Bronchitis adalah infeksi virus akut dengan efek maksimum pada tingkat bronkiolar;
biasanya menyerang anak 2-12 bulan jarang setelah usia 2 tahun.
Asuhan keperawatan pada An. A, 3 bulan dilakukan di ruang Hamka Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Delanggu pada tanggal 22 Nopember 2011 sampai dengan tanggal 26 Nopember
2011. Diagnosa medis bronchitis.
Masalah keperawatan yang muncul ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan meningkatnya produksi lendir/ sekret, risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan intake tidak adekuat, gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hospitalisasi.
Kesimpulan semua masalah keperawatan yang ditegakkan teratasi sebagian karena
asuhan keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan batas minimal waktu yang ditentukan,
tidak sampai dengan paripurna (pulang). Batas waktu minimal penulis pakai karena penulis masih
menyelesaikan beberapa target kompetensi yang lain.
Kata kunci: bronchitis, virus, anak
A. Pendahuluan
Bronchitis adalah infeksi virus akut
dengan efek maksimum pada tingkat
bronkiolar; biasanya menyerang anak 212 bulan jarang setelah usia 2 tahun.
(Wong, 2004: 460). Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Galih Akbar
Pinandhito di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Jogjakarta dengan
metode penelitian: Penelitian ini
tergolong deskriptif analitik yang
dilakukan secara retrospektif. Subyek
penelitian berjumlah 56 yang terdiri dari
28 bayi prematur dan 28 bayi matur
yang terkena ISPA. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengambil data
rekam medik rumah sakit tahun 2005.
Pengolahan data dengan uji Chi-Square.
Hasil dan kesimpulan kejadian ISPA
pada bayi matur yaitu rhinitis (37,2 %),
common cold (14,2 %), pneumonia (21,5
%),
bronchitis
(17,9
%),
Bronchopneumonia (14,2 %), faringitis (0
%) dan kejadian ISPA pada bayi
prematur yaitu rhinitis (21,4 %), common
22
2013:22-30
23
2013:22-30
Tujuan
setelah
dilakukan
tindakan keperawatan 3x24 jam
risiko kurang dari kebutuhan tidak
terjadi. Dengan kriteria hasil pasien
mampu menetek kuat.
Rencana tindakan yang penulis
susun untuk mengatasi masalah
risiko nutrisi kurang dari kebutuhan
adalah jelaskan pada orang tua
pentingnya nutrisi yang adekuat,
berikan suasana makan yang relaks,
pertahankan kebersihan mulut yang
baik, timbang berat badan setiap
hari, dan berikan makanan (ASI)
sedikit dan sering.
Tindakan yang penulis lakukan
untuk mengatasi masalah tersebut
adalah menjelaskan pentingnya
nutrisi, memotivasi ibu untuk
memberikan ASI sesering mungkin,
memberikan suasana yang nyaman
saat
pasien
menetek,
dan
membersihkan mulut pasien dengan
kassa.
Evaluasi
untuk
masalah
keperawatan kedua dilakukan pada
tanggal 24 Nopember 2011 S: ibu
pasien mengatakan anak sudah kuat
minum ASI, O: pasien tampak kuat
menetek, A: masalah teratasi
sebagian, P: intervensi dilanjutkan.
3. Gangguan
istirahat
tidur
berhubungan dengan hospitalisasi.
Tujuan
setelah
dilakukan
tindakan keperawatan 3x24 jam
kebutuhan istirahat tidur pasien
normal dengan kriteria hasil anak
tidur nyenyak, lama tidur pada
malam hari 10 jam dan 5 jam pada
siang hari.
Rencana tindakan yang penulis
susun dalam mengatasi masalah
tersebut adalah kaji waktu tidur rutin
pasien bersama keluarga, jelaskan
pada keluarga penyebab gangguan
tidur, dan ciptakan lingkungan yang
nyaman/ batasi pengunjung.
Tindakan yang penulis lakukan
untuk mengatasi masalah gangguan
e. Kolaborasi
pemberian
humidifikasi tambahan misalnya
nebulizer
rasionalnya
kelembaban
menurunkan
kekentalan
sekret
mempermudah
pengeluaran
dan
dapat
membantu
menurunkan atau mencegah
pembentukan mukosa tebal
pada bronkus. (Doenges, 2008:
49-54)
Tindakan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan rencana
antara lain mengauskultasi bunyi
paru, mengkaji frekuensi napas,
mengobservasi karakteristik batuk,
memberikan
posisi
nyaman,
memberikan nebulasi. Tindakan
yang dilakukan tapi tidak terdapat
pada
perencanaan
yaitu
menanyakan
keadaan
umum
pasien.
Evaluasi dilaksanakan tanggal
26 Nopember 2011, S: ibu pasien
mengatakan pasien masih batuk, O:
ronchi masih terdengar, batuk
masih, oksigen kanul sudah dilepas,
A: masalah teratasi sebagian, P:
intervensi dilanjutkan.
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake tidak
adekuat.
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan adalah
asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik.
(Smith, 2011:86)
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan dari tubuh
adalah suatu keadaan ketika
individu
yang
tidak
puasa
mengalami atau berisiko mengalami
penurunan berat badan yang
berhubungan dengan asupan yang
tidak adekuat atau metabolisme
nutrien yang tidak adekuat untuk
kebutuhan metabolik. (Carpenito,
2007: 299)
Batasan karakteristik asupan
makanan tidak adekuat kurang dari
e.
berhubungan
dengan
tidak
adekuatnya pertahanan utama
yang ditandai dengan WBC 37.5
K/uL. Untuk mengatasi masalah
tersebut penulis melakukan injeksi
picin 100mg dan indexon 250mg.
Inilah asuhan keperawatan
yang penulis lakukan pada An. A
dengan bronchitis. Adapun dalam
penulisan asuhan keperawatan
penulis mempunyai kelemahan dan
kekuatan. Kekuatannya adalah
keluarga pasien kooperatif dan
menataati himbauan perawat.
Adapun kelemahannya adalah
penulis tidak dapat memantau
keadaan pasien selama 24 jam,
pasien tidak dapat melakukan
batuk efektif, pasien rewel.
Kelemahan tersebut dapat teratasi
dengan melibatkan orangtua.
E. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Setelah
penulis
menjabarkan
berbagai hal yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada
An. A dengan bronchitis mulai
tanggal 22 Nopember 2011 sampai
dengan tanggal 26 Nopember 2011
di bangsal Hamka Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Delanggu
maka penulis menyimpulkan:
a. Pengkajian dilaksanakan pada
tanggal 22 Nopember 2011 dari
pengkajian tersebut didapatkan
data subjektif
ibu pasien
mengatakan anak batuk kekel
disertai dahak, anak minum ASI
tidak kuat (sedikit), anak tidur
7jam pada malam hari, 1 jam
disiang hari, posisi tidur
tengkurap, miring kanan, miring
kiri, telentang, tidurnya gelisah,
sedikit-sedikit bangun dan
rewel; data objektif pasien
tampak batuk, terdengar ronchi
pada auskultasi paru, terdapat
retraksi dada, pemeriksaan
rongen terdapat infieltrat di
b.
c.
d.
e.
2. Saran
a. Bagi pasien dan keluarga
Keluarga diharapkan segera
membawa pasien ke pelayanan
kesehatan jika tanda dan gejala
bronchitis terdapat pada anak.
b. Bagi instansi rumah sakit
Agar dapat digunakan sebagai
masukan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak
dengan Bronkitis, serta dapat
meningkatkan mutu atau kualitas
29
2013:22-30