Oleh:
KELOMPOK 2
Ketua
: Darmawan Dwi W.
(141610101082)
(141610101088)
(141610101010)
Anggota
(141610101084)
: Sepma Viraticha
Umil Syifa Kuluba
(141610101011)
(141610101013)
Nadia Farhatika
(141610101014)
Zulfah Al-Faizah
(141610101017)
Yunita Fatma C.
(141610101048)
ditentukan
dari
genetic,lingkungan,perilaku,pelayanan kesehatan.
4. Pendekatan Wheel
: pola pendekatan yang menggambarkan hubungan manusia
dengan faktor lingkungan (biologi,social,fisik) serta genetic sebagai faktor intinya.
5. Segitiga epidemiologi
: pendekatan masalah kesehatan yang menggunakan
pendekatan dengan 3 faktor, yaitu agen, host, dan lingkungan.
6. Jaring-jaring sebab akibat
: pendekatan epidemiologi yang berdasarkan hubungan
sebab dan akibat.
Step 2
1. Bagaimanakah strategi dan penanganan karies tinggi pada usia remaja?
2. Apakah usaha yang dilakukan tenaga kesehatan dengan fasilitas yang cukup untuk
merubah perilaku pola diet buruk pada masyarakatnya? (promotive,preventif)
3. Apakah pola pengaruh faktor genetika yang menyebabkan rongga mulut remaja buruk?
4. Sejauh mana peran komunikasi pada suatu pendekatan masalah?
5. Apakah fungsi pendekatan dalam menyelesaikan masalah tersebut?
6. Apakah modal dasar yang ditawarkan dan dikuasai oleh tenaga kesehatan dalam suatu
pendekatan masalah?
7. Apa pengertian dan perbedaan konsep-konsep pendekatan Bum, Wheel, Jaring-jaring
Sebab-Akibat, dan Segitiga Epidemiologi?
8. Program-program apa saja yang dapat digunakan oleh tenaga kesehatan untuk masalah
pada skenario?
9. Pendekatan apa yang digunakan/dilakukan pada keadaan masyarakat dengan ekonomi
menengah keatas tetapi memiliki kesehatan gigi dan mulut yang buruk?
Step 3
1. Kehilangan gigi diakibatkan oleh karena 4 faktor yaitu pencabutan, karies, penyakit
periodontal, dan trauma. Pada usia remaja seharusnya tingkat karies dan kehilangan gigi
rendah dikarenakan usia dari gigi itu sendiri masih muda dan jika ditemukan tingkat
karies yang tinggi serta tingkat kehilangan gigi yang tinggi pada usia remaja berarti
terjadi suatu masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat dapat terjadi karena prilaku hidup
sehat dari masyarakat tersebut kurang atau kurangnya peranan dan fasilitas kesehatan
pada daerah tersebut. Pada skenario dikatakan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
banyak serta memadai namun tidak dikatakan bagaimana dari kualitas tenaga kesehatan
tersebut, apakah mereka yang kurang perduli terhadap masyarakat ataukah cara yang
mereka terapkan pada masyarakat kurang tepat. Pola hidup masyarakat dikatakan
memiliki pola diet yang buruk dimana hal tersebut merupakan faktor predisposisi dari
suatu masalah terhadap kondisi rongga mulut.
Strategi yang dapat digunakan untuk menangani masalah tersebut adalah antara lain :
a. Memberikan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta cara untuk
merawatnya dengan menggunakan media sosial ataupun media penyuluhan lain yang
dapat menarik minat remaja untuk mengikuti dan memperhatikannya. Misal
menggunakan broadcast pada media sosial atau jejaring sosial lain, pada usia
remaja dengan tingkat ekonomi yang memadai para remaja cenderung lebih
memperhatikan media sosialnya dan jika dilakukan penyuluhan dengan sarana
tersebut akan lebih efektif daripada penyuluhan dengan banner ataupun poster.
b. Memberikan penyuluhan dengan menitik beratkan pada contoh model. Misal
mendatangkan TNI atau perwira dan melakukan persuasif pada para remaja yang
ingin menjadi calon perwira harus mempunyai kesehatan rongga mulut yang baik dan
pada saat yang bersamaan dilakukan penyuluhan tentang kesehatan dan cara
memelihara rongga mulut.
2. Usaha promotif preventif merupakan langkah tepat dalam menangani masalah kesehatan
karena usaha promotif preventif dapat mengeliminasi faktor penyebab terjadinya masalah
kesehatan rongga mulut tersebut. Fasilitas dan tenaga kesehatan yang cukup dan
memadai dilihat mampu untuk meningkatkan tingkat kesehatan gigi dan mulut suatu
masyarakat, namun harus dilakukan dengan langkah yang tepat dan efektif serta tepat
guna. Hal ini dapat direalisasikan dengan melakukan penyuluhan dengan media teknologi
modern di sela masyarakat berkumpul seperti contoh pada PKK atau arisan rumah tangga
karena, mengharapkan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah keatas untuk
datang berkumpul guna mendengarkan suatu penyuluhan tentang kesehatan gigi dan
mulut adalah hal yang sukar dilakukan. Diharapkan dengan dilakukan pada perkumpulan
yang telah ada dan dilakukan dengan media teknologi yang menarik dapat menarik minat
masyarakat untuk mengetahui tentang kebersihan gigi dan mulut serta cara
membersihkannya.
