Anda di halaman 1dari 15

TK 4092 Penelitian Teknik Kimia I

Ekstraksi Minyak dari Biji Buah


Nyamplung
C2.1516.K.31
Christine
13013026
Stenly DMG Hutapea 13013040
Pembimbing:
Dr. Danu Ariono

Latar
Belakang

MASALA
H
Kebutuhan dan eksploitasi bahan bakar fosil (minyak)
beserta turunannya untuk dijadikan sumber energi atau
bahan baku industri meningkat, sedangkan cadangan
semakin menipis

FAKTOR

SOLUSI

1. Meningkatnya jumlah penduduk


dunia setiap tahun menyebabkan
meningkatnya kebutuhan
2. Penggunaan bahan bakar fosil dan
turunannya mendominasi dalam
bidang energi dan industri

Alternatif sumber energi dan bahan baku industri dari sumber


daya alam terbarukan untuk mencapai ketahanan energi dan
sustainabilitas
2

Berdasarkan
sumbernya:

Minyak

Minyak Organik

Minyak
Nabati

Minyak Bumi

Minyak Organik:
Secara langsung terbuat dari bahan-bahan
organik (tumbuhan atau hewan)
Terdiri atas lipid (C, H, O)
Minyak Bumi:
Terbuat dari bahan organik secara tidak
langsung
Terdiri atas hidrokarbon (C, H)

Memiliki komponen mayor dan komponen minor, sebagai berikut:

KOMPONEN
MAYOR

KOMPONEN MINOR

Trigliserida
asam-asam
lemak (95-98%)

Tokoferol

Monogliserida

Sterol
Fosfolipid
Karoten

Asam
Lemak

Jenis-jenis asam
lemak:
1. Asam lemak jenuh SFA (saturated fatty acid)
contoh: asam laurat, asam stearat
2. Asam lemak tak jenuh
MUFA (monounnsaturated fatty acids)
contoh: asam oleat, asam palmitooleat
PUFA (polysaturated fatty acids)
contoh: asam linoleat, asam linolenat
Saat ini, sudah ditemukan lebih dari 200 jenis asam
lemak dalam minyak nabati. Komposisi asam lemak
dan komponen bioaktif pada minyak nabati menjadi
dasar penentuan penggunaan minyak nabati tersebut
sebagai edible oil atau non-edible oil.

Edible
Oils
Digunakan untuk membuat
produk yang dapat
dikonsumsi manusia (Contoh:
Minyak goring)
Terbuat dari first generation
feedstock
Contoh tumbuhan penghasil
edible oil: Glycine max L.
(kedelai), Helianthus annuus
L. (bunga matahari), Orbigyna
oleifera B. (babassu), Cocos
nucifera L. (kelapa)

Non-Edible Oils
Digunakan
untuk
membuat
produk dengan tujuan non-pangan
(Contoh: Sabun, biodiesel)
terbuat dari second generation
feedstock atau first generation
feedstock*
Contoh tumbuhan penghasil nonedible oil: Ricinus Communis
(castor), Pongamia pinnata L.
(karanja), Hevea brasiliensis
(karet),
Calophyllum
inophyllum L. (nyamplung)
5

Nyamplung
(Calophyllum inophyllum L.)
a Pohon

Tinggi 8-35 m

b Batang

Diameter mencapai 1,5 m; berwarna abu-abu


hingga putih dengan percabangan mendatar;
Kulit luar pohon memiliki karakteristik yaitu
memiliki retak seperti permata hingga bentuk
perahu

c Daun

Daun tunggal, berbentuk oval dengan ujung


meruncing, tebal dan berwarna hijau tua
mengkilap, tidak berbulu.

(Sumber: Leksono, dkk. 2014)

Nyamplung
(Calophyllum inophyllum L.)
d Bunga

muncul diketiak,terdiri dari 3 bunga pada


setiap cabangnya, berwarna putih dengan
diameter 2 cm, jumlah kelopak empat buah,
memiliki benang sari banyak, tangkai putik
membengkok, kepala putik bentuk perisai

e Buah

Buahnya berbiji dan berbentuk bola hingga


bulat telur dengan diameter 25-50 mm. Kulit
luar buah berwarna hijau selama masih
bergantung di pohon dan berubah menjadi
kekuningan atau kecoklatan setelah matang

f Biji

diameter 2-4 cm

(Sumber: Leksono, dkk. 2014)

Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)

HABITA
T berpasir; kering tetapi terdapat aliran air beberapa desimeter di bawah;
tanah:
terbentuk dari partikulat bahan organik yang terbawa oleh aliran sungai; toleran
terhadap kadar garam
pH antara 4-7,4
Ketinggian: 0-350 mdpl
Temperatur: 18-33 0C
Tipe curah hujan A dan B (1000 3000 mm/th dengan 4 5 bulan kering)
PEMANFAAT
AN
Pohon: tegakan di dekat pantai dan sungai
Kayu : bahan konstruksi, flooring, pembuatan perahu dan bantalan rel kereta api
Buah : tidak untuk dikonsumsi karena daging buah mengandung toxin
Kulit : senyawa tanning digunakan sebagai pengeras dan pewarna
Minyak daging buah dan hasil rebusan kulit: mengobati berbagai penyakit,
seperti diare dan efek setelah melahirkan (internal), serta rematik, penyakit
mata, dan penyakit kulit (eksternal)
Minyak inti biji : bahan bakar, bahan baku industri kimia (non-edible oil)
8

