Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEGIATAN MANAJEMEN DAN INTEVENSI

MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI DUSUN GULON,


SALAM, KABUPATEN MAGELANG
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

disusun oleh :
Putri Jati Utami

(107

Mohammad Helmi W

(10711073)

Unik Khomsatun

(097

Angga Faletra

(107

Fella Oktaria Dani

(10711163)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN MANAJEMEN DAN INTEVENSI
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI DUSUN GULON, SALAM,
KABUPATEN MAGELANG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

disusun oleh :
Putri Jati Utami
Moh Helmi Wibisono 10711073
Unik Khomsatun
Angga Faletra
Fella Oktaria Dani

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Kepala Puskesmas/
Dosen Pembimbing Lapangan

drg. Wahyu Wuryaningsih, M.Kes

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
petunjuk dan ridho-Nyalah laporan Manajemen dan Intervensi di Dusun Gulon, Kecamatan
Salam, Kabupaten Magelang dalam rangka memenuhi salah satu syarat kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan,
dukungan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-sebasarnya kepada beberpa pihak yang telah membantu
kami, yaitu kepada :
1. drg. Wahyu Wuryaningsih, M.Kes, Kepala Puskesmas Salam yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan bagi kami sehingga dapat berpartisipasi dalam masyarakat.
2. dr. Nur Aisyah Jamil, selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah memberikan
masukan dan bimbingan dalam kegiatan kami.
3. Bpk. Nanang Bimantoro, selaku Kepala Desa Salam yang telah membantu dan
mendukung dalam setiap kegiatan kami.
4. Segenap Kepala Dusun, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, Kader Kesehatan , dan
Perangkat Desa Gulon yang selalu memberi dukungan pada kegiatan kami
5. Bpk. Sarwito., selaku Koordinator Program Promosi Kesehatan Puskesmas Sragen
yang telah membantu dalam kegiatan Musyawarah Mayarakat Desa (MMD) dan
masukan yang diberikan dalam kegiatan manajemen dan intervensi
6. Ibu Novi, Amd.Keb selaku Bidan Desa Gulon, yang memberikan bimbingan serta
masukan dalam setiap kegiatan
7. Orang tua kami yang tidak berhenti mendoakan kami agar diberikan kemudahan
dalam proses kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat ini.
Kami juga berharap hasil laporan ini dapat ditindak lanjuti dan dapat dijadikan referensi
oleh pihak-pihak yang terkait untuk kemudian dapat digunakan dan dikembangkan.
Wassalamualaikum wr.wb
Magelang,18 Mei 2015
DOKTER MUDA FK UII
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan suatu investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta berperan penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan
harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan merupakan salah satu
komponen utama didalamnya selain tingkat pendidikan dan pendapatan (Anonim, 2013).
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1991 tentang kesehatan, ditetapkan bahwa
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan,
perilaku dan pelayanan kesehatan. Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan
keberadaan penyakit, tetapi gangguan kesehatan lain seperti masalah fisik, mental dan
spritual. Permasalahan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat
menajdi salah stu faktor yang berperan dalam timbulnya gangguan kesehatan (Anonim,
2013).
Dalam pedoman umum perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dinyatakan bahwa
meskipun telah banyak hal dibidang kesehatan telah dicapai melalui penyelenggaraan
kesehatan, namun apabila mengacu pada sasaran strategis kementrian kesehatan yang harus
dicapai pada tahun 2014 dan target-target Millenium Development Goals (MDGs) yang
harus dicapai tahun 2015, ternyata berbagai hal yang telah dicapai dalam bidang
pembangunan kesehatan tersebut ternyata masih memerlukan peningkatan yang luar biasa.
Beberapa hal seperti angka kematian ibu dan anak (AKI), penyebaran penyakit menular
(HIV, Malaria, Demam berdarah, Tuberculosis, filariasis, kusta), meskipun secara umum
menunjukkan angka kesakitan yang menurun namun masih menjadi masalah kesehatan yang
cukup besar. Sedangkan prevalensi angka penyakit tidak menular di Indonesia seperti
penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes melitus serta obesitas cenderung meningkat
dan menunjukkan potensi yang semakin besar sebagai penyebab mortalitas.
Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa derajat kesehatan masyarakat masih belum
optimal meskipun penyelenggaraan pembangunan dibidang kesehatan cukup pesat. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
genetika. Namun justru lebih dominan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan perilaku

