Anda di halaman 1dari 18

Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh, Taraf Metabolisme Basal,

Faktor dan Tingkat Demam.


Tio Naro (10.2012.331 D.5)
Mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : tionaro@yahoo.com

Pendahuluan
Manusia adalah makhluk homeotermik, makhluk berdarah panas
dimana suhu tubuhnya relatif konstan terhadap perubahan suhu
disekitarnya. Suhu tubuh manusia (suhu inti / core temperature)
dipertahankan dalam batas normal dalam suatu limit yang kecil, tidak lebih
dari 0,4 C yaitu sekitar 36,7-37,1 C, bahkan dalam suatu keadaan
lingkungan yang buruk oleh suatu sistem yang disebut termoregulasi.
Energi dalam tubuh dibutuhkan untuk :
(1) kinerja(bio)-kimiawi, untuk mensintesis komponen sel yang diperlukan,
menempertahankan dan mengubah sumber energi di dalam tubuh,
(2) Kinerja mekanis, untuk kerja otot;
(3) Kinerja elektrokimia, untuk kerja saraf, otot, transpor aktif, pertukaran
ion, membentuk perbedaan konsentrasi ion, dan transmisi impuls syaraf.
Energi dapat dijumpai dalam beberapa macam, antara lain :
(1) Energi potensial : adalah kapasitas melakukan kerja,
(2) Energi kinetik : adalah energi untuk bergerak,
(3) Energi termal : berupa panas (berasal dari transfer energi ke ATP),
(4) Energi kimia: adalah energi potential molekules yang dapat diukur
dengan satuan Kalori (=Kal).

Pembahasan
Metabolisme
Mekanisme umum perubahan zat gizi (karbohidrat, lemak dan protein)
menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama, yaitu menggunakan
oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energi. Energi
digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine TriPosphate (ATP).
Selanjutnya, ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak
fungsi sel. ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua sel,
dan semua mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya
mendapatkan energi langsung dari ATP. ATP adalah suatu nukleotida yang
terdiri dari basa nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat.
Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian sisa molekul
oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah
seketika bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel.
Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis perubahan Adenosine
Diphospate (ADP) menjadi ATP dengan serangkaian reaksi menyebabkan
energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen digunakan
untuk mengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk membentuk
ATP dalam jumlah besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga
menjadi ADP akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk
berlangsungnya hampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.
ATP bukan zat yang terbanyak disimpan sebagai ikatan phospate
berenergi tinggi dalam sel, melainkan Creatine Phospate (CP) yang
mengandung ikatan phospate berenergi tinggi lebih banyak (9,5 kkal/mol
pada suhu tubuh) terutama di otot. CP dapat memindahkan energi dengan
saling bertukar dengan ATP. Karena itu, CP merupakan senyawa
bufer/penyangga ATP. Efek
ini berguna untuk mempertahankan
konsentrasi ATP hampir pada tingkat puncak selama CP tetap di dalam sel.

Dalam produksi energi, terdapat dua macam metabolisme, yaitu:


1. Anaerob (tanpa oksigen), hanya untuk karbohidrat, terjadi di sitosol.
2. Aerob (dengan oksigen), karbohidrat, lemak, dan protein, terjadi di
mitokondria.

Setiap mol glukosa dalam proses anaerob yang terjadi di


sitoplasma/sitosol menghasilkan 2 ATP, sedangkan pada proses aerob yang
terjadi di mitokondria menghasilkan 36 ATP, sehingga total produksinya
sebanyak 38 ATP (304 kkal/mol). Tiap mol glukosa dapat memberikan energi
sebesar 686 kkal, sehingga energi yang tersisa dirubah dalam bentuk panas,
kecuali di otot yang digunakan untuk melakukan beberapa bentuk kerja di
luar tubuh. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa
kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua
bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan
makanan dan air menjadi bentuk energi. Sedangkan untuk setiap mol lemak
menghasilkan 2340 kkal (3,5 kali dibanding glukosa) atau sebanyak 146 ATP.
Sebagian besar energi yang dirubah menjadi panas digunakan untuk :
membentuk panas inti di dalam tubuh.
menyiapkan suhu optimal untuk kerja enzim.
merenggangkan sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar
energi potensial. Pada saat darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler,
gesekan dari lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding
pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.
Simpanan energi kinetik untuk pergerakan molekul-molekul.
Berdasarkan hukum termodinamik I Jumlah energi selalu tetap, tidak
dapat dibuat atau dihilangkan, tetapi dapat dirubah bentuk. Perubahan
bentuk (konversi) energi umumnya bersifat reversibel. Berdasarkan energi
panas yang dihasilkan energi dapat dikelompokkan dalam (1) Endergonic
energi panas berada di dalam tubuh; dan (2) Exergonic energi panas
dikeluarkan dari dalam tubuh.

