Anda di halaman 1dari 7

BAB IX.

KECEPATAN PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
A.

Siklus
dan
Mikroorganisme

Kurva

Pertumbuhan

1. Siklus Pertumbuhan Mikroorganisme


Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah
sel, maka terjadi pertumbuhan populasi mikroorganisme. Pertumbuhan populasi
sel umumnya terjadi pada fase pertumbuhan eksponensial. Pertumbuhan dimulai
dari sel tunggal membelah menjadi 2 sel anakan, membelah lagi membentuk 4 sel
baru, maka setiap periode pembelahan populasi menjadi dua kali lipat.
1 2 4 8 16 32 64 128 256, dan seterusnya
Pengembangan ini dapat diekspresikan sebagai fungsi dari 2, yaitu 1 x 2 = 2;
1 x 2 x 2 atau 22 = 4; 1 x 2 x 2 x 2 atau 23 = 8; dan seterusnya. Atau dapat ditulis
seperti deret: (21 22 23, dan seterusnya).
Bila jumlah sel dinyatakan sebagai b, sedangkan n = jumlah pembelahan/jumlah
generasi, maka b dapat dinyatakan sebagai :
b = 1 x 2n
Jumlah total sel tergantung dari jumlah generasi yang terjadi selama periode
waktu yang dilalui. Bila sel dimulai dengan jumlah a, maka jumlah sel dalam
populasi dinyatakan sebagai :
b = a x 2n
Bila suatu mikroba mempunyai waktu generasi 30 menit, setelah waktu tertentu
akan diperoleh jumlah mikroorganisme seperti yang tertera pada tabel berikut.
Tabel :

Pertumbuhan eksponensial pada populasi sel dari sel tunggal dengan


waktu generasi 30 menit.
Waktu (jam)
0

Jumlah sel
1

Log10 jumlah sel


0

0,5
1
Waktu (jam)
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
10

2
4
Jumlah sel
8
16
32
64
128
256
512
1024
1.048.576

0,301
0,602
Log10 jumlah sel
9,3
1,204
1,505
1,806
2,107
2,408
2,709
3,010
6,021

Bila jumlah sel diplot terhadap waktu pada grafik aritmatika maka akan dihasilkan
kurva garis yang menaik, sedangkan bila logaritma jumlah sel diplot terhadap
waktu akan diperoleh garis lurus.

Log jumlah sel

Jumlah sel
(aritmatika)

Log10
aritmatika

Waktu (jam)
Gambar: Kurva Derajat Pertumbuhan

2. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme


Pertumbuhan mikroorganisme dalam suatu medium mengalami fase-fase yang
berbeda, yang berturut-turut disebut dengan: fase lag, fase eksponensial, fase

lag

eksponensial

fase pertumbuhan
stasioner

kematian
kekeruhan/kerapatan
optik

10

0,3

9
8
0,2
7
6
0,1
5

B. Metode dan Alat Pengukuran Pertumbuhan


waktu
Mikroorganisme
Gambar : Kurva Pertumbuhan Bakteri

1.
Metode
Mikroorganisme

Pengukuran

Pertumbuhan

Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan banyak


metode. Metode umum yang sering digunakan adalah :
a. Menentukan jumlah sel yang hidup, dengan cara menghitung koloni
pada pelat agar;
b. Menentukan jumlah total sel, atau jumlah massa sel dengan cara :
1) Menghitung jumlah total secara mikroskopik;
2) Mengukur kekeruhan (turbidimetri);
3) Menghitung volume sel mampat dalam tabung yang dikalibrasi.;
4) Menentukan berat basah atau berat kering;
5) Mengukur besarnya koloni;
6) Menentukan satu atau lebih produk metabolit.

Log kekeruhan / kerapatan optik

Log10 organisme hidup/ml

stasioner, dan fase kematian. Kurva pertumbuhan sel mikroba dapat digambarkan
sebagai berikut.