masyarakat itu sendiri mengingat kondisi genetik merupakan hal yang irreversibel dan tidak
bisa disangkal sedangkan pelayanan kesehatan sendiri telah mendapat perhatian khusus dari
pemerintah pusat maupun daerah dengan menetapkan prosedur standar yang telah
dicanangkan masing-masing lembaga pemerintah daerah khususnya dibidang kesehatan.
Untuk itu perlu diselenggarakan Survei Mawas Diri secara berkala untuk menelaah dan
meninjau keberhasilan PHBS sesuai dengan indikator di masing-masing tatanan. Yang mana
hasilnya akan dikoordinasikan antara pihak puskesmas dan kelurahan serta warga setempat
dalam musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk ditentukan skala prioritas masalah
kesehatan dan akan dilakukan tindakan intervensi terencana untuk mengatasinya. Disinilah
peneliti yang merupakan dokter muda kepaniteraan klinik fakultas Kedokteran Universitas
Islam Indonesia sebagai bagian tugas dan pengabdian untuk turut serta dalam usaha
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ditingkat desa yang merupakan salah satu
kewajiban dalam kepaniteraan klinik serta pengabdian terhadap Negara kesatuan Republik
Indonesia untuk menyelenggarakan intervensi kesehatan sesuai dengan permasalahan yang
ada.
1.2 Gambaran Lokasi Kegiatan
A. Puskesmas Salam
Puskesmas Salam merupakan salah satu dari 29 Puskesmas yang berada di wilayah
Kabupaten Magelang, yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk pengobatan
rawat jalan sejak tanggal 2 Februari 2007 dan yang terakhir sudah dilakukan resertifikasi
ISO 9001 : 2008 pada tanggal 13 Februari 2012. Puskesmas Salam merupakan institusi
pelayanan publik dalam bidang pelayanan jasa dan dalam pelaksanaan pelayanan
menerapkan prinsip-prinsip pelayanan publik sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur

Negara

Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003

tentang

Pedoman

Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:


-

Kejelasan

Keamanan

Tanggung Jawab

Informasi Pelayanan

Kenyamanan

Jumlah karyawan di Puskesmas Salam sebanyak 44 orang, tetapi masih belum


mencukupi karena beban kerja yang tinggi, dengan jumlah PNS 35 orang, PTT 2 orang dan
Wiyata Bhakti sebanyak 5 orang. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

Puskesmas Salam mengadakan berbagai pelatihan untuk karyawannya. Pelatihan tersebut


bisa berupa refreshing pengetahuan maupun ilmu baru. Pelatihan dapat dilakukan sendiri
maupun mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pihak lain. Puskesmas Salam juga
memberikan pelatihan Customer Service pada tahun 2008 dan 2010, guna memberikan
pelayanan yang terbaik pada masyarakat.
Sumber dana untuk Puskesmas Salam berasal dari berbagai sumber, yaitu:
a. Pendapatan Puskesmas Tahun 2012
-

Pendapatan dari retribusi

Pendapatan dari tindakan

Pendapatan dari Laboratorium

Pendapatan dari spesialis

Pendapatan dari BOK

Pendapatan dari Jamkesmas


Pendapatan Puskesmas Salam mengalami kenaikan dikarenakan ada perubahan tarif
yang diatur dalam PERDA No. 3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum yang
berlaku mulai 1 Mei 2012.

b. Asal dan Jumlah Pemasukan


-

Pengembalian 85% dari Asuransi Kesehatan untuk orang miskin (Jamkesmas)

APBD II :

Pengembalian retribusi (85%)

Pengembalian tindakan (85%)

Pengembalian spesialis (85%)

Asuransi Kesehatan

Pengembalian jasa pelayanan

Pengembalian jasa sarana

BBM

BOK

VISI, MISI PUSKESMAS DAN MOTTO PELAYANAN


1. Visi
Menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, berorientasi pada keluarga
dan masyarakat, agar tercapai kecamatan Salam sehat tahun 2015.
2. Misi

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu, manusiawi serta


terjangkau oleh seluruh masyarakat

Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan


pelayanan kesehatan

Meningkatkan pembinaan peran serta Masyarakat dalam bidang kesehatan,


sehingga Masyarakat bisa mandiri

Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pengembangan pembangungan


kesehatan masyarakat

Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan


kesehatan dan pengembangan kesehatan masyarakat

3. Motto Puskesmas
Kepuasan dan Kesembuhan Anda Tujuan Kami.
4. Penyebarluasan Informasi
Puskesmas memasang Visi, Misi, Motto dan Standar Pelayanan di ruang tunggu dan
ruang pelayanan serta mencantumkan dalam leaflet Puskesmas dengan harapan
diketahui secara umum oleh masyarakat.
Tabel. Sepuluh besar penyakit semua umur
1
2
3
4
5
6
7
8
9

No.

Jenis Penyakit
Nasopharingitis akuta (common cold)
Influenza, virus tidak teridentifikasi
Penyakit pulpa dan jaringan periapikal
Hipertensi primer
Gastritis
Nyeri tidak jelas
Penyakit gusi dan jaringan periodontal
Pusing
Infeksi akut lain pada saluran pernafasan

7.398
3.954
3.096
2.356
1.901
1.890
1.638
1.636
2.817

Jumlah

10
11

bagian atas
Penyakit kulit infeksi lain
Diare dan gastroenteritis non spesifik

1.519
1.475

1.2 Desa Gulon


A. Kondisi Geografis
Letak Desa Gulon secara administrative terletak dalam wilayah kecamatan Salam,
kabupaten magelang dengan jarak 17 km dari kabupaten Magelang. dan berjarak 7

Kilometer barat perbatasan provinsi Jateng dan DIY. Batas wilayah Desa Gulon sebagai
berikut :

Batas sebelah Utara

Batas sebelah Selatan : Desa Seloboro, Kec. Salam, Kab. Magelang, Prov. Jateng

Batas sebelah Timur : Desa Jumoyo, Kec. Salam, Kab. Magelang, Prov. Jateng

Batas sebelah Barat

: Desa Bringin, Kec. Srumbung, Kab. Magelang, Prov. Jateng

: Desa Gunungpring, Kec. Muntilan, Kab. Magelang, Prov.

