Anda di halaman 1dari 11

Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya

akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola
mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma
tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata.
Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam
tubuh.
Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata
merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca
dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan
kaca.
Diagnosis endoftamitis dipastikan dengan aspirasi 0,5 1 ml korpus vitreus dengan anestesi
lokal melalui sklerotomi pars plana dengan menggunakan jarum 20-23, kemudian aspirat
diperiksa secara mikroskopis. Setelah organisme dapat diidentifikasi, diindikasikan pengobatan
medis segera.
Pengobatan endoftalmitis dengan antibiotik topikal dan sistemik, kortikosteroid (pemberiannya
hati-hati) atau dengan eviserasi apabila pengobatan gagal. Pada beberapa kasus, diindikasikan
vitrektomi untuk melakukan drainase abses dan memungkinkan visualisasi fundul yang lebih
jelas. Dengan terapi optimal, abses korpus vitreum memiliki prognosis buruk.
http://www.alhamsyah.com/blog/kesehatan/endoftalmitis.html
Info Penyakit
Endoftalmitis
Definition :
Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan dalam bola
mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).
Cause :

Luka yang menusuk mata

Pembedahan

Bakteri yang sampai ke mata melalui aliran darah.

Sign & Symptoms :


Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa:
- nyeri mata
- kemerahan pada sklera
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- gangguan penglihatan.

Diagnose :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
Treatment :
Endoftalmitis merupakan suatu keadaan darurat. Pengobatan harus segera diberikan, menunda
pengobatan bisa menyebabkan kebutaan. Diberikan antibiotik dan corticosteroid. Untuk
mengeluarkan cairan yang terinfeksi dari bola mata mungkin perlu dilakukan pembedahan.
http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1001130
Definisi
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata yang biasa disebabkan oleh infeksi.
Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen dan eksogen. Endoftalmitis endogen diakibatkan
penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh kita melalui aliran darah. Endoftalmitis eksogen
dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan pembedahan yang membuka bola
mata. Endoftalmitis endogen sangat jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis.
Gbr: Mata Endoftalmitis
Gejala klinis
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang sangat,
kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea
keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia
(takut cahaya). Endoftalmitis akibat pembedahan biasa terjadi setelah 24 jam dan penglihatan
akan semakin memburuk dengan berlalunya waktu. Bila sudah memburuk, akan terbentuk
hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan iris.
Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya. Segera setelah diagnosis endoftalmitis
ditegakkan, pengobatan dapat diberikan karena keterlambatan beberapa jam saja dapat
membedakan hasil yang diinginkan. Bila disebabkan oleh bakteri, dan hal ini sudah
dikonfirmasikan pemeriksaan laboratorium, antibiotik dapat dipakai. Antibiotik ini dapat
berbentuk tetes mata, per oral (diminum) atau lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat
langsung dilakukan ke dalam mata. Bila penyebabnya adalah jamur, dapat diberikan antijamur
seperti Amphotericin B yang langsung disuntikan ke dalam mata ataupun Fluconazol yang
pemberiannya per oral (diminum). Jika infeksi sudah semakin berat, dokter spesialis mata dapat
melakukan tindakan bedah yang disebut Vitrectomy untuk mengangkat cairan dan nanah dari
dalam mata.
Pencegahan
Jika pernah mengalami operasi katarak, pencegahan resiko terjadinya infeksi dengan cara
mengikuti instruksi dokter tentang perawatan mata setelah operasi dan juga kontrol yang teratur
ke dokter mata untuk mengetahui perkembangan perbaikan mata setelah operasi. Untuk
mencegah endoftalmitis yang disebabkan karena trauma mata, gunakan pelindung mata di tempat
kerja dan saat berolahraga berat. Kacamata pelindung atau helm dapat melindungi dari terjadinya
trauma pada mata di tempat kerja.

Penyebab
Penyebab terjadinya endoftalmitis antara lain:
1. Tindakan pembedahan.
2. Luka yang menembus mata.
3. Bakteri. Penyebab paling banyak adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus
aureus, dan spesies Streptococcus
4. Jamur. Penyebab paling banyak adalah Aspergilus, fitomikosis dan aktinomises.
http://klikdokter.org/medisaz/read/2010/07/05/38/endoftalmitis

Endoftalmitis
Foto: http://scielo.isciii.es
Diskripsi
Endoftalmitis adalah peradangan bernanah (supuratif) dalam bola mata. Penyebabnya
kemungkinan karena kuman atau jamur. Penderita akan mengalami rasa sakit berat, kelopak
merah, bengkak, dan sukar dibuka, kornea keruh, bilik mata keruh. Komplikasi penyakit ini bisa
berupa kebutaan.
Gejala
Kelopak merah, bengkak, dan sukar dibuka, kornea keruh, bilik mata keruh.
Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Sebaiknya penderita memeriksakan
matanya ke dokter ahli mata untuk mengetahui penyebab kuman atau jamur yang masuk ke
mata. Dengan begitu pasien akan mudah disembuhkan.
http://www.detikhealth.com/read/2009/07/01/085354/1156893/770/endoftalmitis