Di samping metode dan cara di atas, metode penentuan pertumbuhan


mikroorganisme dapat juga dilakukan dengan metode langsung dan metode tidak
langsung, yang dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Metode langsung
1) Menghitung jumlah sel dari suspensi induk, atau dengan cara
pengenceran dengan menggunakan counting chamber atau
hemacytometer (pelat hitung);
2) Pengukuran dengan membran filter (membran filter counts);
3) Pengukuran dengan electronic counters.
b. Metode tidak langsung
1) Metode turbidimetri;
2) Metode kimia;
3) Pengukuran berat sel.

2. Alat Pengukur Pertumbuhan Mikroorganisme


a. Tabung pertumbuhan dan tabung sentrifuge
Tabung berskala dapat dipakai untuk mengukur pertumbuhan. Sedang tabung
sentrifuge berskala dipakai untuk menentukan volume sel mampat.
b. Colony counter
Alat colony counter digunakan untuk menghitung koloni sehingga lebih
mudah dan jelas. Cawan petri diletakkan di ruang berukuran kecil dilengkapi
dengan kotak-kotak. Koloni terlihat lebih besar karena alat tersebut dilengkapi
dengan kaca pembesar, sehingga koloni tiap kotak dapat diukur.
c. Electronic counter
Alat ini mampu mengukur beribu-ribu sel hidup dan sel mati secara tepat
dalam waktu beberapa detik. Prinsip kerja alat ini berdasarkan celah
electronik.
d. Membran penyaring (membran filter counts)
Membran penyaring digunakan untuk mengukur jumlah mikroba dari sampel
cair. Syarat menggunakan metode membran penyaring adalah mikroba tidak
boleh terlalu banyak. Membran yang digunakan berupa membran berpori
steril, mikroba akan menempel dan menodai membran. Selanjutnya membran
dibuat transparan dengan mencelupkan dalam minyak emersi dan dihitung
jumlah sel total.
e. Bejana hitung Petroff Hausser atau hemasitometer.
Alat ini digunakan untuk
menghitung
jumlah
totalhitung 0,02 mm
Jarak
antara tutup
dan sel
bejana

Ada 25 ukuran luas dengan luas total 1 mm2


volume total 0,002 mm3

Bila tiap ukuran luas ditemukan rata-rata a sel maka jumlah sel total tiap ml =
1

a sel x 25 x 0,02 x 103 = 12,5 a x 105 sel ml


f. Spectrophotometer spectronic 20 bausch & lomb.

Sumber cahaya
monokromatik

Larutan
blanko

Sel foto
elektrik

100

Cahaya diteruskan sempurna


maka T = 100%
A=0

2,5

Tabung
suspensi
mikroba

Cahaya yang diteruskan hanya


25 % dan maka T = 25%

100

Yang diartikan dengan pertumbuhan suatu jasad ialah penambahan masa,


ukuran maupun jumlah sel jasad.
Dalam meninjau pertumbuhan mikroba (jasad) harus dibedakan antara
pertumbuhan masing-masing selnya individuil, kelompok sel-sel diatas medium
padat atau kelompok sel-sel dalam medium cair.
Pertumbuhan sel atau sel-sel dalam medium cair sangat tergantung pada
jenis mikrobianya; pertumbuhan bakteri dalam medium cair biasanya merata
(homogen) didalam medium, sedang jamur-jamur pertumbuhannya dipermukaan
medium atau berupa kelompok-kelompokan miselium yang melayang-layang
dalam mediumnya.

l
o
g
a
r
i
m
a
D
j
u
m
l
a
h
b
a
k
t
e
r
i

waktu ( jam )

Gambar 37 : Grafik Pertumbuhan bakteri dengan fase-fasenya


A. Fase permulaan (initial phase)
B. Fase pertumbuhan yang dipercepat (phase of accelerated
growth)

C. Fase logaritma (logarithmic phase)


D. Fase pertumbuhan yang mulai terhambat (phase of negative
growth acceleration)
E. Fase kematian yang dipercepat (accelerated death phase)
Fase kematian logaritma (logarithmic death phase

Anda mungkin juga menyukai