Jateng
Secara geografis terletak pada 7o 36 12. LS sampai dengan 7o 35 24 LS dan 110o 16
57.72 BT sampai dengan 110o 18 37.08 BT.
B. Luas Wilayah
Desa Gulon termasuk desa yang sangat luas. Desa yang terdiri dari 15 dusun ini
mempunyai luas wilayah 482.59 Ha. Terdiri dari 312.32 Ha tergolong lahan Produktif,
sedangkan sisanya 196.26 Ha
NO
1
2

DUSUN
RW
Gulon dan Probolinggo
01,02
Dangean dan Ngebong 03,04

RT
7
7

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kidul
Ngebong Lor
Ngentak
Sidomulyo dan Tompangan
Ngresap
Karangtalun dan Gatakan
Mancasan dan Prebutan
Karanglo dan Tabang
Jlegong dan Gambiran
Nabin
Ngasem
Gunungsari
Lengkongsari
Dode dan Lojirejo

3
2
4
5
7
5
6
3
5
3
3
3
6

05
06
08,07
09
10,11
12,13
14
15
16
17
18
19
20

KETERANGAN

2. Peruntukan lahan :
NO
1
2
3
4
5
6
7

PERUNTUKAN
Pertanian subur
Pertanian sedang
Pertanian tandus
Irigasi
Perumahan
Olah raga
Makam

LUAS ( Ha)
175.5184
95.2
1
40.6016
23.89
2.25
1.6

KET.

8
9
10
11
12
13

Tempat ibadah
Industri
Pendidikan
Kesehatan
Tanah pekarangan
Jalan

Lahan Sawah :312.32 Ha


- Irigasi Setengah Sederhana : 10 %
- Irigasi Teknis : 3 %
Lahan bukan Sawah : 196.26 Ha
- Tegalan : 25 %
- Sisanya digunakan untuk pekarangan.
C. Jumlah Penduduk

Jumlah Kepala Keluarga : 2.389 KK

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Laki-laki

: 3.744 orang

Perempuan

: 4.782 orang

0.96
3.12
0.7
0.05
50.31
113.38

BAB II.
METODE PENGAMBILAN DATA
2.1. Jenis Kegiatan
Manajemen dan intervensi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan mencari suatu permasalahan kesehatan di wilayah tertentu. Kegiatan pada manajemen
dan intervensi ini meliputi pencarian masalah dengan penyebaran kuisioner kepada warga
desa yang dilakukan secara acak dengan jumlah sampel tertentu, kemudian dengan
melakukan wawancara langsung kepada warga desa selain itu permasalahan juga dicari
melalui data yang dimiliki oleh puskesmas. Kemudian dari data yang ada, diurutkan
permasalahan dari urutan yang terbesar sampai terkecil, kemudian dicari prioritas dari
permasalahan tersebut, dari prioritas yang ada langkah selanjutnya adalah membantu untuk
memecahkan masalah sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
2.2. Cara Pengumpulan Data
Data berasal dari data primer, dimana data didapatkan dari pengisian kuisioner Survey
Mawas Diri (SMD) oleh warga desa yang dilakukan secara acak. Kegiatan pengumpulan data
ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada warga desa dan melihat secara
langsung kondisi lingkungannya. Kuisioner Survey Mawas Diri (SMD) didapatkan langsung
dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.
2.3. Populasi dan Sampel Kegiatan
Populasi kegiatan ini adalah warga di lima dusun sasaran di Desa Gulon, Kecamatan
Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lima dusun sasaran tersebut
adalahDusun Gulon, Probolinggo, Dangean, Sidomulyo, dan Tompangan.Jumlah warga di
lima dusun sasaran tersebut berdasarkan data yang didapatkan dari Balai Desa sebanyak 1972
orang dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 545 KK.
Unit sampel terkecil adalah Kepala Keluarga (KK). Besar sampel dihitung dengan
menggunakan rumus satu populasi, yaitu Rumus Slovin:
n=

N
N d 2 +1

n = 120 KK

Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah 120 sampel, teknik pengambilan sampel dengan
simple random sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak berdasarkan
Kepala Keluarga yang berada di wilayah Desa Gulon, data mengenai Kepala Keluarga
didapatkan dari Kantor Kepala Desa. Dari data Kepala Keluarga yang ada dilakukan urutan
berdasarkan RT dan Dusun, kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer yang
kemudian diacak dengan menggunakan Microsoft Excel.
2.4. Instumen Pengambilan Data
Pada kegiatan pengambilan data melalui pengisian kuisioner Survey Mawas Diri
(SMD) dilakukan, dilakukan wawancara secara langsung dan pengamatan secara langsung
terhadap lingkungan dan kondisi rumah warga. Pengamatan dan wawancara yang dilakukan
berdasarkan dengan pertanyaan yang tercantum di dalam kuisioner Survey Mawas Diri
(SMD) dari FK UII. Kuisioner tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan yang meliputi akses
pelayanan dan pembiayaan kesehatan, kesehatan ibu dan anak, KB, gizi dan imunisasi,
surveilan, rumah dan lingkungan, serta perilaku anggota keluarga.

