PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada bidang pendidikan Indonesia yang banyak ada masalah yang
besar yang sering diperbincangkan yaitu rendahnya mutu pendidikan yang
ada yang nampak dari rendahnya rata-rata prestasi belajar para siswa.
Masalah lainnya adalah pembelajaran masih didominasi oleh guru
(teacher centered). Pendidikan yang seperti itu kurang memberikan
kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk
mengembangkan
kemampuannya
yang
mana
kurang
memperhatikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran Tuntas
Belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang menginginkan sebagian
besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas.
Pendekatan ini diharapkan dapat mempertinggi nilai rata-rata siswa dengan
memberikan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai dan memberikan
perhatian khusus bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran tuntas adalah pola
pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual agar
kegagalan peserta didik dalam belajar dapat dikurangi. Strategi belajar tuntas
menganut pendekatan klasikal tetapi sangat memperhatikan individual.
Dalam proses pembelajaran, meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada
sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi tetap mengakui dan melayani
perbedaan individual peserta didik dengan sebaik baiknya. Dengan demikian
penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi
masing-masing peserta didik secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar
tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya pengakuan terhadap
perbedaan individual masing-masing peserta didik. Untuk merealisasikan
pengakuan dan pelayanan terhadap perbedaan individu, pembelajaran juga
dapat
menggunakan
strategi
pembelajaran
yang
berasaskan
maju
syarat-syarat
tertentu
dengan
sepenuhnya.
Hal
tersebut
bahan-bahan
tertentu.
Itu
sebabnya
setiap
anak
siswa dalam pelajaran. Pada suatu pelajaran ada hal yang tidak
menarik minatnya, ia akan mengesampingkan pelajaran itu karena ia
menemui kesuitan di dalamnya. Maka dari itu diperlukan suatu hal
yang memotvasinya, seperti keberhasilan dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan sehingga mereka mendapat suatu kepuasan atas
kemampuannya dan makin besar ula ketekunan
yang tercipta di
dirinya.
5) Waktu yang tersedia untuk belajar
Dalam sistem pendidikan kita kurikulum dibagi dalam bahan yang
harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Dalam hal ini bahan ajar
yang sama dikuasai oleh semua siswa dengan jangka waktu yang
sama. Waktu yang sama tersebut tidak sesuai bagi setiap siswa karena
adanya perbedaan antar individu. Pendirian mereka yang menganut
mastery learning ialah bahwa faktor waktu sangat esensial untuk
menguasai bahan pelajaran tertentu sepenuhnya. Dengan mengizinkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses pembelajaran
berbasis kompetensi adalah pendekatan dalam pembelajaran yang
mempersyaratkan
DAFTAR RUJUKAN
Aunurrahman,2011, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta
Kunandar , 2007, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP,) Jakarta: Raja Grafindo Persada