Jalur Reaksi Metabolisme


Sebagian besar jalur reaki metabolisme terjadi secara reversibel.
Berdasarkan reaksi metabolisme ini dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :
(1) Biosynthetic atau ANABOLISME sintesis molekul menjadi molekul
yang lebih besar; mem-butuhkan energi; dan merupakan reaksi endergonik
(2)
Degradative atau KATABOLISME memecah molekul besar
menjadi mulekul yang lebih kecil; menghasilkan energi; merupakan reaksi
eksergonik; dan respirasi aerobik.

Enzim merupakan molekul katalitik (biological catalysts); yang


berfungsi mempercepat reaksi bikimiawi; tersusun dari protein dan beberapa
dari RNA. Fungsi enzim semakin meningkat ketika lingkungan sel berada
dalam temperatur, pH dan salinitas yang sesuai dengan kerja masing-masing
enzim

Kecepatan Metabolisme
Kecepatan metabolisme adalah jumlah energi total yang dibutuhkan
per unit waktu. Pengukuran kecepatan metabolisme menggunakan Basal
metabolic rate (BMR). BMR adalah kecepatan metabolisme dalam keadaan
standar (subjek dalam keadaan fisik dan dan mental istirahat tetapi tidak
tidur dalam temperatur nyaman dan tidak makan selama 12 jam). Pada
kondisi BMR, energi sebagian besar digunakan untuk mempertahankan
kondisi vegetatif tubuh atau untuk aktivitas kelenjar, jantung, liver, ginjal
dan otak.
Proses metabolisme juga dikontrol oleh hormon-hormon. Hormon yang
ikut meregulasi metabolisme adalah hormon tiroid, glukagon, epinephrine,
kortisol, dan hormon pertumbuhan.
1. Hormon Tiroid, dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi
panas pada sebagian besar jaringan tubuh, yang disebut dengan efek
kalorigenik, melalui mengurangan produksi ATP
2. Epinephrine, meningkatkan BMR dengan efek kalorigenik. Epinephrine
menstimulasi katabolisme glikogen dan triasilgliserol.
3. Glukagon, merangsang pembongkaran simpanan glukosa hingga gula
darh kembali normal (glikogenolisis), dan meningkatkan penggunaan
lemak (lipolisis).
4. Kortisol, menghambat metabolisme lemak dan karbohidrat, dengan
menstimulasi proses glukoneogenesis dan lipolisis, meningkatkan
protein katabolisme, menurunkan penyerapan glukose pada sel otot
dan sel lemak, dan meningkatkan pemecahan triasilgliserol.
5. Growth hormone, menstimulasi pertumbuhan dan anabolisme protein.

Suhu Tubuh dan Pengaturannya


4

Dalam konteks suhu tubuh terdapat konsep yang paling banyak


digunakan yaitu Konsep Core temperature yang didalamnya terdapat dua
elemen suhu:
Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu
rata-rata 370 C, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani,
vagina, esophagus.(Tr)
Bagian luar adalah temperatur kulit + 1/3 massa tubuh yaitu
penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts)
Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh
rata-rata (TMB : Temperatur Mean Body) dengan rumus TMB = 0,33 Ts +
0.67 Tr.1

Pusat pengatur panas


dalam tubuh adalah Hipothalamus,
Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.

Gb.1

Hipotalamus sebagai pusat pengaturan endokrin.(termasuk suhu)

Hipotalamus sebagai pusat regulator suhu.


Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat
integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh.
Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi
dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat
rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan
keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai
5

patokan normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu


darah sekecil 0,01C.
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit
dan suhu inti melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut
termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri di perifer). Reseptor suhu
sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu primer diadaptasi
dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang
terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen.
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di
regio posterior dan anteror. Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan
kemudian memicu refleks yang memperantarai produksi panas dan
konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat,
memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas.2
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan
suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed
back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila
pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas,
tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini
terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh
dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37.3
Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang
untuk
melakukan
serangkaian
mekanisme
untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. 3
Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis reseptor, yaitu oleh (1)
termoreseptor di kulit (peripheral thermoreceptors) dan (2) termoreseptor
sentral di hipotalamus, korda spinalis, dll. (central thermoreceptors).3
Termoreseptor sentral memiliki umpan balik negatif esensial untuk
mempertahankan suhu inti sedang termoreseptor periper berfungsi
menghantar sinyal ke pusat integrasi dingin di hipotalamus. Hipotalamus
melayani seluruh refleks integrasi suhu dan mengirimkan sinyal kembali
melalui saraf simpatis autonom ke kelenjar keringat, pembuluh darah kulit,
kelenjar adrenalis, dan melalui neuron motoris pada otot skeletal.

Kontrol produksi panas


Perubahan aktivitas otot merupakan kontrol produksi panas utama dan
menurunkan suhu inti. Pada suhu panas, tubuh akan mengurangi gerakan
otot, sedang pada suhu dingin, akan terjadi stimulasi pada gerakan otot yang
disebut dengan menggigil (rhythmical muscle contractions/ shivering
thermogenesis).
Produksi panas dapat meningkat dan menurun, bahkan dapat
meningkat sampai 15-20 kali BMR melalui aktivitas saraf autonomik atau
muskular. Sedang, temperatur tubuh dapat meningkatkan BMR 10-15%
(Ganong, 1997; dll). Produksi panas pada basal metabolic rate (rata-rata
BMR pada dewasa muda adalah 75-110W) dan kerja fisik (otot). Liver dan
organ dalam abdominal menghasilkan 50% BMR, otak dan susunan saraf
pusat 15-20%, Jantung dan sistem sirkulasi 10% dan pada otot yang istirahat
20-25%.

Efek aktivitas otot pada BMR (Basal Metabolisme Rate) pria dewasa
Istirahat
: BMR 75110W
Peningkatan tonus otot
: BMR 150200W
Menggigil
: BMR 200500W
Bekerja agak keras
: BMR 400W
Bekerja keras
: BMR 600800W
Olahraga berat dalam waktu pendek atau mencapai: BMR > 2 000W
Produksi panas dapat dipengaruhi oleh :
1. Suhu Lingkungan,
2. Produksi suhu karena makanan Makan dan makan makanan yang
kaya protein akan menghasilkan peningkatan produksi panas.
3. Aktivitas otot aktivitas otot akan meningkatkan kontraksi otot.
Selama bergerak atau berolahraga atau menggigil, akan menstimulasi
peningkatan BMR.
1. Regulasi Penyimpanan Energi total tubuh
Simpanan energi = Energi dari sumber makanan (produksi panas
internal+ kerja luar)

Berat badan diregulasi oleh kalori yang masuk dengan energi yang terpakai.
1. Kontrol asupan makanan pengaturan asupan makanan dapat
dipengaruhi oleh hormon leptin yang terdapat pada jaringan lemak.
Hormon ini akan merangsang hipotalamus untuk mengurangi asupan
makanan dengan menghambat pelepasan neuropeptida yang
merangsang makan. Hormon leptin penting untuk kontrol jangka
panjang. Sedang kontrol jangka pendek diatur oleh bermacam-macam
sinyal seperti hormon insulin, suhu tubuh, jumlah makanan yang
berada di GIT.
2. Kelebihan berat badan dan Obesitas penurunan kalori dari asupan
makanan akan menurunkan kecepatan metabolisme sehingga dapat
menurunkan kehilangan berat badan, sebaliknya dengan berolahraga
akan mengatur set poin penurunan penyimpanan lemak.
3. Gangguan Konsumsi Makan - Anorexia nervosa adalah keadaan
patologis akibat takut berat badan bertambah sehingga mengurangi
jumlah makan. Keadaan ini akan mengakibatkan penurunan tekanan
darah, turunnya suhu tubuh, dan perubahan sekresi hormon dan dalam
keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian; dan Bulemia yaitu
keadaan patologis akibat takut berat badan bertambah dan berusaha
mengurangi asupan makanan. Namun, keadaan ini mengakibatkan
orang yang bersangkutan akan mengalami periode ingin makan
banyak secara berulang-ulang sehingga mengakibatkan banyak ingin
muntah, sering BAK (buang air kecil) dan BAB (buang air besar), dan
olahraga.
Transfer Panas
Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4)
evaporasi.1,2 BAK dan BAB dapat menurunkan suhu 1%. Panas inti
ditransfer dari jaringan tubuh ke permukaan kulit melalui sirkulasi darah dan
penghantaran panas jaringan (tissue conductance).