2.5. Tahap Kegiatan


Tahap kegiatan yang dilaksanakan adalah :

Pra Survey Mawas Diri (SMD)


Pencarian SPM dan wawancara
Survey Mawas Diri (SMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Manajemen dan Intervensi
Laporan hasil Manajemen dan Intervensi

2.5.1. Pra Survey Mawas Diri (SMD)


Pra SMD dilakukan pada tanggal 15-18 April 2015. Pra SMD berupa pencarian data
umum desa, perkenalan Dokter Muda FK UII, perkenalan dengan Kepala Desa dan Perangkat
Desa, perkenalan dengan kader Posyandu, perkenalan dengan Bidan Desa, serta sosialisasi
dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa, kepada Bidan Desa serta Kader Posyandu
mengenai kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) yang akan dilakukan di wilayah Desa Gulon
serta kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
2.5.2. Pencarian SPM dan Wawancara

Pencarian data mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas didapatkan dari
masing-masing penanggungjawab program yang ada di Puskesmas. Sedangkan wawancara
mengenai kondisi desa dilakukan kepada bidan desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat.
2.5.3. Survey Mawas Diwi (SMD)
Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) berupa pembagian kuisioner, wawancara, dan
pengamatan langsung terhadap kondisi tempat tinggal dan lingkungan warga yang menjadi
responden pada pengisian kuisioner ini. Kegiatan SMD dilakukan pada tanggal 20-25 April
2015 oleh Dokter Muda FK UII, dimana penyebaran kuisioner dilakukan secara acak sesuai
dengan data yang diacak melalui program komputer.
2.5.4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Kegiatan MMD dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015 di Balai Desa Gulon dengan
jumlah peserta 26 orang yang terdiri dari perwakilan Puskesmas, Bidan Desa, Perwakilan
setiap Dusun, Perwakilan dari PKK, Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kader Posyandu serta
perwakilan setiap RT. Kegiatan ini memaparkan mengenai permasalahan yang ada di Desa
Gulon berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner SMD, penentuan prioritas
masalah, analisis penyebab masalah, dan rencana intervensi yang akan dilakukan. Setelah
dilakukan pemaparan dan diskusi dengan peserta MMD, didapatkan prioritas masalah yaitu
belum terlaksananya dengan baik kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk karena kurang
aktifnya kaderisasi warga untuk kegiatan tersebut dan pengorganisasian yang belum
terstruktur dengan baik. Masalah yang dipilih kemudian di analisis penyebabnya dan dicari
solusi untuk pemecahan masalahnya.
2.5.5. Manajemen dan Intervensi
Intervensi merupakan kegiatan tindak lanjut dari hasil musyawarah yang telah
disepakati dalam pelaksanaan MMD. Kegiatan intervensi dilakukan oleh Dokter Muda FK
UII adalah juru pemantau jentik (Jumantik) dengan bantuan dari pihak Sekolah Dasar Negeri
1 Gulon dan kader-kader kesehatan di Dusun Gulon, dimana pada kegiatan ini sebagai
fasilitator. Kegiatan intervensi yang dilakukan di SDN 1 Gulon berupa intervensi jangka
pendek yakni kegiatan Jambore Jumantik Cilik dimana tidak hanya penyuluhan tentang
Demam Berdarah, namun juga ada pengajaran bagaimana menjadi Juru Pemantau Jentik
Cilik dan follow up pemantauan Kartu Monitoring Jentik yang kami bagikan saat kegiatan
tersebut, serta adanya pembentukan jumantik cilik yang bertugas sebagai pemantau jentik

nyamuk di lingkungan sekolah dan rumah masing-masing. Untuk intervensi di Dusun Gulon,
Dokter Muda FK UII memberikan penyuluhan serta pengajaran mengenai jumantik bagi
kader-kader kesehatan yang telah ada sebelumnya di Dusun Gulon, sehingga mereka dapat
menerapkanya di lingkungan Dusun Gulon.

BAB III
HASIL
3.1. Survey Mawas Diri (SMD)
Tabel 5. Kuisioner Survey Mawas Diri
No

A. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan


Pertanyaan
Jawaban
Responden
Bila anda atau anggota

1.

keluarga lainnya sakit,


dimanakah tempat

Persentase

112
8

(%)
93,3
6,7

5
2
113
0
12
90
18
85
5
15
3
12

4,2
1,6
94,2
0
10
75
15
70,8
4,2
12,5
2,5
10

23

19,1

Tidak

97

80,9

Rumah sakit
Bidan
Dukun
Rumah sendiri
Dokter
Bidan
Dukun
Sendiri/keluarga
Tidak pernah
1-3
4 atau lebih

2
6
0
0
2
6
0
0
0
0

25
75
0
0
25
75
0
0
0
0

100

Ya
Tidak

1
7

12,5
87,5

Tenaga Kesehatan
Tradisional
Sendiri

berobatnya?
2.

3.

4.

1.

