Anda di halaman 1dari 3

BAB II

ISI

2.1 Pengertian
Terapi adalah

Kata Spiritual adalah kata sifat (adjective) yang berhubungan dengan atau
bersifat kejiwaan (rohani, batin), dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik,
kekudusan, sesuatu yang suci, keagamaan, dll. Menurut bahasa
1. spiritualisasi yaitu, pembentukan jiwa
2. spiritualisme yang memiliki beberapa pengertian seperti: kepercayaan memanggil roh
orang mati, aliran filsafat atau faham yang mengutamakan kerohanian, spiritisme, dll.
3. Spiritualitas yaitu, semangat jiwa tentang sesuatu.
Kebutuhan Spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan
keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf
atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan
(Carso, 1989). Maka dapat disimpulkan kebutuhan spiritual merupakankebutuhan untuk
mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicinyai serta rasa
keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan dan mendaoatkan maaf. Adapun adaptasi
spiritual adalah proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang
didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang
dianutnya (Asmadi, 2008 :258).
Terapi kebutuhan spiritual adalah

2.1.1 Aspek spiritual


Meliputi 3 komponen dasar yaitu: spiritual (keyakinan spiritual), kepercayaan dan
agama.
1. Spiritual, merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa dan
maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha pencipta
2. Kepercayaan, mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau
seseorang, juga dapat dikatakan upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang
dalam kehidupan atau dapat dikatakan bagai mana seseorang melihat dinnya dalam
hubungannya dengan lingkungan
3. Agama, merupakan suatu system ibadah yang terorganisir atau teratur, mempunyai
keyakinan sentral, ritual dan praktik yang biasanya berhubungan dengan kemaflan,
perkawinan dan keselamatan dan mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan keputusan bagi yang menjankannya.
Aspek spiritual berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari
kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri serta
mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha esa.
2.1.2 Dimensi Spiritual
Menurut Kozier, Erb. Blais & Wilkinson, 1995 Murray & Zontner, 1993,
mengemukakan

fungsi spiritual

meliputi:

Mempertahankan

keharmonisan

atau

keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan
dalam menghadapi stress emosional, penyakit fisik dalam menghathpi kematian.
Mickley 1992, mengemukakan bahwa demensi spiritual meliputi: demensi
ekstensial dan agama.
Demensi ekstensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan. Maksudnya
hubungan manusia dengan manusia lain, lingkungan baik eksternal maupun eksternal

(hablum minannas), sedangkan demensi agama berfokus pada hubungan seseorang


dengan tuhannya (hablum minallah).
Teori Stoll, 1989 konsep spiritual mencakup 2 demensi yaitu demensi vertical
yaitu hubungan dengan tuhan yang maha esa atau yang maha tingi yang menuntun
kehidupan seseorang, sedangkan demensi horizontal yaitu hubungan seseorang dengan
diri sendiri, orang lain dan Iingkungan, kedua demensi tersebut dilaksanakan secara
kontinyu.
2.1.3 Karakteristik Spiritual
Aspek spiritual tidak terlepas dari hubungan dengan diri sendiri (kekuatan
alaxn/self relisnce), yang meliputi: pengetahuan diri dan sikap seseorang, sedangkan
hubungan dengan alam dapat berkomunikasi dengan alam sekitarnya yang menjadi acuan
kita untuk ingat kepada Allah. Hubungan dengan orang lain (harmonis atau sportif),
hubungan ini berupa hubungan timbale balik (saling membutuhkan) Contoh: kamu
dikatakan pandai karena ada yang bodoh. Meyakini kehidupan dan kematian Hubungan
dengan orang lain yang tidak harmonis Contoh: konflik dengan orang lain, resolusi yang
menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi. Hubungan dengan ketuhanan, hal ini
menunjukan seseorang apakah masuk agamis atau tidak agamis
1. Merumuskan tujuan positif didunia atau kehidupan
2. Mengembangkan arti penderitaan
3. menjalin hubungan positif dan dinamis
4. membina integritas personal dan merasa diri berharga
5. merasa kehidupan terarah melalui harapan
6. mengembangkan hubungan antar manusia yang positif

Anda mungkin juga menyukai