Kontrol Kehilangan panas melalui radiasi dan konduksi


Kulit merupakan bagian tubuh yang efektif sebagai insulator pada
kontrol fisiologis, melalui perubahan aliran darah di kulit. Semakin banyak
aliran darah ke kulit maka akan semakin kecil perbedaan dengan suhu
lingkugan. Jika, kapasitas pembuluh darah ke kulit berkurang penghantaran
panas ke perifer semakin kecil, sehingga pengeluaran panas ke lingkungan

dapat semakin kecil juga. Vasokonstriktor karena rangsangan simpatis, akan


terinervasi karena suhu dingin dan akan meningkat ketika suhu meningkat.
Sedang mekanisme perubahan perilaku, seperti tubuh melingkar ketika
suhu dingin, akan mengurangi luar permukaan yang terpapar suhu
lingkungan yang dingin, dengan demikian akan menurunkan pembebasan
panas tubuh ke lingkungan (melalui reaksi radiasi dan konduksi) dan
menurunkan hantaran suhu lingkungan ke dalam tubuh. Demikian juga
sebaliknya.
Kontrol kehilangan panas melalui Evaporasi
Kehilangan air melalui kulit, kelenjar keringat, dan jalan pernafasan
juga dapat bermanfaat untuk meningkatkan pembebasan panas.
Suhu lingkungan yang dapat ditoleransi oleh tubuh melalui
vasokonstriksi dan vasodilatasi di kulit saja saja disebut dengan
thermoneutral zone. Di bawah atau di atas zona ini tubuh masing-masing
harus meningkatkan produksi panas atau meningkatkan pengeluaran panas.
Aklimatisasi Suhu
Perubahan keringat, baik dalam volume dan komposisi ditentukan
adaptasi terhadap kenaikan temperatur. Sodium yang hilang keringat akan
berkurang karena peningkatan reabsorbsi akibat sekresi aldosteron.
STIMULASI DINGIN
Penurunan kehilangan panas

Peningkatan produksi panas

1. Vasokronstriksi pembuluh darah kulit,


terutama ekstri-mitas
2. Penurunan luas permukaan tubuh
yang kontak dengan suhu dingin
(bersedekap,
mlungker(jw)/
a
protective fetal position)
3. Pilo ereksi
1. Tindakan
(Menghindari
terpapar
dingin, jaket, berselimut, menaikkan
suhu ruang, minuman hangat, dll)
1. Peningkatan tonus otot,
2. Peningkatan tekanan darah
3. Menggigil dan meningkatkan aktivitas
otot volunter
4. Meningkatkan sekresi epinefrin,
5. Meningkatkan rasa lapar
9

Adaptasi
dingin

Autonomik

toleransi

1.
2.
3.
4.

Adaptasi psikologis
Adaptasi SSP (susunan saraf pusat)
Aklimatisasi dingin
Membiasakan diri hidup di tempat
dingin

STIMULASI PANAS
Peningkatan kehilangan panas

Penurunan produksi panas

1. Vasokronstriksi pembuluh darah kulit


2. Berkeringat
3. Tindakan (menurunkan suhu ruang,
menggunakan
pakaian
yang
minim/tipis, dll)
1. Penurunan tonus otot dan aktivitas
otot volunter
2. Menurunkan sekresi epinefrin
3. Mengurangi nafsu makan.

Tabel 1. Mekanisme efektor terhadap regulasi suhu

Demam
A. Patofisiologi Demam
Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu
tersebut melebihi dari suhu tubuh normal.Mungkin kita bertanya, mengapa
suhu tubuh kita meningkat?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mencoba
melihat kembali dan memahami tentang sistem pengaturan suhu tubuh
kita.Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah mesin khusus pengatur suhu yang
terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian pre optik
anterior (pre = sebelum, anterior= depan) Hipotalamus sendiri merupakan
bagian dari deinsephalon yang merupakan bagian dari otak depan kita
(prosencephalon).
Hipotalamus dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat
tubuh) karena disana terdapat reseptor (penangkap, perantara) yang sangat
peka terhadap suhu yang lebih dikenal dengan nama termoreseptor (termo
10