< 1 km
1-5 km
6-10 km
sampai ke fasilitas kesehatan
>10 km
Jalan kaki
Sarana transportasi yang
Kendaraan Pribadi
digunakan
Angkutan umum
Jamkesmas
Iuran
dana sehat
Mempunyai jaminan
Askes
kesehatan
Asuransi lain
Tidak punya
B. KIA, KB, Gizi, dan Imunisasi
Apakah di keluarga Anda
Ya
Berapa jarak dari rumah Anda

mempunyai balita atau ibu


hamil?
Bila mempunyai ibu hamil

2.

dimana rencana tempat


melahirkan?

3.

Siapakah rencana penolong


persalinannya
Pada kehamilan anak terakhir,

4.

berapa kali ibu melakukan

5.

pemeriksaan kehamilan?
Pada kehamilan anak terakhir,
apakah ibu mengalami

gangguan kehamilan?
Siapakah yang menolong
6.

persalinan anak terakhir


Anda?
Di keluarga anda, apakah

7.

pernah terjadi kematian (satu


tahun terakhir)
Di keluarga Anda, apakah

8.

pernah terlahir bayi BBLR

Dokter
Bidan
Dukun
Sendiri/keluarga
Ya

1
7
0
0
1

12,5
87,5
0
0
12,5

Tidak

87,5

Ya

12,5

Tidak

87,5

0-24 bulan
24-48 bulan
>48 bulan
Lengkap
Tidak Lengkap
1-7 kali
8 kali atau lebih
Ya
Tidak
Ya
Tidak
0-24 bulan
>24 bulan
Hormonal
Non Hormonal
Alami
Tidak menggunakan

3
4
1
8
0
0
8
2
98
72
48
111
9
68
20
9

37,5
50
12,5
100
0
0
100
2
98
60
40
92.5
7,5
56
16,6
7,5

13

10,9

89
31
91

74,1
25,9
75,8

Tidak

29

24,2

Ya

41

34,2

Tidak

79

65,8

96
24
0
150

80
20
0
100

cukup umur?
9.

Usia anak terakhir

10. Imunisasi yang diperoleh


11.
12.
13.

Berapa kali dalam setahun


balita Anda ditimbang?
Apakah ada balita kurang gizi,
gizi buruk, BGM?
Apakah anak terakhir Anda
diberikan ASI Eksklusif?

14. Kapan anak diberikan MPASI

15.

16.

Alat kontrasepsi yang


digunakan
Apakah keluarga terbiasa
sarapan pagi?
Apakah keluarga terbiasa

17. mengkonsumsi aneka ragam


makanan/menu seimbang?
Apakah keluarga selalu
18. menggunakan garam

apapun
Ya
Tidak
Ya

beryodium?
1.

ISPA

2.

Malaria

C. SURVEILAN
Ya
Tidak
Ya
Tidak

3.

Demam Berdarah

4.

TBC

5.

Tifus

6.

Gatal-gatal

7.

Sesak napas

8.

Diare

9.

Campak

10. Cacar Air


11.

Hepatitis

12. Flu Burung

1.

Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
D. Rumah dan Lingkungan
Ada sarana,

Pembuangan kotoran (Jamban


keluarga)
Jarak pembuangan kotoran

2.

atau sumur resapan dengan

9
111
7
113
2
118
32
88
3
117
8
112
0
120
2
118
0
120
0
120

7,5
92,5
5,8
94,2
1,6
98,4
26,7
73,3
2,5
97,5
6,6
93,4
0
100
1,6
98,4
0
100
0
100

112

93,4

memenuhi syarat
Ada sarana, tidak

6,6

memenuhi syarat
Tidak ada sarana
<10 m

0
75

0
62,5

>10 m

45

37.5

Sumur
PDAM
Sungai
Lainnya
Bebas dari

41
79
0
0

34,1
65,9
0
0

92

76,6

27

22,5

1
114
6
0
11
109

0,8
95
5
0
9,2
90,8

sumber air bersih


3.

4.

5.
6.

Penyediaan air bersih

Kualitas air bersih yang


dipakai sehari-hari

Kamar mandi yang dipakai


keluarga
Jenis kamar mandi

pencemaran
Tidak berasa, tidak
berbau, keruh
Tidak berasa,
berbau, keruh
Lainnya
Ada, didalam rumah
Ada, diluar rumah
Tidak ada
Terbuka
Tertutup

7.

Lantai kamar mandi

Tanah
Semen
Ubin/keramik
Lainnya
Tergenang di
pekarangan
Ke sawah atau

8.

Pembuangan limbah kamar


mandi

Pembuangan sampah

30

25

khusus
Lainnya
Tersedia tempat

48

40

18

15

92

76,7

10

8,3

50

41,7

70

58,3

132

88

15

10

92

76,6

20

16,6

16,8

82

68,3

26

21,7

12
12

10
10

tertutup
Tersedia tempat

mengalir
Tidak tersedia
sarana atau dibuang
secara terbuka
Ada di seluruh

Jendela

ruangan
Ada di sebagian
ruangan
Tidak ada
Ada jendela, ada

12.

Ventilasi rumah

lubang ventilasi
Ada jendela, tidak
ada lubang ventilasi
Tidak ada
Ada jendela, ada

13. Ventilasi dapur

14. Lantai rumah

32,5
2,5

yang tertutup dan

11.