Senin, 02 Agustus 2010


Askep Endoftalmitis
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang lain,
sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain. kebanyakan kondisi tersebut dapat
dicegah bila terdeteksi awal, dapat dikontrol dan penglihatan dapat dipertahankan.
(Brunner dan Suddarth, 2001)

Inflamasi ,inefksi dan peradangan dapat terjadi pada beberapa struktur mata dan terhitung lebih
dari setengah kelainan mata. kelainan-kelainan yang umum terjadi pada mata oarng dewasa
meliputi sebagai berikut :
1. Radang/inflamasi pada kelopak mata, konjungtira, kornea, koroid badan ciriary dan iris
2. Katarak, kekeruhan lensa
3. Glaukoma, peningkatan tekanan dalam bola mata (IOP)
4. Retina robek/lepas
5. Endoftalmitis, peradangan lapisan mata
Tetapi sebagian orang mengira penyakit radang mata/mata merah hanya penyakit biasa cukup
diberi tetes mata biasa sudah cukup. padahal bila penyakit radang mata tidak segera
ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan
menimbulkan komplikasi seperti Glaukoma, katarak maupun ablasi retina. untuk itu kali ini
penulis memusatkan pada pencegahan dan penata laksanaan radang yaitu pada endoftalmitis
(Barbara C.Long, 1996)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan pembaca tentang penyakit endoftalmitis
2. Tujuan Khusus
1.Mengetahui definisi endoftalmitis
2. Mengetahui etiologi dari endoftalmitis
3. Mengerti tentang tanda dan gejala endoftalmitis
4. Mengetahui klasifikasi endoftalmitis
5. Mengetahui patofisiologi endoftalmitis
6. Mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan endoftalmiti
7. Mengetahui komplikasi dari endoftalmitis
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Pengertian endoftalmitis
- Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan dalam bola
mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).
- Merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intra okuler disertai dengan terbentuknya
abses didalam badan kaca. Penyebab Sepsis, selulitis orbita, trauma tembus, ulkus.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya endoftalmitis antara lain:
1. Tindakan pembedahan.
2. Luka yang menembus mata.
3. Bakteri. Penyebab paling banyak adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus,
dan spesies Streptococcus
4. Jamur. Penyebab paling banyak adalah Aspergilus, fitomikosis dan aktinomises.
C. Tanda dan Gejala
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang sangat,
kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea
keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia
(takut cahaya). Endoftalmitis akibat pembedahan biasa terjadi setelah 24 jam dan penglihatan
akan semakin memburuk dengan berlalunya waktu. Bila sudah memburuk, akan terbentuk

hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan iris.


Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa:
- nyeri mata
- kemerahan pada sklera
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- gangguan penglihatan.
Tanda seringkali muncul:
Kelopak merah, bengkak, dan sukar dibuka, kornea keruh, bilik mata keruh.
D. Kalsifikasi
Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen dan eksogen
1. Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh kita melalui
aliran darah
2. Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan
pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat jarang, hanya 2-15% dari
seluruh endoftalmitis.
E. Patofisologi
Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya
akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola
mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma
tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata.
Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam
tubuh.
Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata
merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca
dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan
kaca.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya. Segera setelah diagnosis endoftalmitis
ditegakkan, pengobatan dapat diberikan karena keterlambatan beberapa jam saja dapat
membedakan hasil yang diinginkan. Bila disebabkan oleh bakteri, dan hal ini sudah
dikonfirmasikan pemeriksaan laboratorium, antibiotik dapat dipakai. Antibiotik ini dapat
berbentuk tetes mata, per oral (diminum) atau lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat
langsung dilakukan ke dalam mata. Bila penyebabnya adalah jamur, dapat diberikan antijamur
seperti Amphotericin B yang langsung disuntikan ke dalam mata ataupun Fluconazol yang
pemberiannya per oral (diminum). Jika infeksi sudah semakin berat, dokter spesialis mata dapat
melakukan tindakan bedah yang disebut Vitrectomy untuk mengangkat cairan dan nanah dari
dalam mata.
G. Pencegahan
Jika pernah mengalami operasi katarak, pencegahan resiko terjadinya infeksi dengan cara
mengikuti instruksi dokter tentang perawatan mata setelah operasi dan juga kontrol yang teratur
ke dokter mata untuk mengetahui perkembangan perbaikan mata setelah operasi. Untuk
mencegah endoftalmitis yang disebabkan karena trauma mata, gunakan pelindung mata di tempat
kerja dan saat berolahraga berat. Kacamata pelindung atau helm dapat melindungi dari terjadinya

trauma pada mata di tempat kerja.