= suhu). Dengan adanya termorespetor ini, suhu tubuh dapat senatiasa


berada dalam batas normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti
tubuh merupakan pencerminan dari kandungan panas yang ada di dalam
tubuh kita. Kandungan panas didapatkan dari pemasukan panas yang
berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada
umumnya suhu inti berada dalam batas 36,5-37,5C.
Dalam berbagai aktivitas sehari-hari, tubuh kita juga akan
mengelurakan panas misalnya saat berolahraga. Bilamana terjadi
pengeluraan panas yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya,
atau sebaliknya maka termostat tubuh itu akan segera bekerja guna
menyeimbangkan suhu tubuh inti.Bila pemasukan panas lebih besar
daripada pengeluarannya, maka termostat ini akan memerintahkan tubuh
kita untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke lingkungan luar tubuh
salah satunya dengan mekanisme berkeringat.Dan bila pengeluaran panas
melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha
menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka
kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi
otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.Contohnya,
seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin,
tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini
dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah,
tubuh kita akan memproduksi panas.
Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang
terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan
suhu.Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses
perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih
dikarenakan oleh zat toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh.Umumnya,
keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam
tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme
pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam
keadaan fisiologis tubuh.Proses peradangan diawali dengan masuknya
racun kedalam tubuh kita. Contoh racunyang paling mudah adalah
mikroorganisme penyebab sakit.Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam
tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal
sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan
berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan
tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan
limfosit untuk memakannya (fagositosit).Dengan adanya proses fagositosit
11

ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia
yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang
berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya
akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus)
untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam
arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.Proses
selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus
akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin
pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX).
Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat
hipotalamus.Sebagai kompensasinya, hipotalamus
selanjutnya akan
meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya
peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa
suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon
dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan
panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas
normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan
oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.
Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik
(akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang
disebut dengan kejang demam)Dengan memahami mekanisme sederhana
dari proses terjadinya demam diatas, maka salah satu tindakan pengobatan
yang sering kita lakukan adalah mengompres kepala dan meminum obat
penurun panas misal yang sangat familiar adalah parasetamol.4
B. Jenis dan Tingkatan Demam
Jenis demam:

1.Onset atau invasi: Serangan atau invasi dari demam adalah periode ketika
suhu tubuh meningkat dan mungkin menjadi proses yang tiba-tiba atau
bertahap.
2.Fastigium: Fastigium demam adalah periode ketika suhu tubuh telah
mencapai maksimum dan tetap cukup konstan pada tingkat tinggi.
3.Defervescence atau penurunan: penurunan suhu badan sampai yg normal
atau penurunan demam adalah periode ketika suhu tinggi akan kembali ke
normal.The demam dapat mereda tiba-tiba atau bertahap.
4.Crisis: Krisis adalah kembali tiba-tiba ke temperatur normal dari suhu yang
sangat tinggi dalam beberapa jam atau hari.
5.True Krisis: Suhu jatuh tiba-tiba dalam beberapa jam dan menyentuh
normal, disertai dengan peningkatan yang nyata dalam kondisi pasien.
12

6.False Krisis: Sebuah tiba-tiba jatuh dalam suhu tidak disertai dengan
perbaikan kondisi umum disebut crisis.It palsu dapat menjadi sinyal bahaya
dan bukan tanda perbaikan.
7.Lysis: Suhu jatuh zig-zag cara selama dua atau tiga hari atau seminggu
sebelum mencapai normal, selama waktu gejala lain juga secara bertahap
menghilang.
8.Constant demam atau demam terus-menerus: demam Konstan atau
demam terus menerus adalah satu di mana suhu bervariasi tidak lebih dari
dua derajat antara pagi dan sore dan tidak mencapai normal untuk jangka
waktu hari atau minggu.
demam
9.Remittent: demam Remittent adalah demam ditandai dengan variasi lebih
dari dua derajat antara pagi dan sore hari tetapi tidak mencapai normal.
10.Intermittent atau demam yg terjadi setiap hari: Suhu naik dari normal
atau di bawah normal untuk demam tinggi dan kembali pada interval reguler
intervals.The mungkin bervariasi dari beberapa jam sampai tiga suhu
days.Usually lebih tinggi di malam hari daripada di pagi hari.
demam
11.Inverse: Dalam jenis ini kisaran temperatur tertinggi tercatat pada pagi
hari dan terendah di malam hari yang bertentangan dengan yang ditemukan
dalam kegiatan normal demam.
12.Hectic atau berayun demam: Bila perbedaan antara titik tinggi dan
rendah sangat besar, demam disebut demam sibuk atau berayun.
13.Relapsing demam: demam kambuh adalah satu di mana ada periode
singkat demam diikuti oleh satu atau lebih hari suhu normal.
demam
14.Irregular: Ketika demam sepenuhnya tidak teratur dalam perjalanannya,
tidak dapat digolongkan dalam salah satu dari demam dijelaskan di atas dan
disebut demam tidak teratur.

