Sak Febris
Sak Febris
fisik, observasi
perjalanan
penyakit
dan evaluasi
pemeriksaan
laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu
diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala lain yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 0C dan
tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara
intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.
C. Tanda Dan Gejala
1. Suhu badan lebih 37,5 C
2. Banyak berkeringat
3. Pernafasan meninggi
4. Menggigil
Departement | Emergency_Nursing
D. Klasifikasi
Tipe demam yang mungkin dijumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti :
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari
para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu
penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.
Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi
bakterial.
Departement | Emergency_Nursing
E. Patofisiologi
Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh
terhadap infeksi dan peninggian suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang
optimal untuk sistem pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari
dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interkulin
1, di dalam hipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan
Infeksi
Keganasan
Toksemia
Pemakaian obat
Gangguan pada
pusat regulasi suhu
tubuh
Febris
Menggigil
Pernafasan meninggi
Pola nafas inefektif
Departement | Emergency_Nursing
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium : sero-imunologi, mikrobiologi, hemato-kimia klinik.
2. Biopsi
3. Endoskopi
4. Ultrasonografi
5. Scanning
G. Penatalaksanaan
Usaha untuk mengatasi demam belum terdiagnosa adalah dengan terapi ad
juvantivus. Prinsip pelaksaannya adalah bahwa obat yang digunakan harus berdasarkan
suatu indikasi yang kuat sesuai pengalaman setempat dan harus bersifak spesifik.
Antara lain dengan cara :
1. Klorampenikol untuk persangkaan demam tifoid
2. Obat antituberkulosis untuk persangkaan TBC
3. Aspirin untuk demam remautik
4. Antikoagulasia untuk emboli paru
5. Kortikosteroid untuk keadaan seperti lupus eritematosus sistemik.
H. Pengkajian
1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala
lain yang menyertai demam (misalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis,
eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau letargi,
upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto
rontgent ataupun USG
I.
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemia berhubungan dengan penyakit atau trauma
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
Departement | Emergency_Nursing
Diagnosa Keperawatan
Hipertermia
Dihubungkan dengan:
- Dehidrasi
- Terpapar lingkungan yang
panas
- Peningkatan metabolic rate
- Penyakit
- Pengobatan
- Trauma
NOC
NIC
Score
5
5
5
5
5
5
5
5
Monitoring:
1. Monitor temperature pasien secara teratur
2. Monitor kehilangan cairan
3. Monitor hematokrit
4. Monitor intake and output
5. Monitor elektrolit yang tidak normal
Mandiri:
1. Mengkaji saat timbulnya demam
2. Berikan kompres
3. Anjurkan klien memakai pakaian dari bahan yang
tipis/menyerap keringat
Pendidikan kesehatan:
1. Jelaskan tanda-tanda hipertermia, seperti kulit
keerahan, kelemahan, sakit kepala/bingung, nafsu
makan menurun
2. Ajari pentingnya mempertahankan masukan cairan
yang adekuat untuk mencegah dehidrasi
3. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau
peningkatan suhu tubuh.
4. Berikan penjelasan pada klien/keluarga tentang hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai dengan
anjuran
2. Berikan terapi intravena sesuai anjuran
Departement | Emergency_Nursing
IN
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
o
2
Monitoring:
1. Observasi status mental
2. Monitor imput serta output urine dan catat adanya
perubahan jumlah, warna dan konsentrasi urine
3. Monitor turgor kulit, membrane mukosa dan
perasaan haus klien.
4. Monitor adanya tanda dehidrasi
5. Ukur tanda-tanda vital dan CVP
6. Ukur CRT, kondisi dan suhu kulit
7. Timbang berat badan sesuai indikasi
8. Kaji status mental
Mandiri:
1. Memasang dan mempertahankan akses vena perifer
(infus)
2. Berikan perawatan kulit pada bagian penonjolan
tulang.
Pendidikan kesehatan:
1. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan.
2. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake nutrisi
untuk meningkatkan kadar albumin darah
Kolaborasi:
1. Berikan terapi cairan sesuai instruksi dokter
2. Berikan transfuse darah sesuai hasil kolaborasi
dengan medis
3. Berikan terapi farmakologi untuk meningkatkan
jumlah urine output
4. Kolaborasi pemeriksaan kadar elektrolit, BUN,
creatinin dan kadar albumin.
Departement | Emergency_Nursing
Departement | Emergency_Nursing