39
3

pembuangan terbuka
Tidak tersedia
Tersedia sarana

10. Pembuangan air limbah dapur

1,6
20,8
74,1
3,3

kebun
Ke selokan/sungai
Sarana pembuangan

pembuangan
9.

2
25
89
4

lubang ventilasi
Ada jendela, tidak
ada lubang ventilasi
Tidak ada
Tanah seluruh
ruangan

Plester/semen
sebagian ruangan
Plester/semen
seluruh ruangan
Ubin/keramik
sebagian ruangan
Ubin/keramik
seluruh ruangan
Lainnya
Terang dan tidak

15. Ruang tidur

16. Atap rumah


17. Langit-langit rumah

18. Kandang ternak

lembab
Ada, tidak terang
dan lembab
Tidak ada ruang

20.
21.
22.

1.
2.

8,4

25

20,8

62

51,7

11

9,1

90

75

30

25

tidur
Seng/Genting
Anyaman ijuk atau

120

100

daun kelapa
Asbes
Triplex
Anyaman bambu
Tanpa langit-langit
Terpisah dari rumah
Jadi satu dengan

21
8
7
84
42

17,5
6,7
5,8
70
35

24

20

54

45

44
11
3
18
8
27
85
37
83
10
67
43

66,7
16,7
4,5
12,1
6,7
22,5
70,8
31
69
8,3
55,8
35,9

98
22
56

81,6
18,4
46

rumah
Tidak punya
19.

10

kandang
Jenis hewan ternak
Unggas
Berkaki empat
Ikan
Lainnya
Apakah mempunyai TOGA
Ya, minimal 3
Ya, kurang dari 3
Tidak
Apakah cahaya matahari
Ya, minimal
Ya, cukup
dapat masuk ke dalam rumah?
Kepadatan hunian
Padat
Cukup
Tidak padat
E. Perilaku Anggota Keluarga
Ya
Ada anggota keluarga yang
merokok
Tidak
Mencuci tangan dengan sabun
Ya

3.
4.
5.
6.

sebelum makan
Terbiasa menggosok gigi
minimal 2 kali sehari
Anggota keluarga minum
miras
Melakukan PSN minimal 1
minggu sekali
Melakukan aktifitas fisik/
berolah raga

7.

Terbiasa mandi 2 kali sehari

8.

Apakah punya tanaman obat

9.

Terbiasa minum dengan air


yang dimasak terlebih dahulu

10

Biasa BAB di jamban

11
12
13
14
15
16
17
18

Biasa cuci tangan dengan


sabun setelah BAB
Terbiasa gosok gigi minimal
dua kali sehari
Membuang sampah pada
tempatnya
Makan 3 kali sehari
Bahan makanan sebelum
dimasak dicuci dahulu
Terbiasa olah raga minimal 30
menit tiap hari
Rutin membersihkan rumah
tiap hari
Terbiasa membuka jendela
minimal 1 jam perhari

Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak

64
115
5
0
120
9
111
45
75
65
55
35
85
92
28
112
8
97
23
91
29
77
43
99
21
120
0
45
75
120
0
120
0

54
95,8
4,2
0
100
7,5
92,5
37,5
62,5
54,2
45,8
29,2
70,8
76,7
23,3
93
7
80,8
19,2
75,8
24,2
64
36
82,5
17,5
100
0
37,5
62,5
100
0
100
0

Tabel 6. Permasalahan Kesehatan di Desa Gulon Hasil SMD


NO
1
2
3
4
5
6
7

Masalah
Tidak melakukan PSN 1x seminggu
Merokok
ISPA
Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka
Tidak mempunyai tanaman obat keluarga
Tidak ada langit-langit rumah
Tidak konsumsi garam iodium

Persentase
(%)
92,5
80
80
76,7
70,8
70
65,8

8
9
10

Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air <10 m


Tidak melakukan aktifitas fisik (Olahraga)
Penggunaan KB Hormonal

62,5
62,5
56

3.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan oleh Dokter
Muda FK UII tetapkan beberapa masalah yang dibahas pada Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD). Masalah tersebut terdiri dari 5 masalah fisik dan 3
masalah non fisik. Berikut hasil survey SMD yang telah diolah dan kami
deskripsikan:
A. Masalah Fisik
Tabel 7. Masalah Fisik
No
1
2
3
4
5

PERMASALAHAN
Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka
Banyak rumah yang belum memiliki TOGA
Langit langit rumah tidak ada (langsung genteng)
Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air <10 m
Tidak melakukan aktifitas fisik (Olahraga)

B. Masalah Non-Fisik
Tabel 8. Masalah Non-Fisik
No
1
2
3

PERMASALAHAN
Tidak melakukan PSN 1x seminggu
Merokok
Garam beriodium
3.5. Prioritas Masalah