Tahapan demam:
1.Rigor: Rigor adalah serangan tiba-tiba menggigil parah di mana suhu tubuh
naik cepat ke tahap hyprepyrexia seperti terlihat pada malaria.
2.Low pireksia: Dalam pireksia demam rendah tidak naik di atas 99-100
Farthing gelar atau 37,2-37,8 derajat Celcius.
pireksia
3.Moderate: Suhu tubuh tetap antara 100-103 derajat Fahrenheit atau 37,839,4 derajat Celcius.
4.High pireksia: suhu tetap antara 103-105 derajat Fahrenheit atau 39,4-40,6
derajat Celcius.
13

pireksia
5.Hyper: Suhu berjalan di atas 105 derajat Fahrenheit.
6.Subnormal suhu: Bila suhu badan turun di bawah normal itu disebut
temperatur di bawah normal temperature.The dapat bervariasi antara 95-98
derajat Fahrenheit atau 35 36,7 derajat Celcius.
7.Hyperthermia: Bila suhu tubuh dinaikkan sampai 105 derajat Fahrenheit
atau di atasnya disebut hiperpireksia.
8.hypothermia: Jika suhu turun di bawah 95 derajat Fahrenheit atau 35
derajat Celcius, kondisi ini disebut hipotermia.5
C. Gangguan Terpapar Panas
Heat Stroke, Heat Cramps, Heat Exhaustion
Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat
keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca
yang sangat panas.
Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam
(termasuk natrium, kalium dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan,
yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat.
Heat cramps sering terjadi pada pekerja manual, seperti pekerja di
ruang mesin, pekerja pengolah baja dan pekerja pertambangan.
Heat cramps seringkali secara tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis
atau kaki; terasa sangat nyeri. Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk
dikendurkan.Heat cramps bisa dicegah atau diobati dengan meminum
minuman atau memakan makanan yang mengandung garam.6
Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh
mencapai lebih dari 40C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena
kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu
tubuh. Apapun penyebabnya diperlukan penanganan medis segera untuk
mencegah kerusakan otak dan organ lain, dan kematian.
TANDA DAN GEJALA
Gejala heat stroke termasuk:

Kenaikan suhu, sampai 40C atau lebih merupakan salah satu tanda
utama dari heat stroke.
14

Tidak berkeringat. Jika heat stroke disebabkan oleh karena suhu


lingkungan yang sangat panas, maka kulit cenderung terasa panas dan
kering saat disentuh. Sedangkan jika disebabkan oleh karena aktivitas
yang berlebihan, maka kulit terasa lembab.

Kemerahan pada kulit seiring dengan suhu tubuh anda

Nafas anda menjadi cepat dan terasa berat

Denyut jantung semakin cepat

Sakit kepala seperti ditusuk-tusuk

Gejala saraf lain, misalnya kejang, tidak sadar, halusinasi, atau tidak
dapat mengerti keadaan sekitar secara sementara.

Otot bisa terasa kram, lalu selanjutnya terasa lumpuh.

Gb.2 Heat Stroke dan Heat Exhaustion

PENYEBAB

Heat stroke merupakan gabungan dari 2 kondisi serius yang


berhubungan dengan suhu. Jika tidak segera ditangani maka kondisi
akan cepat memburuk dan menjadi heat stroke.
Kondisi pertama adalah heat cramp/ kram akibat kenaikan suhu tubuh,
dimana terjadi karena paparan suhu yang sangat tinggi. Biasanya
ditandai dengan keringat berlebihan, kelelahan, haus, kram otot,
biasanya di perit tangan atau kaki. Kondisi ini umumnya terjadi di iklim
yang hangat dengan aktivitas fisik berat. Anda dapat mengatasi kram
suhu ini dengan minuman isotonik yang sekarang banyak dijual bebas,
istirahat di tempat yang teduh atau ber-ac.

