Anda di halaman 1dari 6

MATERI

Pengertian Materi
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan materi
yang terkecil adalah Atom, dalam bahasa Yunani berarti tidak dapat dibagi lagi.
Materi dibagi dalam 3 wujud utama yaitu;
1. Materi Padat,

adalah materi yang mempunyai bentuk tetap dan secara umum


tidak banyak mengalami perubahan volume.

2. Materi Cair,

merupakan materi yang dapat mengalir dan selalu berada pada


bagian dasar wadah

3. Materi Gas,

merupakan materi yang tidak memiliki bentuk sendiri, tetapi


mengembang mengisi ruang yang ada.

Pembagian MaterI

MATERI

CAMPURAN

HOMOGEN

HETEROGEN

ZAT MURNI

UNSUR

SENYAWA

Perkembangan ilmu pengetahuan pada saat ini menempatkan ATOM sebagai materi yang
terkecil. Tapi dalam perkembangan Ilmu Atom masih dapat dibagi lagi menjadi Inti Atom (terdiri
dari Proton dan Neutron) dan Elektron.
ENERGI
Pengertian Energi
o Energi didefinisikan sebagai kemampuan melakukan usaha.
o Setiap benda yang memiliki energi akan mampu melakukan usaha. Pada dasarnya setiap
benda di bumi ini memiliki energi.
o Energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan, tetapi dapat berubah menjadi bentuk
energi lain.

Bentuk-bentuk energi
- Energi Kalor
- Energi Kimia
- Energi Gelombang
- Energi Bunyi
- Energi Listrik

Energi Angin
Energi Mesin
Energi Potensial
Energi Kinetik
Energi Nuklir

Setiap bentuk energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain.
Energi mekanik merupakan gabungan dari energi potensial dan energi kinetik
INTERAKSI ANTARA MATERI DAN ENERGI
Materi dan energi dapat berinteraksi dalam tingkatan atom. Interaksi ini akan menimbulkan energi
baru dan perubahan struktur atom, yang dapat menimbulkan perubahan materi.
Interaksi dapat terjadi karena
1. Pemberian energi dari luar
a. Hamburan Koheren
b. Efek Fotolistrik
c. Hamburan Compton
d. Pembentukan pasangan
e. Fotodisintegrasi

2. Pemberian energi dari dalam


a. Isotop,
Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi memiliki
nomor massa yang berbeda disebut dengan isotop.
Contohnya

b. Isobar,

unsur-unsur yang memiliki nomor massa yang sama. Adanya


isotop yang membuat adanya isobar.

Sehingga antara

c. Isoton,

dan

merupakan isobar.

Seperti yang sudah dipelajari, bahwa neutron adalah selisih antara


nomor massa dengan nomor atom; maka isoton tidak dapat
terjadi untuk unsur yang sama.
Contoh :

TABEL GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


No. Jenis gelombang elektromagnetik: Panjang gelombang (m) Frequensi, (Hertz)
1. Gelombang radio:
a. Radio gelombang panjang
b. Radio gelombang pendek
c. Komunikasi bands.
d. Televisi
2. Gelombang Mikro:
a. Radar
3. Infra merah
4. Cahaya tampak
5. Ultra ungu
6. Sinar - X
7. Sinar gamma

109 - 10-3
109 - 103
103 - 10
105 - 10-3
10 - 10-1
10 - 10-5
10 - 10-3
10-3 - 10-6
10-6 - 10-7
10-7 - 10-10
10-8 - 10-12
10-10 - 10-16

1 - 1011
1 - 105
105 - 107
103 - 1011
107 - 109
107 - 1013
108 - 1011
1011 - 1014
1014 - 1015
1015 - 1019
1016 - 1021
1018 - 1025

INTERAKSI DENGAN MATERI BIOLOGIK


Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksdi fisika yaitu, proses
ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik
dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung
bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian
akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air,
maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.
EFEK TERHADAP MANUSIA

Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada
perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada
dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek
somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu
yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh
individu yang terpapar radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat
dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik
sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi,
seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah
sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.
Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama
(bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas
efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena
kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai
akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.
1) Efek Deterministi (efek non stokastik)
Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah
fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan
radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima
di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah
terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang
diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada
dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek
deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang
terjadinya efek ini menjadi 100%.
2) Efek Stokastik
Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan
perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian
radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi
atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh
yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau
transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi
tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin
besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat
keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami
perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan
kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel
somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan
pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang
menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan
resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu
populasi, namun
tidak secara serta merta
terkait
dengan
paparan individu.

Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi eksterna.
Partikel a, b, sinar g, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi tidak semua memiliki
potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel a memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga
jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya
eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel b memiliki daya tembus
yang jauh lebih tinggi dari partikel a. Daya tembus partikel b dipengaruhi besar energi. Partikel b
berenergi tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit
luar beberapa mm. Oleh karena itu, partikel b memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil,
kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar g adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh, sehingga mempunyai
potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan. Neutron juga memiliki daya tembus yang sangat
besar. Neutron melepaskan energi didalam tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan
tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan
penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita
sebut dengan radiasi interna. Partikel a mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar
karena radiasi a mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah
besar energi dalam volume yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan
jaringan disekitar sumber radioaktif. Partikel b mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang
tingkatannya lebih rendah dari a. Karena jangkauan partikel b didalam tubuh jauh lebih besar dari
partikel a di dalam tubuh, maka energi b akan dipindahkan dalam volume jaringan yang lebih
besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar
g memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan a dan b, sehingga potensi radiasi
internanya sangat rendah.

Dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada ketentuan yang harus dipatuhi untuk
mencegah penerimaan dosis yang tidak seharusnya terhadap seseorang. Ada 3 prinsip yang telah
direkomendasikan oleh International Commission Radiological Protection (ICRP) untuk dipatuhi,
yaitu;
Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada azaz manfaat. Suatu
kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan
menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan
kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.
Limitasi
Dosisi ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melalmpaui Nilai Batas
Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk
mencegah munculnya efek deterministik (non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek
stokastik.
Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as reasonably achieveable ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga
nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin
agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya. Dengan demikian, sistem
pembatasan dosis ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai