Disusun oleh :
Sellia Virgia Rahmawati
H0713167
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
Nama Latin Nama Famili
A. Latar Belakang
Markisa (Passion fruit) merupakan salah satu komoditi sumber
vitamindan mineral. Menurut data Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BP
TP )Sukarami Sumatera Barat, luas area yang ditanami markisa tahun 2009di
perkirakan sudah melebihi 4.000 hektar. Padahal pada tahun 1995, luas
lahantanaman ini hanya sekitar 3.383 hektar. Sehingga menyebabkan buah
markisamenjadi komoditi unggulan Sumatera Barat yang sebagian besar dari
(cacat, luka, busuk dan bentuknya tidak normal) dari hasil pertanian yang
berkualitas baik. Pada proses sortasi ini dapat sekaligus dilakukan proses
pembersihan (membuang bagian bagian yang tidak diperlukan). Sortasi
markisa dari yang berpenyakit dan sehat dipisahkan.
4. Pembersihan / Pencucian
Untuk menghindari kerusakan yang tinggi pada hasil pertanian,
sebaiknya segera dilakukan pencucian agar hasil pertanian terbebas dari
kotoran, hama dan penyakit. Pencucian menggunakan air bersih yang
mengalir untuk menghindari kontaminasi. Pencucian dengan air juga
berfungsi sebagai pre-cooling untuk mengatasi kelebihan panas yang
dikeluarkan produk saat proses pemanenan. Pencucian hasil pertanian
dapat menggunakan alat seperti sikat yang lunak. Hasil pertanian yang
telah dicuci selanjutnya ditiriskan agar terbebas dari sisa air yang
mungkin masih melekat dan ditempatkan pada tempat tertentu. Untuk
mempercepat penirisan dibantu dengan kipas angin.
5. Grading
Setelah sortasi dan pembersihan selesai, selanjutnya dilakukan
penggolongan atau pengkelasan (grading). Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan hasil pertanian yang bermutu baik dan seragam dalam satu
golongan atau kelas yang sama sesuai standar mutu yang telah ditetapkan
atau atas permintaan konsumen. Grading dapat dilakukan di tempat
panen atau tempat pengumpulan. Pekerjaan akan mudah, bila
penggolongan di tempat pengumpulan, sebaiknya menggunakan meja
yang bertepi. Pada tempat tersebut dilengkapi pula dengan peralatan
lainnya, misal timbangan, alat pencuci, alat penirisan atau pengeringan.
Selama grading harus diusahakan terhindar dari kontak sinar matahari
langsung karena akan menurunkan bobot atau terjadi pelayuan dan
meningkatkan aktivitas metabolisme yang dapat mempercepat proses
pematangan atau respirasi.
D. Penurunan mutu markisa
5 C
29-58
10 C
39-78
20 C
87-194
25 C
175-349
Spot (Septoria passiflorae) menginfeksi buah di lapangan dan
G. Transportasi
Pengangkutan hasil pertanian menuntut penanganan yang cepat dan
dapat dilakukan dengan tiga cara : pengangkutan melalui jalan darat (dipikul,
sepeda, pedati, kendaraan bermotor, kereta api), pengangkutan melalui laut
(perahu dan kapal laut) dan pengangkutan melalui udara (pesawat udara).
Hasil pertanian akan tetap dalam kondisi prima, segar dan baik dikonsumsi
oleh masyarakat bila penanganan pasca panen dilaksanakan secara baik,
benar dan tepat tanpa harus melupakan peranan proses sebelum panen yang
juga sangat mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah pasca panen ini yaitu :
1. Kriteria panen markisa Kriteria markisa yang sudah dapat dipanen yaitu
berwarna kuning kemerah-merahan, beraroma harum, dan tampak segar.
Markisa yang sudah dapat dipanen pada saat berumur satu tahun
2. Buah markisa digolongkan ke dalam buah klimaterik karena pola
respirasi markisa meningkat seiiring dengan perubahan akibat
pematangan seperti pelunakan daging buah atau perubahan pigmen
warna dan gas volatile tertentu.
3. Pengemasan berfungsi untuk melindungi / mencegah komoditi dari
kerusakan mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen dan
memberikan nilai tambah produk serta memperpanjang daya simpan
produk.
4. Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan komoditi
dan melindungi produk dari kerusakan serta terkait erat dengan kebijakan
distribusi dan pemasaran seperti pengankutan, pengeringan, penjualan
dan pengolahan.
B. Saran
Diharapkan dalam melakukan kegiatan pasca panen dapat menjamin
konsistensi dalam menekan kehilangan hasil produk pada setiap rantai
penanganan pasca panen dan meningkatkan mutu produk, sehingga dapat
meningkatkan nilai ekonomis dan daya saing produk.
DAFTAR PUSTAKA
Pantastico, E. R. B., 1993. Fisiologi pasca panen, penanganan dan pemanfaatan
buah-buahan dan sayuran tropika dan subtropika. Terjemahan
Komeriyani. UGM Press, Yogyakarta.
Pruthi JS. 1963. Physiology, chemistry and technology of passion fruit. Adv. Food
Res. 12: 203-282.
Zulkarnain. 2009. Kultur jaringan tanaman; solusi perbanyakan tanaman budi
daya. Jakarta: Bumi Aksara.
Paull and Chen. 2014. Passion fruit: postharvest quality-maintenance guidelines
published by College of Tropical Agriculture and Human Resources
(CTAHR), Hawai.
Shiomi, S., L.S. Wamocho, and S.G. Agong. 1996. Ripening characteristics of
purple passion fruit on and off the vine. Postharv. Biol. Technol. 7:161170.
Hasri. 2014. Karakterisasi sifat fisikokimia buah markisa pink (Passioflora
edulis) berdasarkan topografi. Skripsi Universitas Hasanudin, Makasar
Silalahi, Hutabarat, Marpaung et al. 2007. Pengaruh sistem lanjaran dan tingkat
kematangan buah terhadap mutu markisa asam. J Hort 17(1): 43-51.
Pustaka online :
http://www.passionfruit.org.nz/Facts-Info/Passionfruit-GradeStandards/Packing-and-Packaging-Standards
http://www.farmafrica.org/us/kenya/passion-fruit-production-andmarketing