Persebaran Tumbuhan Nyamplung

Di Indonesia:
Sumatra (Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung), Jawa
(sepanjang pantai selatan terutama di Kabupaten Cilacap, Purworejo dan
Kebumen), Kalimantan (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah),
Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur sampai Papua.
9

Profil Asam Lemak Minyak Inti Biji Nyamplung


Asam lemak
Asam Laurat
Asam Miristat
Asam Palmitat

Nomor karbon
C12:0
C14:0
C16:0

Komposisi (%-berat)
0,75
0,75
14,400

Asam Heptadekanoat
Asam Stearat

C17:0
C18:0

0,110
15,570

Asam Palmitoleat

C16:1

0,246

Asam Cis-10 Heptadecanoic


Asam Oleat

C17:1
C18:1

0,038
34,410

Asam Cis-11 Ecosenoat


Asam Linoleat
Asam a-Linoleat
Asam -Linoleat

C20:1
C18:2
C18:3n3
C18:3n6

0,794
28,343
0,150
0,238

Asam Cis-11,14-17-Eicosatrienoat C20:3n3


Asam Cis-5,8,11,14,17Eicosapentanoat
C20:5n3

0,249

Asam Cis-13,16-Docosadienoat

0,422

C22:2

Atabani, et al. 2014

0,066

Asam lemak
didominasi C18:1,
C18:2, C18:0, dan
C16:0
10

Perbandingan Perolehan Minyak Nyamplung terhadap


Perolehan Minyak Beberapa Biji Tumbuhan
Bahan Nabati

Sumber
minyak

%-berat kering
minyak

Nyamplung (Calophyllum
inophyllum)
Palm (Elais guineensis)

Inti biji

40-73/60-64

perolehan
minyak
(kg/ha/year)
4680

Daging + inti
biji
Inti biji
Inti biji
biji
biji
biji
biji
biji
biji

45-70 + 46-54

4000-6000

60-70
40-60
27-39
40-50
30-49
48
43-45
38-48

1900-2500
225-2250
40-50
1500-2500
500-1000
500-1500

biji
biji

17
40-48

200-600
500-900

Kelapa (Cocas nucifera)


Physic nut (Jathropa curcas)
Pongam (Pongamia pinnata)
Karet (Hevea brasiliensis)
Kelor (Moringa oleifera)
Euphorbia lathyris L.
Castor (Ricinus communis)
Bunga matahari (Helianthus
annus)
Kedelai
Colza (Brassica campestris)

Atabani, et al. 2014


Perolehan minyak dari minyak nyamplung relatif
banyak dibandingkan dengan jenis biji yang lain

11

Potensi Inti Biji Nyamplung sebagai Sumber


Minyak
Potensi ketahanan hidup di alam yang tinggi
Produktivitas biji nyamplung sangat tinggi (40150 kg/pohon/th atau sekitar 20 ton/ ha/th)
Masa produktif sampai 50 tahun
Tidak bersaing dengan kebutuhan pangan
Menghasilkan produk samping yang berguna
Perolehan minyak yang tinggi

12

12

Ekstraksi

Wet
Rendering

minyak lemak
Rendering

Dry
Rendering

Ekstraksi
soxhlet
Ekstraksi
solven
bertekanan
Maserasi

Ekstraksi
menggunakan
solven

Ekstraksi

Ekstraksi
mekanik

Hydraulic
pressing

Expeller
pressing

Perkolasi

Ekstraksi
enzimatik

13

Ekstraksi dengan Solven


Ekstraksi
Soxhlet

Partikel tumbuhan diletakkan pada bidal selulosa pada ruang ekstraksi, yang
diletakkan di atas tabung penampung di bawah kondensor refluks.
Penggunaan nyaman

Ekstraksi
solven
bertekanan

partikel tumbuhan dimasukkan dalam ruang ekstraksi, yang ditempatkan


dalam oven. Pelarutnya kemudian dipompa dari sebuah wadah untuk mengisi
ruang tersebut, yang dipanaskan dan ditingkatkan tekanannya pada level
yang diprogram selama beberapa waktu. Membutuhkan tekanan tinggi

Maserasi

tanaman dihancurkan dan dibiarkan tenggelam dalam pelarut yang cocok


dalam wadah tertutup pada temperatur ruang. Ekstraksi berhenti ketika
kesetimbangan tercapai antara konsentrasi metabolit pada ekstrak dan pada
bahan tumbuhan. Sederhana

14

Ekstraksi dengan Solven


Perkolasi

Ekstraksi
enzimatik

bahan tumbuhan yang sudah dihancurkan direndam dahulu dengan sebuah


pelarut dalam percolator. Pelarut tambahan kemudian dituangkan di atas
bahan tumbuhan tersebut dan dibiarkan untuk meresap perlahan ke bagian
bawah percolator.
menggunakan enzim yang cocok untuk mengekstrak minyak dari biji yang
telah dihancurkan. ramah lingkungan dan tidak menghasilkan senyawa
organik yang volatil. Tetapi, prosesnya membutuhkan waktu yang lama.

15

Anda mungkin juga menyukai