15

Kondisi yang lain adalah heat exhaustion/ kelelahan akibat kenaikan


suhu tubuh. Heat exhaustion muncul jika anda tidak mempedulikan
gejala dari heat cramp yang muncul, sehingga kondisi anda
memburuk. Tanda dan gejalanya termasuk sakit kepala, pusing, kepala
terasa ringan, mual, kulit dingin dan terasa lembab, kram otot.

Atasi heat exhaustion dengan cara yang sama dengan heat cramp, yaitu
dengan minum minuman dingin, mandi dengan air dingin, atau di ruangan
yang ber-ac. Jika kondisi tidak membaik, carilah pertolongan medis
secepatnya.
Penyebab heat stroke tergantung dari aktifitas yang anda lakukan. Heat
stroke dapat muncul pada keadaan:

Kondisi lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan suhu tubuh


anda pun ikut naik. Anda dapat juga melakukan aktivitas, namun
penyebab utamanya adlah suhu lingkungan sekitar anda yang terlalu
tinggi. Biasanya terjadi di lingkungan yang hangat dan lembab.
Aktivitas yang berlebihan. Pada heatstroke yang disebakan oleh karena
aktivitas, penyebab dari naiknya suhu tubuh adalah aktivitas
berlebihan itu sendiri.Anda dapat terkena heat stroke yang disebabkan
dari aktivitas berlebihan, walaupun anda sudah terbiasa dengan suhu
lingkungan yang panas sekalipun.
Heat stroke juga dapat terjadi jika anda memakai pakaian yang terlalu
tebal sehingga mengganggu pengeluaran keringat, meminum alkohol
(yang mempengaruhi pengaturan suhu tubuh), dan dehidrasi
(kekurangan cairan)

KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin erjadi pada heat stroke adalah syok, karena
aliran darah yang kurang secara tiba-tiba. Tanda-tandanya adalah
tekanan darah rendah, bibir dan kuku yang kebiruan, kulit yang terasa
dingin dan licin. Syok dapat merusak oran jika tidak ditangani segera.
Jika anda tidak bertindak cepat untuk mengatasi heat stroke, anda
dapat meninggal atau mengalami kerusakan pada otak dan organ
lainnya. Organ-organ akan membengkak sebagai respon dari kenaikan
suhu yang berlebihan, dan jika tidak segera didinginkan, kerusakan
organ ini bersifat menetap.

16

PENCEGAHAN

Tetaplah di dalam ruangan yang sejuk jika memungkinkan


Minum air putih dalam jumlah cukup sebelum melakuakn aktivitas di
luar ruangan.

Kurangi mengkonsumsi minuman seperti teh, kopi, alkohol, yang dapat


memicu dehidrasi.

Pakailah pakaian yang ringan, longgar, berwarna cerah, dan menyerap


keringat

Lindungi diri anda dari matahari dengan menggunakan payung atau


topi saat di luar ruangan

Jangan berada di luar ruangan pada saat matahari sedang sangat terik
(antara jam 10 pagi sampai jam 4 sore) sebisa mungkin

Jika melakukan aktivias di luar ruangan, usahakan untuk sering minum


setiap 15 sampai 20 menit sekali walaupun tidak merasa haus.7

Penutup

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hipothalamus,


Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah
otak.
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat
integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu
tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan
menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.
Perubahan aktivitas otot merupakan kontrol produksi panas utama dan
menurunkan suhu inti.
Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4)
evaporasi.
Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu
tersebut melebihi dari suhu tubuh normal.
17

Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat
keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada
cuaca yang sangat panas.
Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh
mencapai lebih dari 40C atau lebih.

Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 2. Jakarta: EGC; 2001.
2. W.F.Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 22. Jakarta: EGC;2008.
3. Regulasi Suhu Tubuh. Diunduh dari http://nursingbegin.com/regulasisuhu-tubuh/. 30 November 2010.
4. Patofisiologi
Demam.
Diunduh
dari
http://www.scribd.com/doc/21556562/patofisiologi-demam. 30 November
2010.
5. Fever. Diunduh dari http://www.indiastudychannel.com/resources/97369Fever.aspx. 30 november 2010.
6. Kelainan
Panas.
Diunduh
dari
http://forum.um.ac.id/index.php?
topic=9555.0. 30 November 2010.
7. Valentine, M. Heat Stroke: Panas Yang Merenggang Nyawa. 2 Agustus
2010.
Diunduh
dari
http://www.tanyadokteranda.com/penyakit/2010/08/heat-stroke-panasyang-merenggang-nyawa. 30 November 2010.

18

Anda mungkin juga menyukai