H. Komplikasi
Kebutaan
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a. Pengkajian ketajaman mata
b. Pengkajian rasa nyeri
c. Kesimetrisan kelopak mata
d. Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata
e. Warna mata
f. Kemampuan membuka dan menutup mata
g. Pengkajian lapang pandang
h. Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya
pembengkakan 4
inflamasi
( Brunner dan Suddarth, 2001)
Analisa Data
a. Data fokus
1). Nyeri (ringan sampai berat)
2). Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak mata)
3). Ketajaman pengelihatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
3. Fokus Intervensi
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
Tujuan yang diharapkan
Keadaan nyeri pasien berkurang
Intervensi
1). Beri kompres basah hangat
Rasionalisasi : Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata
2). Beri irigasi
Rasionalisasi : untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari mata
(Barbara C .Long, 1996)
5). Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep
Rasionalisasi : pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri
(Brunner dan Suddarth, 1996)
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
Tujuan yang diharapkan Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.
Intervensi
1). Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
Rasionalisasi : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan
terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi,

biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur.


2). Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya
Rasionalisasi : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas.
(Marilynn E. Doenges, 2000)
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
Tujuan yang diharapkan
Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diri
Intervensi
1). Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat, sehubungan dengan
terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang terpendam
Rasionalisasi : Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan individu
melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan
2). Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu tidak dengan
penolakan, syok, marah,dan tertekan
Rasionalisasi : Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas
3). Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan dorong membagi
perasaan dengan orang lain.
Rasionalisasi : Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri individu dan
dapat membagi perasaan kepada orang lain.
4). Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri
Rasionalisasi : Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan yang dimiliki
(Lynda Jual Carpenito, 1998)
BAB III
A. Kesimpulan
Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi mata/radang mata yang
disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit sistemik, ataupun sensitivitas terhadap suatu zat.
Seperti halnya endoftalmitis, Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat
dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk
radang supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis
eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari
fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit
yang sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai
hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk
abses satelit di dalam badan kaca.
B. Saran
1. Untuk klien yang terkena penyakit peradangan pada mata, penulis berharap klien segera
berobat atau peradangan tersebut segera diobati agar tidak terjadi kerusakan pada mata atau
komplikasi-komplikasi yang lain
2. Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik yang berlebihan, karena
kosmetik yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya peradangan pada mata
http://kebunge.blogspot.com/2010/08/askep-endoftalmitis.html

10 May 2010

Laporan Kasus : ENDOFTALMITIS ENDOGEN


Filed under: Laporan Kasus P2KB Perdami Jateng @ 09:14

ENDOFTALMITIS ENDOGEN
Dibacakan oleh : dr. Christiana
Pembimbing : Dr. dr. Winarto, SpMK. SpM(K)
Moderator : dr. Arief Wildan, SpM
Dibacakan tanggal : 18 September 2008
PENDAHULUAN
Endoftalmitis adalah peradangan intraokuler yang melibatkan badan kaca dan segmen anterior
bola mata, serta dapat melibatkan struktur yang berdekatan seperti retina dan koroid.1
Endoftalmitis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu infectious endophthalmitis dan sterile
endophthalmitis.1 Selanjutnya Infectious endophthalmitis dibagi lagi menjadi 2 berdasarkan cara
organisme penyebab endoftalmitis menginfeksi mata yaitu endoftalmitis eksogen (postoperative,
post traumatic) dan endoftalmitis endogen (hematogen). Agen infeksi penyebab endoftalmitis
dapat disebabkan oleh bakteri dan jamur.1
Laporan kasus ini menyajikan seorang wanita dengan endoftalmitis endogen mata kiri dengan
faktor resiko yang multipel. Perjalanan klinis dan penanganan yang dilakukan menjadi bahan
diskusi utama pada kasus ini.
IDENTITAS PENDERTA
Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Semarang
No. CM : B166228 / 5757769
ANAMNESIS
Autoanamnesis dengan penderita pada tanggal 14 Maret 2008
Keluhan utama : nyeri pada mata kiri
Riwayat penyakit sekarang :
- Sejak 10 hari sebelum MRS, mata kiri penderita terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan menjalar
ke pelipis.
- Dua belas hari sebelumnya penderita mengalami panas badan kemudian besoknya diikuti
dengan mata merah, nrocos, silau jika melihat cahaya dan penglihatan mendadak semakin lama
semakin kabur. Penderita memberi salep mata klorampenikol dan ciprofloxacin namun tidak ada
perbaikan.
- Enam hari sebelum MRS penderita berobat ke BKIM dan mendapat terapi Polydex ED 6 x 1
tetes mata kiri. Namun juga tidak ada perbaikan