Cara selanjutnya dapat di lakukan dengan memperindah fasilitas dan tenga kesehatan
yang ada karena masyarakat dengan tingkat sosial dan ekonomi menengah keatas akan
ragu jika fasilitas yang ada kurang menarik untuk dikunjungi serta tenaga kesehatan yang
bertugas tidak rapi atau kurang sopan. Dengan meningkatkan hal tersebut diharapkan
tingkat kepercayaan dan tingkat motivasi masyarakat untuk melakukan perawatan gigi
dan mulut bertambah dan dengan bertambahnya kunjungan masyarakat juga dapat
dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada saat perawatan dan
diharapkan orang tua yang berkunjung dapat menjelaskan ke anaknya dan remaja yang
berkunjung dapat menjelaskan ke rekan rekan sebayanya.
4. Komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam kesehatan
merupakan kunci pencapaian peningkatan tarap atau tingkat kesehatan masyarakat. Komunikasi
kesehatan yang dilakukan dengan efektif dapat mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat
karena didalamnya dapat disampaikan terkait pengembangan dan penyampaian promosi
kesehatan, serta pencegahan pencegahan terhadap masalah kesehatan.
5. Fungsi Pendekatan
3. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang
akan digunakan.
4. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
5. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
6. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
7. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
Step 5
LO
Mahasiswa mampu mengetahui :
1.
2.
3.
4.
5.
Step 7
Macam-macam Pendekatan
Pendekatan Segitiga Epidemiologi
Model segitiga epidemiologi menggambarkan kejadian suatu penyakit yang ditentukan oleh tiga
faktor utama yaitu host, agent, dan environment.
1. Host atau pejamu adalah manusia yang mudah terkena atau rentan (susceptible)
terhadap suatu bibit penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur, dsb) yang dapat
menyebabkan ia sakit.
2. Agent adalah faktor yang menjadi bibit penyakit yang menjadi penyebab suatu
penyakit. Penyebab penyakit ada yang bersifat biologis, fisik, kimia, dan
sosiopsikologis.
Contoh :
Perindividu
pasien.
Non tatap muka
: Penyuluhan ini bisa melalui media cetak, brosur leaflet, film dan
sebagainya. Namun kelemahan dari pendekatan ini adalah penyuluh tidak mengetahui
3
Persuasi
Faktor genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau
masyarakat dibandingkan dengan ketiga faktor yang lain. Pengaruhnya pada status
kesehatan paling sukar dideteksi. Untuk itu, perlu dilakukan konseling genetik. Untuk
kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga, faktor genetik perlu mendapat perhatian di
kesehatan
Dukungan sosial : agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan tokoh
masyarakat
Pemberdayaan masyaraka : agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan kesehatan
Menurut Koleher terdapat 10 area tindakan promosi kesehatan
1. Membangun kebijakan kesehatan publik
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. Memberdayakan masyarakat
4. Mengembangkan kemampuan personal
5. Berorientasi pada layanan kesehatan
6. Promosi sosial tentang kesehatan
7. Meningkatkan investasi kesehatan
8. Memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. Meningkatkan kemampuan masyarakat
10. Infrastruktur yang kat
Metode promosi kesehatan
a. Metode individual : bimbingan dan penyuluhan
b. Metode kelompok
Kelompok kecil : diskusi kelompok
Kelompok besar : ceramah dan seminar
c. Metode massa : ceramah umum, talkshow program Tv dan radio, drama, film,
majalah, poster, spanduk
Modal dasar yang Harus Dimiliki Tenaga Kesehatan
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting sebagai modal dasar tenaga
kesehatan. Pengetahuan yang harus dimiliki tenaga kesehatan tidak hanya pengetahuan
kesehatan namun juga pengetahuan budaya untuk mengetahui pola hidup masyarakat.
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang. Sikap yang diberikan tenaga kesehatan
mencerminkan kesenangan dan ketidaksenangan seseorang. Sikap yang harus dilakukan
seperti cara merespon dengan menghargai dan sopan sehingga.
3. Responsibility
Tanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih dari segala risiko.
4. Natural charisma
Bagaimana membuat persepsi seseorang dan menyakinkan agar orang tersebut percaya
terhadap kita.
5. Komunikasi
Antarpribadi : a. Empathy (Menempatkan diri pada kedudukan orang lain)
Daftar Pustaka
-
Drg. Herijulianti, Eliza, drg. Svasti, Tati, drg. Artini, Sri.2002.Pendidikan Kesehatan