Penetapan prioritas masalah menggunakan metode PAHO yang dikembangkan oleh


Pan America Health Organization, metode ini merupakan metode skoring. Metode ini
menggunakan skor pada setiap variabel penilaian, dengan menggunakan skor 1-10, dimana

terdapat 4 aspek penilaian, yaitu : Magnitude (besarnya masalah), Severity (tingkat


keparahan), Vulnerability (dilihat dari sudut kemampuan untuk menanganinya dan
ketersediaan teknologinya), dan Community Concern (seberapa besar keinginan masyarakat
untuk menyelesaikan masalah). Dari 4 aspek yang telah diberi skor, keempatnya kemudian
dikalikan untuk mendapatkan bobot permasalahan. Setelah mendapatkan bobot dari masingmasing permasalahan, kemudian diurutkan dari nilai tertinggi sampai terendah (Jalaludin,
2013). Tim penilai terdiri dari lima Dokter Muda FK UII dan Dosen Pembimbing Lapangan.
Berikut hasil dari penetapan prioritas masalah berdasarkan metode PAHO :
Tabel 9. Hasil skoring berdasarkan metode PAHO
No
1
2
3
4
5
6

Permasalahan
Tidak melakukan PSN 1x seminggu
Pembuangan sampah tersedia tapi
terbuka
Kurangnya garam beriodium
Merokok
Tanaman Toga
Jarak pembuangan kotoran dengan
sumber air <10 m

7
9
7

6
9
5

7
5
5

6
3
6

Total
5832
1920
1764
1215
1050
840

3.6. Analisis Penyebab Masalah


Setelah menetapkan prioritas masalah, langkah selanjutnya adalah menganalisis
mengapa masalah tersebut dapat muncul sehingga menjadi suatu prioritas. Penyebab yang
ditemukan, kemudian akan dianalisis dan diharapkan permasalahan tersebut dapat dipecahkan
secara bersama-sama dengan beberapa alternatif pemecahan masalah dari masing-masing
permasalahan yang ditemukan. Kami mengambil satu masalah untuk dianalisis penyebab
masalahnya, yaitu mengenai pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk yang tidak
dilakukan 1x seminggu.
Berikut kemungkinan-kemungkinan penyebab masalah :

Kurangnya pengetahuan warga di Desa Gulon tentang manfaat adanya kegiatan


Pemberantasan Sarang Nyamuk secara rutin terutama saat musim penghujan tiba.
Sehingga menyebabkan meningkatnya angka kejadian Deman Berdarah di wilayah Desa
Gulon. Permasalahan ini sudah berlangsung cukup lama, sejak tibanya musim penghujan

pada November lalu sampai saat ini belum ada kesadaran masyarakat untuk melakukan
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk 1x seminggu dan belum terstrukturnya
pengkaderan PSN untuk mengurusi kegiatan tersebut. Hal ini terbukti dari wawancara
yang dilakukan pada Kepala Desa serta masyarakat saat kami menyebarakan kuisioner
SMD, dari wawancara tersebut dikatakan bahwa tidak aktifnya kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk 1x seminggu dan meningkatnya angka kejadian Demam Berdarah di
wilayah desa Gulon.
3.7. Pemecahan Masalah

Melakukan kegiatan promotif dan preventif kepada warga desa Gulon melalui
penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah dan manfaat Pemberantasan Sarang
Nyamuk untuk mengubah paradigma masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
dibandingkan mengobati penyakitnya serta menambah pengetahuan masyarakat agar
dapat menumbuhkan kesadaran mereka untuk rutin melakukan kegiatan PSN 1x
seminggu.

Melakukan kaderisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk pada anak-anak. Kegiatan PSN


dengan sasaran anak-anak dirasa lebih efektif karena anak-anak merupakan salah satu
kaderisasi yang masih aktif baik dalam hal pemikiran maupun tindakan. Selain itu anakanak juga lebih mudah mengolah dan menangkap sebuah kegiatan sehingga lebih cepat
untuk mengaplikasikannya. Dengan dipilihnya kaderisasi dari kalangan anak-anak
diharapkan follow up dan monitoring PSN menjadi lebih baik. Selain anak-anak perlu
juga adanya pengkaderisasi masing masing dusun juga menggerakan kembali kader yang
telah ada.

3.8. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan tindak lanjut yang dilakukan
setelah pengolahan data dari kuisioner Survey Mawas Diri (SMD), disini kami memaparkan
permasalahan kesehatan dan lingkungan yang ada di wilayah Desa Gulon. MMD
dilaksanakan di Balai Desa Gulon pada tanggal 29 April 2015. Hasil dari Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) yang telah dilakukan menghasilkan beberapa kesepakatan. Prioritas
utama untuk pelaksanaan intervensi yang akan dilakukan terhadap permasalahan yang ada
adalah Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk 1x seminggu. Intervensi yang disepakati

berupa kaderisasi PSN melalui anak-anak dengan kegiatan Jambore Jumantik Cilik yakni
pemberdayaan anak-anak untuk mengontrol jentik nyamuk di lingkungan rumah dan sekolah,
dan juga kaderisasi dan pengaktifan kembali kader jumantik yang ada di tiap dusun desa
Gulon. Mengenai intervensi yang ditawarkan, masyarakat setuju dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Dokter Muda FK UII. Untuk permasalahan lain seperti pembuangan
sampah tapi terbuka, kurangnya garam beriodium, merokok, tanaman toga dan jarak
pembuangan kotoran dengan sumber air <10 m akan disampaikan secara individu oleh
masing-masing Dokter Muda FK UII dengan mengadakan kegiatan promotif dan preventif.
Dari MMD juga disepakati dari permasalahan-permasalahan tersebut masing-masing ketua
RT juga mengingatkan warganya dalam setiap kegiatan arisan, pengajian serta perkumpulan
yang diadakan di wilayahnya.
Rencana Pelaksanaan Intervensi
Tabel 10. Rencana pelaksanaan intervensi