Riwayat penyakit dahulu :


- Dua belas hari sebelum MRS penderita menderita sakit gondong.
- Riwayat sakit gigi pada rahang atas sebelah kiri
- Riwayat sakit kulit berupa gatal-gatal berwarna merah dan menebal pada telapak tangan dan
tungkai bawah sebelah kanan terutama jika stress
- Riwayat nyeri sendi lutut sejak tahun 2005, kontrol rutin dengan terapi glukosamin dan radin
- Riwayat nyeri pinggang sebelah kanan dan kiri yang menjalar ke paha belakang dan kaki
dengan diagnosa HNP (operasi tahun 2004)
- Riwayat sakit telinga kiri dengan diagnosa Sindroma Meniere pada tahun 2005
- Riwayat trauma pada mata disangkal
- Riwayat menderita darah tinggi disangkal
- Riwayat menderita kencing manis disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
- Kencing manis
- Tidak ada anggota keluarga sakit seperti ini
Riwayat sosial ekonomi :
Penderita bekerja sebagai bidan. Suami penderita seorang pensiunan PJKA. Penderita
mempunyai 3 orang anak (seorang masih SMP dan 2 orang sudah mandiri).
Biaya pengobatan ditanggung ASKES. Kesan sosial ekonomi cukup.
PEMERIKSAAN
Status praesen : Obesitas & pembesaran kelenjar parotis dextra
Status Ophthalmologis:

Visus
Koreksi
Bulbus okuli
Parese/Paralise

OD
6/10
tidak dilakukan
Ortofori, Hirschberg test 0
Tidak ada kelainan

Supersilia
Palpebra
Konjungtiva

Tidak ada kelainan


Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan

Kornea
COA

Tidak ada kelainan


Tidak ada kelainan

Iris

Tidak ada kelainan

Pupil

Tidak ada kelainan

OS
1/~ LP Baik
tidak dilakukan
Gerak bola mata bebas ke segala
arah
Tidak ada kelainan
Oedem (+), spasme (+)
Mix Injeksi (+), kemosis (+), sekret
(-)
Edema (+) KPs (+)
Kesan dangkal,Van Herick Gr II,
TE ++ (flare), Hipopion (-)
Kripte (+) menurun (edema),
sinekia (-), rubeosis iridis (+)
Bulat, sentral, regular, 5 mm,
refleks pupil (+) lambat

Lensa
CV

Tidak ada kelainan


Tidak ada kelainan

Fundus refleks
(+) cemerlang
TIO (Tonometri Schiotz) 14,6 mmHg

Jernih (+), pigmen iris (+)


Turbiditas (+), Sellen (+), opacity
(+)
(-)
23,8 mmHg

Funduskopi :
OD : Retinopati Diabetika NPDR derajat ringan
OS : sulit dinilai akibat kekeruhan media refrakta (CV Turbidity)
Laboratorium darah :
Lekositosis
Diabetes Melitus
Peningkatan LED dan CRP
Ultrasonografi (B SCAN OS) : kesan endoftalmitis
Kultur darah : tidak didapatkan pertumbuhan kuman
Kultur dan tes sensitivitas dari rembesan cairan vitreous OS :
Klebsiella pneumoniae dan Klebsiella oxytoca, sensitif terhadap Amikasin, Cefepime,
Cefotaxime, Ceftazidime, Ciprofloxacin, Fosfomycin, Gentamicin, Meropenem, Tetracyclin
DIAGNOSA BANDING
OS Panuveitis
OS Endoftalmitis Eksogen
OS Endoftalmitis Endogen
DIAGNOSA KERJA
OS Endoftalmitis Endogen (H44.0)
DIAGNOSA TAMBAHAN
OD Suspek Kelainan Refraksi (H52) + Retinopati Diabetika Non Proliferative Derajat Ringan
(H36.0)
OS Glaukoma Sekunder (H40.4)
Parotitis Epidemica (B26)
Diabetes Melitus (E11)
Osteoarhritis (M13.1)
PENATALAKSANAAN
Cefotaxime inj 21 g iv (skin test dulu)
Diamox 2 x 250 mg
KCl 2 x 250 mg
Lameson 16 mg 2-0-1 p.c
As. Mefenamat 3 x 500 mg p.c
Cendo Xytrol ED 6 x 1 gtt OS

SA 1 % ED extra OS
Timolol 0,5% ED 2 x 1 gtt OS

Anda mungkin juga menyukai