrik kimia sederhana pada contoh tersebut adalah:


1. Spesifikasi produk
a. menjaga laju alir produk yang diinginkan, FP pada tingkat yang
dispesifikasikan.
b. menjaga tingkat kemurnian C yang diinginkan pada aliran produk.
2. Kendala Operasi
a. menjaga CSTR tidak overflow
b. menjaga kolom destilasi tidak overflow atau kering
3. Pertimbangan Ekonomis.
Pertimbangan

ekonomik

yang

dilakukan

adalah

bagaiman

mencapai

keuntungan yang maksimum pada pengoperasian pabrik tersebut. Nilai laju alir
dan komposisi produk telah dispesifikasikan, sehingga usaha untuk
memaksimumkan keuntungan hanya dapat dilakukan dengan meminimumkan
biaya operasi. Biaya operasi pada pabrik tersebut mencakup biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian bahan baku, biaya penggunaan steam pada CSTR
dan reboiler pada kolom destilasi, serta biaya untuk penggunaan air pendingin
pada condensor.
Disturbances (gangguan-gangguan) yang akan mempengaruhi tujuan
operasi antara lain adalah :
a. Laju alir, komposisi, dan temperatur aliran kedua bahan baku.
b. Tekanan operasi pada kolom destilasi
c. Temperatur air pendingin yang digunakan pada condensor kolom destilasi
Perancangan sistem pengendali proses kimia sederhana ini menjadi
sangat kompleks bila dibandingkan dengan perancangan satu unit proses saja.
Faktor baru yang perlu diperhitungkan dalam perancangan sistem pengendali
pabrik sederhana diatas adalah interaksi antar masing-masing unit. Keluaran
reaktor akan mempengaruhi operasi kolom, sedangkan produk atas kolom juga
Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-22-

akan mempengaruhi konversi pada reaktor CSTR. Interaksi ini akan memperumit
perancangan sistem pengendali untuk proses secara keseluruhan. Sebagai contoh,
jika komposisi produk bawah kolom distilasi diatur dengan memanipulasi steam
pada reboiler, komposisi produk atas (A dan B) juga akan berubah, padahal
perubahan komposisi kedua bahan tersebut juga akan mempengaruhi konversi
dalam reaktor CSTR. Pada sisi lain, untuk mempertahankan konversi yang
konstan dalam CSTR, perbandingan laju alir reaktan FA/FB dan temperatur T
dalam CSTR harus juga dijaga konstan. Perubahan FA/FB atau T akan
mengakibatkan perubahan komposisi umpan kolom destilasi, yang pada akhirnya
juga akan mempengaruhi kemurnian kedua aliran keluarnya.

2.4

Elemen Perangkat Keras Sistem Pengendali


Konfigurasi sistem pengendalian proses dapat dibedakan pada elemen-

elemen perangkat keras, umumnya terdiri dari perangkat sebagai berikut :


1. Proses Kimia
Proses kimia mewakili peralatan proses yang digunakan dan semua proses
operasi, baik secara kimia maupun fisika yang terjadi di dalam peralatan
tersebut.
2. Instrumen Pengukur atau Sensor
a. Merupakan

peralatan

instrumen

yang digunakan

untuk

mengukur

disturbance, controlled output variables, dan secondary output variables


b. Merupakan sumber informasi tentang apa yang sedang terjadi pada proses.
Contoh instrumen pengukur atau sensor :
-

Thermocouple, RTD untuk pengukuran temperatur

Venturimeter untuk pengukuran laju alir

Orifice untuk pengukuran beda tekanan

Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-23-

Salah satu syarat penting dalam pemilihan sensor adalah hasil pengukuran
sensor tersebut harus dapat ditransmisikan dengan mudah. Sebagai contoh,
thermometer air raksa bukanlah sensor yang baik, karena hasil pengukurannya
tidak dapat ditransmisikan dengan mudah, sedangkan thermokopel merupakan
sensor yang baik, karena memberikan hasil pengukuran berupa tegangan listrik
yang dapat ditransmisikan dengan mudah.
3. Transducers
Beberapa hasil pengukuran tidak dapat digunakan untuk tujuan pengendalian
sebelum dikonversikan menjadi besaran fisis yang dapat ditransmisikan (signal
tegangan atau arus listrik, atau signal pneumatik/tekanan udara). Tranduscer
merupakan alat yang digunakan untuk mengkonversi hasil pengukuran variabel
proses menjadi besaran standar yang dapat ditransmisikan.
4. Transmission Lines dan Penguat Sinyal (Amplifier)
Transmission line merupakan media untuk membawa sinyal hasil pengukuran
dari alat ukur (instrument) ke controller. Pada banyak kasus sinyal yang
dihasilkan oleh alat ukur terlalu lemah untuk ditransmisikan menempuh jarak
yang cukup jauh, sehingga sinyal tersebut harus diperkuat terlebih dahulu oleh
suatu alat penguat sinyal (amplifier)
5. Elemen Pengendali (The Controller)
Elemen pengendali adalah perangkat keras yang memiliki inteligence,
Perangkat ini menerima informasi dari alat ukur dan memutuskan tindakan apa
yang harus dilakukan. Bagian ini bertugas membandingkan, mengevaluasi, dan
mengirimkan signal kendali ke elemen kendali akhir. Evaluasi yang dilakukan
berupa operasi matematis seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, integrasi, dan diferensiasi. Hasil evaluasi berupa signal kendali
dikirim ke unit kendali akhir. Signal kendali berupa signal standar yang serupa
dengan signal pengukuran.

Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-24-

6. Elemen Pengendali Akhir (The Final Control Element)


Elemen pengendali akhir merupakan perangkat keras yang melaksanakan
tindakan sesuai keputusan controller. Unit terdiri atas dua bagian besar, yaitu
actuator dan elemen kendali akhir. Aktuator adalah penggerak elemen kendali
akhir. Bagian ini dapat berupa motor listrik, selenoida, atau membran
pneumatik. Sedangkan elemen kendali akhir biasanya berupa katup kendali
(control valve) atau elemen pemanas.
7. Elemen Pencatat (Recording Elements)
Elemen pencatat merupakan bagian dari sistem pengendali yang mencatat
semua variabel sehingga kelakuan proses yang sedang berlangsung dapat
didemonstrasikan secara visual (indikator atau grafis)

Gambar 2.3. Elemen-elemen perangkat keras sistem pengendalian umpan


balik pada sistem tangki pemanas berpengaduk

Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-25-

2.5

Penggunaan Komputer Digital pada Pengendalian Proses


Kemajuan teknologi komputer yang semakin pesat dan harganya yang

semakin menurun membuat perangkat ini sekarang banyak digunakan untuk


pengendalian dalam proses-proses kimia. Saat ini pabrik-pabrik kimia berukuran
besar seperti kilang-kilang minyak, pabrik etilen, dan pabrik amoniak dan industri
modren lainnya telah menggunakan komputer untuk pengendalian secara digital.
Beberapa contoh aplikasi spesifik dari komputer untuk pengendalian proses
adalah sebagai berikut :
1. Direct Digital Control (DDC)
Pada sistem DDC komputer menerima secara langsung hasil pengukuran dari
proses, kemudian menghitung nilai manipulated variables berdasarkan
program yang telah dibuat dan tersimpan dalam memory-nya. Manipulated
variable tersebut kemudian diterapkan kembali ke dalam proses menggunakan
elemen pengendali akhir seperti katup-katup, pompa, kompressor, switch dan
lain sebagainya. Dengan demikian komputer dan proses dijembatani oleh
perangkat-perangkat keras yang digunakan untuk mendapatkan komunikasi
yang baik antara komputer dan proses. Gambar 2.4 dibawah menguraikan
sistem DDC.

Gambar 2.4. Konfigurasi umum sistem DDC


Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-26-

2. Supervisory Computer Control


Seperti telah dibahas sebelumnya, salah satu tujuan pengendalian proses
adalah untuk mendapatkan kinerja proses yang optimum. Seringkali operator
manusia sukar atau tidak dapat melakukan kebijakan pengendalian pabrik
yang terbaik dan terus-menerus. Hal ini disebabkan tingginya kompleksitas
dari pabrik kimia yang akan dikendalikan. Pada kasus-kasus seperti ini
kecepatan dan programmed intelligence dari komputer dapat dimanfaatkan
untuk menganalisis proses dan memberikan policy pengoperasian yang
terbaik. Pada supervisory control ini komputer mengkoordinasikan aktifitas
dari beberapa DDC loop seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Struktur supervisory control pada pabrik kimia


2.5

Penutup
Sebagai kesimpulan untuk mengetahui dan merancang pengendalian

proses pada suatu sistem yang saling berinteraksi dengan unit-unitnya kita harus :
1.

Mempunyai gambaran yang jelas tentang variabel-variabel sistem proses


tersebut dan bagaimana sesuatu proses berlangsung

Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-27-

2.

Mengetahui dengan pasti keadaan yang bagaimana yang harus tercipta di


dalam proses tersebut.

3.

Dapat mengikuti perubahan-perubahan keadaan proses

4.

Dapat melakukan intervensi terhadap berlangsungnya proses, sehingga


selalu terwujudkan keadaan proses yang dinginkan.

5.

Tahapan yang harus dilakukan dalam pengendalian proses pada industri :


a. analisa proses
b. perencanaan dan perancangan proses
c. pengukuran keadaan proses
d. pengendalian variabel proses
Pengedalian Proses adalah tindakan untuk membawa dan menjaga

keadaan berlangsungnya suatu proses, sehingga terjadi proses yang


dikehendaki

Bab 2 : Tinjauan Sistem Pengendalian Proses

-28-

Anda mungkin juga menyukai