Kegiatan

Tujuan

Waktu

Lokasi

Sasaran

Pelaksana

Kelas 5

Dokter

Observasi

Untuk mengetahui 2

kegiatan

adanya

Pemberantas

nyamuk

di

Sarang sekolah

dan

dusun

dan

serta

sasaran

perwakila

an

Nyamuk
Sekolah

Mei SDN

Dana

jentik 2015

di dusun,

Gulon 1
dan

SDN

Muda FK

Gulon 1

dan mengetahui

UII

n warga di

dusun

kegiatan PSN di

5 dusun

Sosialisasi

lapangan
Untuk

Kegiatan

menginformasika

2015

Jambore

n pada anak-anak

Jumantik

terkait

Cilik

kegiatan tersebut

Mei SDN

Dokter

Gulon 1 Muda
FK UII

sasaran
Kelas 5
SDN
Gulon 1

persiapan

Dokter
Muda FK
UII
kerjasama
dengan
Guru SDN

Kegiatan

Siswa-siswi

Mei SDN

Jambore

mengetahui

2015

Dokter

Gulon 1 Muda

Kelas
SDN

Gulon 1
5 Dokter
Muda FK

Jumantik Cilik

tentang penyakit

FK UII

Gulon 1

UII

demam berdarah

kerjasama

dan mengetaui

dengan

pencegahannya

guru SDN

dengan kegiatan

Gulon

Pemberantasan
Penyuluhan

Sarang Nyamuk
Meningkatkan

tentang

pengetahuan

2015

Mei Rumah

Kader

di Dokter

salah

dusun

Muda FK

kegiatan PSN warga tentang

satu

sasaran

UII

di

kader di

dusun pentingnya

ssaran

melakukan PSN

dusun

minimal 1 minggu

sasaran

sekali dan
mencegah
terjadinya
penyakit akibat
gigitan nyamuk
Pelatihan dan Untuk

pembentukan

2015

Jumantik

membentuk

Kader dan Dokter

salah

calon

Muda FK

satu

jumantik

UII

dusun sasaran

kader di

di

dengan tujuan

dusun

sasaran

sebagai penggerak

sasaran

di jumantik di setiap

dusun sasaran

Mei Rumah

PSN di setiap KK
pada masing
masing dusun

dusun

BAB IV
PELAKSANAAN INTERVENSI
Intervensi adalah suatu cara yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah
yang ditemukan pada saat Musyawarah Mayarakat Desa (MMD). Intervensi dilakukan
berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuisoner Survey Mawas Diri (SMD) dan mendapat
kesepakatan dari perwakilan pihak desa setelah dilakukannya Musyawarah Mayarakat Desa
(MMD). Hasil yang diperoleh dari Musyawarah Maasyarakat Desa (MMD) bias menjadi
sebuah intervensi yang akan dilaksanakan sesuai dari hasil permasalah yang telah diperoleh
saat Survey Mawas Diri (SMD). Dengan diadakannya intervensi dari permasalahan yang
muncul diharapkan bias mengurangi suatu permsalahan yang ada dalam massyarakat. Beikut
ini adalah tahap-tahap untuk pemecahan masalah yang dilakukan, adalah:

Survey Mawas Diri (SMD) adalah suatu cara yang dilakukan untuk menentukan
masalah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Salam khususnya di Desa Gulon. Penentun
massalah ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pihak puskesmas, warga desa
Gulon dan membagi kuisoner kepada warga Desa Gulon. Salah satu permasalahan yang ada
di Desa Gulon yaitu Mayarakat belum melakukan Pembrantasan Sarang Nyamuk seminggu
selama 2 kali. Setelah dilakukan kegiatan musyawarah dengan perwakilan tokoh masyarakat
dan para kader di Desa Gulon, maka ditetapkan beberapa kegiatan diantaranya:
a.
b.
c.
d.

e.
f.
g.
h.

i.

Melakukanpenyuluhankepadakader di DesaGulon.
PembentukanJumantik( JuruPemantauJentik ) khusunya di DesaGulon.
Melakukanpenyuluhan di SD N Gulon ,tentangpenyakitdemamberdarah.
MenyampaikancaracarapencegahanterjadinyapenyakitdemamberdarahdenganpelaksanaanPembrantassanS
arangNyamuk.
Menyampaikanbagaimanamemberikanpertolonganpertamakepadaseseorang yang
mengalamidemamberdarah.
Melakukankegiatan jamboree cilik.
Mengajakparamurid, khusunyakelas 5 danparadokterkeciluntukmenemukanjentikjentiknyamukditempat yang menjadisarangnyamuk.
PemilihankaderJumantikCilik yang
nantiakanbertugasuntukmelakukankegiatanpemantauaanjentik-jentiknyamuk di
lingkungansekolahsetiapminggunya.
Forum diskusidan Tanya jawab.

Anda mungkin juga menyukai