Judul
:
Upaya Pemberantasan Pekerja Anak
Latar Belakang
:
Melindungi anak adalah bagian integral dari pemberdayaan bangsa dan bahkan telah
merupakan bagian dari pembagunan masyarakat internasional (worldwide development)
(Ahmad Sofian, 1997).
Anak seharusnya dalam usia produktif untuk belajar, bukannya mencari uang
Pada tahun 2009, dari 58,8 juta anak di Indonesia sekitar 1,7 juta adalah pekerja anak
(Survei Pekerja Anak, 2010).
Maraknya terjadi kekerasan terhadap pekerja anak di Indonesia
Kerangka teoritik
Anak adalah seseorang yang belum berusia delapan belas tahun, termasuk yang masih dalam
kandungan (UU No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak). Anak merupakan masa
depan sebuah bangsa. Nasib bangsa di masa depan ditentukan oleh bagaimana anak-anak (saat
ini) menjalankan pembangunan di masa yang akan datang.
Keadaan ekonomi keluarga yang buruk terkadang mengharuskan seorang anak untuk melalui
masa sekolahnya dengan membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka terkadang
harus putus sekolah dan bekerja di saat mereka seharusnya bersenang-senang dan belajar. Mereka
harus turun ke jalan, melakukan pekerjaan apapun yang mereka bisa dengan pendapatan yang
kecil.
Biasanya orang-orang yang mempekerjakan anak memilih anak-anak sebagai pekerjanya karena
upahnya yang murah bila dibandingkan dengan pekerja yang sudah cukup umur. Anak-anak juga
mudah dipengaruhi dan
No.
Peneliti/Tahun
Penelitian/Bentuk
Penelitian
Rumusan
Masalah/Fokus/
Tujuan
Model Penelitian
(Data Collection/
Sumber Data/
Lokasi
Penelitian
Kualititatif/
Wawancara,
observasi, dan studi
dokumentasi/
Kecamatan Taktakan,
Kota Serang, Banten
Hasil
1.
Pepy Novia
Hidayah/2012/
Skripsi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
keberhasilan program
KB antara lain, faktor
sumber daya, faktor
komunikasi, disposisi,
dan faktor birokrasi
2.
Penelitian
menggunakan
pendekatan cross
sectional/
Observasional
dengan
metode penelitian
survei analitik/
Kecamatan Selo,
Kabupaten Boyolali
Faktor yang
berpengaruh terhadap
partisipasi pria dalam
keluarga berencana di
Kecamatan Selo yaitu
pengetahuan terhadap
KB, kualitas pelayanan
KB, akses pelayanan,
sikap terhadap KB,
serta sosial budaya
terhadap KB
3.
Yhastra Hayu
Prabhaswari/2012/
Karya Tulis Ilmiah
Mengetahui
pengaruh jampersal
terhadap
keikutsertaan
keluarga berencana
Penelitian
menggunakan
pendekatan cohort
retrospective/
Observasional
analitik/ Kecamatan
Karanganom Klaten
Terdapat pengaruh
antara Jaminan
Persalinan dan
keikutsertaan KB
setelah
mempertimbangkan
tingkat pengetahuan,
tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan, status
ekonomi.
4.
Mengetahui dan
menganalisis faktorfaktor yang
mempengaruhi
efektivitas
pelaksanaan
program keluarga
berencana pada
Kecamatan Kuantan
Tengah, Kabupaten
Kuantan Singingi
Penelitian deskriptif
kualitatif/ Wawancara
dan
observasi/Kecamatan
Kuantan Tengah,
Kabupaten Kuantan
Singingi
Hasil penelitian
menunjukkan
efektivitas pelaksanaan
program keluarga
berencana di
Kecamatan Kuantan
Tengah
Kabupaten Kuantan
Singingi sudah cukup
efektif. Sedangkan
faktor yang dominan
mempengaruhi
efektivitas pelaksanaan
program KB adalah
faktor komunikasi dan
Akhmad Zaeni/2006/
Tesis
1. Meneliti
implementasi
kebijakan
peningkatan KB
pria dalam program
Keluarga Berencana
di Kecamatan
Gringsing.
2. Mengetahui dan
menganalisis faktorfaktor yang
mempengaruhi
implementasi
kebijakan
peningkatan
kesertaan KB pria.
Penelitian kualitatif
dengan menggunakan
pendekatan
fenomenologi/
Wawancara
mendalam dengan
metode snow ball,
observasi lapangan,
penggunaan dat
sekunder/ wilayah
Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang
1. Secara umum
kebijakan peningkatan
kesertaan KB pria di
Kecamatan
Gringsing dipengaruhi
oleh empat dimensi
besar, yang meliputi,
dimensi
komunikasi,
sumberdaya, disposisi
serta struktur
organisasi. Dari sini
dapatlah disimpulkan
bahwa nampak adanya
kesesuaian antara teori
implementasi George
C. Edward III dengan
kebijakan di lapangan.
2. Oleh karena
kebijakan peningkatan
kesertaan KB pria
merupakan
bagian yang tak
terpisahkan dari
masalah sosial,
sehingga faktor
lingkungan sosial
kebijakan juga ikut
mempengaruhi
implementasi
kebijakan. Kenyataan
ini dapat diamati dari
pengaruh tokoh agama,
baik figur pribadinya
dalam hal tidak ikut
KB maupun
interpretasi
terhadap teks agama
yang dianutnya.
Kemudian sifat
masyarakat yang
paternalistik, sikap
pasrah dan
nerimonya istri
terhadap keputusan
suami, serta sikap
masyarakat dalam
mencerna budaya dan
rumor
yang ada dalam
lingkungannya, seperti
MOP menjadi loyo,
ringkih, dan
gemuk.